Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN PERTOLONGAN PERTAMA

Pengertian Pertolongan Pertama adalah : Pemberian Pertolongan segera kepada


korban sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Adapun pengertian Medis Dasar adalah Tindakan perawatan berdasarkan ilmu


kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awan yang terlatih secara khusus.
Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan
Pertama.

Siapakah Pelaku Pertolongan Pertama : Pelaku Pertolongan Pertama adalah


penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan
terlatih dalam penanganan medis dasar (seperti paramedik, para pelaku Pertolongan
Pertama Palang Merah Indonesia dan lain-lain).

Tujuan Pertolongan Pertama:

1. Menyelamatkan jiwa korban


2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuha

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan
silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan
menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/pengertian-pertolongan-
pertama.html#ixzz48SNcmTyw

Dasar Hukum Pertolongan Pertama dan Pelakunya


Posted by Emak Kruz
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Menjadi seorang Pelaku Pertolongan Pertama bukanlah hal yang mudah, selain
harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pertolongan
pertama terhadap korban, si pelaku juga harus mengetahui dasar hukum yang
menjadi landasan dalam melakukan tindakan pertolongan.

Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum


tersusun dengan baik seperti halnya di negara-negara maju. Namun, dalam
perundang-undangan yang ada di Indonesia ada beberapa pasal yang mencakup
aspek tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar hukum dalam
melakukan Pertolongan Pertama.
Adapun Pasal-pasal tersebut adalah:

1. Dalam Pasal 531 KUH Pidana dinyatakan:


"Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai
memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu
dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkhawatirkan, bahwa
ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong
itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304s, 478, 525, 566."

Pasal 531 KUHP ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan
pertolongan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

2. Pasal 322 KUH Pidana :


a. "Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang wajib
disimpannya oleh karena jabatannya atau pekerjaannya baik yang sekarang
maupun yang dahulu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Sembilan ribu rupiah."

b. "Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat
dituntut atas pengaduan orang itu."

Pasal 322 KUHP ini mengatur tentang kerahasiaan medis korban yang ditolong.

Dengan adanya kedua landasan hukum di atas, baik yang mengatur tentang
kewajiban melakukan pertolongan dan juga hak korban yang ditolong maka setiap
pelaku hendaknya selalu bertindak sesuai dengan prosedur penatalaksanaan
pertolongan pertama agar si pelaku tidak terjerat hukum (padahal dia bermaksud
mulia) dan si korban dapat diselamatkan.

Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada
keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama :

1. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent), Persetujuan yang diberikan pendarita
sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu
atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan
2. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent), Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun
tulisan oleh penderita.

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan
silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan
menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/dasar-hukum-pertolongan-pertama-
dan.html#ixzz48SNxZnT2

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama


Posted by Emak Kruz

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kecelakaan atau pun kejadiaan yang tidak diinginkan bisa terjadi kapan saja dan dimana
saja, entah itu di rumah, sekolah, jalan raya, tempat kerja, bisa pagi, siang, sore ataupun
malam. Hal ini juga dapat menimpa siapa saja, apakah seorang anak bayi, kakek atau
nenek, laki-laki dewasa atau wanita yang dapat berupa suatu insiden kecil atau juga suatu
bencana besar yang menimpa korban dalam jumlah banyak.

Nah jika seandainya terjadi hal tersebut, sebagai pelaku Pertolongan Pertama ada beberapa
hal yang wajib anda lakukan agar korban yang anda tolong upaya pertolongan yang
maksimal, yaitu:

1. Menjaga Keselamatan Diri, Anggota Tim, Korban dan Orang Sekitarnya.

Kita tidak akan mampu memberikan pertolongan bila sebagai penolong kita sudah
mengalami cedera sebelum mencapai korban atau pada saat sedang menolong korban,
sehingga keselamatan diri dan tim harus menjadi prioritas. Masalah keselamatan mencakup
bahaya dari orang-orang sekitar, hewan, bangunan yang tidak stabil, api, ledakan dan
lainnya. Berhati-hatilah selalu supaya selamat. Orang-orang yang berada disekitar suatu
kejadian sering hanya menginginkan agar korban segera dibawa ke fasilitas kesehatan
secepat mungkin tanpa mempertimbangkan keadaan, bahkan bisa saja mereka tidak
memberikan kesempatan kepada anda untuk memberikan pertolongan di tempat kejadian
tersebut.

2. Dapat Menjangkau Korban

Kewajiban kedua anda sebagai penolong adalah anda harus mampu untuk menjangkau
korban, baik dalam kendaraan, ditengah kerumunan masa, atau ketika terperangkap di
dalam bangunan. Dalam kasus kecelakaan atau musibah ada kemungkinan anda sebagai
penolong harus memindahkan korban yang satu guna dapat menjangkau korban lain yang
lebih parah. Namun satu hal yang selalu harus anda ingat, keselamatan (para) penolong
selalu nomor satu, jangan berupaya melampaui batas kemampuan.

3. Dapat Mengenali dan Mengatasi Masalah yang Mengancam Nyawa

Ingatlah bahwa sebagai penolong, keberadaan anda untuk menyelamatkan nyawa, maka
selayaknyalah anda mampu mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa.

4. Meminta Bantuan / Rujukan


Sebagai pelaku Pertolongan Pertama, anda harus bertanggung jawab sampai bantuan
rujukan mengambil alih penanganan korban.

5. Memberikan Pertolongan dengan Cepat dan Tepat Berdasarkan Keadaan Korban

Lakukan penilaian dini terhadap korban dan cari masalah yang sedang dialami korban, dan
segera berikan Pertolongan Pertama. Masalah yang dialami korban dapat anda peroleh dari
informasi di tempat kejadian, saksi, korban itu sendiri atau dengan memeriksa keadaan
serta penilaian korban. Dengan informasi ini anda dapat memberikan pertolongan sesuai
dengan kemampuan dan wewenang anda. Pertolongan Pertama dapat sederhana saja
seperti menenangkan korban, atau juga kompleks dan rumit seperti memberikan Bantuan
Hidup Dasar.

6. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama Lainnya.

Jika anda merupakan orang kedua atau tim kedua yang tiba dilokasi kecelakaan atau
bencana, maka menjadi kewajiban anda untuk membantu orang atau tim yang sudah ada
sesuai dengan keadaan.

7. Ikut Menjaga Kerahasiaan Medis.

8. Melakukan Komunikasi dengan Petugas Lain yang Terlibat.

9. Mempersiapkan Korban untuk Ditransportasi.

Pengangkatan atau pemindahan korban hanya dilakukan bila perlu. Jangan sampai
tindakan ini mengakibatkan cedera yang baru.

Kesembilan Kewajiban di atas dapat berjalan dengan baik, jika anda sebagai pelaku
Pertolongan Pertama juga telah memiliki kualifikasi sebagai seorang pelaku Pertolongan
Pertama. Adapun kualifikasi yang harus dimiliki tersebut adalah:

a. Jujur dan Bertanggungjawab.

b. Berlaku Profesional.

c. Kematangan Emosi.

d. Kemampuan Bersosialisasi.
e. Kemampuan Nyata Terukur sesuai Sertifikasi.

f. Kondisi Fisik Baik.

g. Mempunyai Rasa Bangga untuk Meyakinkan Korban.

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan
silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan
menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/kewajiban-pelaku-pertolongan-
pertama.html#ixzz48SO8jdNq

Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama


Posted by Emak Kruz

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pelaku Pertolongan Pertama, tentunya kita
memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi menjadi
dua kategori, yang pertama yaitu peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan
Alat Perlindungan Diri (APD) dan yang kedua adalah peralatan Pertolongan Pertama untuk
melakukan tugas.

A. Alat Pelindungan Diri (APD)

Sebagai pelaku Pertolongan Pertama, seseorang sangat rentan atau akan dengan mudah
terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh dari seorang korban yang mungkin dapat
menyebabkan pelaku Pertolongan Pertama tersebut tertular oleh penyakit. Sebagai contoh
beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC, HIV dan AIDS.
Selain itu, APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka atau cedera
dalam melakukan tugasnya.

Beberapa APD yaitu:

1. Sarung tangan Lateks

2. Kacamata Pelindung

3. Baju Pelindung
4. Masker Penolong

5. Masker Resusitasi

6. Helm

Catatan : Alat Pelindung Diri (APD) minimal bagi seorang pelaku Pertolongan
Pertama adalah sarung tangan dan masker Resusitasi.

Pemakaian APD tidak sepenuhnya dapat melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain
yang harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan, yaitu:
1. Mencuci Tangan

2. Membersihkan Peralatan

B. Peralatan Pertolongan Pertama

Adapun Peralatan Pertolongan Pertama lainnya adalah:

1. Penutup Luka

- Kasa Steril

- Bantalan Kasa

2. Pembalut, contoh:

- Pembalut Gulung / Pipa

- Pembalut Segitiga / Mitela

- Pembalut Tubuler / Tabung

- Pembalut Rekat / Plester

3. Cairan Antiseptik, contoh:

- Alkohol 70%

- Povidone iodine 10%

4. Cairan Pencuci Mata

- Boorwater

5. Peralatan Stabilisasi, contoh:

- Bidai

- Papan Spinal Panjang

- Papan Spinal Pendek


6. Gunting Pembalut

7. Pinset

8. Senter

9. Kapas

10. Selimut

11. Kartu Korban

12. Alat Tulis

13. Oksigen

14. Tensimeter dan Stetoskop

15. Tandu

Semua Peralatan diatas kecuali yang berukuran besar, dapat dimasukkan ke dalam
tas atau sejenisnya. Daftar peralatan di atas tidaklah harus selalu sama, dapat bervariasi
tergantung dari kemampuan penolong dan juga ketersediaan peralatan tersebut.

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan
silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan
menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/peralatan-dasar-pelaku-
pertolongan.html#ixzz48SOHr200

Anda mungkin juga menyukai