Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
Pembuatan Masker Kain Penyerap Polutan Timbal (Pb) dari Daun Puring dan
Daun Lidah Mertua

BIDANG KEGIATAN:
PKM– PENELITIAN

Diusulkan oleh:

1. Ifa Trinofiani (NIM: 09220130031 /Angk .2013/Ketua)


2. Artianingsih (NIM: 09220130004/Angk .2013/Ang. 1)
3. Dzulfianu M.Ilyas (NIM: 09220140001/Angk.2014/Ang.2)
4. Putri Diah R (NIM: 09220140007/Angk. 2014/Ang. 3)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2016
RINGKASAN
Logam berat timbal (timah hitam atau Pb) yang banyak beterbangan di
jalanan merupakan unsur polutan berbahaya yang bisa terisap oleh tubuh melalui
pernapasan. Dampaknya akan semakin buruk jika yang terkena adalah anak-anak.
Logam ini bisa merusak sistem syaraf dan pencernaan. Data World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa pencemaran unsur berbahaya itu
mewabah dihampir seluruh belahan dunia. Kendaraan bermotor penyebab polusi
udara tertinggi di kawasan perkotaan. Dalam kurun 2001-2007, jumlah kendaraan
bermotor menunjukkan kenaikan signifikan. Upaya alternative untuk mengurangi
dampak polutan timbal yang diemisikan oleh kendaraan bermotor adalah secara
biologis, diantaranya menggunakan tanaman puring (Codiaeum varriegatum) dan
lidah mertua (Sansevieria tripasciata) yang dibuat dalam bentuk absorben yang
kemudian diselipkan di sisi masker kain.

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas tanaman puring dan lidah


mertua dalam mengakumulasi logam berat timbal dari aktifitas di jalan raya
dengan metode analisa AAS yang dilakukan di di laboratorium. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tanaman puring dan lidah
mertua yang dapat menyerap timbal (Pb) dalam mengatasi penyebaran polutan
timbal.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... i
RINGKASAN ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 9
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS.............................. 10
BAB 5. POTENSI HASIL ...................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN
- Penggunaan dana
- Bukti-bukti pendukung kegiatan

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk hidup tertinggi di dunia ini hidupnya sangat
tergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Sebagai
kebutuhan dasar, manusia memerlukan udara setiap saat. Perkembangan
teknologi dan industri kian berkembang dengan pesat dan memberikan
manfaat dan kemudahan bagi manusia. Seiring dengan perkembangan
tersebut, diikuti oeh melonjatnya produksi kendaraan bermotor yang
mengakibatkan pencemaran udara. Konsentrasi pencemaran udara di
beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia menyebabkan gangguan
kesehatan masyarakat. Pembangunan perumahan yang pesat di perkotaan
belakangan ini memicu pertumbuhan lokasi-lokasi perumahan baru yang
tersebar di pinggiran kota terutama pada kota-kota metropolitan. Hal ini
lama kelamaan akan menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius,
karena para penghuni perumahan tetap harus bekerja di pusat kota, yang
akhirnya mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas yang berujung
pada pencemaran udara perkotaan.
Pencemaran udara ditandai dengan keberadaan zat-zat yang mestinya
bukan merupakan bagian dari atmosfer. Kendaraan bermotor menjadi
salah satu penyebab meningkatnya pencemaran udara, karena mengandung
berbagai bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia, hewan,
tumbuhan, dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya. Menurut
Fergusson dalam Antari dan Sundra (2009), bahan pencemar (polutan)
yang berasal dari gas kendaraan bermotor umumnya berupa gas hasil sisa
pembakaran dan partikel logam berat, seperti timah hitam/timbal/plumbum
(Pb). Zat Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor rata-rata berukuran
0,02-0,05 µm sebesar 60-70 %. Semakin kecil ukuran partikelnya semakin
lama waktu menetapnya. Zat Pb sangat berbahaya bagi manusia karena
mekanisme masuknya timbal ke dalam tubuh manusia dapat melalui
sistem pernapasan, percernaan, ataupun langsung melalui permukaan kulit.
Daya racun Pb dapat mengakibatkan peradangan pada mulut, diare,
anemia, mual dan sakit di sekitar perut, serta kelumpuhan (Hamidah,
1980).
Kajian PUSARPEDAL/DEMS (2004) menunjukkan bahwa dari
sampel darah 40 orang siswa sekolah dasar (SD) di sekitar Serpong
menunjukkan bahwa 11 siswa darahnya mengandung 10-19 µg/dl kadar
Pb dan 29 orang siswa lainnya mengandung 6-9 µg/dl kadar Pb. Kadar Pb
dalam darah siswa- siswa SD tersebut lebih tinggi dari kadar Pb dalam
darah siswa SD di DKI Jakarta, yaitu sekitar 1,2-7 µg/dl dengan standar
Centers for Disense Control and Prevention (CDCP) yaitu ambang batas
bahaya untuk Pb yang ditoleransi sebesar 10 µg/dl.
Salah satu upaya manusia untuk mengurangi dampak berbagai
pencemaran udara adalah melakukan penghijauan. Penghijauan juga
merupakan penanggulangan polutan secara biologis untuk memperbaiki
kualitas udara dan perlu dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan agar
berhasil dengan baik. Salah satu agen tanaman yang dapat mendegradasi
polutan tersebut adalah tanaman puring (Codiaeum variegatum) dan lidah
mertua (Sansevieria tripasciata).. Puring adalah tanaman yang memiliki
daun paling baik dalam menyerap unsur Pb dari udara terbuka yaitu 2,05
mg/liter (Rahman, 2008).
Menurut lembaga penelitian amerika serikat, NASA ,lidah mertua
(Sansevieria tripasciata) mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan
yang ada dan berbahaya di udara. Kemampuan menyerap zat polutan itu
karena sansevieria memiliki bahan aktif pregnane glikosid yang berfungsi
untuk mereduksi polutan menjadi asam organic, gula dan asam amino.
Dengan demikian unsur polutan tersebut menjadi tidak berbahaya lagi bagi
manusia. Pepohonan, termasuk tanaman puring mampu menurunkan
konsentrasi partikel timbal (Pb) yang melayang di udara, karena
kemampuannya untuk dapat meningkatkan turbulensi dan mengurangi
kecepatan angin. Celah stomata mulut daun yang berkisar antara 2 - 4 µm
atau 10 µm dengan lebar 2 - 7 µm, maka ukuran timbal yang demikian
kecil akan masuk ke dalam daun dengan mudah, dan akan menetap dalam
jaringan daun.
Berdasarkan latar belakang penjelasan tersebut, perlu dilakukan
penelitian mengenai efektifitas pembuatan masker penyerap polutan timbal
(Pb) dari daun puring dan lidah mertua. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi solusi dalam melaksanakan upaya mengurangi pencemaran
udara.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 UraianTumbuhan
A.Klasifikasi Tumbuhan
A.1 Daun Puring
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum
A.2 Daun Lidah Mertua
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
Spesies : Sansevieria Trifasciata Prain

B. Nama
B.1 Daun Puring
• Nama Ilmiah : Codiaeum variegatum Bl.
• Nama Umum : Puring, Tarimas (Batak), Puring (Sunda).
B.2 Daun Lidah Mertua
• Nama Ilmiah : Sansevieria Trifasciata
• Nama Umum : Lidah Mertua

C. Morfologi Tumbuhan
C.1 Daun Puring
Habitus : Perdu, tinggi ± 3 m. Batang : Bulat, berkayu, keras,
bercabang, coklat kehijauan. Daun : - Macam : Tunggal –Filotaksis :
Tersebar (Folia sparsa) - Bentuk : bulat telur (ovatus), lonjong
(oblongus), jorong (ellipticus), Ada juga yang berbentuk pita (linear) ,
ujung meruncing, Panjang ± 15 cm, lebar ± 3 cm - Pertulangan :
Menjari - Warna : Hijau berbintik, Kuning Kehijauan Bunga :
Majemuk, bentuk tandan, protandri Kaliks : 5 sepal Korola : 5 petal
Buah : Kapsul, diameter 2 mm, kuning kehijauan Stamen : 15-35
Ovarium : Jumlah : 3 karpel Letak : Superus Biji : Kecil seperti pasir,
coklat. Akar : Tunggang, kuning muda.

C.2 Daun Lidah Mertua


Lidah mertua merupakan tumbuhan herba dengan akar rimpang
horizontal berwarna merah kuning dan mempunyai tinggi 0,4-1,8 m.
Daun dari tanaman lidah mertua berjumlah 2-6 helai per tanaman,
berbentuk garis yang menyempit pada pangkal dengan ujung runcing.
Tandan bunga dari tanaman lidah mertua bertangkai panjang pada
ujung akar rimpang dan mempunyai panjang 40-85 cm. Berkas bunga
dari tanaman lidah mertua 5-10 bunga yang berada dalam ketiak daun
pelindung dan berupa selaput kering.

Tangkai anak bunga dari tumbuhan ini beruas dan mempunyai


panjang 6-8 mm. Benang sari dari tanaman ini berjumlah 6 dan
menancap pada tabung bagian atas. Tangkai putik dari tanaman ini
mempunyai kepala berbentuk bulat dan rata. Bakal buah dari tanaman
ini berbentuk telur memanjang dan memiliki 1 biji tiap ruangnnya.
Buah tanaman ini termasuk buah buni dan memiliki jumlah biji
sebanyak 1-3 buah berbentuk bulat peluru atau terdiri dari dua buah
biji yang berbentuk bola yang memanjang dan menggantung
bersamasama pada pangkal (van Steenis, 1992).

D. Kandungan Kimia
D.1 Daun Puring
Puring mengandung senyawa saponin, flavanoida, dan polifenol .
D.2 Daun Lidah Mertua
Tanaman lidah mertua mengandung zat aktif pregnane glikosid,
abamagenin, kardenolin,saponin, polifenil dan beberapa senyawa
asam amino.

E. KegunaanTanaman
E.1 Daun Puring
Manfaat daun puring dapat digunakan sebagai tanaman penyerap
timbale (Pb) , Obat sipilis, obat sakit perut, obat cacingan, sembelit,
Melancarkan peredaran darah, obat anti kanker, Peluruh keringat.
E.2 Daun Lidah Mertua
Manfaat Lain Lidah Mertua. Selain sebagai tumbuhan penyerap
racun, Sansevieria atau lidah mertua ternyata mempunyai berbagai
khasiat lain. Manfaat itu antara lain seperti; penutup luka, antiseptik,
obat wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga sebagai
bahan minuman penyegar tubuh.

2.2 Definisi Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara menurun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup R.I No. KEP-03/MENKLH/II/1991).
2.3 Polutan Timbale (Pb)
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan
logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke
alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi
dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan
atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740
ºC pada tekanan atmosfer. Timbal mempunyai nomor atom terbesar dari
semua unsur yang stabil, yaitu 82. Namun logam ini sangat beracun. Seperti
halnya merkuri yang juga merupakan logam berat. Timbal adalah logam yang
yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan
tulang untuk waktu yang lama. Timbal terdapat dalam beberapa isotop: 204Pb
(1.4%), 206Pb (24.1%), 207Pb (22.1%), and 208Pb (52.4%). 206Pb, 207Pb
and 208Pb kesemuanya adalah radiogenic dan merupakan produk akhir dari
pemutusan rantai kompleks. Logam ini sangat resistan (tahan) terhadap korosi,
oleh karena itu seringkali dicampur dengan cairan yang bersifat korosif
(seperti asam sulfat).
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan
dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan
diserap , dan atau terakumulasi di dalam tubuh manusia. Tidak semua Pb
yang masuk ke dalam tubuh akan tersimpan di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 %
dari jumlah yang masuk ke dalam tubuh manusia akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang masuk melalui
hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan terakumulasi di dalam
tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya.
Di dalam tubuh Pb dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan
kronik. Jumlah Pb minimal di dalam darah yang dapat menyebabkan
keracunan berkisar antara 60-100 mikro gram per 100 ml darah. Pada
keracunan akut biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut
dalam asam atau menghirup uap Pb tersebut. Gejala-gejala yang timbul berupa
mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemi berat, kerusakan
ginjal bahkan kematian dapat terjadi dalam 1-2 hari. Kelainan fungsi otak
terjadi karena Pb ini secara kompetitif menggantikan mineralmineral utama
seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi mental kita.

BAB 3.METODE PENELITIAN


1. Tempat Penelitian
Tempat dan lokasi pelaksanaan penelitian adalah laboratorium
Pengantar Teknik Kimia Universitas Muslim Indonesia dan PT.
SUCOFINDO (persero) Makassar .
2. Alat dan Bahan yang Digunakan
A. Alat yang digunakan : Neraca analitik, pemotong sampel (gunting),
blender, pencetak sampel, oven pengering,lumping, kertas saring,
desikator, masker kain, labu ukur 250 ml , erlenmeyer, pipet ukur 50
ml, gelas ukur 50 ml, aluminium voil, labu semprot, instrumen AAS
(Atomic Absorption Spectrometer).
B. Bahan yang digunakan : Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daun puring dan daun lidah mertua yang diperoleh dari kota
Makassar, bubur kertas, asam nitrat pekat 65%, aquadest, padatan
Pb(NO3)2
3. Cara Kerja
A. Pembuatan Adsorben dari Daun Puring dan Daun Lidah Mertua
Kedua jenis daun diperoleh dari daerah sekitar kota Makassar. Kedua
daun tersebut dicuci dengan aquadest untuk menghilangkan kotoran
yang melekat. Kedua daun tersebut kemudian dipotong-potong dengan
menggunakan guntingkemudian dihaluskan dengan blender. Hasil
yang telah diblender dicampur dengan bubur kertas sebagai perekat,
kemudian dicetak pada alat pencetak selanjutnya dimasukkan kedalam
oven pada suhu 1050C.
B. Pemaparan Masker di Jalan Raya
Adsorber yang telah dikeringkan dalam oven kemudian diselipkan ke
sisi masker kain , masker kain ini yang kemudian digunakan dan
dipaparkan di jalan protokol kota Makassar yaitu Jl. Urip Sumoharjo,
Jl.A.P Pettarani dan Jl.Abdullah Dg. Sirua pukul 15:00-17:30 WITA.
C. Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) pada sampel Adsorber Daun
Puring dan Daun Lidah Mertua
Adsorber yang telah dipaparkan digerus hingga halus kemudian
ditimbang seberat 5 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
kemudian didestruksi dengan HNO3 pekat (65%), dipanaskan di
hotplate kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan. Larutan
tersebut diukur kadar timbalnya dengan AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometer)

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS


 Tekstur : kasar
 Mudah Robek : mudah
 Bau : sebelum pemaparan masih tersisa bau daun,
setelah pemaparan bau daun tidah ada.
 Tebal : 0,1 cm
Tabel Kadar Timbal (Pb) (ppm)
No Puring :Lidah Mertua Sebelum Setelah
pemaparan pemaparan
1 1:0 0 0,3710
2 0:1 0 0,0216
3 1:1 0 0,2166
4 2:1 0 0,2384

POTENSI KHUSUS
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi
pada masyarakat tentang kemampuan adsorben tanaman puring dan
lidah mertua yang diselipkan di sisi masker kain dalam menyerap
polutan logam berat timbal terhadap aktifitas kendaraan di jalan raya.

BAB 5. PENUTUP
KESIMPULAN
. Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal pada adsorben daun
puring dan lidah mertua sebelum pemaparan yaitu 0 ppm, setelah
pemaparan pada perbandingan antara daun puring dan lidah mertua 1:0
:0,3710 ppm, 0:1 : 0,0216 ppm, : 1:1 : 0,2166 ppm dan 2:1 : 0,2384
ppm.

SARAN

Diharapkan semoga penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut


dengan varian tanaman lainnya.
LAMPIRAN
- Penggunaan dana
- Bukti-bukti pendukung kegiatan
Data hasil pengujian kadar Timbal (Pb) pada sampel dengan metode AAS
DAFTAR PUSTAKA

Suhadiyah sri, Ruslan Muhammad. “Studi Banding Akumulasi Timbal (Pb) Pada
Daun Hibiscus tiliaceus L. dan Daun Ki Hujan Samanea Saman (Jacq.)
Merr di Makassar”. Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6. Hal 1-9
Sulistiana, Susi, Ludivica Endang Setijorini. 2015. Kemampuan Penyerapan
Timbal (Pb) Pada Beberapa Kultivar Tanaman Puring (Codiaeum
Variegatum). Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 16, Nomor,
10-17
Tiara Rosha Putri, Noor Meutikha.2013. “Pemanfaatan Sansevieria Tanaman Hias
Penyerap Polutan Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara Di Kota
Semarang”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 3 No.1.Hal : 1-6
Dinnis, Mia Sumayah R, Titin N, dkk. 2015. Aplikasi Daun Sanseviera
(Sansevieria Trifasciata Prain) Sebagai Adsorben Nikotin Dalam Asap
Rokok. Fakultas teknik: semarang. Jurnal ISBN 978-602-993344-4
Haryanti Dede, Dedik Budianta, dkk.2013. Potensi Beberapa Jenis Tanaman Hias
sebagai Fitoremediasi Logam Timbal (Pb) dalam Tanah. Universitas
Sriwijaya, JPS Vol.16 No. 2
Yuliani, Tambaru Elis.2014. Analisis Akumulasi Timbal (Pb) Pada Eceng
Gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms dan Perairan dari beberapa
lokasi Di kota Makassar. Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai