Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PENELITIAN

PENGARUH KADAR JERUK NIPIS PADA SABUN ANTIBAKTERI SEBAGAI


DESINFEKSI TERHADAP ANGKA KUMAN PADA ALAT MAKAN
TAHUN 2019

Disusun Oleh :

SHINTA YUNIAR ANGGRAINI


NIM. P27833216073

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
KAMPUS MAGETAN
TAHUN 2019
PENGARUH KADAR JERUK NIPIS PADA SABUN ANTIBAKTERI SEBAGAI
DESINFEKSI TERHADAP ANGKA KUMAN PADA ALAT MAKAN
TAHUN 2019
Shinta Yuniar Anggraini, Hery Koesmantoro, Beny Suyanto

Sabun merupakan salah satu alat kebersihan yang ada di kehidupan sehari-hari.
Penggunaan sabun yang berlebihan dapat meninggalkan aroma pada kulit dan
membahayakan kesehatan manusia sehingga diperlukan pembuatan sabun alami. Sabun alami
dari bahan jeruk nipis, pandan, garam dan texapon dapat digunakan untuk menurunkan angka
kuman pada alat makan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi angka kuman dan
presentase penurunan sesudah perlakuan dengan sabun antibakteri.
Jenis penelitian ini studi pra-eksperimen dengan desain penelitian “The Equivalens
Material group, Pretest – Postest Design”. Eksperimen ini menggunakan perbedaan
komposisi jeruk nipis (30 ml, 20 ml, 10 ml). Hasil eksperimen di lakukan pengujian angka
kuman dengan pengambilan sampel alat makan (piring) sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan sabun dengan cara di swab menggunakan kapas swab steril untuk
kemudian diujikan ke laboratorium. Data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara
deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel.
Secara umum terjadi penurunan jumlah koloni atau angka kuman pada piring yang
telah menggunakan sabun antibakteri, Konsetrasi A (Jeruk Nipis 10 ml) diperoleh presentase
penurunan angka kuman hingga 55,555 %. Konsetrasi B (Jeruk Nipis 20 ml) diperoleh
presentase penurunan angka kuman hingga 91,372 %. Konsetrasi C diperoleh presentase
penurunan angka kuman hingga 97, 916 %.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengalami penurunan walaupun kurang
maksimal, jadi perlu adanya penelitian lanjut yang lebih spesifik mengenai kualitas sabun,
pemanfaatan sabun, dan hasil dari kegiatan pencucian dengan sabun (limbah).

Kata Kunci : Sabun, Jeruk nipis, dan Angka Kuman


Referensi : 2009 - 2018
selain itu pandan juga berkhasiat sebagai
PENDAHULUAN bahan pewarna alami walaupun dalam
penggunaanya memiliki kekurangan yaitu
Kebersihan menjadi satu hal yang dari segi warna yang tidak terlalu
penting dalam kehidupan. Salah satu alat mencolok sehingga banyak orang yang
untuk penunjang kebersihan itu adalah lebih tertarik menggunkan warna yang
sabun. Penggunaan sabun sudah tidak hasilnya terlihat bagus dipandang akan
asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. tetapi tidak baik untuk kesehatan terutama
Pada perkembangannya seperti sekarang, pada gangguan pencernaan, namun tidak
semakin banyak jenis sabun yang beredar kalah unggul pewarna alami pasti sehat
di pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk dipakai dan baik digunakan dalam
untuk kecantikan maupun umum untuk jangka waktu yang lama. Selanjutnya
membersihkan kotoran salah satunya adalah bahan alami utama adalah jeruk
adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring nipis yang dapat berkhasiat sebagai
mempunyai dua bentuk, yaitu sabun cuci antiseptik, penghilang lemak pada kotoran
piring cream dan sabun cuci piring cair. peralatan dapur dan dapat juga berguna
Faktor kepraktisan dan kecepatan larut untuk aroma jeruk segar.
sabun dalam air pada sabun cair Pada penelitian yang dilakukan oleh
menyebabkan banyak orang lebih memilih Elvi Susanti (2016) yang berjudul
menggunakannya daripada sabun cream “Pemberdayaan Ibu-ibu PKK melalui
cuci piring. Selain itu pula disebabkan pelatihan dan pendampingan produksi
aroma sabun cream baunya lebih sabun dan detergen” dengan bahan
menempel pada peralatan dapur serta Texapon 100g, Sodium sulfat 50g,
kurang lembut di tangan. Oleh karena itu Comperland 10g, Foam booster 50g,
diperlukannya produk yang lebih ramah EDTA 1g, Asam sitrat 10g,
lingkungan salah satunya sabun cair untuk Fixative:Parfum (1:2) 5 cc, Pewarna, Air
pencuci piring. Sabun dihasilkan oleh 900cc yang diketahui bahwa dengan
proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak pelatihan pembuatan sabun dapat menjadi
menjadi asam lemak dan gliserol dalam peluang usaha dan memiliki prinsip dasar
kondisi basa. Pada perkembangannya pembuatan produk sabun cuci piring yang
bentuk sabun menjadi bermacammacam, baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis
yaitu sabun padat, sabun lunak, sabun cair, tertarik untuk melakukan penelitian
dan sabun bubuk (Ranti D, dkk, 2018) mengenai “Pengaruh kadar jeruk nipis
Maka dengan hal sedemikian kita dapat sebagai desinfeksi terhadap angka
menginovasikan dengan pemanfaatan kuman pada alat makan”
bahan alami yang campuran
perbandinganya lebih banyak dibanding
bahan kimia. Salah satu bahan nya adalah METODE
pandan, alasan menggunakan pandan yaitu
berfungsi sebagai minyak esensial (aroma Jenis penelitian ini merupakan
sabun) karena selama ini aroma yang studi Pra - Eksperimen (Pra – Experiment)
ditimbulkan dari sabun berasal dari parfum Penelitian ini memiliki 3 variasi
yang kita tahu dalam kandungan parfum yaitu kandungan jeruk nipis (10 ml. 20 ml,
tersebut terdapat zat etanol yang terlebih dan 30 ml)
bisa dikatakan toksin. Toksin adalah Metode sampling yang digunakan
sebuah zat beracun dan berbahaya yang peneliti adalah Quota Sampling yaitu
diproduksi dalam komposisi sebuah dengan cara mengambil jumlah sampel
produk, toksin bisa berupa molekul kecil, sebanyak jumlah yang telah ditentukan
peptida, atau protein yang dapat oleh peneliti.
membahayakan kesehatan tubuh manusia,
HASIL paling besar yaitu 97,916 %. Jadi kadar
jeruk nipis semakin banyak akan
Kode Sebelum Sesudah Penurunan membunuh angka kuman lebih banyak.
(koloni/cm2) (koloni/cm2) koloni/cm2 %

PEMBAHASAN
A 12 5,333 6,666 55,555 %

B 85 7,333 77,666 91,372 % Berdasarkan penelitian eksperimen


yang dilakukan di Kampus D-III
C 80 1,666 78,333 97,916 %
Kesehatan Lingkungan Magetan Tahun
2019 didapatkan Hasil A (kadar jeruk nipis
10 ml) didapatkan hasil sebelum perlakuan
Berdasarkan tabel diatas Hasil A (kadar 12 koloni/cm2, dengan hasil rata-rata
jeruk nipis 10 ml) didapatkan hasil angka kuman 5,333 koloni/cm2,
sebelum perlakuan 12 koloni/cm2, dengan mengalami penurunan dengan hasil 6,666
hasil rata-rata angka kuman 5,333 koloni/cm2, dan hasil presentase 55,555 %.
koloni/cm2, mengalami penurunan dengan Hasil B (kadar jeruk nipis 20 ml)
hasil 6,666 koloni/cm2, dan hasil didapatkan hasil sebelum perlakuan 85
presentase 55,555 %. Hasil B (kadar jeruk koloni/cm2, dengan hasil rata-rata angka
nipis 20 ml) didapatkan hasil sebelum kuman 7,333koloni/cm2, mengalami
perlakuan 85 koloni/cm2, dengan hasil penurunan dengan hasil 77,666
rata-rata angka kuman 7,333 koloni/cm2, 2
koloni/cm , dan hasil presentase 91,372 %.
mengalami penurunan dengan hasil 77,666 Hasil C (kadar jeruk nipis 30 ml) sebelum
koloni/cm2, dan hasil presentase 91,372 %. perlakuan 80 koloni/cm2, dengan hasil
Hasil C (kadar jeruk nipis 30 ml) rata-rata angka kuman 1,666 koloni/cm2,
didapatkan hasil sebelum perlakuan 80 mengalami penurunan dengan hasil 78,333
koloni/cm2, dengan hasil rata-rata angka koloni/cm2, dan hasil presentase 97,916 %.
kuman 1,666 koloni/cm2, mengalami 1096 / MENKES / PER / VI / 2011 Angka
penurunan dengan hasil 78,333 kuman pada peralatan makan tidak boleh
2
koloni/cm , dan hasil presentase 97,916 %. lebih dari 0 koloni/cm2, sedangkan
menurut permenkes No.
Dapat disimpulkan bahwa hasil C 715/MENKES/SK/V/2003 bahwa
(kadar jeruk nipis 30 ml) mengalami persyaratan peralatan makan tidak boleh
penurunan yang paling besar dengan hasil mengandung bakteri lebih dari 100
78,333 koloni/cm2 dengan presentase coloni/cm2 permukaan.
97,916%. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur
senyawa kimia yang bermanfaat seperti
asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin),
minyak atsiri (sitral, limonen, felandren,
lemon kanfer, kadinen, gerani-lasetat,
linalil asetat, aktilaldehid, nonildehid),
damar (resinae), glikosida, asam sitrun,
lemak (saturated fat), kalsium (calcium),
fosfor (fosforus), besi (ferrum). Belerang
(sulfur), vitamin B1, sitral limonene,
fellandren, lemon kamfer, geranil asetat,
cadinen, linalin asetat. Selain itu jeruk
Dari gravik yang dijelaskan diatas dapat nipis juga mengandung vitamin C
disimpulkan bahwa penelitian C (kadar sebanyak 27 mg/100 gr jeruk, dan P
jeruk nipis 30 ml) memiliki hasil sebanyak 22 mg/100 gr jeruk (Rahma
presentase penurunan angka kuman yang
kurnia, dkk, 2018). Berdasarkan penelitian amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-pyrroline
yang dilakukan oleh Rahma Kurnia (Faras et al.,2014). Jadi pada eksperimen
Lestari, Ella Amalia, Yuwono (April, yang sudah saya teliti pandan hijau
2018) terjadi penurunan jumlah koloni memang terbukti memiliki manfaat
atau angka kuman pada cuci tangan pewarna alami dan aroma alami.
menggunakan air perasan jeruk nipis. Angka kuman pada alat makan
Namun, secara statistik tidak ada terutama disebabkan oleh adanya bakteri
perbedaan variasi konsentrasi 50%, 75%, E.coli yang dapat tumbuh dan berkembang
dan 100% yang bermakna kecuali pada biak, pada penelitian ini memungkinkan
kelompok jeruk nipis konsentrasi 75% hasil laboratorium memiliki angka kuman
postest menit pertama. Jeruk nipis lebih dari 0 dikarenakan terdapat faktor
konsentrasi 75% efektif sebagai antiseptik pengganggu, salah satunya adalah saat
yang mana terdapat perbedaan jumlah pencucian peralatan yang sangat penting
koloni atau angka kuman pretest dengan diketahui secara mendasar disini
postest menit pertama, namun pada memungkinkan penjamah atau pencuci
penelitian yang sudah saya teliti terdapat tidak sedang dikondisi bersih, pencucian
perbedaan variasi jeruk nipis dengan pada piring juga kurang bersih sehingga
komposisi 30 ml, 20 ml, dan 10 ml, dan bakteri E.coli masih tersisa dipermukaan,
juga sama – sama terbukti dapat selain itu kondisi lingkungan saat
menurunkan jumlah koloni atau angka mengambil sampel juga dapat
kuman. mempengaruhi hasil karena jika tempatnya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kurang steril angka kuman dapat hinggap
oleh Razak, Djamal, dan Revilla, (2013), dalam permukaan alat makan, juga alat-
jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) alat yang digunakan dalam proses
terbukti memiliki kemampuan dalam pencucian dan pengambilan sampel tidak
menghambat pertumbuhan bakteri hanya dipakai sekali (spons, gunting), dan
Staphylococcus aureus secara in vitro yang terakhir adalah kualitas sabun yang
dalam beberapa konsentrasi yaitu 25%, digunakan dalam kurun waktu yang lama
50%, 75%, dan 100%, dimana semakin sesudah pembuatan sabun dikarenakan
tinggi konsentrasi jeruk nipis (Citrus sabun yang dibuat dari bahan-bahan yang
aurantifolia Swingle) maka akan semakin alami tanpa ada kandungan pengawet oleh
baik daya hambatnya. Hasil ini sebab itu semakin lama penggunaan sabun
menunjukkan bahwa jeruk nipis (Citrus maka akan semakin berkurang kandungan
aurantifolia Swingle) memiliki kandungan antibakteri nya.
kimia seperti minyak atsiri dan fenol yang Untuk peningkatan kualitas sabun bisa
bersifat bakterisidal, itu sebabnya dengan cara dilakuan penelitian lanjut
penelitian yang saya teliti mampu tentang zat apa saja yang terdapat di dalam
menurunkan angka kuman. sabun seperti (minyak atsiri, fenol), bisa
Pandan wangi (Pandanus juga diuji kelayakan limbahnya apakah
amaryllifolius) merupakan salah satu sudah ramah lingkungan atau belum.
tumbuhan yang memiliki kandungan
kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, KESIMPULAN
polifenol yang berfungsi sebagai zat Berdasarkan penelitian yang sudah
antioksidan alami. Pandan wangi dilakukan maka dapat disimpulkan :
merupakan tanaman yang sering 1. Dapat disimpulkan dari perlakuan
dimanfaatkan daunnya sebagai bahan yang sudah dilakukan bahwa sabun
tambahan makanan, umumnya sebagai antibakteri dapat digunakan
bahan pewarna hijau dan pemberi aroma. sebagai penurunan angka kuman
Aroma khas dari pandan wangi diduga pada alat makan yaitu Konsetrasi A
karena adanya senyawa turunan asam (Jeruk Nipis 10 ml) diperoleh
presentase penurunan angka kuman DAFTAR PUSTAKA
hingga 55,555 %, yaitu dari 12
koloni/cm2 menjadi 6,666 Amalia, R., Paramita, V., Kusumayanti,
2
koloni/cm . H., Sembiring, M., & Rani, E. (2018).
2. Konsetrasi B (Jeruk Nipis 20 ml) Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai
diperoleh presentase penurunan Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan
angka kuman hingga 91,372 %, Peluang Wirausaha. Metana, 14(1),
yaitu dari 85 koloni/cm2 menjadi 15–18.
7,333 koloni/cm2.
3. Konsetrasi C (Jeruk Nipis 30 ml) Abdul Razak, d. (2013). Uji Daya Hambat
diperoleh presentase penurunan Air Perasan Buah Jeruk Nipis
angka kuman hingga 97, 916 %, (Citrus aurantifolia s.) Terhadap
yaitu dari 80 koloni/cm2 menjadi Pertumbuhan Bakteri
1,666 koloni/cm2. Staphylococcus aurantifolia s.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus Aureus Secara In
Vitro.
SARAN
1. Dilakukan penelitian lanjutan guna Arisandi dan Andriani. 2010. Khasiat
memperbaiki kualitas sabun Berbagai Tanaman Untuk
antibakteri, dimana juga diteliti zat Pengobatan. Eksa Media. Jakarta.
berpengaruh (pH, minyak atsiri dan
fenol), didalam sabun untuk uji Burhanuddin. 2010. Strategi
kelayakan. Pengembangan Industri Garam di
2. Dilakukan uji pada hasil limbah Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
yang dihasilkan dari cucian sabun
apakah sudah baik dan ramah Estiasih, T. 2009. Teknik Pengolahan
lingkungan. Pangan. Bumi Aksara, Jakarta.
3. Dari hasil ekperimen yang sudah
dibuat dan diteliti alangkah lebih Faras, A.F., Wadkar, S.S., and Ghosh, J.S.,
baiknya memproduksi sabun 2014, Effect of Leaf Extract of
tersebut sebagai upaya peningkatan Pandanus amaryllifolius Roxb on
efektivitas dan peluang wirausaha Growth of Escherichia coli and
agar dapat dimanfaatkan pribadi Micrococcus (Staphylococcus)
dan dikomersialkan. aureus, International Food Research
4. Peneliti mengalami keterbatasan Journal 21(1):421-423
biaya itu sebabnya replikasi dalam
penelitian ini kurang banyak, Kepmenkes RI No.
alangkah lebih baiknya jika 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang
dilakukan penelitian lanjutan di Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah
lakukan uji berkali kali agar hasil Makan dan Restoran.
stabil dan akurat.
Kepmenkes RI No.
1096/MENKES/PER/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.
Kharismayanti, A. (2015). Uji Aktifitas Takayama, H., Ichikawa, T., Kitajima, M.,
antibakteri minyak atsiri daun jeruk Nonanto, M. G., and Aimi, N., 2012,
nipis (citrus aurantifolia (Christm Isolation and Structure Elucidation of
& panz) swingle) terhadap porp Two New Alkaloids,
hyromonas gingivalis secara in Pandamarilactonine-C and –D, from
vitro. skripsi universitas jember. Pandanus amaryllifolius and Revision
of Reactive Stereochemistry of
Lauma, d. (2015). Uji efektivitas perasan Pandamarilactonine-A and -B by
air jeruk nipis terhadap Total Synthesis, Chem. Pharm. Bull
pertumbuhan bakteri 50(9) 1303-1304
staphylococcus aureus secara in
vitro. Triayu, S. (2009). Aktifitas minyak atsiri
dan uji daya antibakteri secara in
Nurdin, M. d. (2013). Essential Oil Extract
vitro,. skripsi fakultas farmasi
of Citrus Aurantifolia L. has Better
universitas muhamadiyah
Antibacterial Effect than Sulfur To
wards Staphylococcus epidermidis. surakarta.
Folia Medica Indonesiana.

Prameswari, O. M., dan Widjanarko, S. B.,


2014, Uji Efek Ekstrak Air Daun
Pandan Wangi Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Dan
Histopatologi Tikus Diabetes
Mellitus, Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol.2 No.2 p.16-27

Rahma kurnia lestari, d. (2018). efektifitas


jeruk nipis (citrus aurantifolia
swingle) sebagai zat antiseptik
pada cuci tangan.
Sri Ningrum, d. (2017). Pengaruh variasi
konsenterasi Larutan Serbuk Daun
Jeruk Purut (citrus hystrix, DC)
Terhadap parameter angka kuman
pada peralatan makan.
Susanti, E. (2016). pemberdayaan ibu-ibu
PKK melalui pelatihan dan
pendampingan produksi sabun dan
detergen .
Susilawati, M. S. (2010). aktivitas
antibakteri daun salam (syzygium
Polyanta) dan daun pandan wangi
(Pandanus Amaryllifolius).

Anda mungkin juga menyukai