Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338832544

LANDASAN PENDIDIKAN: HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN (FOUNDATION


OF EDUCATION: ESSENCE AND EDUCATIONAL OBJECTIVES)

Method · January 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.22158.10566

CITATIONS READS

0 13,391

4 authors, including:

A.M.Irfan TAUFAN Asfar Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar


Universitas Muhammadiyah Bone Politeknik Negeri Ujung Pandang
49 PUBLICATIONS   12 CITATIONS    73 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

REACE (Relating, Exploring, Applying, Cooperating and Evaluaring) Learning Model View project

IbM KELOMPOK USAHA GULA MERAH BATOK DI DESA BORI’SALLO KEC. PARANGLOE View project

All content following this page was uploaded by A.M.Irfan TAUFAN Asfar on 27 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LANDASAN PENDIDIKAN: HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN
(IMPLICATIONS OF PHILOSOPHICAL VIEWS OF PEOPLE IN EDUCATION)

A.M.Irfan Taufan Asfar 1,2, A.M.Iqbal Akbar Asfar 1,3,


Andi Hasryningsih Asfar 4, Ady Kurnia 5

tauvanlewis00@gmail.com, andiifalasfar@gmail.com, andihasryningsih@gmail.com,


akurady99@gmail.com

1
Program Doktoral Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
2
Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Bone
3
Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang
4
Manajemen Agribisis, Universitas Bina Bangsa
5
Program Studi Manajemen, Universitas Indonesia Timur

Abstrak
Pada hakikatnya Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup.
Tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di wujudkan dalam pribadi peserta didik
yang terintegrasikan dalam pola kepribadian dan kehidupan yang ideal dan utuh, di landasi keimanan
dan ketakwaan kepada allah yang maha esa. Tujuan pendidikan meliputi beberapa dimensi nilai,
filosofis, psikologis, sisiologis, sosial, pribadi, dan budaya.

Kata kunci: Landasan pendidikan, hakikat pendidikan, tujuan pendidikan, kepribadian dan kehidupan

Abstract

In essence, Education is one of the basic needs in human life who think how to live the life of this
world in order to maintain life in life. The purpose of education is the crystallization of values
embodied in the personalities of students integrated into patterns of personality and life that are ideal
and intact, on the foundation of faith and piety to God. Educational objectives include several values,
philosophical, psychological, psychological, social, personal, and cultural dimensions

Keyword: Educational foundation, nature of education, educational goals, personality and life

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 1
A. Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang akar katanya
“pais” yang berarti anak dan “again” yang artinya bimbingan. Jadi “paedagogie”
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa inggris pendidikan
diterjemahkan menjadi “Education”. Education berasal dari bahasa Yunani “educare”
yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Definisi pendidikan menurut para ahli
a) Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda yang pendidikannya
berorientasi ke Eropa dan lebih menekankan kepada teori-teori (ilmu). Dapat
dikenal dengan bukunya Paedagogik Teoritis Sistematis. Menurut ahli ini
pendidikan adalah: “bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
b) John Dewey seorang ahli filsafat pendidikan Amerika pragmatisme dan dinamis,
pendidikan (education) diartikan sebagai “Proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan
sesama manusia”. Menurutnya hidup itu adalah suatu proses yang selalu berubah,
tidak satupun yang abadi. Karena kehidupan itu adalah pertumbuhan, maka
pendidikan berarti membantu pertumbuhan bathin tanpa dibatasi oleh usia.
Dengan kata lain pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membantu
pertumbuhan dalam proses hidup tersebut dengan membentukan kecakapan
fundamental atau kecakapan dasar yang mencakup aspek intelektual dan
emosional yang berguna atau bermanfaat bagi manusia terutama bagi dirinya
sendiri dan bagi alam sekitar.
c) Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak
dasar yang kuat pendidikan Nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan
generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 2
“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak); dalam Taman
Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup , kehidupan dan penghidupan anak-anak yang
kita didik, selaras dengan dunianya”.
Tokoh ini adalah sebagai pelopor dan peletak dasar dari perguruan taman siswa.
Dasar itu kini terkenal dengan nama “Panca Darma”, dasar-dasar itu ialah ;
dasar kemerdekaan, dasar kebangsaan, dasar kemanusiaan, dasar kebudayaan dan
dasar kodrat alam. Dalam pelaksanaannya dasar kemerdekaan ini dimaksudkan
agar pendidik memberikan kebebasan kepada anak didik untuk mengatur dirinya
sendiri dan mengembangkan individunya sendiri, namun harus berdasarkan nilai
hidup yang tinggi, sehingga dapat terwujudnya keseimbangan dan keselarasan
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Dengan konsepsi seperti yang telah diuraikan di atas, Dewantara telah
meletakkan dasar kodrat anak sebagai factor pertama dan utama yang terkenal
dengan semboyan “Marilah kita berhamba kepada sang anak” Cita-cita ini akan
terlaksana jika kepada anak diberikan kebebasan dan kemerdekaan untuk
menjadi manusia yang beradab sesuai dengan kebudayaan dan menghormati
bangsanya sendara sebagai bangsa Indonesia.
d) Pengertian pendidikan yang tertera dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(Tap MPR No.II/MPR/1988), dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan pada
hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dengan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.
e) Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 3
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berbagai definisi di atas dapat disimpulkan esensi dari pendidikan itu adalah
suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan tertentu
dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan.

B. Hakikat Ilmu Pendidikan dan Perilaku Manusia Sebagai Kajian Utama


Pendidikan berjalan bersama jamannya, berjalan bersama kehidupan masyarakat
yang terus berkembang pula. Pendidikan dalam perjalanannya tak bisa mengelak dari
problem-problem yang terus bermunculan menghadangnya. Problem-problem itu
berbeda dalam kadarnya, dan pada gilirannya problem-problem itu berbeda dalam
penanganannya, ada yang bisa cepat diatasi, ada pula yang butuh waktu lama serta
ada yang meminta pertolongan pada pihak lain, pihak filsafat pendidikan.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang di kembangkan melalui perenungan dan
penelitian dengan menggunakan metode verstehen yang bersifat kualitatif untuk
melahirkan ilmu pendidikan sistematis, teoretis dan historis, serta menjadikan
hakekat dan aktivitas manusia yang berdemensi nilai filosofis, psikologis, sosiologis,
antropologis, dan religius sebagai subjek kajian utamanya.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu
pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
1. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
2. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak
membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
3. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
4. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 4
pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan
dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
5. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan
pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Hakikat dan aktivitas manusia yang menjadi kajian utam ilmu pendidikan
terutama mencakup
a. Perkembangan dan perwujudan fitrah dan seluruh potensi manusia sepanjang
hayat yang terjadi dalam setiap unit kehidupan yang di fasilitasi dalm berbagai
jalur, jenis, jenjang, dan satuan pendidikan;
b. Pertumbuhan kepribadian yang utuh dan seimbang;
c. Pendewasaan manusia dalam mencapai kebaikan dan kemaslahatan hidup
dunia dan akhirat;
d. Pemanusian manusia;
e. Penghalusan budi dan pembinaan akhlak mulia agar memancarkan sinar
ilahiah
f. Pembangunan kualitas pribadi dan kecerdasan manusia, serta karakter bangsa.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 5
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
7. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Pengembangan manusia sebagai mahluk individu
Pendidikan harus mengembangkan anak didik mampu menolong dirinya sendiri.
Pestalozzi mengungkapkan hal ini dengan istilah/ucapan: Hilfe zur selbathilfe,yang
artinya memberi pertolongan agar anak mampu menolong dirinya sendiri.Untuk dapat
menolong dirinya sendiri, anak didik perlu mendapat berbagai pengalaman di dalam
pengembangan konsep, prinsip, generasi, intelek, inisiatif, kreativitas, kehendak,
emosi/perasaan, tanggungjawab, keterampilan ,dll. Dengan kata lain, anak didik harus
mengalami perkembangan dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.Sebagai
mahluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan
tindakan instingtif, dan hal-hal ini hanya bisa diperoleh melalui pendidikan dan
proses belajar.
Pengembangan manusia sebagai mahluk sosial
Disamping sebagai mahluk individu atau pribadi manusia juga sebagai mahluk social.
Manusia adalah mahluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan secara seorang diri saja. Kehadiran manusia lain
dihadapannya, bukan saja penting untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga
merupakan sarana untuk pengembangan kepribadiannya. Hal ini ditunjukkan oleh
adanya “manusia srigala” (wolgman), yaitu anak manusia yang berkembang menjadi
“srigala“, karena dibesarkan oleh serigala, dan sama sekali tidak mau menerima
kehadiran manusia lainnya. Ia menjadi bergaya hidup seperti serigala. Kehidupan
sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya dimungkinkan tidak saja oleh

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 6
kebutuhan pribadi seperti telah disebutkan di atas, tetapi juga karena adanya bahasa
sebagai alat atau medium komunikasi.
Pengembangan manusia sebagai mahluk susila
Aspek yang ketiga dalam kehidupan manusia, sesudah aspek individual dan social,
adalah aspek kehidupan susila. Hanya manusialah yang dapat menghayati norma-
norma dalam kehidupannya sehingga manusia dapat menetapkan tingkah laku yang
baik dan bersifat susila dan tingkah laku mana yang tidak baik dan bersifat tidak
susila.Setiap masyarakat dan bangsa mempunyai norma-norma, dan nilai-nilainya.
Tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya seandainya dalam kehidupan manusia
tidak terdapat norma-norma dan nilai-nilai tersebut.
Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang mandiri (otonom) yang memiliki akar kaut
dalam agama filsafat. Inti dari ilmu pendidikan adalah paedagogik (paedagogy) atau
ilmu mendidik (Langeveld, 1955) Ilmu pendidikan berkembang bersama-sama
dengan filsafat dalam ilmu-ilmu dasar, yaitu psikologi, sosiologi, sosiologi dan
antropologi.
Ilmu pendidikan praktis mengkaji dan mengembangkan penerapan atau aplikasi
dari ilmu-ilmu lain, yaitu ilmu social, ilmu kealaman, ilmu keteknikan, dan
humaniora, beserta cabang-cabangnya. Integrasi dan saling menguatkan antara ilmu
pendidikan, melalui pendidikan praktis dengan ilmu lain, melahirkan pendidikan
disiplin ilmu, seperti pendidikan ilmu sosial, pendidikan ilmu kealaman, pendidikan
matematika, pendidikan jasmani dan olah raga, pendidikan bahasa, sastra dan seni,
pendidikan teknologi, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama islam dan
sebagainya. Deskripsi ini dikemukakan di atas merupakan pohon disiplin ilmu
pendidikan (UPI: 6-8).

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 7
C. Pohon Ilmu pendidikan
Pohon ilmu pendidikan yang dideskripsikan pada sub bab di atas dapat
digambarkan pada gambar 1 berikut:

Jenis Jenjang Jalur Sistem


Ciri Pendidik
Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penyampaian

ILMU PENDIDIKAN PRAKTIS ILMU PENDIDIKAN TEORETIS PENDIDIKAN DISPILIN


 Pedagogik Praktis  FILSAFAT PEND. ILMU
 Pengmb. Kurikulum  PSIKOLOGI PEND.  Pend. IPS
ILMU  Pengajaran  SOSIOLOGI PEND.  Pend. IPA ILMU
LAINNYA  Pembelajaran  ANTROPOLOGI PEND.  Pend. Matematika LAINNYA
(Ilmu Sosial,  Teknologi Pend.  PEDAGOGIK TEORETIS  Pend. Bahasa (Ilmu Sosial,
Ilmu Alam,  Bimb. & Kons.  TEORI ADM. PEND.  Pend. Manajemen Ilmu Alam,
Ilmu  Manajemen Pend.  TEORI KURIKULUM  Pend. Ekonomi Ilmu
Ketknikan &  Evaluasi Pend.  TEORI PEMBELAJARAN  Pend. Olahraga Ketknikan &
Humaniora)  Penelitian Pend.  TEORI PENGUKURAN  Pend. Teknologi Humaniora)
 TEORI KONSELING  PAI dan PKn
 TEORI PENELITIAN

ILMU PENDIDIKAN

FILSAFAT

AGAMA

Gambar 1. Pohon Ilmu Pendidikan

Cabang-cabang ilmu pendidikan di atas di sesuaikan dengan jalur, satuan


jenjang, dan jenis pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-undang
Nomor20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, lingkup pendidikan, dan
pendekatan pembelajaran. Jalur pendidikan adalah pendidikan formal, pendidikan
nonformal, dan pendidikan informal,
Lingkup program pendidikan mencakup pendidikan anak dini, pendidikan kanak-
kanak, pendidikan remaja, pendidikan pemuda, pendidikan orang dewasa, dan
pendidikan usia lanjut. Pendekatan pembelajaran mencakup pendekatan pedagogi
(pedagogy is the science and arts of teaching children), Pendekatan andragogi
(andragogy is science and arts of helping adults learn ), dan/atau pendekatan

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 8
kontinium. (UPI, 2005:10)

D. Hakekat Pendidikan
Secara umum pendidikan di artikan sebagai upaya mengembangkan kualitas
pribadi manusia dan membangun karakter bangsa yang di landasi nilai-nilai agama,
filsafat, psikologi, sosial budaya, dan ipteks yang bermuara pada pembentukan
Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama
pendidikan adalah manusia Wawasan yang dianut oleh pendidik dalam hal ini guru,
tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu konsep pendidikan yang dianut saling
berkaitan erat dengan hakikat pendidikan.
pribadi manusia bermoral dan berakhlak mulia serta berbudi luhur.
Pendidikan di artikan juga sebagai upaya untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang memiliki idealisme nasional dan keunggulan profesional, serta
kompetensi yang di manfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara. secara formal,
menurut undang-undang sistem pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
perannya di masa yang akan datang. (UU No.20, 2003).
Pendidikan di berikan kepada semua warga negara atas dasar potensi dan
kekuatan yang di milikinya dengan memperhatiakn asas pemerataan dan keadilan
secara sosial, ekonomis dan geografis. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
dalam setiap unit kehidupan dan di berikan dalam berbagai jalur, jenis, jenjang, dan
satuan pendidikan. Pendidikan dikembangkan dan di kelola dalam suasan pedagogis-
akademik oleh organisasi kelembangaan yang sehat, otonom, dan akuntabel, degan
memanfaatkan evaluasi-diri sebagai aat menajemen berlandaskan baku mutu nasional
dan internasional sebagai acuan penjaminan mutu internal dal eksternal. (Dikti,
1996).
Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan dengan hakikat pendidikan
tersebut dinyatakan oleh Raka Joni sebagai berikut.

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 9
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidikan.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai
tujuan. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang
berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam
masyarakat mempunyai arti penting baik bagi individu maupun masyarakat. Sebab
antara masyarakat dan individu saling berkaitan.
Individu menjadi manusia seperti sekarang ini adalah karena proses belajar atau
proses interaksi manusiawi dengan manusia lainnya. Ini berarti bahwa manusia tidak
akan menjadi manusia tanpa dimanusiakan. Dengan kata lain perkembangan manusia
yang manusiawi hanya dapat terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Namun
sebaliknya masyarakat sebagai wujud kehidupan bersama tidak mungkin berkembang
kalau tidak didukung oleh kemajuan individu-individu anggotanya.

E. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di wujudkan dalam
pribadi peserta didik yang terintegrasikan dalam pola kepribadian dan kehidupan
yang ideal dan utuh, di landasi keimanan dan ketakwaan kepada allah yang maha esa.
Tujuan pendidikan mencakup dimensi nilai, filosofis, psikologis, sisiologis, sosial,
pribadi, dan budaya (Natawidja, 1988:4). Secara umum, pendidikan bertujuan
mengembangkan manusia agar memiliki kualitas pribadi terintegrasi, bermoral, dan
berakhlak mulia, serta mengembangkan sumber daya manusia yang memliki pribadi,

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 10
ilmu, dan profesionalisme yang tinggi. Tujuan tersebut di rinci sebagai berikut.
1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi mausia dengan kualitas
pribadi yang terintegrasi, bermoral, berakhlak mulia, berbudi luhur, dan
berilmu.
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki idealisme nasional dan
keunggulan profesional, serta memiliki kompetensi bermakna untuk
dimanfaatkan bagi kepentinagn bangsa dan negara.
3. Mengembangkan ilmu, teknologi, dan seni dalam disiplin ilmu pendidikan,
pendidikan disiplin ilmu, dan disiplin lainnya
4. Memberikan konribusi yang signifikan terhadap pembangunan sosial, politik,
ekonomi, dan budaya dengan berperan sebagai kekuatan moral yang mandiri.
5. Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif kelembagaan.
6. Mewujudkan peran aktif dalam pembangunan masyarakat yang religius,
demokratis, adil dan makmur, cinta damai, cinta ilmu, dan bermanfaat dalam
keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa. (Ibrahim, 2005;
Sukmadinata, 2005; UPI, 2005: 27)
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-
lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini,
maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat
Universitas.Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter
seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi
disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa
adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 11
pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)
1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
2. Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No.
20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali
melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational,
Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik
untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni:
(1) learning to Know
(2) learning to do
(3) learning to be
(4) learning to live together

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 12
Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan
SQ.

F. Kesimpulan
Pada hakikatnya Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam
rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang
mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang
diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada
diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa
untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses
pembelajaran. Pendidikan diartikan juga sebagai upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang memiliki idealisme nasional dan keunggulan profesional,
serta kompetensi yang di manfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara. secara
formal, menurut undang-undang sistem pendidikan. Pendidikan berlangsung
sepanjang hayat dalam setiap unit kehidupan dan di berikan dalam berbagai jalur,
jenis, jenjang, dan satuan pendidikan.
Tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di wujudkan dalam
pribadi peserta didik yang terintegrasikan dalam pola kepribadian dan kehidupan
yang ideal dan utuh, di landasi keimanan dan ketakwaan kepada allah yang maha esa.
Tujuan pendidikan meliputi beberapa dimensi nilai, filosofis, psikologis, sisiologis,
sosial, pribadi, dan budaya. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia
agar memiliki kualitas pribadi terintegrasi, bermoral, dan berakhlak mulia, serta
mengembangkan sumber daya manusia yang memliki pribadi, ilmu, dan
profesionalisme yang tinggi sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kecerdasan
emosi dan spiritual individu sebagai subyek pendidikan bersinergi dengan kecerdasan
intelektualnya.
Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode verstehen
yang bersifat kualitatif dan metode ilmiah lainnya yang bersifat kuantitatif dalam

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 13
melahirkan ilmu pendidikan sistematis, teoritis dan historis, serta menjadikan hakikat
dan aktivitas manusia yang berdimensi nilai filosofis, psikologis, sosiologis,
antropologis, dan religius, sebagai subjek kajian utamanya. Proses saling menguatkan
(mutual fertilization) antara ilmu pendidikan dengan ilmu lainnya melahirkan ilmu
pendidikan praktis dan pendidikan disiplin ilmu. Berbagai cabang ilmu diterapkan
dalam jenis, jenjang, dan jalur pendidikan dengan menggunakan berbagai sistem
penyampaian, selaras dengan karakteristik peserta didik.
Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan
kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral.
Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada
gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di
mata masyarakat dunia.

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 14
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Dikti. 1996. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang


1996-2005. Jakarta: Ditjen Dikti-Depdikbud
Ibrahim, R. 2005. Pohon Ilmu Pendidikan. Unpblished
Langeveld, M.J. 1955. Beknopte Theoretische Paedagogiek. Groningen; Wolters.
Natawidjaja, R. 1988. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu Pengathuan. Jurnal Atmanan
Jaya, No.1, Tahun I, Juni 1988, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Pribadi, S. 1970. Peranan Filsafat Pendidikan. Bandung: LPPD IKIP.
Sukmadinata, N.S. 2005. Batang Tubuh Ilmu Pendidikan. Unpblished.
UPI. 2005. Haluan Dasar Pemabngunan (Platform) Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung: UPI.
UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

ANDI M IQBAL AKBAR ASFAR, A.M.IRFAN TAUFAN ASFAR, ANDI HASRYNINGSIH ASFAR, ADY KURNIA 15

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai