SKRIPSI
Oleh :
YUNI MARSELA TARIGAN
121000042
Oleh :
YUNI MARSELA TARIGAN
121000042
2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk setiap tahun mengalami peningkatan dan
perubahan perilaku masyarakat yang umumnya mengkonsumsi air yang dimasak,
kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang, mendorong bertambahnya
pengusaha air minum isi ulang. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai
kualitas bakteriologis (Escherichia coli) terhadap air minum isi ulang di
Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan air
minum depot isi ulang dengan kualitas bakteriologis (Escherichia coli) di Galang
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
Jenis penelitian ini deskriptif dengan melihat gambaran pemeliharaan
peralatan dan pengawasan pengolahan terhadap kualitas air. Teknik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini secara simple random sampling. Data yang
digunakan adalah hasil observasi, kuesioner dan pemeriksaan laboratorium pada 9
sampel air minum isi ulang (AMIU) di BTKL (Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan) Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan peralatan umumnya
dikatagorikan tidak baik (88,9%) dan pengawasan pengolahan yang dilakukan,
baik secara internal dan eksternal seluruhnya dikatagorikan tidak baik.
Pemeriksaan sampel di laboratorium menunjukan sebagian besar AMIU
memenuhi syarat sebesar 6/9.
Saran peneliti bagi Dinas agar melakukan pengawasan terhadap kualitas
air minum depot isi ulang setiap 6 bulan sekali secara rutin menurut Peraturan
Menkes RI No. 736/Menkes/Per/VI/2010. Bagi pengelola untuk melakukan
pemeliharaan peralatan dan pengawasan yang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan untuk menjaga kualitas air.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karena rahmat dan
pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan air minum isi ulang dengan
Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. dr, Surya Dharma, MPH selaku dosen pembimbing I dan Dra. Nurmaini,
skripsi ini.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Seluruh dosen dan staf pegawai FKM, khususnya Peminatan Kesehatan
adik Saya Yessi Soraya Tarigan dan Cindy Amalia Tarigan yang selalu
8. Abang Saya Ardi, Yogi dan kakak Saya Tika Febriyanti, dan teman Saya
Indah Atika, Juwita Dewi, Eli Mariyanti & Sri Rusiati yang selalu
9. Keluarga besar HMI Komisariat FKM USU dan Kohati FKM USU
periode 2014-2015.
10. Sahabat Saya Rizki Susanti, Miranda Kartika, Rani Ulfa Lubis, Arika
Kelas A.
Septiyanisah.
12. Keluarga Peraktik Belajar Lapangan (PBL), Destya, Sri Ramanda, Rovy,
skripsi ini baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.6 Penyimpanan Air Baku dan Penjualan ................................44
2.2.7 Persyaratan Usaha AMIU ..................................................44
2.3 Pengawasan Kualitas AMIU ..........................................................45
2.3.1 Kegiatan Pengawasan Kualitas Air .....................................46
2.4 Air dan Penyakit ..............................................................................48
2.4.1 Bakteri Coli fecal ................................................................50
2.4.2 Erescheria coli ....................................................................52
2.5 Kerangka Konseptual .....................................................................53
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV HASIL ...................................................................................................67
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ...............................................67
4.2 Karateristik Responden ...................................................................67
4.3 Observasi .........................................................................................67
4.4 Pemeliharaan Peralatan....................................................................69
4.5 Pengawasan Pengolahan AMIU ......................................................68
4.5.1 Pengawasan Internal ..............................................................71
4.5.2 Pengawasan Eksternal ...........................................................72
4.6 Kualitas Air Minum Depot Isi Ulang .............................................74
BAB V PEMBAHASAN .....................................................................................75
5.1 Gambaran Pemeliharaan Peralatan AMIU ......................................75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH
AMIU : Air Minum Isi Ulang
AMDK : Air Minum dalam Kemasan
BTKLPP : Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian penyaikit
MPN : Most Probabel Number
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
RO : Reserve Osmosis
SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum
UV : Ultraviolet
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
jiwa. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten, 440 kecamatan. Deli
Serdang adalah salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara (Sumut), dimana
tahun 2013 sebesar 1.886.388 jiwa, hasil tersebut menempati jumlah penduduk
63,476 jiwa menjadi 64,912 jiwa maka jumlah konsumsi air minum juga
yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).
Tahun 2013 menunjukan bahwa lebih dari 50% rumah tangga di Kabupaten Deli
Serdang yang menggunakan AMIU sebagai sumber air minum (BPS Deli
Serdang, 2014).
Minum) Tirta Deli tahun 2013 sebesar 1.332.125 m3 dengan jumlah langganan
sebesar 4.904 pelanggan. Tahun 2013 akses terhadap air minum yang memenuhi
syarat kesehatan (fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif) sekitar 56,41 % masih
menjadi masalah yang serius bagi penduduk Deli Serdang. Meskipun persentase
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
rumah tangga dengan sumber air minum meningkat selama periode 2011-2013
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi
(zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan
sisanya 30% berupa daratan. Udara mengandung zat cair sebanyak 15% (Gabriel,
2001).
“Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah
udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorang pun yang dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. Selain
itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan
kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badan dan volume
mengandung banyak air, antara lain: otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot
75,6% dan darah 83%. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut tergantung
2006).
menjaga keseimbangan tubuh. Menurut dokter dan para ahli kesehatan, tubuh
membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan
gelas setiap harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah
lemas, capek, dan menglami gangguan kesehatan. Ditinjau dari sudut ilmu
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas
tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang
penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air kotor merupakan tempat yang
nyaman untuk berkembang biak bagi bakteri dan virus penyebab penyakit. Bibit
penyakit menular yang berkembang biak melalui perantara air antara lain kolera,
disentri typhus. Bahaya atau penyakit yang dapat ditimbulkan oleh air yang
(Alamsyah, 2007).
“Kualitas dan kuantitas air diperlukan untuk mengetahui kondisi air dan
kecenderungan berubah pada sumber air dalam rangka pengolahan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk
hidup, zat, atau energi, atau komponen lain dalam air. Indikator biologis, misalnya
bakteri dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan kuantitas air adalah
jumlah atau debit aliran air pada sumber air” (Soemarto, 2006).
ofa species or a system than the species of system it self”. Artinya tidak ada
indikator yang lebih baik dari suatu spesies atau suatu sistem dari pada spesies
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan, adapun parameter wajib yang diikuti dan ditaati oleh seluruh
coli dan total bakteri koliform dengan kadar maksimum yang diperbolehkan 0 di
Air minum adalah air yang berasal dari pengolahan atau tanpa proses
AMIU adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi
Masih banyak ditemukan air minum isi ulang yang beroperasi di Pekan
Baru sebanyak 526 tahun 2014, ternyata hanya 152 yang mendapatkan izin dari
tidak tahu bagaimana membedakan air minum isi ulang yang mereka konsumsi
memenuhi syarat kesehatan atau tidak. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh
Adapun jumlah air minum isi ulang (AMIU) di Kec. Galang sebesar 39.
Sumber air baku yang berasal dari pegunungan persentase sebesar 51,2% dengan
harga Rp 4.000-5000, sumber air baku yang berasal dari air tanah sekitar 43,6%
dari jumlah yang ada di Kec. Galang, dengan kisaran harga yang bervariasi dari
harga Rp 3.000-3.500, sumber air PDAM 5,1 % dengan kisaran harga sama
dengan air tanah, dengan kisaran harga yang relatif murah kita bisa melihat
kualitas air yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan syarat-syarat kesehatan yang
air yang kita gunakan sudah memenuhi syarat atau tidak. Apabila AMIU yang kita
gunakan tidak pernah dilakukan pengawasan bagaimana kita bisa melihat kualitas
AMIU aman atau tidak untuk dikonsumsi. Penyelenggara air minum untuk tujuan
unit pengisian galon/wadah air minum. Untuk pemeriksaan mikrobiologi dan fisik
pengujian sample air minum isi ulang wajib dilakukan 1 bulan sekali. Kimia wajib
dan tambahan dilakukan 6 bulan sekali. Jarang sekali kita lihat AMIU yang sesuai
dengan aturan tersebut, jika sudah melakukan pemeriksaan sesuai yang dianjurkan
maka aman (terhindar dari parameter fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif)
Kabupaten Deli Serdang, hanya 1 AMIU yang memeriksakan kualitas air minum
terhadap parameter fisik, mikrobiologi, kimia dan radioaktif yang dilakukan setiap
6 bulan sekali, sebagian besar AMIU melakukan pemeriksaan kualitas air hanya 1
kali saja pada saat membuka usaha, sedangkan lainnya malah tidak pernah
dari awal usahanya dibuka sampai sekarang pemeriksaan wajib dilakukan 1 bulan
sekali untuk pemeriksaan mikrobiologi dan fisik, untuk pemeriksaan kimia dan
mereka tidak melakukan pemeliharaan peralatan terhadap tandon sumber air baku,
setiap 1 minggu sekali untuk peralatan pembilasan, 1 bulan sekali untuk tandon
air baku, filter mikroflter, bulu sikat pada alat pencucian sebagian besar tidak
diganti setiap 3 bulan, dan 6 bulan untuk mengganti lampu ultraviolet jika tidak
bisa lagi digunakan sebagai alat desinfektan. Kita dapat melihat bagaimana
kualitas AMIU jika tidak ada pemeliharaan peralatan dan pengawasan yang
bakteriologis (Escherichia coli) di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Tahun 2015.
1.3 Tujuan
1. Bagi Masyarakat
Agar bisa membedakan air minum yang layak dikonsumsi dengan yang
tidak layak dikonsumsi, dengan cara melihat peralatan yang digunakan dan
surat pemeriksaan kualitas air setiap 1 bulan sekali pada air minum isi
ulang.
2. Bagi Penulis
3. Bagi Mahasiswa
2.1 Air
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,
antara lain:
tangga.
Kesehatan RI.
bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2006).
air/MPN. MPN disini mewakili most probable number (jumlah terkaan terdekat
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
(Chandra, 2006).
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
dan peternakan.
pemerintah, 1990).
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.
Walaupun saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cendrung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas,
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan (Mentri
pekerjaan Umum, 2001). Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam
sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumber permukaan, sebagian besar
berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian
akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun yang lainnya
(Chandra, 2006).
Persoalan air permukaan yang sering terjadi dibagi menjadi (Kodoatie dan
Rostam, 2010).
To much berarti di suatu tempat air terlalu berlebih dan too little
berarti di suatu tempat air berkurang. Salah satu indikasi “too much,
air dalam pengelolaan sumber daya air dan kawasan budi daya dalam
banjir.
didasarkan pada kareteristik fisik, biologi, dan kimia air permukaan perlu
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perlokasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air
hujan tersebut, di dalam perjalananya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi
lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki
kelebihan dibandingkan sumber air lain, yaitu persediaan air tanah cukup tersedia
Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan
air lainnya, melainkan ada sebagian air infiltrasi yang tetap tinggal dalam lapisan
tanah bagian atas (top soil) untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer
vegetasi (transpiration). Selain hal diatas persoalan yang sering kita jumpai pada
lend subsidance.
air ini karena tuntutan kebutuhan akan air semakin meningkat dari tahun
masyarakat harus berupaya sendiri untuk mendapatkan air bersih, dan air
Darcy, dijelaskan jika tinggi muka air tanah mengalami penurunan yang
Beberapa wilayah di Indonesia, air tanah masih menjadi sumber air minum
utama. Air tanah yang masih alami tanpa gangguan manusia, kualitasnya
belum tentu bagus. Terlebih lagi yang sudah tercemar oleh aktivitas
2. Tumpahan minyak
3. Kegiatan pertanian
menimbulkan pencemaran air tanah, sehingga kualitas air tanah yang semula baik
menjadi menurun dan bahkan tidak dapat digunakan sebagai bahan baku air
minum. Sedangkan di daerah dataran pantai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya intrusi air laut karena pergerakan air
Air tanah umumnya tidak memenuhi syarat sebagi sumber air minum, di
daerah Bandung. Beberapa parameter yang tidak sesuai persyaratan untuk sumber
air minum antara lain : kekeruhan melebihi 5 NTU, warna lebih dari 15 Pt Co, pH
kurang dari 6,5, Fe3+ lebih dari 0,3 mg/l, Mn2+ lebih dari 0,1 mg/l, NH4+ lebih dari
1,5 mg/l, Clˉ lebih dari 250 mg/l, dan NO3ˉ lebih dari 50 mg/l, serta mengandung
bakteri coli yang berasal dari buagan tinja. Rendahnya kualitas air tanah dangkal
akuifer yang merupakan endapan dan udara pencemaran dari buangan limbah
Air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih dahulu selama beberapa
Selain itu perlakuan ini juga bertujuan untuk menurunkan kadar karbondioksida
yang ada dalam persedian air tertentu yaitu bakteri patogen. Metode yang
1. Penyarigan
2. Aerasi
3. Pencampuran
bahan-bahan kimia ini harus tersebar dengan baik dalam air dengan
4. Flokulasi
sangat kecil, pengadukan cepat harus di ikuti dengan suatu jangka waktu
5. Pengendapan
Filter yang terdiri dari selapis pasir, atau pasir dan tumbukan batu bara,
yang di tunjang diatas suatu tumpukan kerikil. Bila air yang lolos melalui
Joseph, 1979).
dipergunakan dalam pengolahan air secara kimiawi. Rasa dan bau yang tidak enak
dapat dihilangkan dengan adsopsi karbon atau oksidasi kimiawi dengan senyawa-
1. Koagulasi
2. Desinfeksi
mikrobiologi.
dan organik yang berkurang di dalam air. Bila persediaan air mengandung
3. Klorinasi
4. Adsorpsi
permukaan yang luas dan harus bebas dari bahan-bahan diadsorp. Karbon
yang diaktifkan diperoleh dengan cara membakar kayu, lignit, batu bara,
residu minyak tanah dan kulit kacang agar diperoleh suatu bahan residu
yang permukaanya luas. Oleh sebab itu, adsopsi kabon biasanya dilakukan
setelah filtrasi.
5. Oksidasi
Rostam, 2010).
d. Membusuk
e. Limbah industri
f. Klorin
d. Pertukaran ion
yang ada:
1. Distilasi
2. Pembekuan
terbentuk kristal-kristal es. Kristal ini bebas dari garam dan dapat
a. Demineralisasi
menghilangan kesadahan.
b. Elektrodialisis
berbagai ion.
c. Osmosis terbalik
secara selektif dapat ditembus oleh air, bukanya oleh garam (Linsley
lumpur.
penampungan air,
lumpur.
Pengaliran keselokan Bila mungkin, pengaliran ke selokan merupakan salah satu cara
Sambungan tabel
operasi setempat.
menurut adanya suatu waduk pada elevasi yang cukup di atas kota yang
bersangktuan, sehingga air dapat mencapai setiap bagian dari sistem distribusi
jenis waduk distribusi dibangun untuk memenuhi kondisi topografi dan struktural
yang dijumpai. Waduk-waduk kecil dapat berupa galian sederhana yang lebih
besar membutuhkan lapisan beton, dengan tembok sisi yang direncanakan sebagai
tembok penahan untuk menahan beban-beban luar dari tanah bila waduk sedang
Syarat pokok bagi pipa untuk sistem distribusi air adalah cukupnya
kekuatan dan ketahanan terhadap karat setinggi mungkin. Besi tulang, baja
berlapis semen, plasitk dan semen asbes dapat diandalkan untuk ukuran kecil,
sedangkan baja dan beton bertulang lebih kompetitif untuk ukuran besar. Pipa-
pipa pelayanan dari pipa utama menuju ke para langganan biasanya terbuat dari
yang tidak terkendali, sehingga kawasan hutan yang semula dilindungi oleh
dan pedesaan berubah derastis menjadi kawasan industri dan perkotaan (Sunaryo,
2005).
perubahan tata guna lahan yang demikian pesat sehingga luas hutan menurun
derastis sampai mencapai ambang batas kritis (Linsley dan Joseph, 1979).
Pada dasarnya erosi adalah hilang atau terkikisnya bagian tanah di suatu
Hujan yang jatuh di lahan yang terbuka merupakan penyebab utama erosi,
karena tetesan air membawa momentum yang secara mekanis dapat mengubah
2.1.5.3 Kekeringan
Debit sungai pada musim kemarau akan menjadi kecil dan mengakibatkan
sungai dan badan air. Sumber pencemaran disebabkan oleh aktivitas manusia
seperti sektor domestik, berupa limbah cair dari rumah tangga dan industri
2.1.5.5 Banjir
dan manusia. Secara alami bencana akan selalu ada di muka bumi seperti gunung
meletus, tsunami dan curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi menimbulkan
bencana banjir dan tanah longsor. Selain itu banjir dapat juga terjadi karena
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
(Permenkes, 2010).
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan
air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Keputusan
Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari debu
pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang baik, system saluran pembuangan air
peralatan proses produksi. Area produksi harus dapat dicapai untuk inspeksi dan
2004).
Konstruksi lantai, dinding dan plafon area produksi harus baik dan selalu
bersih. Dinding ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna
secara rutin dan dijadwalkan. Dinding dan plafon harus rapat tanpa ada keretakan.
Tempat pengisian harus didesain hanya untuk maksud pengisian produk jadi dan
harus menggunakan pintu yang dapat menutup rapat. Desain tempat pengisian
harus sedemikian rupa sehingga semua permukaan dan semua peralatan yang ada
Perdagangan, 2004).
Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya
secara rutin agar tidak ada debu dan dijaga tetap bersih (Keputusan Menteri
Alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum:
1. Storage Tank
Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat
3. Tabung Filter
a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring
partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain
4. Mikro Filter
5. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon
isi ulang.
Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah
diolah.
Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung
Perdagangan, 2004).
Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus
e. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi
kemungkinan kontaminasi.
Tangki galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air.
Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan
dalam minimal 1 (satu) bulan sekali. Air baku harus diambil sampelnya, yang
jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa terhadap standar mutu yang telah
Perdagangan, 2004).
suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang
di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari
dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan,
2004).
1. Media filtrasi
Ada tiga tipe dasar filter penyaringan granular (Bibbie, 2002). Hal ini
Filter pasir lambat merupakan filter tertua. Lapisan ini sangat penting
minggu dan beberapa bulan, oleh gesekan dari lapisan atas pasir dan
pertumbuhan biologi.
dari sumber proses diperlukan dalam sistem kecil, dan aliran gravitasi
dari 11 ntu ke 1 ntu dalam waktu dua minggu. Penggunaan air tanah
pasir, yang umum digunakan dua atau banyak tipe media. Filter
C. Tekanan Filter
menggunakan sumber air tanah di mana air dipompa dari lubang bor
2. Mekanisme transportasi
Dalam proses filtrasi, sebagian besar depot isi ulang melakukan tiga tahap
filtrasi.
atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorin atau kaporit.
mikro misalnya zat organik, detergen, bau, senyawa phenol serta untuk
menyerap logam berat dan lain-lain. Pada filter karbon aktif ini terjadi
karena permukaan pori-pori karbon aktif sudah jenuh, atau sudah tidak
pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif yang baru.
dalam air sehingga air menjadi benar-benar jernih (yudo dan P.Nugro,
2005).
3. Proses Filtrasi
Ada beberapa macam filter yang dipakai dalam proses filtrasi terhadap
zat/unsur mineral dan kuman pathogen. Filter yang dimaksud disini adalah
filter karbon aktif, filter keramik, filter selaput, dan filter arang aktif.
partikel yang masuk dengan ukuran 1 mikron atau bahkan lebih kecil
cukup baik tetapi dalam waktu cukup lama zat anorganik akan
lolos jika melampaui volume air yang keluar dari filter (100 liter).
Oleh sebab itu dalam pemakain filter karbon aktif, air harus
c. Filter ini harus diganti setelah mencapai limit volume air yang
dipakai/keluar.
2. Filter keramik
Filter ini terbuat dari bahan dasar keramik (bubuk halus) kemudian
dibentuk menjadi keramik. Dapat pula filter ini dibentuk dari bahan
baku gips.
kemungkinan besar :
Oleh karena itu sebaiknya air yang melewati filter keramik sudah
1. Filter selaput
Disebut pula filter membran: ada 3 macam filter selaput, yaitu filter
salput selulose acetat, filter selaput selulose triacetat dan filter resin
poliamida.
a. Filter selaput ini memisahkan zat padat yang tidak terlarut dan
yang terlarut.
saja.
acetat/triacetat.
Ada dua macam filter pasir karang aktif yaitu filter pasir karang
aktif dan filter pasir karang aktif berlapis perak. Filter pasir karang
mineral.
khlor.
2001).
2.2.3.3 Desinfeksi
1. Tujuan desinfeksi
desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat
pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu
ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi
selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet
(UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 25370 A dengan intensitas
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih. Bila mana dilakukan pencucian maka
(food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar 60 – 850C, kemudian
e. Pengisian
f. Penutupan
2. Proses desinfeksi
berada di dalam air. Proses sterilisasi ini dapat dihilangkan dengan berbagai cara,
yaitu pemanasan hingga titik didih air, khlorinasi atau dengan cara ozonisasi dan
sinar ultraviolet. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan cara
a. Keperluan banyak orang cara yang dipakai dalam proses desinfeksi adalah
khlorinasi.
b. Keperluan pribadi atau masyarakat dalam dalam jumlah sedang. Cara yang
c. Keperluan keluarga kecil dan pribadi. Cara yang dipakai dalam proses
1. Khlorinasi
Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat maka air tersebut akan diberi
pemakaian Cl2 akan menambah keasaman air dan merusak pipa yang
2. Ozonisasi
1. Cara ozonisasi
Air mengalir melalui penekanan, ozon (O3) akan larut di dalam air
ikut disterilkan, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin tidak
efektif disamping sangat aman. Akan tetapi karena ozon bersifat oksidator
juga, maka apabila air baku yang masih mengandung Fe atau Mn melewati
ozonisasi, maka air yang diperoses akan dapat berubah menjadi sedikit
Fe(OH)3. Jadi sebaiknya air yang melewati proses ozonisasi harus benar-
benar bersih.
3. Proses ultraviolet
pada air yang sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat di dalam
a. Kontruksi lampu UV
khusus dari quartz dan di dalam tabung diisi dengan gas air raksa.
Pada AMIU, cara yang paling banyak digunakan adalah dengan memasang
lampu ultarviolet. Air dialirkan melalui tabung yang dipasang lampu ultraviolet
Intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup, yang efektif diperlukan
intensitas besar 30.000 MW sec/cm2 (Micro Watt detik per sentimeter persegi).
Proses yang relatif baru adalah mencampur gas ozon ke dalam air, dikenal dengan
nama ozonisasi. Ozon merupakan oksidator kuat yang mampu membunuh bakteri
2.2.3.4 Mikrofilter
memisahkan mikroorganisme dan partikel dari proses cair ditangguhkan . Hal ini
reverse osmosis untuk memberikan aliran produk yang bebas dari kontaminan
(wikepedia, 2015).
ditetapkan.
kebutuhan material.
sanitasi secara teratur dan berkala. Harus dilakukan usaha pencegahan masuknya
binatang pengerat (tikus), serangga dan binatang kecil lainnya kedalam bangunan
manusia dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap bahan baku dan air minum.
Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku ataupun
produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi secara teratur,
Mesin dan peralatan yang digunakan oleh AMIU harus dirawat secara
berkala dan apabila sudah habis umur pakai harus diganti sesuai dengan ketentuan
Permukaan peralatan yang kontak dengan bahan baku dan air minum harus
bersih dan disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus
bebas dari kerak, oksidasi dan residu lain (Menteri Perindustrian dan
Perdagangan, 2004).
dalam ruang yang hygienis. Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi
dan diperiksa sebelum pengisian, dan setelah pengisian, wadah ditutup dengan
penutup tanpa disegel. Wadah cacat harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan
sanitasi harus dicatat konsentrasi bahan sanitasi dan lamanya waktu bahan sanitasi
Perdagangan, 2004).
2.2.5 Karyawan
bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan
Bak penampung air baku harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade),
harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air (Menteri Perindustrian
Depot air minum tidak boleh melakukan penyimpanan air minum yang
siap dijual dalam bentuk dikemas. Dengan demikian tidak ada stok air minum
dalam wadah yang siap dijual. Penyimpanan hanya boleh dilakukan untuk air
2.2.6.2 Penjualan
kepada konsumen yang membawa wadah miliknya sendiri atau disediakan oleh
AMIU dalam rangka pendirian sebuah industri yang harus dimiliki oleh sebuah
(lima juta rupiah) tidak termasuk tanah, dan bangunan tempat usaha,
mengkehendaki TDI.
(Permenperindag, 2008).
perdagangan (SIUP)
Tanda Daftar Usaha Perdagagan (TDUP) atau SIUP (Surat Izin Usaha
Surat Jaminan Pasok Air Baku adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh
depot air minum yang diberikan oleh PDAM atau perusahaan yang memiliki Izin
organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh
melindungi masyarakat penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air
minum .
harapan-harapan.
b. G.R. Terry
yaitu standart, apa yang sedang dilakukan yaitu menilai pelaksanaan apa
c. Hadibroto
dengan baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan (Fahmi,
2013).
sanitasi.
2010).
maka dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan internal :
1. Pengawasan Internal
Tabel 2.2 Jumlah sampel dan frekuensi pengujian sampel air minum
Parameter Frekuensi Pengujian Jumlah Sampel
2. Pengawasan eksternal
2010).
langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air
penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens penyebabnya:
akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua,
yaitu:
1. Water multiplied
2. Not multiplied
Agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing Guinea dan fish
1. Waterborne mechanism
ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan
poliomielitis.
2. Waterwashed mechanism
dan peroragan.
leptospirosis.
3. Water-based mechanism
(Soemarto, 2006).
kehadiran jasad indikator, yaitu bakteri gologan Coli fecal yang selalu ditemukan
di tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang sakit.
coli merupakan bakteri yang paling tidak di kehendaki kehadiranya di dalam air
minum maupun makanan. Aerobachter dan Klebsiela yang biasa disebut gologan
perantara, maupun sifat seperti Coli fecal, tetapi tidak dapat hidup pada suhu
diatas 370c dan sering dijumpai di dalam tanah dan air daripada di dalam saluran
2006).
berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420c. Sejak saat itu, bila ditemukan
bakteri Coli fecal maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah
1. Lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen. Karena lebih tahan
bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri coli tidak ada
2. Terdapat banyak di dalam tinja maka bagian manapun yang diambil dari
3. Mudah dianalisis dengan cara melihat reaksi pada media selktif tertentu
kategorik yaitu :
1. Escherichia colienteropatogenik
usus.
2. Escherichia colienteroinfasive
besar dan orang dewasa, Escherichia coli ini menyerang sel-sel epitel
usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip dengan sindrom
yang diakibatkan oleh Shigella, yaitu demam, diare, muntah dan kram.
Jalur ini dikenal sebagai entroinvasif, virulensi terhadap epitel usu dan
3. Escherichia colienterotoksigenik
merupakan toksin yang tidak tahan panas (TTP). Kedua macam toksin
4. Escherichia colientrohemorganik
Karateristik Responden
1. Pendidikan
2. Lama usaha
3. Tindakan
AMIU terhadap kualitas bakteriologis (Escherichia coli di Kec. Galang Kab. Deli
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kec. Galang Kab. Deli Serdang dengan
depot.
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
sampling karena populasi memiliki standart yang sama dalam hal proses produksi
yang digunakan, sehingga sampel dianggap homogen. Sampel dipilih secara acak
elemen yang telah terpilih dikembalikan lagi sehingga ada kemungkinan terpilih
Perhitungan
K= Nn = 32 = 9
Keterangan :
K= besar sampel
N= jumlah elemen populasi 3, berdasarkan sumber air baku yang digunakan (air
n= jumlah elemen sampel 2, berdasarkan letak lokasi yang dipilih (di desa dan
kota).
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 9 sampel dari 39 AMIU di Kec.
5. Cara pengambilan sampel, botol diisi penuh dengan AMIU yang akan
6. Botol diberi label yang berisi nomor, kode, sumber sampel dan tanggal
pengambilan.
1. Gelas ukur
2. Autoclave
3. Inkubator
4. Kuvet
5. Labu erlenmeyer
6. Pipet ukur
7. Spektrofotometer
8. Spidol
2. Aquades
Cara pemeriksaan :
disusun di rak tabung dan diberi tanda nomor urut, jumlah atau volume
tabung durham.
7. Hasil positif ini dilanjutkan pada test penegasan. Catat semua tabung
jam, bila terbentuk gas pada tabung durham, maka hasilnya positif
c. Bila test negatif (-), berarti Coliform negatif (-) dan tidak perlu
Untuk test lanjutan atau test penegasan media yang digunakan adalah
pada suhu 370C dan kuman Escherichia coli pada tabung yang
1. AMIU
Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air
2. Pendidikan
3. Lama usaha
4. Pemeliharaan peralatan
dengan sebaiknya.
5. Pengawasan pengolahan
1. Pengawasan internal
2. Pengawasan eksternal
sekali.
6. Memenuhi syarat
8. Baik
telah di tentukan.
9. Tidak baik
telah di tentukan.
10. Tindakan
pengolahan AMIU.
BTKL Medan.
1. Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT (Perguruan Tinggi)
2. Lama usaha
1. < 1 tahun
2. 1-4 tahun
3. > 4 tahun
1. Air tanah
2. Air pegunungan
3. PDAM
4. Dll
lembar observasi berupa peralatan apa saja yang digunakan dengan cara
pertanyaan.
pembilasan, 1 bulan sekali untuk tandon air baku, filter dan mikroflter,
bulu sikat pada alat pencucian sebagian besar tidak diganti setiap 3 bulan,
dan mengganti lampu ultraviolet jika tidak bisa lagi digunakan pada alat
desinfektan.
Dengan kategori :
<70%.
1. Pengawasan Internal
Dengan kategori
mikrobilogi.
2. Pengawasan eksternal
Dengan katagori
6 bulan sekali.
7. Kualitas bakteriologis
(Permenkes, 2010).
8. Pemeriksaan laboratorium
analisis secara deskriptif, kemudian di sajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan
Apabila terdapat Escherichia coli pada AMIU maka dikatakan tidak memenuhi
syarat. Data yang diperoleh dari kuesioner mengenai tindakan yang dilakukan
pengukuran tertentu.
Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Simalungun, sebelah Barat
Letak geografis berada pada 02°57' - 03°16' LU dan 98°33' - 99°27' BT. Wilayah
Kabupaten Deli Serdang tergolong daerah beriklim tropis. Suhu udara rata-rata
pada tahun 2013 berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 32,1°C (BPS Deli
Serdang, 2014).
150,29 KM². Jalan lintas Lubuk Pakam-Galang merupakan jalur alternatif menuju
Kota Tebing Tinggi dengan melewati Kec. Dolok Masihul (Wikepedia, 2015).
pendidikan, lama usaha dan sumber air baku yang digunakan pada AMIU.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
sebagian kecil 1-4 tahun (55,6%), dan yang terakhir sumber air baku yang
digunakan sebagian besar berasal dari pegunungan (66,7%), jumlah sampel dalam
4.3 Observasi
memenuhi syarat, terbuat dari bahan tara pangan (food grade) atau tidak
menimbulkan racun, tidak menyerap bau dan rasa, tahan karat, tahan pencucian
dan tahan disinfeksi ulang (Permenkes, 2014). Distribusi frekuensi akan di sajikan
Tabel 4.2 Observasi Penilaian Peralatan AMIU di Kec. Galang Kab. Deli
Serdang Tahun 2015
peralatan AMIU seperti: tandon air baku dan filter seluruhnya memenuhi syarat.
Mikrofilter sebagian besar memenuhi syarat (88,9%) karena bisa digunakan dan
pencucian terbalik (back washing) dan yang terakhir alat pembilasan sebagian
sekali untuk alat pembilasan, 1 bulan sekali untuk tandon air baku, filter &
mikrofilter, 3 bulan sekali dan yang terakhir mengganti lampu ultraviolet pada
AMIU yaitu, tandon air baku umumnya tidak dilakukan pembersihan setiap 1
bulan sekali (88,9%), media filter sebagian besar tidak dibersihkan setiap 1 bulan
sekali (66,7%), filter catridge dan tempat filter sebagian besar juga tidak
diganti jika tidak bisa lagi digunakan (88,9%), bulu sikat pada alat pencucian
sebagian besar tidak diganti setiap 3 bulan sekali (66,7%), pembersihan pada alat
tidak memenuhi syarat (88,9%), karena total skor yang diperoleh responden
<70%.
internal berkala dilakukan di unit produksi dan pengisian galon/wadah air minum
pertanyaan 1.
sekali, dengan alasan sebagian kecil sudah pernah dilakukan (55,6%), sehingga
terhadap dosis desinfeksi sebagian besar tidak dilakukan (77,8%), dan sebagian
besar responden tidak ada menanyakan tentang surat keterangan dari Dinkes
air yang dijual, tetapi tindakan yang dilakukan responden untuk pemeriksaan
karena tidak ada dilakukan pengawasan kualitas air setiap 1 bulan sekali atau
yang dilakukan oleh Dinkes sebagian besar pernah datang, untuk pemeriksaan
kualitas air minum (66,7%), pemeriksaan kualitas AMIU seluruh responden tidak
kualitas AMIU setiap 6 bulan sekali atau dilakukan pemeriksaan kualitas air >6
bulan.
Air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik,
mikrobiologi, kimiawi dan radioaktif. Dikatakan memenuhi syarat, jika tidak ada
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Kualitas AMIU di Kec. Galang Kab. Deli
Serdang Tahun 2015
sampel yaitu 9 sampel, sebagian besar memenuhi syarat sebesar 6, sesuai dengan
yang diamati: tandon air baku dan filter seluruhnya memenuhi syarat. Mikrofilter
sebagian besar memenuhi syarat (88,9%) karena bisa digunakan dan tidak kadarluarsa.
umumnya memenuhi syarat (88,9%), alat pencucian sebagian besar memenuhi syarat
(77,8%), karena telah melakukan sistem pencucian terbalik (back washing) dan yang
air baku umumnya tidak dilakukan pembersihan setiap 1 bulan sekali (88,9%),
media filter sebagian besar tidak dibersihkan setiap 1 bulan sekali (66,7%), filter
catridge dan tempat filter sebagian besar juga tidak dilakukan pembersihan setiap
1 bulan sekali (66,7%), lampu ultraviolet umumnya diganti jika tidak bisa lagi
digunakan (88,9%), bulu sikat pada alat pencucian sebagian besar tidak diganti
setiap 3 bulan sekali (66,7%), pembersihan pada alat pembilasan sebagian besar
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
depot air minum berada dalam katergori sedang yaitu 7 orang (100%). Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan pengelola AMIU masih kurang baik atau belum
cukup baik dalam pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum. Higine sanitasi
yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas AMIU seperti pada penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Sri Malem Indirawati (2009) ada hubungan higiene
total skor yang diperoleh responden <70%. Alasan responden tidak melakukan
tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuan yang dimiliki Nya juga
semakin tinggi dan lama usaha yang dilakukan sebagian kecil 1-4 tahun (55,6%)
menjaga kualitas air minum baik secara internal dan secara eksternal (Permekes,
2010).
AMIU untuk pemeriksaan kualitas air 1 bulan sekali. Tujuannya untuk mencapai
tidak ada melakukan pemeriksaan kualiatas AMIU setiap 1 bulan sekali, dengan
alasan sebagian kecil sudah pernah dilakukan (55,6%), sehingga tidak perlu
desinfeksi sebagian besar tidak dilakukan (77,8%), dan sebagian besar responden
tidak ada menanyakan tentang surat keterangan dari Dinkes mengenai kualitas
pengolahan AMIU penting dilakukan untuk menjaga kualitas air yang di jual,
tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air yang
mengkonsumsi air yang dijual masih kurang baik karena responden tidak ada
dilakukan pengawasan kualitas air setiap 1 bulan sekali atau waktunya >1 bulan.
Dinkes harus memberi pemahaman kepada pengelola AMIU agar mereka mau
untuk melakukan pemeriksaan kualitas air yang di kelolanya setiap 1 bulan sekali.
bahwa sebagian besar depot air minum isi ulang tidak memenuhi syarat sebesar 17
depot air minum isi ulang (70,8%). Banyaknya depot air minum isi ulang yang
kemampuan manajerial pengelola depot air minum isi ulang dalam meningkatkan
Pengawasan internal depot air minum isi ulang merupakan tugas dan
tanggung jawab pengelola depot air minum isi ulang itu sendiri. Pengawasan
internal depot air minum isi ulang perlu ditingkatkan agar kualitas air minum yang
dalamnya. Tujuannya untuk mencapai kualitas air minum sesuai persyaratan yang
Dinkes sebagian besar pernah datang untuk pemeriksaan kualitas air minum
AMIU (55,6%).
sekali atau dilakukan pemeriksaan kualitas air >6 bulan. Pemeriksaan dilakukan
sebagian besar hanya pada saat membuka usaha (66,7%), sedangkan lainnya tidak
pernah dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air yang di jual. Dinkes tidak
melakukan tugas dan kewajibanya sesuai dengan waktu yang ditetapkan, padahal
yang terdiri dari test pendahuluan dan test Penegasan (Convirmative Test)
terdapat Eschericia coli, dengan jumlah yaitu 9 sampel, sebagian besar memenuhi
yaitu 0 per 100 ml. Terdapat Ereschericia coli pada sumber air baku yang berasal
dari pegunungan dengan jumlah MPN sebesar 15 dan 4, air tanah sebesar 12
air baku yang digunakan sudah terkontaminasi dengan fases sehingga tidak layak
Dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa sumber air baku yang berasal
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas air hasil produksi adalah air
pengolahan dan pendistribusian air, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Athena et.al, (2004) tentang kandungan bakteri total Coli form dan E. Coli air
minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
penyebab diare akut pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa,
pemeriksaan kualitas air AMIU sesuai dengan waktu yang ditentukan, sehingga
kita bisa mengetahui kualitas air sebelum di jual kepada konsumen AMIU.
6.1 Kesimpulan
pemeliharaan peralatan dan pengawasan pengolahan air minum isi ulang dengan
3. Pengawasan internal dilakukan oleh pengelola air minum depot isi ulang
6.2 Saran
yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan untuk menjaga kualitas air.
80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan . Kanisius: Yoyakarta
., 2014. No.43 tahun 2014 tentang Sanitasi Hygine Depot Air Minum.
Permenkes RI: Jakarta.
Rice, R.G., 1985. Safe Dringking Water. Lewis Publishers: America.
Singarimbun, M dan Sofian E., 1989. Metode Penelitian Survai. PT Midas Surya
Grafindo: Jakarta.
Sinulingga, S., 2011. Metode Penelitian. Edisi 1, Usu Press: Medan.
Soemarto, S., 2006. Bioindikator Kualita Air. Universitas Trisakti: Jakarta.
Sunaryo T.M., 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air. Banyumedia: Malang.
Suprato, J., 2012. Metode Riset, Aplikasi dan Pemasaran.PT. Rineka Cipta:
Jakarta.
Suriawira, U., 2005. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Edisi 1
cetakan ke 2. ITB: Bandung.
Sri Malem, I., 2010. Analisi Higiene Sanitai Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang
(AMIU) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota
Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Yudo, S dan P.Nugro R., 2005. Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang Di DKI
Jakarta. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan: Jakarta.
DAFTAR LAMPIRAN
Minum................................................................................86
2 Lampiran 2. Jumlah air minum isi ulang di Kec. Galang Kab. Deli
Lampiran 1
Lampiran 2
Jumlah depot yang berada di Kec.Galang Kab. Deli Serdang Tahun 2015
Sambungan tabel
34. Hafis water Pegunungan Jln Galang Kilometer 5,5 no
159 Desa Tanjung Mulia
35. Naila water Air tanah Desa purwodadi dusun rahayu
36. Ziyya PDAM Desa purwodadi Tanjung mulia
37. Cito PDAM Desa purwodadi Tanjung mulia
38. Ridho water Pegunungan Jln. Galang batu VIII
39. Lubis water Air tanah Desa Tanjung Mulia
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
PEMELIHARAAN PERALATAN DAN PENGAWASAN PENGOLAHAN
AIR MINUM DEPOT ISI ULANG TERHADAP KUALITAS
BAKTERIOLOGIS (Eschericia coli) DI KEC. GALANG KAB. DELI
SERDANG TAHUN 2015.
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT (Perguruan Tinggi)
3. Lama usaha
9. < 1 tahun
10. 1-4 tahun
11. >4 tahun
12. Alamat :
5. Sumber air baku :
5. Air tanah
6. Air pegunungan
7. PDAM
8. Dll ...
2. Mengapa Saudara tidak memeriksakan kualitas air minum depot isi ulang
ke Dinas Kesehatan 1 bulan sekali ?
Jawab :
4. Menurut Anda, apakah pemeriksaan kualitas air minum depot isi ulang
penting untuk dilakukan, mengapa ?
Jawab :
2. Jika pernah kapan Dinkes datang untuk memeriksakan kualitas air minum
depot isi ulang ?
Jawab:
Lampiran 6
Lampiran 7
I. Karateristik Responden
Tabel 1
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMP 1 11,1 11,1 11,1
SMA 2 22,2 22,2 33,3
PT 6 66,7 66,7 100,0
Total 9 100,0 100,0
Tabel 2
Lama_usaha
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 - 4 tahun 4 44,4 44,4 44,4
> 4 tahun 5 55,6 55,6 100,0
Total 9 100,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Air Tanah 3 33,3 33,3 33,3
Air Pegunungan 6 66,7 66,7 100,0
Total 9 100,0 100,0
Filter
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 9 100,0 100,0 100,0
Mikrofilter
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 8 88,9 88,9 88,9
Tidak Memenuhi Syarat 1 11,1 11,1 100,0
Total 9 100,0 100,0
Desinfeksi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 8 88,9 88,9 88,9
Tidak Memenuhi Syarat 1 11,1 11,1 100,0
Total 9 100,0 100,0
Alat_Pencucuian
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 7 77,8 77,8 77,8
Tidak Memenuhi Syarat 2 22,2 22,2 100,0
Total 9 100,0 100,0
Alat_Pembilasan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 7 77,8 77,8 77,8
Tidak Memenuhi Syarat 2 22,2 22,2 100,0
Total 9 100,0 100,0
Menurut Saudara pemeliharaan peralatan depot air minum isi ulang penting untuk di
lakukan ?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid penting 9 100,0 100,0 100,0
Kapan terakhir Saudara mengganti filter catridge dan membersihkan tempat mikrofilter
yang digunakan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 bulan sekali 3 33,3 33,3 33,3
tidak dilakukan atau
dilakukan > 1 bulan 6 66,7 66,7 100,0
sekali
Total 9 100,0 100,0
Apakah saudara mengganti lampu sinar ultraviolet jika sudah tidak bisa lagi digunakan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid lampu diganti jika
tidak bisa lagi 8 88,9 88,9 88,9
digunakan
lampu tidak ada
digantian lampu jika
1 11,1 11,1 100,0
tidak bisa lagi
digunakan
Total 9 100,0 100,0
Kapan Saudara mengganti bulu sikat pada mesin pencucian air minum depot isi ulang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3 bulan sekali 3 33,3 33,3 33,3
tidak dilakukan 3 bulan
sekali atau > 3 bulan 6 66,7 66,7 100,0
sekali
Total 9 100,0 100,0
Kapan terakhir saudara membersihkan tempat pembilasan air minum depot isi ulang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 minggu sekali 7 77,8 77,8 77,8
tidak dilakukan atau
dilakukan > 1 2 22,2 22,2 100,0
minggu sekali
Total 9 100,0 100,0
Pemeliharaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi syarat 1 11,1 11,1 11,1
Tidak memenuhi
8 88,9 88,9 100,0
syarat
Valid Tidak memenuhi
9 100,0 100,0
syarat
Mengapa Saudara tidak memeriksakan kualitas air minum depot isi ulang ke Dinas
Kesehatan 1 bulan sekali
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sudah pernah dilakukan
pemeriksaan di awal 5 55,6 55,6 55,6
biayanya mahal 3 33,3 33,3 88,9
air yang diminum aman 1 11,1 11,1 100,0
Total 9 100,0 100,0
Menurut Saudara pengawasan internal depot air minum isi ulang penting untuk di
lakukan ?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid penting 9 100,0 100,0 100,0
Apakah Saudara pernah menayakan tentang surat keterangan dari Dinas Kesehatan
tentang kualitas sumber air baku yang mereka kelolah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pernah ditanya mengenai
surat keterangan
2 22,2 22,2 22,2
mengenai kualitas
sumber air baku
Tidak pernah ditanya
mengenai surat
7 77,8 77,8 100,0
keterangan mengenai
kualitas sumber air baku
Total 9 100,0 100,0
Pengawasan_Internal
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memenuhi syarat 1 11,1 11,1 11,1
Tidak memenuhi syarat 8 88,9 88,9 100,0
Valid Tidak memenuhi syarat 9 100,0 100,0
B. Pengawasan Eksternal
Pernahkah, Dinas Kesehatan datang untuk memeriksakan kualitas air minum depot isi
ulang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 6 66,7 66,7 66,7
Tidak pernah 3 33,3 33,3 100,0
Total 9 100,0 100,0
Jika pernah kapan dinas kesehatan datang untuk memeriksakan kualitas air minum depot
isi ulang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak dilakukan
pemeriksaan Mikrobiologi
setiap 6 bulan sekali atau 9 100,0 100,0 100,0
pernah dilakukan
pemeriksaan > 6 Bulan
Pengawasan eksternal
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 0 0 0 0
tidak baik 9 100,0 100,0 100,0
Total 9 100,0 100,0
Lampiran 8
Lampiran 9