SKRIPSI
Oleh :
IVAN CHRISTIAN
141000391
Oleh :
IVAN CHRISTIAN
141000391
SAJI (MANGO THAI) DI KOTA MEDAN TAHUN 2018” ini beserta seluruh
isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung
risiko atau sanksi yang diajukan kepada saya apabila kemungkinan ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari
Ivan Christian
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
IVAN CHRISTIAN
141000391
Disahkan Oleh :
Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Mango thai merupakan salah satu minuman cepat saji yang pada saat ini
sedang trend kehadirannya di Indonesia. Minuman sangat mungkin sekali
terkontaminasi sehingga dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan (food
borne disease), salah satu penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli. Penyebab
terkontaminasinya makanan oleh Escherichia coli sering terjadi karena sanitasi
pengelolaan makanannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif yaitu dengan
melihat gambaran higiene dan sanitasi serta analisa laboratorium untuk
mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli pada minuman cepat saji (mango
thai) di Kota Medan tahun 2018. Objek penelitian ini adalah penjamah makanan
dan minuman mango thai beserta air bahan baku pembuatan di seluruh outlet
mango thai di empat kecamatan Kota Medan. Jumlah outlet mango thai di empat
kecamatan Kota Medan sebanyak 8 outlet, sehingga peneliti menggunakan total
sampling dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data menggunakan lembar
obeservasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 7 dari 8 sampel yang
positif mengandung bakteri Escherichia coli dengan kandungan rata-rata 16,9
MPN/100 ml dan terdapat 1 dari 8 outlet yang memenuhi syarat kesehatan dalam
hal penjamah makanan, peralatan, air, bahan makanan, bahan tambahan, dan
penyajian, sarana penjaja, dan sentra pedagang berdasarkan Kepmenkes RI No.
942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Higiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Saran dalam penelitian ini adalah bagi setiap produsen diharapkan selalu
menjaga higiene sanitasi dalam pembuatan minuman mango thai terutama dalam
hal penjamah makanan dan peralatan untuk selalu diperhatikan agar tidak terjadi
kontaminasi yang mengganggu kesehatan konsumen dan bagi Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan agar diadakan pengawasan dan
penyuluhan tentang pentingnya menerapkan higiene sanitasi makanan/minuman
cepat saji yang khususnya minuman mango thai sehingga minuman tersebut dapat
memenuhi syarat kesehatan.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Mango Thai is once of prospering fast drink in Indonesia now. This fast
drink potent contaminated so can caused food borne disease. Once of the agent is
Escherichia coli bacteria. The cause of contamination by bacteria often occurs
because of the sanitation management of the food is not fulfilled health
requirements.
Type of this study is survey study with descriptive characteristic with
seeing the representation of the hygiene and sanitation and supported by
laboratory analysis to find out the contents of Escherichia coli that exist in the
fast drink (mango thai) in Medan on 2018. The object of this study is mango thai
food and drink handler along with mango thai water raw material of all outlets in
4 sub-districts of Medan. Amount of mango thai outlet in 4 sub-districts of Medan
is 8 outlets, so this study is using total sampling. The data collecting method that
used in this study is observation sheet.
The result of this study indicate that there are 7 out of 8 positive samples
containing Escherichia coli bacteria with the average contents 16.9 MPN/100 ml
and there are 1 in 8 outlets that fulfilled health requirements in the case of food
handlers, water, equipment, food material, additional ingredients and
presentation of the food, peddling facilities and merchant center based on
Kepmenkes RI No.942/MENKES/SK/VII/2003 about snack sanitary hygiene.
Suggestions in this study are all producer expected to maintain sanitation
hygiene in the mango thai manufacturing process especially in food and
equipments handling to always be noticed so there will be no contamination
which disrupts the health of consumers and for Medan’s food and drug
supervision agency (BPOM) so that arrange supervision and counseling about the
importance of applying fast food/beverage hygiene sanitation in particular mango
thai so mango thai could fulfilled health requirements.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
hambatan, namun berkat doa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
sekaligus sebagai Dosen Penguji I atas segala saran, masukan, dan bimbingan
4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas segala saran,
masukan, dan bimbingan yang telah diberikan untuk penyusunan skripsi ini.
5. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
7. Seluruh Dosen beserta Staf Pegawai di FKM USU yang telah memberikan
bekal ilmu dan bersedia memberikan kritik juga saran demi kesempurnaan
tulisan ini.
berlangsung.
9. Orang tua tercinta, Bapak Talup Oloan Lumban Tobing dan Ibu Erilyn
penyelesaian skripsi.
10. Saudara tercinta, Eva Novriyanti Sertauli, Yessica Gusfriaci, Jeffrey Van
Samuel, dan Fabiola Christina yang selalu memberi dukungan dan motivasi
kepada saya.
12. Sahabat-sahabat FKM USU Lady Diana Elyzabet, Dita Dwi Utami, Sadikin
Olivia Hizkyana, Rachel Rybka, Dini Annisa Barkah, Rika Pakpahan, Dhea
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pika Asyera, dan Cindy Naomi Tobing yang selalu menyemangati saya dalam
Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada
kita dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk seluruh
pihak.
Ivan Christian
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 37
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.3 Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Mango Thai dan
Air Bahan Baku ......................................................................................... 64
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Air Bahan
Baku Mango Thai di Kota Medan Tahun 2018 ........................... 56
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ivan Christian, lahir pada tanggal 14 Juni 1996 di Kota
Duri. Beragama Kristen Protestan. Menjadi anak keempat dari pasangan Bapak
Talup Oloan Lumban Tobing dan Ibu Erilyn Panggabean. Alamat penulis di Jalan
Utara (2014-2018).
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Makanan dan minuman merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
karena salah satu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidupnya. Makanan dan
kehidupan manusia.
Makanan Jajanan, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
pengrajin makanan ditempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran
dan hotel.
dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit (Prabu, 2008).
menyebabkan penyakit bawaan makanan (food borne disease). Oleh karena itu,
prinsip dasar higiene sanitasi makanan diperlukan agar konsumen dapat dilindungi
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
adalah bakteri Escherichia coli. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang
tergolong koliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun
hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal (Fardiaz, 1992).
ini tumbuh dengan baik pada suhu 7-46ºC dan dapat tumbuh pada kondisi
aktivitas air substrat hanya 0,95. Escherichia coli tahan kondisi asam serta dapat
tumbuh pada lingkungan pH 4,4-10, tetapi akan mati pada pemanasan. Strain
bakteri ini yang paling sering menyebabkan keracunan adalah Escherichia coli
0157:H7. Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air dan makanan
indikator polusi kotoran adalah bakteri yang tergolong dalam Escherichia coli,
indikator, maka uji bakteri indikator yang paling umum dilakukan adalah uji
koliform, yang kemudian dilanjutkan dengan uji koliform fekal untuk menguji
adanya kontaminasi kotoran. Jika ternyata uji koliform fekal menunjukkan hasil
positif, berarti contoh air yang diuji diduga juga mengandung bakteri-bakteri
beberapa negara di Eropa. Ratusan orang dilaporkan terinfeksi dan puluhan orang
meninggal karenanya. Jerman adalah negara yang paling parah mengalami wabah
lain yang terkena wabah EHEC antara lain Swedia 28 kasus, Denmark 10 kasus,
Prancis 6 kasus, Belanda dan Inggris masing-masing 4 kasus, Austria dan Swiss
1 kasus. Jauh sebelum waktu itu, tepat pada tahun 1982, di Amerika Serikat juga
Hal ini telah ditaksir bahwa setiap tahun terdapat 1,8 juta manusia meninggal
akibat hasil dari penyakit diare dan sebagian besar dari kasus tersebut dapat
Kasus keracunan Escherichia coli di Indonesia saat itu belum ada laporan.
Beberapa tahun setelah kejadian itu baru ada pemberitaan adanya kasus keracunan
Escherichia coli di Indonesia. Antara lain pada Kamis, 14 Maret 2013, surat kabar
Escherichia coli pada kisaran 2.2 per 100 ml sampel hingga 96 per 100 ml
sampel. Sedangkan hasil penelitian Sari (2009) pada minuman cincau hijau yang
yaitu berkisar dari 96 sampai 240 Escherichia coli tinja per 100 ml sampel.
pengelolaan makanan yang aman dan sehat. Higiene dan sanitasi penjamah yang
kurang baik dapat menyebabkan kejadian penyakit bawaan makanan lebih besar
terjadi.
Mango Thai merupakan salah satu minuman cepat saji yang pada saat ini
sedang trend yang kehadirannya di Indonesia. Mango Thai sendiri telah banyak
perbelajaan, ada juga dipinggir jalan, dan kantin kampus. Mango Thai adalah
suatu inovasi minuman dari buah mangga yang dijus dan diberikan potongan
saja dan tidak kecil kemungkinan minuman ini dapat tercemar oleh
Beberapa cara pengolahan minuman mango Thai yang tidak sesuai syarat
kesehatan seperti pemilihan buah mangga yang tidak segar dan busuk,
penggunaan air yang tidak matang/masak sebagai salah satu bahan baku
pembuatan jus mangganya, memotong buah mangga tanpa sarung tangan dan
penutup kepala, tidak mencuci tangan dengan sabun setelah keluar dari toilet dan
perlu diperhatikan agar tertutup dan tidak dapat dijangkau oleh vektor.
adanya cemaran bakteri Escherichia coli pada minuman mango Thai tersebut.
Pada air yang tidak matang, Escherichia coli dapat tumbuh, karena air merupakan
salah satu media bakteri tersebut untuk hidup. Begitu juga dengan penggunaan es
yang tidak kristal. Seperti yang kita ketahui bahwa es kristal hampir seluruh
sangat jarang dan lebih steril. Apabila es yang digunakan terjadi kontak dengan
menjadi bahan baku pembuatan minuman mango Thai karena kulit manusia
merupakan bagian yang paling sering kontak dengan lingkungan atau dengan kata
perilaku higiene dan sanitasi penjamah makanan tersebut, maka peneliti ingin
Kandungan Escherichia coli pada Minuman Cepat Saji (mango Thai) di Kota
dalam hal higiene sanitasi minuman cepat saji dan pemeriksaan bakteri
Escherichia coli.
berupa minuman cepat saji (mango Thai) yang dijual di Kota Medan.
Kota Medan.
3. Memberi informasi kepada para penjual minuman cepat saji (mango Thai)
untuk memperhatikan kualitas mango Thai yang dijual agar sesuai dengan
konsumen.
selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minuman
umumnya manusia mengonsumsi air putih yang bersih, jernih, dan steril sebagai
minuman utama untuk dikonsumsi dan juga baik untuk kesehatan. Minuman
adalah segala sesuatu yang diminum masuk ke dalam tubuh seseorang yang juga
merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk membentuk atau
Menurut Tarwotjo (1998), jenis minuman yang tersedia setiap hari adalah :
1. Minuman sehari-hari
a. Air putih
b. Teh
c. Kopi
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Kopi mempunyai rasa dan aroma yang khas dan nikmat. Kopi juga
jantung.
2. Minuman panas
a. Wedang jahe
Minuman panas yang dibuat dari jahe yang direbus dalam air,
b. Wedang ronde
c. Wedang sereh
Warnanya kekuningan.
d. Wedang tape
Minuman panas yang terbuat dari tape ketan atau tape singkong,
e. Wedang asem
Minuman panas yang dibuat dari asam jawa yang diseduh atau
f. Wedang tomat
Minuman panas, dibuat dari buah tomat yang diiris-iris kecil, lalu
3. Minuman dingin
a. Es sirop
Yaitu dibuat dari gula pasir yang dilarutkan dalam air dengan
b. Jus buah
c. Es buah
d. Es krim
Terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-
beraneka rasa.
e. Es puter
f. Es teler
g. Es shanghai
Beberapa kriteria air minum yang baik untuk kesehatan antara lain yaitu :
1. Higienis
Bersih adalah suatu hal yang wajib dipenuhi oleh air yang akan
diminum. Air yang telah tercemar kuman, virus, dan bakteri dapat
telah direbus dengan benar atau masih tersimpan dengan baik di dalam
seperti air putih. Kopi, teh, minuman manis yang mangandung kadar
gula tinggi, minuman bersoda, dan berbagai minuman lainnya bisa saja
3. Tidak memabukkan
mabuk.
ketagihan.
Jangan heran apabila air yang jernih ternyatan tidak layak untuk kita
untuk mengetahui kandungan air yang berasal dari sumber air. Jangan-
jangan ada kadar kimia tertentu yang melebihi ambang batas normal
Minuman mango thai adalah minuman cepat saji yang berbahan dasar jus
Silvita Agmasari dalam artikel Kompas.com (2017), Big Mango (salah satu merk
mango thai) adalah minuman berbahan jus mangga, es serut mangga, whipped
1. 1 kg mangga madu, harum manis atau jenis lain yang rasanya manis
5. Whipped cream
6. Es krim mangga
akhir.
sesuai keinginan).
kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, higiene sanitasi makanan adalah upaya
antara lain :
Pengolahan makanan dan minumn yang baik dan benar pada dasarnya
(2011), ada enam prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman, yaitu :
yang akan diolah harus mengetahui sumber-sumber makanan yang baik serta
memperhatikan ciri-ciri bahan yang baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan
keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna
dan rasa, serta sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
a. Makanan dikemas
4. Belum kadaluwarsa
disimpan baik dalam skala kecil di rumah maupun skala besar di gudang
(Chandra, 2007).
1098/Menkes/SK/VII/2003 adalah:
keadaan bersih.
makanan :
sebagai berikut :
dari bahan mentah menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan
1. Penjamah Makanan
alas tangan;
h. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan yang disajikan dan atau
1. Lantai
dibersihkan.
2. Dinding
dibersihkan.
kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah
3. Ventilasi
dalam ruangan
memenuhi persyaratan.
4. Pencahayaan
5. Atap
Tidak bocor, cukup landai, dan tidak menjadi sarang tikus dan
serangga lainnya.
6. Langit-langit
7. Pintu
b. Pintu dapat ditutup dengan baik dan membuka kea rah luar.
berlaku.
cepat mebusuk.
sampah.
3. Cara Pengolahan
1992) :
pengolahnya.
penjamah makanan.
jadi/masak adalah :
1. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa,
cemaran lain.
berlaku.
berlaku.
first expired first out (FEFO) yaitu makanan yang disimpan terlebih
lainnya.
2. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5ºC atau lebih,
3. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari
pencemaran makanan.
adalah :
yang higienis.
sehingga bahan makanan tidak rusak seperti daging, susu cair, dan
sebagainya.
bertutup.
e. Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang
mencair (kondensasi).
diatur agar makanan tetap panas pada suhu 60ºC atau tetap dingin
Makanan sebelum disajikan arus diatur sedemikian rupa sehingga selain menarik,
juga menambah selera makan dan terhindar dari kontaminasi serta terjaga
kebersihannya.
mulutnya.
d. Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja makan setiap
saat dibersihkan.
a. Penjamah Makanan
b. Peralatan
d. Sarana Penjaja
e. Sentra Pedagang
manusia. Pertama kali ditemukan pada tahun 1885, bakteri ini kemudian dikenali
organ lain misalnya saluran kemih, penyakit akan timbul (Arisman, 2009).
secara normal dapat berada dalam manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri ini
dalam usus dapat mencapai jumlah jutaan per gram isi usus, sehingga sejak lama
telah dapat hidup pada suhu biakan 44,5ºC dan merupakan indikator pencemaran
air dan makanan oleh tinja. Sel E. coli mempunyai ukuran panjang 2,0-0,6 µm dan
lebar 1,1-1,5 µm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus. Bakteri
ini dapat menggunakan asetat sebagai sumber karbon, tetapi tidak dapat
Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 7-46 ºC dan dapat tumbuh pada kondisi
aktivitas air substrat hanya 0,95. Escherichia coli tahan kondisi asam serta dapat
tumbuh pada lingkungan pH 4,4-10, tetapi akan mati pada pemanasan. Strain
bakteri ini yang paling sering menyebabkan keracunan adalah Escherichia coli
adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau
komensal yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air
yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk
keperluan sehari-hari harus bebas dari patogen, akan tetapi analisis rutin yang
dilakukan terhadap semua jenis pathogen dianggap tidak praktis karena berbagai
3. Jumlah patogen yang terdapat di dalam contoh sering kali terlalu kecil
mendeteksinya.
kontaminasi air oleh mikroorganisme patogen, uji bakteri indikator yang berasal
dari kotoran dianggap lebih mudah dan praktis. Mikroorganisme yang digunakan
sebagai polusi kotoran adalah bakteri Escherichia coli, streptokokus fekal, dan
Clostridium perfringens.
panas.
5. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus sangat spesifik yang berarti
tidak memberikan hasil positif yang salah, dan sangat sensitif yang
kecil.
melakukannya.
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan
hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu
disebut juga koliform fekal. Streptococcus adalah suatu bakteri yang bersifat gram
positif, berbentuk bulat atau kokus, atau berbentuk bulat memanjang yang disebut
adalah karena waktu inkubasi untuk bakteri ini relatif lama, yaitu 48 jam atau
batang dan membentuk spora. Bakteri ini tersebar luas di alam, yaitu di dalam
tanah, debu, dan merupakan bagian dari mikroflora normal didalam saluran usus
manusia dan hewan. Kelemahan bakteri ini memiliki sensitivitas rendah sehingga
terhadap masing-masing bakteri indikator, maka uji bakteri indikator yang paling
umum dilakukan adalah uji koliform, yang kemudian dilanjutkan dengan uji
koliform fekal untuk menguji adanya kontaminasi kotoran. Jika ternyata uji
koliform fekal menunjukkan hasil positif, berarti contoh air yang diuji diduga juga
sakit, dan mual. Pada orang dewasa, pasien merasa sakit perut disertai
mual, kram perut, dan demam. Gejala tersebut muncul 17-72 jam
Sel-sel bakteri dapat pula menginvasi dan berkembang pada usus halus
nyeri pada otot, kram perut, dan diare. Gejala akan muncul 8-24 jam
infeksi.
Jika sel bakteri Escherichia coli banyak termakan, maka bakteri akan
meliputi diare berair dengan demam, perut kram, merasa depresi dan
itu. Penyakit ini muncul apabila jumlah sel bakteri antara 10 8-1010 ikut
Sel-sel bakteri Escherichia coli melekat pada usus halus bagian bawah
muncul adalah diare, sering kram perut, dan mual. Diare kadang-
pusing, mual dan muntah dan kram perut adalah tanda-tanda lain
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pada kasus ringan-sedang cukup diberi
ORT (oral rehydration therapy). Jika ORT tak dapat diberikan atau dehidrasi
sudah berada pada tingkat yang parah, berikan cairan intravena (Arisman, 2009).
merupakan hal yang harus diperhatikan. Makanan dan minuman merupakan salah
satu media bakteri Escherichia coli untuk hidup. Hampir semua jenis makanan
makanan yang mudah rusak pada daerah suhu berbahaya (5-60ºC). Mencuci
tangan dengan sabun dari toilet, sebelum menangani bahan makanan, dan
makanan dan air minum baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif yaitu dengan
mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli pada minuman cepat saji (mango
Kecamatan Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Polonia) dan dilakukan uji
Medan.
selesai.
Objek penelitian ini adalah penjamah makanan dan minuman mango Thai
beserta air bahan baku pembuatan di seluruh outlet mango Thai di empat
kecamatan Kota Medan. Jumlah outlet mango Thai di empat kecamatan Kota
penelitiannya.
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
pada minuman cepat saji (mango thai) serta diperoleh data dari hasil pemeriksaan
1. Alat
a. Autoclave
c. Kapas alkohol
d. Kawat ose
e. Labu Erlenmeyer
f. Lampu spritus
g. Petri dish
h. Pipet steril
j. Spidol
k. Tabung durham
l. Tabung reaksi
m. Thermometer
2. Bahan
b. Alkohol
d. Media agar
f. Lugol 1%
g. Gentian violet
1. Persiapkan alat tulis untuk membuat tanda atau menulis nama jenis
ml); (1 x 0,1 ml). Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari test pendahuluan
a. Nomor urut
b. Tanggal pemeriksaan
c. Volume
(pembentukan gas).
penegasan.
- Bila tes negative (-) berarti Escherichia Coli negatif (-) dan
2%. Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan. Cara
pemeriksaan :
2 tabung BGLB 2 %.
selama 24-48 jam untuk memastikan adanya coliform dan satu seri
jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung
yang diinkubasi pada suhu 37°C maupun pada seri tabung yang
tabel MPN, maka akan diperoleh indeks MPN Coliform untuk tabung
yang diinkubasikan pada suhu 37°C dan indeks MPN Escherichia coli
1. Mango Thai adalah suatu inovasi minuman cepat saji berbahan jus
banyaknya Escherichia coli yang ditemukan pada minuman itu dari hasil
0 dari 100 ml sampel (negatif), tidak memenuhi syarat apabila >0 dalam
4. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung
mango Thai.
mango Thai.
1. Escherichia coli
Data telah diperoleh dari hasil observasi akan diolah dan dianalisa secara
akan diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan Permenkes RI
HASIL PENELITIAN
meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan lama berjualan mango Thai
berjumlah 2 orang (25%), kelompok umur 21-25 berjumlah 5 orang (62,5%), dan
(100%) pendidikan terakhirnya adalah tamat SMA. Lama berjualan paling sedikit
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
adalah 1-3 bulan yaitu 1 orang (12,5%), lama berjualan 4-6 bulan yaitu 2 orang
(25%), dan lama berjualan terbanyak adalah 7-9 bulan sebanyak 5 orang (62,5%).
makanan, bahan tambahan dan penyajian, sarana penjaja, dan sentra pedagang
dapat dilihat secara rinci dalam tabel distribusi frekuensi yang disajikan.
9 Tidak batuk/bersin di
8 100 0 0 8 100
hadapan makanan jajanan
tidak memiliki luka pada saat diobservasi, pada saat ditanya peneliti apabila
memiliki luka, semua responden akan menutup luka tersebut. Sebanyak 6 orang
(75%) menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, sedangkan 2 orang (25%) tidak
menjaga kebersihan tangan, rambut, dan kuku. Responden yang memakai celemek
dan tutup kepala sebanyak 3 orang (3,75%), sedangkan yang tidak memakai
celemek dan tutup kepala sebanyak 5 orang (62,5%). Responden yang mencuci
orang (62,5%) tidak mencuci tangan setiap hendak menjamah makanan. Sebanyak
makanan, tidak menggaruk anggota badan pada saat menjamah makanan, dan
4.2.2 Peralatan
yang digunakan oleh penjamah makanan pada saat pengolahan minuman mango
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui dalam hal peralatan yang sudah
dipakai dicuci dengan air bersih dilakukan oleh 5 orang (62,5%), sedangkan 3
orang (37,5%) tidak melakukannya. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan
orang (87,5%) tidak mengeringkan peralatan dengan alat pengering. Dalam hal
bahan tambahan, dan penyajian pada minuman mango Thai disajikan dalam tabel
berikut :
(87,5%) menggunakan air yang tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, dan tidak
berwarna, sedangkan 1 orang (12,5%) tidak menggunakan air yang tidak berasa,
tidak berbau, tidak keruh, dan tidak berwarna. Semua responden yaitu 8 orang
(100%) tidak memasak air bersih sampai mendidih untuk bahan baku minuman
mango Thai, melainkan menggunakan air galon isi ulang dan air galon bermerek.
dengan mutu yang baik, dalam keadaan segar, dan tidak busuk. Bahan makanan
yang cepat rusak disimpan dalam wadah terpisah hanya dilakukan oleh 7 orang
dengan tempat/alat perlengkapan yang bersih, dan aman bagi kesehatan. Dalam
keadaan bersih dan tidak ditiup, diangkut dalam keadaan tertutup dan terpisah
dengan bahan mentah, disajikan lebih dari 6 (enam) jam, diolah kembali
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sarana penjaja pada seluruh
outlet yang tersedia tempat untuk air bersih, penyimpanan bahan makanan,
bahan makanan), dan tempat sampah berjumlah 8 outlet (100%). Tempat penjaja
outlet (25%) berada dipinggir jalan dan berdekatan dengan sumber pencemaran.
outlet (100%).
Diketahui juga bahwa 6 produsen (75%) yang memiliki lokasi sentra pedagang
cukup jauh dari sumber pencemaran, tempat pengolahan limbah, TPS terbuka,
rumah potong hewan, jalan raya, sedangkan 2 produsen (25%) berada di pinggir
mango Thai yang dijual di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dalam hal penjamah
jajanan, sedangkan sampel M2, M3, M4, M5, M6, M7 tidak memenuhi syarat
memenuhi syarat, sedangkan sampel M1, M2, M3, M4, M5, M6, dan M7 tidak
memenuhi syarat kesehatan. Dalam hal penggunaan air, bahan makanan, bahan
tambahan, dan penyajian yang memenuhi syarat kesehatan adalah sampel M1,
M2, M3, M4, M5, M7, dan M8, sedangkan sampel M6 tidak memenuhi syarat
kesehatan. Dalam hal sarana penjaja diketahui bahwa sampel M1, M2, M3, M4,
adalah sampel M1, M2, M3, M4, M5, dan M8, sedangkan sampel M6 dan M7
sampel tersebut bebas dari pencemaran feses atau tidak, karena bakteri
manusia dan hewan. Hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada
tabel berikut :
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa 8 sampel mango Thai yang
diambil dari 8 outlet mango Thai di empat kecamatan di Kota Medan dan hasil
uji laboratorium menunjukkan terdapat 7 sampel mango Thai (M1, M3, M4, M5,
M6, M7, dan M8) yang positif mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan 1
sampel mango Thai (M2) negatif bakteri Escherichia coli. Hasil yang
menunjukkan bahwa sampel positif bakteri Escherichia coli dapat diartikan tidak
sampel negatif bakteri Escherichia coli memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan
Minum.
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Air Bahan
Baku Mango Thai di Kota Medan 2018
No Sampel Merk Hasil Satuan E. coli Keterangan
1 A1 Aqua <1,1 MPN/100 ml Negatif MS
2 A2 Aqua <1,1 MPN/100 ml Negatif MS
3 A3 Tanpa Merk 2,2 MPN/100 ml Positif TMS
4 A4 Tanpa Merk 1,1 MPN/100 ml Positif TMS
5 A5 Tanpa Merk 2,2 MPN/100 ml Positif TMS
6 A6 Tanpa Merk >23 MPN/100 ml Positif TMS
7 A7 Tanpa Merk 2,2 MPN/100 ml Positif TMS
8 A8 Aqua <1,1 MPN/100 ml Negatif MS
Keterangan : A = air bahan baku
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa 8 sampel air bahan baku
yang diambil dari 8 outlet mango Thai di empat kecamatan di Kota Medan dan
hasil uji laboratorium menunjukkan terdapat 5 sampel air (A3, A4, A5, A6, dan
A7) yang positif mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan 3 sampel air
(A1, A2, dan A8) negatif bakteri Escherichia coli. Hasil yang menunjukkan
bahwa sampel positif bakteri Escherichia coli dapat diartikan tidak memenuhi
PEMBAHASAN
mango Thai di empat kecamatan Kota Medan pada tahun 2018 terdapat 2 orang
berumur diantara 21-25 tahun yaitu sebanyak 5 orang. Dalam hal lama
tahun dikarenakan minuman mango Thai tersebut merupakan minuman cepat saji
yang kekinian dalam 1 tahun terakhir ini. Sehingga semua penjamah makanan
cukup tinggi, maka seharusnya mereka tahu bagaimana cara pengolahan minuman
yang baik. Menurut penelitian Marsaulina (2004) ada hubungan antara kebersihan
pengetahuan tentang kebersihan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, mereka
harus diberi pembinaan dari instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Medan
mengenai sikap dan tindakan yang benar dalam higiene sanitasi pengolahan
makanan/minuman.
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
Thai di Kota Medan tahun 2018, diperoleh hanya 2 responden yang memenuhi
memenuhi syarat. Semua responden tidak menderita penyakit menular dan tidak
rambut, dan kuku sebanyak 6 orang responden yang melakukan dan menjaga
kebersihan tangan, rambut, dan kuku. Penggunaan celemek dan tutup kepala serta
mencuci tangan setiap hendak menjamah makanan hanya dilakukan oleh 3 orang
mango Thai.
Faktor penjamah makanan adalah hal yang sangat penting dan bila
diabaikan bisa menjadi salah satu titik kritis dalam terjadinya pencemaran
sebelum menjamah makanan adalah salah satu hal dasar yang diabaikan dalam
satu anggota tubuh yang vital untuk mengerjakan sesuatu dalam penyelenggaraan
makanan, dan melalui tangan pula makanan banyak terkontaminasi. Begitu juga
cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak langsung
dengan makanan dilakukan dengan menggunakan alat yaitu sarung tangan plastik
sekali pakai, penjepit makanan, dan sendok garpu. Jika dilihat kembali
Higiene Sanitasi Makanan Jajanan aspek Penjamah Makanan adalah urutan yang
paling pertama dari 5 (lima) aspek lainnya dan menurut asumsi peneliti, itu
Thai di Kota Medan tahun 2018, diperoleh hanya 1 orang responden yang
memenuhi syarat dalam hal peralatan, sedangkan 7 orang responden lainnya tidak
memenuhi syarat. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih hanya
dilakukan oleh 5 orang responden, kemudian untuk peralatan yang sudah dipakai
dicuci dengan sabun hanya dilakukan oleh 4 orang responden dan selebihnya tidak
melakukan. Setiap peralatan yang telah dicuci dan dikeringkan dengan alat
pengering seperti kain lap hanya dilakukan oleh 1 orang responden, setelah
peralatan sudah bersih disimpan ditempat bebas pencemaran hanya dilakukan oleh
peralatan yang bersifat sekali pakai seperti sedotan dan sendok plastik.
satu titik kritis terjadinya pencemaran dikarenakan beberapa outlet yang tidak
mencuci kembali peralatan yang telah digunakan, adapun yang mencuci peralatan
kontak langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut. Peralatan yang
sudah dicuci juga tidak dikeringkan dengan alat pengering dan langsung
digunakan. Peralatan yang tidak dikeringkan dengan alat pengering dan langsung
dikarenakan masih adanya sisa air pada peralatan. Air merupakan salah satu
media yang baik bakteri Escherichia coli untuk tumbuh. Bakteri ini tumbuh
dengan baik pada suhu 7-46 ºC dan dapat tumbuh pada kondisi aktivitas air
substrat hanya 0,95 (Hadiwiyoto, 2014). Setelah dilihat hasil penilaian observasi
hanya 1 orang responden yang memenuhi syarat dalam hal peralatan yang
Thai di Kota Medan tahun 2018, diperoleh 7 orang responden yang memenuhi
syarat dalam hal air, bahan makanan, bahan tambahan, dan penyajian dalam
tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, dan tidak berwarna, sedangkan untuk air
yang digunakan semua responden menggunakan air galon isi ulang dan air galon
bermerek. Penggunaan air galon isi ulang dan air galon bermerek dianggap
makanan yang bermutu baik, dalam keadaan segar, dan tidak busuk. Terdapat 7
orang responden menyimpan bahan makanan yang cepat rusak dalam wadah
menggunakan wadah cup plastik yang sekali pakai. Semua responden menyajikan
makanan jajanan dalam keadaan tertutup, pembungkus dalam keadaan bersih dan
Menurut penelitian Faizah (2012) depot air minum isi ulang di Kota
Sehingga menurut asumsi peneliti, penggunaan air minum isi ulang untuk bahan
baku pembuatan mango Thai menjadi salah satu titik kritis terjadinya pencemaran
isi ulang sebagai bahan baku pembuatan mango Thai adalah salah, dikarenakan
penemuan bakteri Escherichia coli pada sampel air bahan baku tersebut. Menurut
Chandra (2007) didalam upaya sanitasi makanan, beberapa tahapan yang harus
makanan. Makanan sebelum disajikan arus diatur sedemikian rupa sehingga selain
menarik, juga menambah selera makan dan terhindar dari kontaminasi serta
terjaga sanitasinya.
Thai di Kota Medan tahun 2018, diperoleh 6 responden yang memenuhi syarat
dalam hal sarana penjaja. Semua responden menyediakan tempat untuk air bersih,
peralatan, tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan), dan tempat sampah. Tempat
penjaja yang terlindung dari debu dan pencemaran hanya 6 orang responden,
selebihnya sangat dekat dengan jalan raya dan sumber pencemaran lainnya seperti
saluran pembuangan limbah dan parit. Konstruksi sarana penjaja juga seluruhnya
Sarana penjaja adalah fasilitas sanitasi yang dimiliki setiap outlet mango
Thai. Sarana penjaja yang baik merupakan aspek penting untuk mengendalikan
makanan jadi, penyimpanan peralatan, tempat cuci, dan tempat sampah, tempat
Thai di Kota Medan tahun 2018, diperoleh 6 orang responden memiliki sentra
pengendalian lalat dan tikus. Kemudian, 6 orang responden memiliki lokasi sentra
pedagang yang cukup jauh dari sumber pencemaran, tempat pengolahan limbah,
TPS terbuka, rumah potong hewan, jalan raya. Sehingga dapat disimpulkan 2
orang responden tidak memiliki sentra pedagang yang memenuhi syarat kesehatan
lalat dan tikus merupakan hal wajib yang dimiliki untuk sanitasi sentra pedagang
tersebut. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
5.3 Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Mango Thai dan
Air Bahan Baku
terdapat 7 (tujuh) sampel (kode sampel M1, M3, M4, M5, M6, M7, dan M8) yang
positif Escherichia coli, ini menunjukkan hampir seluruh sampel minuman mango
Thai yang diperiksa tidak memenuhi syarat kesehatan. Pemeriksaan terhadap air
bahan baku diperoleh 8 (delapan) sampel yang diperiksa terdapat 5 (lima) sampel
(kode sampel A3, A4, A5, A6, dan A7) yang positif Escherichia coli, ini
menunjukkan sebagian besar sampel air bahan baku yang diperiksa tidak
mengganggap penggunaan air galon isi ulang sebagai bahan baku pembuatan
mango Thai itu aman adalah salah, karena ditemukannya bakteri Escherichia coli
pada sampel air bahan baku tersebut. Hal lain yang menjadi faktor kontaminasi
Escherichia coli pada sampel tersebut adalah responden tidak mencuci tangan
sebelum menjamah bahan minuman dan terjadinya kontak langsung antara tangan
dengan bahan minuman. Sehingga, 12 sampel dari total 16 sampel yang diperiksa
hasilnya positif bakteri Escherichia coli atau 12 sampel tersebut tidak memenuhi
lebih dari 0 (nol) pada 100 ml air. Air yang tercemar oleh kotoran manusia
maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan,
(Fardiaz, 1992).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lubis (2012) tentang Higiene
Sanitasi dan Analisa Eschericia coli pada Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual
minuman kelapa muda tanpa jeruk 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung
Escherichia coli, pada minuman kelapa muda pakai jeruk tidak mengandung
Escherichia coli, dan pada es batu 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung
Escherichia coli.
6.1 Kesimpulan
makanan dan kandungan Escherichia coli pada minuman cepat saji (mango Thai)
di Kota Medan tahun 2018 yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam
942/MENKES/SK/VII/2003.
No. 942/MENKES/SK/VII/2003.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
942/MENKES/SK/VII/2003.
942/MENKES/SK/VII/2003.
6.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran 1
Lembar Observasi
ANALISIS PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN DAN
KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI (MANGO THAI) DI KOTA MEDAN
TAHUN 2018
(berdasarkan Kepmenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman
Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan)
A. Karakteristik responden No. Responden :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Lokasi berjualan :
Lama berjualan : (bulan/tahun)
B. Lembar observasi
KATEGORI
No OBJEK PENGAMATAN
YA TIDAK
PENJAMAH MAKANAN
1 Tidak menderita penyakit menular
2 Menutup luka
3 Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku
4 Memakai celemek dan tutup kepala
5 Mencuci tangan setiap hendak menjamah makanan
6 Menjamah makanan dengan alat/alas tangan
7 Tidak merokok
8 Tidak menggaruk anggota badan
9 Tidak batuk/bersin di hadapan makanan jajanan
PERALATAN
10 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih
11 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan sabun
Master Data
1. Karakteristik Responden
74
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
N Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
o Responden
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
1 Nanda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Widia √ √ - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 M. Hasan √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Siti √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Dina √ √ √ - - - √ √ √ - - - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Vani Sonia √ √ - - - √ √ √ √ - - - √ √ - - √ - √ √ √ - √ - -
7 M. Amin √ √ √ - - √ √ √ √ - - - √ √ √ - √ √ √ √ √ - √ - -
8 Swastika √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √
75
Lampiran 3
Dokumentasi Penelitian
Gambar 3. Proses Pemotongan Buah Mangga pada Outlet di Jalan Setia Budi
Gambar 4. Proses Pembuatan Mango Thai pada Outlet di Mall Medan Fair
Gambar 5. Salah satu penjamah makanan pada outlet di Sun Plaza Mall
Gambar 6. Sampel Mango Thai dan air bahan baku pada saat registrasi di BTKLPP
Medan
Gambar 9. Hasil positif Tes Perkiraan dengan adanya gas di dalam tabung
Gambar 11. Hasil negatif Bakteri Escherichia coli setelah Tes Penegasan
Gambar 12. Hasil positif Bakteri Escherichia coli setelah Tes Penegasan
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian
Lampiran 5
Surat Keterangan Izin Penelitian dari BTKLPP Medan
Lampiran 6
Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 7
Surat Hasil Penelitian