Anda di halaman 1dari 40

i

ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAKTERI Escherichia


Coli dan Colifrom PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
DARI PEDAGANG IKAN DI PPS KUTARAJA
BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar

YUNIKA ZAIDA
NIM. 1905904010005

PROGRAM JURUSAN PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2023
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini Kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan Skripsi


saudara :
NAMA : YUNIKA ZAIDA

NIM : 1905904010005

JUDUL : ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAKTERI Escherichia


Coli dan Colifrom PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
DARI PEDAGANG IKAN DI PPSKUTARAJA BANDA ACEH

Yang diajukan memenuhi dari syarat–syarat untuk memperoleh gelar


sarjana perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Teuku Umar

Mengesahkan
Komisi Pembimbing

Nabila Ukhty, S.Pi., M.Si


NIP. 198903262019032014

Mengetahui
Dekan Fakultas Ketua Jurusan Perikanan
Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S. TP., Muhammad Agam Thahir, S.Pi., M.


Maitrise., M.Sc., IPU Si
NIP. 198006252003121001 NIP. 1989102420190311020
iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul:


ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAKTERI Escherichia Coli dan
Colifrom PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DARI PEDAGANG
IKAN DI PPS KUTARAJA
BANDA ACEH

Disusun oleh:
Nama : Yunika Zaida
NIM : 190590401005
Program Studi : Perikanan
Falkutas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal .. Bulan Tahun


dan dinyatakan lulus dan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI Tanda tangan

1. Nabila Ukhty, S.Pi.,M.Si


(Dosen Penguji I) ………………….

2. Ikhsanul Khairi, S.Pi.,M.Si


…………………
(Dosen Penguji II)
3. Sri Ayu Insani, S.Pi., M.Si
(Dosen Penguji III) …………………

Mengetahui
Ketua Jurusan perikanan

(Muhammad Agam Thahir, S.Pi.,M.Si)


NIP. 198910242019031020
iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yunika Zaida


NIM : 190590401005
Jurusan : Perikanan
Falkutas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Judul Skripsi : ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAKTERI
Escherichia Coli dan Colifrom PADA IKAN TONGKOL
(Euthynnus affinis) DARI PEDAGANG IKAN DI PPS
KUTARAJA BANDA ACEH

Dengan ini menyatakan sesunggunya bahwa di dalam skripsi adalah hasil

karya saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari

skripsi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya

sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.

Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat

yang pernah ditulls atau diterbltkan oleh orang lain yang dijadikan seotah-otah

karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-

bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan

untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk

dapat dipergunakan seperluunya.

Meulaboh, …bulan tahun

Yunika Zaida

190590401005
v

RIWAYAT HIDUP

Nama Yunika Zaida, lahir di Barat daya, Kecamatan Kluet


selatan, Kabupaten aceh selatan, Provinsi aceh pada
tanggal 12 Juni 2000. Penulis adalah anak kedua dari ke
empat bersaudara dari pasangan aini dan Darmawati. Pada
tahun 2013 penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri 4 kandang,
Pada tahun 2016 penulis menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 1 Kluet selatan, pada tahun 2019 penulis telah menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Kluet selatan, dan pada tahun 2019
penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
di universitas teuku umar.

Selama menjadi mahasiswa Universitas Teuku Umar, saya mengikuti


berbagai macam kegiatan baik formal maupun non formal.

1. Program pengembangan pendidikan agama islam (P3AI) di Universitas


Teuku Umar Tahun Akademik 2019-2020.

2. Program magang tahap ke IV semester ganjil 2020-2023 di stasiun karantina


ikan pengendalian mutu dan keaman hasil perikanan pada tanggal 27 Juli
2022 s/d 27 November 2022.

Pada tahun 2022 penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis


Kualitatif Kandungan Bakteri Esceherichia Coli dan Colifrom pada Ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) dari Pedagang Ikan di PPS Kutaraja Banda Aceh”. Sebagai
skripsi untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.
vi

ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAKTERI Escherichia


Coli dan Colifrom PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
DARI PEDAGANG IKAN DI PPS KUTARAJA
BANDA ACEH

Yunika Zaida,1 Nabila Ukthty2


1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar

ABSTRAK

Ikan tongkol merupakan salah satu komoditi ikan paling besar di Aceh mutu
kesegaran ikan sangat ditentukan dengan cara penanganan. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui cemaran mikroba secara Kualitatif Escherichia coli dan
Colifrom pada ikan tongkol dari pedagang pasar di PPS Kutaraja Banda Aceh.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif yang bersifat eksprimen
laboratorium, dengan data yang dikumpulkan berupa data primer kualitatif,
kemudian data diperoleh dengan cara analisis di laboratorium. Tahapan
penelitian terdiri dari beberapa bagian, yaitu tahapan pengambilan sampel,
tahapan uji pendugaan dan penegasan Colifrom. Kemudian tahapan uji
pendugaan dan penegasan Escherichia coli. Diketahui bahwa pada sampel P1, P2,
dan P3 terjadi peningkatan perlakuan P3, dimana pada P1 suhu ikan sebesar
14,8 . Dimana semakin kecil suhu maka semakin bagus tingkat kesegaran pada
ikan tongkol tersebut, dikarenakan Fungsi dari es untuk mempertahankan ikan
tetap segar, mencegah pembusukan sehingga nilai gizi dapat dipertahankan.
Berdasarkan hasil pendugaan colifrom diketahui sampel P2 diduga mengandung
colifrom. Berdasarkan hasil pengujian kualitatif pendugaan dan pendugaan
kolifrom dan e coli diketahui bahwa sampel P2 secara kualitatif diduga
mengandung bakteri colifrom. Sedangkan bakteri e coli tidak ditemukan pada
sampel P3. Uji pendugaan menggunakan media LSB (Lactose Sulphate Broth).
vii

QUALITATIVE ANALYSIS OF THE CONTENT OF Escherichia Coli and


Colifrom BACTERIA IN TUTORIAL FISH (Euthynnus affinis) FROM
FISH TRADERS IN KUTARAJA PPS BANDA ACEH

Yunika Zaida,1 Nabila Ukthty2


1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar

ABSTRACT

Tuna is one of the biggest fish commodities in Aceh, the quality of fish freshness
is very much determined by the way it is handled. The purpose of this study was
to qualitatively determine the microbial contamination of Escherichia coli and
Colifrom in tuna from market traders at PPS Kutaraja Banda Aceh. This type of
research uses qualitative research which is a laboratory experiment, with the data
collected in the form of qualitative primary data, then the data is obtained by
means of analysis in the laboratory. The stages of the research consisted of several
parts, namely the stages of sampling, the stages of testing the prediction and
confirmation of Colifrom. Then the stages of the estimation and confirmation test
of Escherichia coli. It is known that in samples P1, P2, and P3 there was an
increase in the P3 treatment, where in P1 the temperature of the fish was 14.8℃.
Where the lower the temperature, the better the level of freshness in the tuna,
because the function of the ice is to keep the fish fresh, prevent spoilage so that
the nutritional value can be maintained. Based on the results of the colifrom
estimation, it was known that the P2 sample was suspected to contain colifrom.
Based on the results of qualitative testing of the estimation and estimation of
coliform and e coli, it is known that the P2 sample is qualitatively suspected to
contain colifrom bacteria. Meanwhile, e coli bacteria were not found in the P3
sample. The prediction test used LSB (Lactose Sulphate Broth) medium.
viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul : „„Analisis

Kualitatif Kandungan Bakteri Escherichia Coli dan Colifrom Pada Ikan

Tongkol (Euthynnus Affinis) Dari Pedagang Ikan Di PPS kutaraja Banda

Aceh’’.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak memberikan gambaran mulai

dari awal hingga akhir penelitian serta sebagai bentuk pertanggung jawaban

penulis kepada pihak institusi. Penulis menyampaikan rasa yang terima kasih

yang sebesar–besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP.,Maitrise.,M.Sc.,IPU Selaku Dekan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

2. Bapak Muhammad Agam Thahir, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi

Perikanan Jurusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan bantuan yang

bersifat akademis dan administratif.

3. Dosen pembimbing kepada Ibu Nabila Ukthy, S.Pi,. M.Si yang selalu

membimbing, mengarahkan dan menasehati dengan tulus kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang

senantiasa mendukung secara moril dan materil serta yang selalu

mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan ini.


ix

5. Dosen penasehat Akademik, kepada bapak Ihsanul khairi S.Pi.,M.Si yang

telah memberikan motivasi, penulis menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Retno Sari Putri A.MD selaku supervisor di Stasiun Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan yang selalu membimbing dan

mengarahkan penulis melaksanakan magang.

7. Sahabat penulis dan sahabat perikanan 2019 yang telah banyak membantu,

mendukung, memahami dan berjuang bersama dan memberikan saran saran

yang baik kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan didalam


penyusunannya jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan baik saran maupun kritik yang membangun dari para pmbaca. Akhir kata
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Meulaboh, 2023

Yunika Zaida
x

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL.............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 5
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)... 5
2.2 Mutu Ikan Tongkol (SNI MUTU IKAN SEGAR) .................. 6
2.3 Cemaran Mikroba ..................................................................... 6
2.3.1 Escherichia Coli ............................................................... 7
2.3.2 Colifrom ........................................................................... 7
2.4 Penanganan Ikan Pasca Panen .................................................. 8
BAB III METODELOGI PENELITIAN.......................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 9
3.3 Prosedur dan Pendekatan Penelitian ....................................... 11
3.3.1 Pengambilan Sampel...................................................... 12
3.3.2 Uji Pendugaan Colifrom ................................................ 13
3.3.3 Uji Pendugaan Escherichia Coli .................................... 14
3.3.4 Pengecekan Suhu Ikan .................................................. 15
3.3.5 Organoleptik Ikan Segar (SNI 2346:2015) ................... 15
3.4 Analisis Data ........................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 17
4.1. Karakeristik Fisik Mutu Ikan Tongkol PPS Kutaraja Banda
Aceh ....................................................................................... 17
4.1.1 Suhu Tubuh Ikan Tongkol ............................................ 17
xi

4.1.2 Organoleptik ................................................................ 19


4.2 Cemaran Escherichia Coli dan Colifrom secara kualitatif .... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 23
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 24
Lampiran 1. Pembuatan Media ....................................................... 26
xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ................................................... 10
Tabel 2.Bahan yang digunakan selama penelitian ................................................ 11
Tabel 3 Pengecekan Suhu Ikan ............................................................................. 18
Tabel 4 Pengujian Organoleptik ........................................................................... 19
Tabel 5 Hasil pengujian Escherichia coli ............................................................. 21
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) .......................................................... 6
Gambar 2. Peta Lokasi PPS Kutaraja Banda Aceh ................................................ 9
xiv

LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Pembuatan Media .............................................................................. 26
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ikan tongkol (Euthynus Affinis) merupakan salah satu ikan pelagis kecil

yang memiliki nilai ekonomis dari familli Scrombidae. Ikan ini dapat ditemukan

hampir semua perairan tropis maupun subtropis (Collette & Aadland, 1996; Liu,

2008 dalam Tao et al., 2012). Menurut data produksi perikanan tangkap Provinsi

Aceh, pada tahun 2020 hasil tangkapan ikan tongkol sebesar 6.278,00 Ton

(KKP,2020). Ikan tongkol adalah salah satu hasil tangkapan perikanan yang

cukup banyak dan memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti

protein, mineral, vitamin, dan lain–lain. Kandungan protein pada ikan tongkol (

Euthynus Affinis) mencapai 67,47% dan kandungan gizi lain yang terdapat pada

ikan laut adalah omega3 (Ilza, 2013). Sehingga banyak diminati di kalangan

masyarakat karena banyak memiliki kandungan proteinnya yang hampir sama

dengan ikan tuna, namun harganya lebih terjangkau (Milo et al., 2011).

Mutu kesegaran ikan dapat dilihat secara organoleptik yang mencakup rupa

atau kenampakan, rasa, bau, dan juga tekstur (Narah, 2013). Parameter

kemunduran mutu ikan berdasarkan standar dapat disebabkan salah satunya oleh

cemaran mikroba, cemaran mikroba yang tidak pernah terkontrol setelah ikan mati

menyebabkan aktivitas terganggu, karena bakteri terus berkembang biak dan

bertambah jumlahnya yang dapat menyebabkan kerusakan lanjut seperti timbul

bau busuk dan perubahan kekompakan tekstur daging (Husni dan Putra, 2015).

Pengujian mutu mikrobiologis dapat dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.


2

Pengujian kuantitatif adalah salah satu analisis yang menghitung jumlah sel

dengan metode hitung cawan dan pengujian kualitatif adalah analisis yang

menggunakan media pertumbuhan mikroorganisme selektif; sehingga

memaparkan ada atau tidaknya bakteri yang diuji.

Kualitas dari ikan tongkol yang didaratkan sangat tergantung dari proses

penangananya mulai dari penangkapan diatas kapal sampai didaratkan dan

dibongkar untuk dijual keagen, maka perlu melakukan penanganan langkah awal

dalam menjaga ikan dari kemunduran mutu, karena baik buruknya penanganan

sangat berpengaruh langsung terhadap mutu ikan sebagai bahan makanan atau

bahan baku untuk pengolahan. Penangan ikan yang baik di atas kapal merupakan

langkah awal yang paling efektif mempertahankan kesegaran mutu ikan hasil

tangkapan meliputi pencucian, pensotiran, pendinginan dan penyimpanan

(Adawyah,2007). Penanganan ikan selanjutnya yang baik di tempat pelelangan

ikan (TPI) atau di tempat pendaratan ikan antara lain tidak boleh bersentuhan

langsung dengan lantai, tempat pendaratan ikan harus bersih dan higienis, ikan

yang didaratkan harus segera mungkin ditimbang dan didinginkan.

mempertahankan suhu konstan (00-40C) (Amos, 2007). Dan penanganan ikan

dipedagang meliputi menggunakan meja kayu/porcelain yang dilapisi aluminium

dengan kemiringan sekitar 3 ikan dimasukkan kedalam kotak (Stereofoam box)

yang telah diisi es, ikan dicuci dengan air bersih, meja kayu/porcelain harus

dibersikan sebelum dan sesudah penjualan (Buton, 2017).

Salah satu pelabuhan perikanan yang berstatus pelabuhan perikanan

samudera (PPS) di provinsi Aceh adalah PPS Kutaraja Banda Aceh. Menurut

Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Kereteria operasional PPS terdiri dari 3
3

bagian, yaitu : Ikan yang didaratkan sebagai tujuan ekspor, terdapat aktivitas

bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata –rata 50 ton per hari dan

terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainya. Dengan

demikian, PPS Kutaraja merupakan sentral bagi sektor perikanan Aceh

khususnya di Kabupaten Aceh Besar dan kota Banda Aceh. Peran sektor kelautan

dan perikanan di provinsi Aceh cukup Startegis dalam mendukung pembangunan

masyarakat terutama dari perspektif ekonomi. Hal ini ditandai dengan

meningkatkan jumlah masyarakat dan menyadarkan mata pencariannya pada

sektor kelautan dan perikanan (Nasution, 2019).

Oleh karena itu peneliti mencoba untuk mengkaji cemaran mikroba secara

kualitatif pada ikan tongkol yang berasal dari pedagang yang berbeda di PPS

Kutaraja Banda Aceh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan

masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana mutu ikan tongkol dari pedagang

ikan di PPS kutaraja Banda Aceh berdasarkan prameter cemaran mikroba secara

kualitatif

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cemaran mikroba secara

kualitatif Escehichia Coli dan Colifrom pada ikan tongkol dari pedagang pasar di

PPS Kutaraja Banda Aceh


4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diproleh dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah:

1. Memberikan informasi ilmiah dan wawasan yang bermanfaat bagi

masyarakat terhadap kandungan bakteri E-coli dan Colifrom pada ikan

tongkol yang sering di komsumsi

2. Sebagai salah satu syarat memproleh gelar sarjana pada prodi perikanan

fakultas perikanan dan ilmu kelautan.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Ikan tongkol yaitu jenis ikan air asin merupakan ikan pelagis spesies dari

Familli Scromboidae seperti ikan tuna pada umumnya ikan adalah ikan yang

berpotensi cukup tinggi dalam bidang ekspor serta memiliki nilai ekonomis tinggi

ikan, serta memiliki kandungan protein ikan ini dapat ditemukan hampir diseluruh

perairan tropis maupun subtropis (Collette dan Aadland, 1996,. Liu,2008 dalam

Tao et al., 2012).

Meurut Saanin (1984), berdasarkan taksonomi ikan tongkol dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Perchomorphi

Sub Ordo : Scrombrina

Famili : Scrombidae

Genus : Euthynnus

Spesies : Euthynnus affinis


6

Gambar 1 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)


(sumber : Collette, 2011).

2.2 Mutu Ikan Tongkol (SNI MUTU IKAN SEGAR)

Mutu ikan tongkol pada umumnya dapat diperhatikan dalam proses

penanganan atau tempat pengolahan produk saja sebaiknya kualitas mutu ikan

perlu diperhatikan dari seluruh rangkaian aliran proses mulai dari bahan baku,

produksi dari konsumen. Penanganan kualitas mutu ikan tongkol hasil tangkapan

tidak hanya tanggung jawab bagian industri pengolaan maupun proccessing saja,

akan tetapi mutu ikan akan tanggung jawab seluruh mata rantai yang terkait dalam

aktivitas perikanan (Nurani, 2011). Mutu ikan tongkol yang baik akan

meningkatkan kepercayaan konsumen dan menstabilkan harga. Menurut maulana,

Eddy & Ike, ( 2012) mutu merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

menigkatkan ekspor perikanan laut dipasar internasional.

2.3 Cemaran Mikroba

Mikroorganisme yang ditemukan pada ikan segar berasal dari mikrobiota

inang, lingkungannya pada saat penangkapan, dan mikroorganisme yang ada

di lingkungan pengolahan. Mikroorganisme awal produk ikan mencakup

berbagai taksonomi bakteri, tetapi perubahan faktor ekstrinsik dapat menseleksi


7

beberapa mikroorganisme yang dapat berkembang biak dan mengungguli yang

lain (Tsironiet al., 2020).

Bakteri merupakan mikroorganisme yang paling melimpah dalam tubuh

ikan yang mempengaruhi kondisi ikan bakteri yang bersifat patogen dapat

menyebabkan penyakit pada manusia (Majid dan Majid, 2021). Ikan akan

terkontaminasi bateri patogen pada saat penyimpanan maupun selama distribusi

sehingga akan menyebabkan penyakit bagi yang mengkonsumsi ikan tersebut

(Dwiyitno, 2010).

2.3.1 Escherichia Coli

Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang dapat hidup diusus mamalia

termasuk manusia. Penyebaran kotoran manusia dan hewan dilingkungan perairan

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan oleh bakteri ini.

Escherichia coli adalah bakteri yang dapat hidup di usus mamalia termasuk

manusia. Penyebaran kotoran manusia dan hewan di lingkungan perairan dapat

menyebabkan pencemaran lingkungan perairan oleh bakteri ini. Bakteri

Escherichia coli juga mengkontaminasi ikan segar, yang sangat berbahaya jika

ikan segar yang terkontaminasi tersebut dikomsumsi oleh konsumen. Bakteri

Escherichia coli yang mengkontaminasi ikan segar sumber utamanya adalah air,

penangan yang kurang baik (Laluraa et al., 2014).

2.3.2 Colifrom

Bakteri coliform adalah bakteri batang Gram negatif yang memfermentasi

laktosa, dan bersusun secara tunggal. Bakteri ini menjadi indikator patogen pada

hewan dan manusia dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
8

keberadaan bakteri patogen. Pertumbuhan bakteri coliform dan non coliform

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suhu udara pada dataran rendah dan dataran

tinggi memiliki pengaruh terhadap jumlah bakteri Coliform dan non Coliform.

Pada dataran rendah suhu harian berkisar antara 25 sampai 32 . Sedangkan

pada dataran tinggi memiliki suhu harian 15 sampai 25 struktur tanah yang

lebih gembur namun memiliki sifat tanah yang lebih baik bila dibandingkan

dengan dataran rendah. Selain itu, dataran rendah juga memiliki suhu yang

mendekati optimal bagi bakteri sehingga bakteri tumbuh pesat pada dataran

rendah (Kadarsih, 2004).

2.4 Penanganan Ikan Pasca Panen

Penanganan ikan pasca panen merupakan suatu hal yang sangat penting

untuk hasil tangkapan ikan segar mulai didaratan di pelabuhan perikanan sampai

selama transportasi penanganan ikan harus cepat dilakukan untuk

memperlambatkan kebusukan. Menurut Lubis (2006) bahwa salah satu

keberhasilan pengolahan pelabuhan perikanan samudra adalah pendaratan ikan

yang dapat dilakukan secara cepat dan perseleksian yang cermat. Menurut

Kreuzer (1971).

Selanjutnya Menurut Clucas dan Ward (1996) bahwa hal –hal prinsip

yang perlu diperhatikan selama penanganan ikan mulai saat pembongkaran

sampai pengangkutan menuju TPI atau ke hinterland : pengontrolan suhu ikan

selama penanganan agar selalu dingin; penanganan dilakukan secara cepat dan

tepat; memperkecil sentuhan fisik secara langsung dengan ikan; menghindari

sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan dan memperkecil terjadinya

kontaminasi terhadap ikan.


9

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Stasiun Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Aceh, jalan lama Bandara

Sultan Iskandar Muda, Kp, Blang, Kec. Blang Bintang pada tanggal 27 Juli

hingga 27 November 2022. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 2. Peta Lokasi PPS Kutaraja Banda Aceh

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

1bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.


10

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian


No Jenis Alat Kegunaannya
1 Autoclof Fungsinya untuk strelisasi media.
(All American)
2 Bunsen Fungsinya untuk pemanasan, strelisasi dan
(Sinh shop) pembakaran.
3 Cawan petri Fungsinya sebagai wadah tempat perkembangbiakan
(Anumbra) mikroba.
4 Incubator Fungsinya untuk menginkubasi kultur mikroba/koloni.
(Memmert)
5 Jarum ose Fungsinya untuk memindahkan bukan mikroba pada
(Mico) tahap inokulasi.
6 Laminari air flow Fungsinya tempat meja kerja steril untuk kegiatan
(Robust) tanam dan inokulasi mikroba.
7 Erlemeyer Fungsinya untuk wadah kimia cair.
(Hario)
8 Peralatan bedah Fungsinya untuk membedah contoh uji.
(Gesunde)
9 Rak tabung reaksi Fungsinya sebagai sebuah wadah ntuk menampung
(Rofa) reaksi kimia dalam skala medium.
10 Tabung reaksi Fungsinya sebagai wadah untuk perkembangbiakan
(Iwaki) mikro organisme dalam media cair.
11 Timbangan analitik Fungsinya untuk mengukur massa benda dan bahan
(Indrotrading) kimia dalam jumlah yang sangat kecil.
12 Botol pengencer Fungsinya melarutkan cairan dan melepaskan mikro
(Irfha) organisme.
13 Waterbath 35 1 Fungsinya untuk menciptakan suhu yang konstan, dan
(Memmert) mengikulasi pada analisis mikrobiologi.
14 Belender (Miyako) Fungsinya untuk menghancurkan sampel.
15 Pipet atau pipetor Fungsinya untuk memindahkan cairan.
1ml, 5 ml dan 10 ml
(aliexpress)
16 Tabung durham Alat untuk melihat adanya tidaknya bakteri dengan gas
(puspa sari) yang terdapat di tabung.
17 Hot plate Fungsinya untuk megaduk dan memanaskan larutan
(Darmasakti) media.

21 Alat tulis Fungsinya untuk menulis kode sampel.


(standart)
22 Manatik Fungsinya untuk menyalakan dan menghidupkan
(UTU) Bunsen.
24 Blue tip Fungsinya untuk memindahkan cairan dengan volume
(Goalkes) kecil.

26 Gelas ukur Fungsinya untuk mengukur volume suatu cairan.


(Monotaro)
11

No Jenis Alat Kegunaannya


27 Sendok spatula Fungsinya untuk mengambil bahan dalam botol saat
(Porselen) penimbangan.
28 Stirer Fungsinya untuk pengaduk media pada hot plate.
(Thermo)
29 Mikroskop Fungsinya untuk menggamati objek yang ukuran kecil
(medicalogy) yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.

Tabel 2. Bahan yang digunakan selama penelitian


No Jenis Bahan Kegunaan
1. Larutan Buffered’s phosphate
buffered ( BFP)
2. Ikan tongkol Sampel yang akan diuji
3. Alkohol 70% Sebagai antiseptik membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme
3. Simmons citrate ( SC Untuk media Uji biokimia
4. Aquades Sebagai pelarut media dan pengkalibrasi alat
5. Aluminium Foil Sebagai alat tempat menimbang media
6. Tryptone water Untuk media uji biokimia
7. Ec- Broth Media pendugaan Bakteri E. coli
8. Media MR-VP Broth Untuk media uji biokimia
9. Larutan 0,5% Pepton Water Untuk media uji biokimia
10. Kovacs Preaksi uji indol
11. KHO 40% Preaksi uji pada Vp
12. Melthyl Red Uji biokimia
13. Preaksi uji pada Vp
14. Kapas Sebagai alat penutup
15. Aquades Sebagai pelarut media dan pengkalibrasi alat
16. Tisue Sebagai alat mengelab bahan tumpahan media
17. Plate count agar ( PCA)
18. Lactose broth, Levine‟s eosin Media selektif agar untuk penegasan Bakteri
methylene blue ( L-EMB), e. coli
17. Safranin Fungsinya untuk bahan pewarnaan gram.
18 Cristal violet Fungsinya untuk bahan pewarnaan gram.
19. Lugol / iodine Fungsinya untuk bahan pewarnaan gram.
20. Kertas lebel Fungsinya untuk memberikan kode sampel.
21. LTB (Lauryl Tryptose Broth) Untuk menghambat pertumbuhan mikroba.
22. Spiritus Bahan bakar bunsen.

3.3 Prosedur dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini digunakan pada skripsi ini menggunakan penelitian

Kualitatif yang bersifat eksprimen laboratorium, dengan data yang dikumpulkan


12

berupa data primer dengan jenis data berupa kualitatif, kemudian data diperoleh

dengan cara analisis di laboratorium. Tahapan penelitian terdiri dari beberapa

bagian yaitu, tahapan pengambilan sampel, tahapan uji pendugaan Colifrom,

tahapan uji penegasan Colifrom, tahapan uji pendugaan Escherichia coli, dan

tahapan uji penegasan Escherichia coli. Kemudian dianalisis data Objek

penelitian yang berdasarkan pada standar nasional indonesia (SNI 2332.1: 2015).

3.3.1 Pengambilan Sampel

Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sampling menurut

Sugiyono (2012), random sampling merupakan metode yang digunakan untuk

memilih sampel dari populasi secara acak sederhana sehingga setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel.

pada 3 orang pedagang yang berbeda. masing–masing ikan cara pengambilan

sampelnya secara acak kemudian dilakukan pengecekan suhu pada masing

masing ikan. Sampel yang diambil setiap pedagang yang berbeda 1 sampel ikan

kemudian dimasukkan ke kertas yang sudah disterilisasikan, jadi jumlah sampel

yang diambilkan sebanyak 3 sampel dari 3 pedagang yang berbeda. Sampel

dimasukan kedalam plastik yang sudah disterilisasikan kemudian uji pengecekan

suhu ikan menggunakan termometer Digital kemudian dibawa ke Laboratorium

Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Aceh.

Kemudian diuji Organoleptik Menurut (SNI 2346:2015). Kemudian baru masuk

kedalam tahapan pengujian yaitu pengujian bakteri Escherichia coli dan Colifrom

pada ikan tongkol (Euthynnus affinis) berdasarkan batas Standar Nasional

Indonesia (SNI 2332.1:2015).


13

3.3.2 Uji Pendugaan Colifrom

Uji pendugaan Colifrom menurut SNI 2332.1:2015, yaitu siapkan sampel

yang ingin diuji sebelum melakukan preparasi sterilisasikan alat – alat yang ingin

digunakan terlebih dahulu dengan menyemprotkan alkohol 70% dilakukan

berulang tiap kali ingin mempresentasikan sampel, kemudian preparasikan sampel

yang ingin diuji dan timbang setiap sampel sebanyak 25 dan masukan kedalam

kertas sampel kemudian diikat menggunakan karet.

a. Uji Pendugaan Colifrom

1. Uji pendugaan coliform dengan menggunakan 25 gram sampel daging ikan

tongkol kemudian ditambahkan cairan aquades sebanyak 1000 ml lalu

dihaluskan, selanjutnya sampel yang telah dihaluskan dimasukan kedalam

botel pengencer , , dan .

2. Botol pengenceran 10 disiapkan terlebih dahulu dengan cara melarutkan 1 ml

larutan 10 kedalam 9 ml larutan botol pengencer Butterfield,s Phosphate

Buffered (BFP).

3. Kemudian larutan 10 disiapkan untuk memindahkan nya sebanyak 1 ml

larutan dari setiap botol pengencer kedalam 3 seri atau 5 seri tabung Lauryl

Trptose Broth ( LTB) yang berisi tabung Durham.

4. Tabung–tabung tersebut di inkubasi selama 48 jam kurang lebih 2 jam pada

suhu 35 oC kurang lebih 1oC. Kemudian lihat reaksi gas yang terbentuk

setelah diinkubasi selama 24 jam dan kemudian tabung tabung negatif

diinkubasi selama 24 jam. Tabung yang positif ditandai dengan kekeruhan

dan gas yang ada di tabung durham.


14

b. Uji Penegasan Colifrom

Tabung–tabung LTB yang positif diinkolusikan ke dalam tabung-tabung

BGLB (Briliant Green Lactose Broth) yang berisi tabung durham dengan dengan

menggunakan jarum ose. BGLB yang telah diinkolusikan kemudian diinkubasi di

selama 48 jam 2 jam pada suhu 35 1 . Tabung positif ditandai dengan

adanya kekeruhan gas yang ada didalam tabung Durham.

3.3.3 Uji Pendugaan Escherichia Coli

Setiap tabung LTB yang positif, diinkulasikan ke tabung-tabung Ec-Broth

yang berisi tabung durham dengan menggunakan jarum ose. Kemudian Ec-Broth

diinkubasi basah pada waterbath dengan sirkulasi selama 48 jam 0.5 . dan

waterbath harus dalam keadaan bersih, air didalamnya harus lebih tinggi dari

tinggi cairan yang ada dalam tabung yang akan diinkubasi.

1. Kemudian tabung- tabung Ec-Broth yang akan menghasilkan gas selama 24

jam 2 jam jika negative akan diinkubasi kembali sampai 48 jam 2 jam.

Tabung positif ditandai dengan kekeruhan.

d. Uji penegasan Escherichia Coli

1. Tabung-tabung Ec- Broth yang positif di goreskan dengan menggunakan

jarum ose ke media LEMB (Lactose broth, Levine‟s Eosin Methylene Blue

Agar), kemudian diinkubasi selama 24 jam 2 jam pada suhu 35 1 .

2. Koloni Escherichia Coli terduga, memberikan ciri khas (Typical) yaitu

tempat pengoresan yang digorekan menggnakan jarum ose tadi berubah

menjadi warna kuning keeamasan.

3. Kemudian koloni Escherichia Coli pada masing masing cawan LEMB- agar

dipindahkan lebih dari satu koloni dan digoreskan dengan menggunakan


15

jarum ose kemedia PCA miring dengan menggunakan jarum tanam.

selanjutnya di inkubasi selama 24 jam 2 jam pada suhu 35 1 .

3.3.4 Pengecekan Suhu Ikan

Pengecekan suhu dilakukan pada saat pengambilan sampel ikan dipedagang

ikan pengecekan suhu dilakukan dengan mengunakan termometer jarum digital .

pengecekan suhu dilakukan dengan cara menusuk bagian daging ikan nya

hingga jaraknya tidak meyentuh tulang.

Suhu merupakan besaran yang dipakai untuk menyatakan derajat panas dari

suatu objek. Derajat panas tersebut berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi

suhu suatu benda artinya semakin tinggi pula derajat panas suatu benda

(Mundilarto dan Istiyono, 2007).

Pengecekan suhu ikan menggunakan termometer jarum digital. Alat ini

mampu untuk mengukur suhu karena beraksi sangat cepat dan dapat segera di

baca hasilnya. Ujung termometer yang merupakan sensor (elemen yang peka

terhadap perubahan suhu) harus cukup kecil sehingga hanya tempat sensor itu

terukur suhunya. Kemudian ujung jarum ditusuk kedalam ikan hingga mencapai

bagian tengah. (acuan teor pengecekan suhu pusat tubuh ikan).

3.3.5 Organoleptik Ikan Segar (SNI 2346:2015)

Organoleptik dilakukan oleh penelitian pada saat pengambilan sampel

kesegaran ikan secara sensori. Pengujian ini dilakukan oleh panelis yang bertugas

mempertimbangkan spesifikasi mutu produk secara subjektif, baik itu panelis

terlatih. Menurut mahdaniar (2017) pengujian Prameter kesegaran ikan dapat

ditentukan secara fisikawi berdasarkan fisik dari ikan, yaitu,mata, insang, lendir
16

permukaan badan, daging ,bau, testur, kenampakan luar, kelenturan daging

ikan.(SNI 2346;2015).

Uji organoleptik merupakan salah satu metode penentu kesegaran ikan secara

sensori. Parameter ini dapat dinilai oleh indra manusia sebagai alat utama untuk

menilai ikan segar dan produk perikanan tidak utuh. Pengujian ini dilakukan oleh

beberapa panalis yang bertugas mempertimbangkan spesifikasi mutu produk

secara subjektif, baik itu panelis tidak terlatih maupun panelis terlatih.Standar

penilaian organoleptik ikan segar mengacu pada SNI 2346:2015.

Sebagai prameter dalam pengujian sensori berupa kenampakan warna, cita,

rasa, dan tekstur. Para panelis akan memberikan skor pada sampel yang diamati.

Biasanya semaikin segar yang dianalisis skor akan semakin tinggi. sifatnya sangat

subjektif hanya mengandalkan indra panelis, kepekaan masing – masing berbeda

dan keterbatasan kemampuan dalam mendeteksi, misalnya membedakan antara

bau busuk dengan amonia atau bau indol (Narah, 2013).

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan seperti data yang diproleh dari hasil penelitian

dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan data yang disajikan dalam bentuk

tabel.
17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakeristik Fisik Mutu Ikan Tongkol PPS Kutaraja Banda Aceh

Karakteristik Fisik penilaian mutu ikan tongkol berdasarkan nilai PH,

suhu dan kondisi fisik yang dinilai secara sensori. Penilaian dapat dilakukan

dengan uji organoleptik dengan mengamati dalam keadaan fisiknya dapat dilihat

menggunakan pengecekan suhu dan uji organoleptik dengan mengamati dan

mengunakan alat indra saja, tidak memerlukan banyak peralatan cukup dengan

pengujian sensori lebih banyak arah pengamatan secara visual. Sebagai prameter

dalam pengujian sensori berupa kenampakan warna, citrarasa, dan tekstur para

panelis akan memberikan kode pada sempel yang diamati.

Biasanya semakin segar ikan ikan yang dianalisis sekor akan semakin

tinggi. sifatnya sangat subjektif hanya mengandalkan indra panelis, kepekaan

masing- masing berbeda dan keterbatasan kemampuan dalam mendeteksi,

misalnya dalam membedakan antara bau busuk dan bau amoniak atau bau indol

(adawiyah,2007).

4.1.1 Suhu Tubuh Ikan Tongkol

Penilaian mutu ikan dapat dilakukan dengan mengamati karakteristik

fisik tubuh ikan karakteristik fisik tubuh ikan dapat dinilai dengan menggunakan

mengukur nilai PH, mengukur suhu tubuh ikan dengan menilai uji sensori suhu

tubuh ikan. Pengecekan suhu merupakan salah satu hal penting untuk

mengetahui seberapa tingginya suhu ikan pada saat pengambilan sampel.

Berdasarkan Hasil penelitian suhu ke tiga sampel dapat dilihat pada tabel 3.
18

Pengecekan suhu dilakukan pada saat pengambilan sampel ikan

dipedagang ikan pengecekan suhu dilakukan dengan mengunakan termometer

jarum digital . pengecekan suhu dilakukan dengan cara menusuk bagian daging

ikan nya hingga jaraknya tidak meyentuh tulang .

Suhu merupakan besaran yang dipakai untuk menyatakan derajat panas dari

suatu objek. Derajat panas tersebut berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi

suhu suatu benda artinya semakin tinggi pula derajat panas suatu benda

(Mundilarto dan Istiyono, 2007).

Tabel 3 Pengecekan Suhu Ikan


Sampel Suhu Sumber Ikan
P1 14,8 Perairan Aceh
P2 19,6 Perairan Aceh
P3 20,9 Perairan Aceh

Berdasarkan tabel 3 bahwa pada sampel P1, P2, dan P3 terjadi

peningkatan perlakuan P3, dimana pada P1 suhu ikan sebesar 14,8 . Dimana

semakin kecil suhu maka semakin bagus tingkat kesegaran pada ikan tongkol

tersebut, dikarenakan Fungsi dari es untuk mempertahankan ikan tetap segar,

mencegah pembusukan sehingga nilai gizi dapat dipertahankan. Disamping itu

lelehan es mencuci lendir, sisa darah bersama bakteri dan kotoran lain akan

terhanyut (warta, 2010) P2 suhu ikan meningkat menjadi 19,6 disebabkan oleh

netralnya suhu es pada ikan tongkol, selanjutnya Pada P3 suhu ikan meningkat

sebesar 20,9 yang disebabkan karena kekurangan es pada ikan tongkol .

Dimana semakin tinggi suhu, maka semakin cepat pula penurunan mutu kesegaran

pada ikan tongkol itu tersebut ( warta, 2010.)


19

4.1.2 Organoleptik

Hasil pengujian organoleptik terhadap kesegaran ikan di PPS kutaraja

Banda Aceh menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai terhadap tingkat kesegaran

ikan. Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan nilai organoleptik yang

dilakukan diperoleh data seperti tabel berikut:

Tabel 4 Pengujian Organoleptik


Kode Sampel
Spesifikasi Nilai
P1 P2 P3
1. Kenampakan
a. Mata
− Bola mata cembung, kornea dan pupil jernih,
9 √
mengkilap spesifik jenis ikan
− Bola mata rata, kornea dan pupil jernih, agak
8 √
mengkilap spesifik jenis ikan
− Bola mata rata, kornea agak keruh, pupil agak
7 √
keabua-abuan, agak mengkila spesifik jenis ikan
b. Insang
− Warna insang merah tua atau coklat kemerahan,
9 √ √
cemerlang dengan sedikit sekali lendir transparan
− Warna insang merah tua atau coklat kemerahan,
8 √ √
kurang cemerlang dengan sedikit lendir transparan
c. Lendir Permukaan Badan
− Lapisan lender jernih, transparan, mengkilap cerah 9 √
− Lapisan lender jernih, transparan, cukup cerah 8 √
− Lapisan lender jernih mulai agak keruh 7 √
2. Daging
− Sayatan daging sangat cemerlang, spesifik jenis,
9 √
jaringan daging sangat kuat
− Sayatan daging cemerlang, spesifik jenis, jaringan
8 √
daging kuat
− Sayatan daging sedikit kurang cemerlang, jaringan
7 √
daging kuat
3. Bau
− Sangat segar, spesifik jenis ikan kuat 9 √
− Segar, spesifik jenis 8 √
− Segar, spesifik jenis kurang 7 √
4. Tekstur
− Padat, kompak, sangat elastis 9 √
− Padat, kompak, elastis 8 √
Rata-rata 9 8 7
20

Berdasarkan tabel 4. Nilai organoleptik rata- rata ketiga sampel ikan segar

minimal 7 masih memenuhi Standar SNI ikan segar bahwa ikan di pasar PPS

Kutaraja sedikit mengalami penurunan mutu. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa ikan di PPS Kutaraja dengan kode P1, P2 dan P3 memiliki ciri yaitu mata

cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan, kornea agak keruh, insang

berwarna merah kurang cemerlang tanpa lendir, lapisan lendir jernih, transparan,

cerah, belum ada perubahan warna, sayatan daging cemerlang spesifik jenis, tidak

ada pemerahan sepanjang tulang belakang, dinding perut daging utuh, bau segar

spesifik ikan, tekstur agak padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek

daging dari tulang belakang. Uji organoleptik pada ikan di PPS Kutaraja

menunjukkan bahwa kondisi ikan masih segar dengan nilai 8. Ikan dikategorikan

sebagai ikan yang masih dalam keadaan segar apabila hasil penilaian secara

organoleptik memiliki nilai minimal 7 (Wahyu, 2019).

Organoleptik merupakan salah satu metode penentu kesegaran ikan secara

sensori. Prameter ini dapat dilihat oleh indra manusia sebagai alat utama untuk

menilai ikan segar dan produk perikanan tidak utuh. Pengujian ini dilakukan oleh

beberapa panalis yang bertugas mempertimbangkan spesifikasi mutu produk

secara subjektif, baik itu panelis tidak terlatih maupun panelis terlatih Standar

penilaian organoleptik ikan segar mengacu pada SNI 23:462015.

4.2 Cemaran Escherichia Coli dan Colifrom secara kualitatif

Berdasarkan penilaian pencemaran colifrom kualitatif E Coli dan Colifrom

dilakukan dengan cara menduga ada uji pendugaan colifrom dan uji pendugaan

Escherichia – Coli dianalisis menggunakan kualitatif pencemaran E coli dan

colifrom dilakukan dengan uji pendugaan dan uji penegasan dilakukan sebanyak 3
21

kali pengenceran, berdasarkan hasil analisis laboratorium terhadap pencemaran

Escherichia Coli dan colifrom dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 5 Hasil pengujian Escherichia coli


Uji Pendugaan Uji Pendugaan Uji Biokimia
Kode coliform E.coli
Pangeceran
Sampel
A B C A B C I MR VP C
1
10 − − − − − − − − −
P1 102 − − − − −
103 − − −
101 √ √ √ − − −
P2 102 √ √ − − −
103 − − −
101 − − − − − − − − +
P3 102 − − −
103 − − −
101 √ √ √ √ √ √ + + − −
Control
102 √ √ √ √ √ √
positif
103 √ √ √ √ √ √

Berdasarkan hasil pendugaan colifrom diketahui sampel P2 diduga

mengandung colifrom. Berdasarkan hasil pengujian kualitatif pendugaan dan

pendugaan kolifrom dan e coli diketahui bahwa sampel P2 secara kualitatif diduga

mengandung bakteri colifrom. Sedangkan bakteri e coli tidak ditemukan pada

sampel P3. Uji pendugaan menggunakan media LSB (Lactose Sulphate Broth).

Jika uji pendugaan e coli akan bernilai positif akan berbentuk gelembung gas. Hal

ini menunjukkan formentasi laktosa menjadi gas dan asam pada ketiga sampel

tidak terlihat adanya terbentuk gelembung asam laktosa.

Dari seluruh uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan

bakteri di sampel ikan, menunjukkan hasil positif adanya Escherichia coli. Hasil

Uji Pendugaan (Presumtive test) bakteri E.Coli menggunakan media LSB

(Lactose Sulphate Broth) pada tabung positif membentuk asam dan gelembung

gas pada tabung durham, artinya fermentasi laktosa menjadi gas dan asam. Hal ini

sesuai dengan sifat Escherichia coli bahwa bakteri Escherichia coli mampu
22

memfermentasikan laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan

gas dalam beberapa jam (Melliawati, 2015). Wahyuni (2020) mengatakan bahwa

Escherichia coli dapat menggunakan laktosa sebagai suatu sumber karbon untuk

menghasilkan energi dengan memanfaatkan bantuan enzim B-galaktosidase dan

mendegradasi laktosa.

Setelah uji pendugaan yang menunjukkan hasil positif, selanjutnya

dilakukan uji penegasan. Pada uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi satu

mata ose dari masing-masing tabung ke dalam media Briliant Green Lactose

Broth (BGLB). Setelah diinkubasi selama 48 jam terlihat perubahan warna pada

media dan terbentuk gelembung gas. Hasil pengamatan tabung positif dari hasil

Uji Penegasan sebelumnya, selanjutnya diisolasi menggunakan ose dengan teknik

gores pada media selektif Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) ke dalam cawan

petri selama 18-24 jam dengan suhu 35 °C. Pengamatan pertumbuhan bakteri E

Coli pada cawan petri dari sampel daging, daging ikan tongkol setelah diinkubasi

pada media selektif Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) dengan pengenceran

yang berbeda pada setiap stasiun dijumpai adanya bakteri E coli. Hasil inokulasi

menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh adalah Escherichia coli karena sesuai

dengan yang dicirikan, yaitu koloninya berdiameter 2 μm sampai dengan 3 μm,

memiliki warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni (Firdaus, 2018).
23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji penelitian kualitatif uji pendugaan Escherichia coli

dan Colifrom pada sampel ikan dari PPS Kutaraja Banda Aceh diketahui bahwa

sampel P2 hanya sampel P2 yang mengandung bakteri Colifrom sedangkan ketiga

sampel tidak mengandung bakteri Escherichia Coli

5.2 Saran

Dalam saya melakukan penelitian uji bakteri Kualitatif Kandungan bakteri

Escherichia Coli dan Colifrom perubahan gelembung gas atau cara penanganan

pada suhu pusat yang bagus atau ngak suhunya dengan hasil uji organoleptik.
24

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Amos. 2007. Analysis of quality deterioration at critical steps/points in fish


handling in Uganda and Iceland and suggestions for improvement.
Final Project 2007. UNU-Fisheries Training Programme Uganda

Anonim, 2009. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan
Menengah Di Indonesia (Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan).
http://www.kkp.go.id/upload/jica/book_file/10_SME.pdf/. 23 Juli 2013

Arham, M. A. (2015). Menciptakan Nilai Tambah dan Perluasan Pemasaran


Komoditas Ikan Teri di Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian Prioritas
Nasional MP3EI, 2(1009).

Buton, H., Pontoh, O., & Manoppo, V. E. (2017). Kontribusi pedagang ikan segar
di pasar Bersehati Kelurahan Calaca terhadap lapangan kerja di Kota
Manado Provinsi Sulawesi Utara. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah
Agrobisnis Perikanan, 5(9).

Dwiyitno. 2010. Identifikasi Bakteri Patogen Pada Produk Perikanan Dengan


Teknik Molekuler. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries
Postharvest and Biotechnology. 5(2): 67-78.s

Faridz, R. Hafiludin, A. Mega., 2007 Jumal Embrio vol. 4.No. 2 Desember 2007
ISSN 0216-0188 (Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherchia
coli Pada Pengelolaan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit
Sumenep).

Firdaus, A. (2018). Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman air perasan


lengkuas (Alpinia galanga) terhadap total bakteri Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Salmonella sp., dan kadar protein pada daging ayam
(Disertasi) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Husni A, Putra MP. 2015. Pengendalian Mutu Hasil Perikanan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta

Kadarsih S. 2004. Performans Sapi Bali Berdasarkan Ketinggian Tempat Di


Daerah Transmigrasi Bengkulu: I Performa Pertumbuhan. J. Ilmu
Pertanian Indon. 6(2): 50-56

Kunsah, B., Mardiyah, S., & Dita, A. (2021). Potensi Produk Olahan Hasil
Perikanan Laut Nelayan Kenjeran Surabaya.
25

Laluraa, L. F. H, Lohoo, H. J., & Mewengkang, H. W. 2014. Identifikasi


bakteri Escherichia pada ikan selar (Selaroides sp.) bakar di beberapa
resto di Kota Manado. Media Teknologi Hasil Perikanan, 2(1)
Majid, A., & Majid, N. 2021. Isolasi Dan Idenfikasi Bakteri
Salmonella Dan Staphylococus Aureus Pada Ikan Tongkol Asap Yang
Disimpan Pada Suhu Dan Lama Penyimpanan Yang Berbeda. CHMK
Applied Scientific Journal, 4(2), 63-72.

Melliawati, R. (2015). Escherichia coli dalam kehidupan manusia. BioTrends,


4(1), 10-14.

Murniati, A.S dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan, Pengawetan Ikan.


Kanisius. Yogyakarta

Nasution, M. H., Anwar, S., Fitri, A., & Zohra, A. F. (2019). Peramalan Jumlah
Ikan Tuna/Madidihang (Yellowfin tuna) yang Didaratkan di PPS Kutaraja
Kota Banda Aceh dengan Metode Triple Exponential Smoothing. Jurnal
Imu Perikanan Volume, 10.

Nazrah, N. (2013). Analisis Hubungan Cara Penanganan, Fasilitas Penanganan


Dan Waktu Transit Dengan Kualitas Ikan Yang Tertangkap Dengan
Cantrang Di Perairan Kabupaten Takalar Dan Barru (Disertasi),
Universitas Hasanuddin.

Sahubawa L. 2016. Teknik Penanganan Hasil Perikanan. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta.

Sanger, G. 2010. Mutu Kesegaran Ikan Tongkol selama Penyimpanan Dingin.


Warta WIPTEK. 35 : 1-2

Standar Nasional Indonesia (SNI), SNI 2346.2015, Cara uji mikrobiologi - Bagian
1: Penentuan koliform dan Escherichia coli pada produk perikanan

Wahyu, Y. I., Ariadi, P. S., & Sayuti, J. (2019). Penilaian Mutu Secara
Organoleptik Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Pelabuhan
Perikanan Pantai Pondokdadap Kabupaten Malang. Samakia: Jurnal Ilmu
Perikanan, 10 (2), 66-72.

Wahyuni, S. (2020). Mikrobiologi Dan Parasitologi. CV Pena Persada. Nurani,


T.W. (2011). Manajemen Mutu dalam Industri Perikanan. Buku I New
Paradigma in Marine Fisheries: Pemanfaatan dan Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Laut Berkelanjutan. 2011 Jun 28; Bogor,
Indonesia. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor, ID
IPB Pres.
26

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan Media

1. Dokumentasi Sterilisasi Alat

2. Preparasi Sampel Uji

3. Pengujian Bakteri E Coli

Anda mungkin juga menyukai