SKRIPSI
YUNIKA ZAIDA
NIM. 1905904010005
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1905904010005
Mengesahkan
Komisi Pembimbing
Mengetahui
Dekan Fakultas Ketua Jurusan Perikanan
Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Disusun oleh:
Nama : Yunika Zaida
NIM : 190590401005
Program Studi : Perikanan
Falkutas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Mengetahui
Ketua Jurusan perikanan
PERNYATAAN
karya saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari
skripsi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat
yang pernah ditulls atau diterbltkan oleh orang lain yang dijadikan seotah-otah
karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-
Yunika Zaida
190590401005
v
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Ikan tongkol merupakan salah satu komoditi ikan paling besar di Aceh mutu
kesegaran ikan sangat ditentukan dengan cara penanganan. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui cemaran mikroba secara Kualitatif Escherichia coli dan
Colifrom pada ikan tongkol dari pedagang pasar di PPS Kutaraja Banda Aceh.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif yang bersifat eksprimen
laboratorium, dengan data yang dikumpulkan berupa data primer kualitatif,
kemudian data diperoleh dengan cara analisis di laboratorium. Tahapan
penelitian terdiri dari beberapa bagian, yaitu tahapan pengambilan sampel,
tahapan uji pendugaan dan penegasan Colifrom. Kemudian tahapan uji
pendugaan dan penegasan Escherichia coli. Diketahui bahwa pada sampel P1, P2,
dan P3 terjadi peningkatan perlakuan P3, dimana pada P1 suhu ikan sebesar
14,8 . Dimana semakin kecil suhu maka semakin bagus tingkat kesegaran pada
ikan tongkol tersebut, dikarenakan Fungsi dari es untuk mempertahankan ikan
tetap segar, mencegah pembusukan sehingga nilai gizi dapat dipertahankan.
Berdasarkan hasil pendugaan colifrom diketahui sampel P2 diduga mengandung
colifrom. Berdasarkan hasil pengujian kualitatif pendugaan dan pendugaan
kolifrom dan e coli diketahui bahwa sampel P2 secara kualitatif diduga
mengandung bakteri colifrom. Sedangkan bakteri e coli tidak ditemukan pada
sampel P3. Uji pendugaan menggunakan media LSB (Lactose Sulphate Broth).
vii
ABSTRACT
Tuna is one of the biggest fish commodities in Aceh, the quality of fish freshness
is very much determined by the way it is handled. The purpose of this study was
to qualitatively determine the microbial contamination of Escherichia coli and
Colifrom in tuna from market traders at PPS Kutaraja Banda Aceh. This type of
research uses qualitative research which is a laboratory experiment, with the data
collected in the form of qualitative primary data, then the data is obtained by
means of analysis in the laboratory. The stages of the research consisted of several
parts, namely the stages of sampling, the stages of testing the prediction and
confirmation of Colifrom. Then the stages of the estimation and confirmation test
of Escherichia coli. It is known that in samples P1, P2, and P3 there was an
increase in the P3 treatment, where in P1 the temperature of the fish was 14.8℃.
Where the lower the temperature, the better the level of freshness in the tuna,
because the function of the ice is to keep the fish fresh, prevent spoilage so that
the nutritional value can be maintained. Based on the results of the colifrom
estimation, it was known that the P2 sample was suspected to contain colifrom.
Based on the results of qualitative testing of the estimation and estimation of
coliform and e coli, it is known that the P2 sample is qualitatively suspected to
contain colifrom bacteria. Meanwhile, e coli bacteria were not found in the P3
sample. The prediction test used LSB (Lactose Sulphate Broth) medium.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
Aceh’’.
dari awal hingga akhir penelitian serta sebagai bentuk pertanggung jawaban
penulis kepada pihak institusi. Penulis menyampaikan rasa yang terima kasih
2. Bapak Muhammad Agam Thahir, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi
3. Dosen pembimbing kepada Ibu Nabila Ukthy, S.Pi,. M.Si yang selalu
4. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang
6. Ibu Retno Sari Putri A.MD selaku supervisor di Stasiun Karantina Ikan
7. Sahabat penulis dan sahabat perikanan 2019 yang telah banyak membantu,
Meulaboh, 2023
Yunika Zaida
x
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL.............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 5
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)... 5
2.2 Mutu Ikan Tongkol (SNI MUTU IKAN SEGAR) .................. 6
2.3 Cemaran Mikroba ..................................................................... 6
2.3.1 Escherichia Coli ............................................................... 7
2.3.2 Colifrom ........................................................................... 7
2.4 Penanganan Ikan Pasca Panen .................................................. 8
BAB III METODELOGI PENELITIAN.......................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 9
3.3 Prosedur dan Pendekatan Penelitian ....................................... 11
3.3.1 Pengambilan Sampel...................................................... 12
3.3.2 Uji Pendugaan Colifrom ................................................ 13
3.3.3 Uji Pendugaan Escherichia Coli .................................... 14
3.3.4 Pengecekan Suhu Ikan .................................................. 15
3.3.5 Organoleptik Ikan Segar (SNI 2346:2015) ................... 15
3.4 Analisis Data ........................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 17
4.1. Karakeristik Fisik Mutu Ikan Tongkol PPS Kutaraja Banda
Aceh ....................................................................................... 17
4.1.1 Suhu Tubuh Ikan Tongkol ............................................ 17
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ................................................... 10
Tabel 2.Bahan yang digunakan selama penelitian ................................................ 11
Tabel 3 Pengecekan Suhu Ikan ............................................................................. 18
Tabel 4 Pengujian Organoleptik ........................................................................... 19
Tabel 5 Hasil pengujian Escherichia coli ............................................................. 21
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) .......................................................... 6
Gambar 2. Peta Lokasi PPS Kutaraja Banda Aceh ................................................ 9
xiv
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Pembuatan Media .............................................................................. 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan tongkol (Euthynus Affinis) merupakan salah satu ikan pelagis kecil
yang memiliki nilai ekonomis dari familli Scrombidae. Ikan ini dapat ditemukan
hampir semua perairan tropis maupun subtropis (Collette & Aadland, 1996; Liu,
2008 dalam Tao et al., 2012). Menurut data produksi perikanan tangkap Provinsi
Aceh, pada tahun 2020 hasil tangkapan ikan tongkol sebesar 6.278,00 Ton
(KKP,2020). Ikan tongkol adalah salah satu hasil tangkapan perikanan yang
cukup banyak dan memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
protein, mineral, vitamin, dan lain–lain. Kandungan protein pada ikan tongkol (
Euthynus Affinis) mencapai 67,47% dan kandungan gizi lain yang terdapat pada
ikan laut adalah omega3 (Ilza, 2013). Sehingga banyak diminati di kalangan
dengan ikan tuna, namun harganya lebih terjangkau (Milo et al., 2011).
Mutu kesegaran ikan dapat dilihat secara organoleptik yang mencakup rupa
atau kenampakan, rasa, bau, dan juga tekstur (Narah, 2013). Parameter
kemunduran mutu ikan berdasarkan standar dapat disebabkan salah satunya oleh
cemaran mikroba, cemaran mikroba yang tidak pernah terkontrol setelah ikan mati
bau busuk dan perubahan kekompakan tekstur daging (Husni dan Putra, 2015).
Pengujian kuantitatif adalah salah satu analisis yang menghitung jumlah sel
dengan metode hitung cawan dan pengujian kualitatif adalah analisis yang
Kualitas dari ikan tongkol yang didaratkan sangat tergantung dari proses
dibongkar untuk dijual keagen, maka perlu melakukan penanganan langkah awal
dalam menjaga ikan dari kemunduran mutu, karena baik buruknya penanganan
sangat berpengaruh langsung terhadap mutu ikan sebagai bahan makanan atau
bahan baku untuk pengolahan. Penangan ikan yang baik di atas kapal merupakan
langkah awal yang paling efektif mempertahankan kesegaran mutu ikan hasil
ikan (TPI) atau di tempat pendaratan ikan antara lain tidak boleh bersentuhan
langsung dengan lantai, tempat pendaratan ikan harus bersih dan higienis, ikan
yang telah diisi es, ikan dicuci dengan air bersih, meja kayu/porcelain harus
samudera (PPS) di provinsi Aceh adalah PPS Kutaraja Banda Aceh. Menurut
Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Kereteria operasional PPS terdiri dari 3
3
bagian, yaitu : Ikan yang didaratkan sebagai tujuan ekspor, terdapat aktivitas
bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata –rata 50 ton per hari dan
khususnya di Kabupaten Aceh Besar dan kota Banda Aceh. Peran sektor kelautan
Oleh karena itu peneliti mencoba untuk mengkaji cemaran mikroba secara
kualitatif pada ikan tongkol yang berasal dari pedagang yang berbeda di PPS
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana mutu ikan tongkol dari pedagang
ikan di PPS kutaraja Banda Aceh berdasarkan prameter cemaran mikroba secara
kualitatif
kualitatif Escehichia Coli dan Colifrom pada ikan tongkol dari pedagang pasar di
Manfaat yang dapat diproleh dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah:
2. Sebagai salah satu syarat memproleh gelar sarjana pada prodi perikanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan tongkol yaitu jenis ikan air asin merupakan ikan pelagis spesies dari
Familli Scromboidae seperti ikan tuna pada umumnya ikan adalah ikan yang
berpotensi cukup tinggi dalam bidang ekspor serta memiliki nilai ekonomis tinggi
ikan, serta memiliki kandungan protein ikan ini dapat ditemukan hampir diseluruh
perairan tropis maupun subtropis (Collette dan Aadland, 1996,. Liu,2008 dalam
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perchomorphi
Famili : Scrombidae
Genus : Euthynnus
penanganan atau tempat pengolahan produk saja sebaiknya kualitas mutu ikan
perlu diperhatikan dari seluruh rangkaian aliran proses mulai dari bahan baku,
produksi dari konsumen. Penanganan kualitas mutu ikan tongkol hasil tangkapan
tidak hanya tanggung jawab bagian industri pengolaan maupun proccessing saja,
akan tetapi mutu ikan akan tanggung jawab seluruh mata rantai yang terkait dalam
aktivitas perikanan (Nurani, 2011). Mutu ikan tongkol yang baik akan
Eddy & Ike, ( 2012) mutu merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
ikan yang mempengaruhi kondisi ikan bakteri yang bersifat patogen dapat
menyebabkan penyakit pada manusia (Majid dan Majid, 2021). Ikan akan
(Dwiyitno, 2010).
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang dapat hidup diusus mamalia
Escherichia coli adalah bakteri yang dapat hidup di usus mamalia termasuk
Escherichia coli juga mengkontaminasi ikan segar, yang sangat berbahaya jika
Escherichia coli yang mengkontaminasi ikan segar sumber utamanya adalah air,
2.3.2 Colifrom
laktosa, dan bersusun secara tunggal. Bakteri ini menjadi indikator patogen pada
hewan dan manusia dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
8
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suhu udara pada dataran rendah dan dataran
tinggi memiliki pengaruh terhadap jumlah bakteri Coliform dan non Coliform.
pada dataran tinggi memiliki suhu harian 15 sampai 25 struktur tanah yang
lebih gembur namun memiliki sifat tanah yang lebih baik bila dibandingkan
dengan dataran rendah. Selain itu, dataran rendah juga memiliki suhu yang
mendekati optimal bagi bakteri sehingga bakteri tumbuh pesat pada dataran
Penanganan ikan pasca panen merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk hasil tangkapan ikan segar mulai didaratan di pelabuhan perikanan sampai
yang dapat dilakukan secara cepat dan perseleksian yang cermat. Menurut
Kreuzer (1971).
Selanjutnya Menurut Clucas dan Ward (1996) bahwa hal –hal prinsip
selama penanganan agar selalu dingin; penanganan dilakukan secara cepat dan
sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan dan memperkecil terjadinya
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Aceh, jalan lama Bandara
Sultan Iskandar Muda, Kp, Blang, Kec. Blang Bintang pada tanggal 27 Juli
hingga 27 November 2022. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berupa data primer dengan jenis data berupa kualitatif, kemudian data diperoleh
tahapan uji penegasan Colifrom, tahapan uji pendugaan Escherichia coli, dan
penelitian yang berdasarkan pada standar nasional indonesia (SNI 2332.1: 2015).
memilih sampel dari populasi secara acak sederhana sehingga setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel.
masing ikan. Sampel yang diambil setiap pedagang yang berbeda 1 sampel ikan
Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Aceh.
kedalam tahapan pengujian yaitu pengujian bakteri Escherichia coli dan Colifrom
yang ingin diuji sebelum melakukan preparasi sterilisasikan alat – alat yang ingin
yang ingin diuji dan timbang setiap sampel sebanyak 25 dan masukan kedalam
Buffered (BFP).
larutan dari setiap botol pengencer kedalam 3 seri atau 5 seri tabung Lauryl
suhu 35 oC kurang lebih 1oC. Kemudian lihat reaksi gas yang terbentuk
BGLB (Briliant Green Lactose Broth) yang berisi tabung durham dengan dengan
yang berisi tabung durham dengan menggunakan jarum ose. Kemudian Ec-Broth
diinkubasi basah pada waterbath dengan sirkulasi selama 48 jam 0.5 . dan
waterbath harus dalam keadaan bersih, air didalamnya harus lebih tinggi dari
jam 2 jam jika negative akan diinkubasi kembali sampai 48 jam 2 jam.
jarum ose ke media LEMB (Lactose broth, Levine‟s Eosin Methylene Blue
3. Kemudian koloni Escherichia Coli pada masing masing cawan LEMB- agar
pengecekan suhu dilakukan dengan cara menusuk bagian daging ikan nya
Suhu merupakan besaran yang dipakai untuk menyatakan derajat panas dari
suatu objek. Derajat panas tersebut berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi
suhu suatu benda artinya semakin tinggi pula derajat panas suatu benda
mampu untuk mengukur suhu karena beraksi sangat cepat dan dapat segera di
baca hasilnya. Ujung termometer yang merupakan sensor (elemen yang peka
terhadap perubahan suhu) harus cukup kecil sehingga hanya tempat sensor itu
terukur suhunya. Kemudian ujung jarum ditusuk kedalam ikan hingga mencapai
kesegaran ikan secara sensori. Pengujian ini dilakukan oleh panelis yang bertugas
ditentukan secara fisikawi berdasarkan fisik dari ikan, yaitu,mata, insang, lendir
16
ikan.(SNI 2346;2015).
Uji organoleptik merupakan salah satu metode penentu kesegaran ikan secara
sensori. Parameter ini dapat dinilai oleh indra manusia sebagai alat utama untuk
menilai ikan segar dan produk perikanan tidak utuh. Pengujian ini dilakukan oleh
secara subjektif, baik itu panelis tidak terlatih maupun panelis terlatih.Standar
rasa, dan tekstur. Para panelis akan memberikan skor pada sampel yang diamati.
Biasanya semaikin segar yang dianalisis skor akan semakin tinggi. sifatnya sangat
Analisis data dilakukan seperti data yang diproleh dari hasil penelitian
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan data yang disajikan dalam bentuk
tabel.
17
BAB IV
4.1. Karakeristik Fisik Mutu Ikan Tongkol PPS Kutaraja Banda Aceh
suhu dan kondisi fisik yang dinilai secara sensori. Penilaian dapat dilakukan
dengan uji organoleptik dengan mengamati dalam keadaan fisiknya dapat dilihat
mengunakan alat indra saja, tidak memerlukan banyak peralatan cukup dengan
pengujian sensori lebih banyak arah pengamatan secara visual. Sebagai prameter
dalam pengujian sensori berupa kenampakan warna, citrarasa, dan tekstur para
Biasanya semakin segar ikan ikan yang dianalisis sekor akan semakin
misalnya dalam membedakan antara bau busuk dan bau amoniak atau bau indol
(adawiyah,2007).
fisik tubuh ikan karakteristik fisik tubuh ikan dapat dinilai dengan menggunakan
mengukur nilai PH, mengukur suhu tubuh ikan dengan menilai uji sensori suhu
tubuh ikan. Pengecekan suhu merupakan salah satu hal penting untuk
Berdasarkan Hasil penelitian suhu ke tiga sampel dapat dilihat pada tabel 3.
18
jarum digital . pengecekan suhu dilakukan dengan cara menusuk bagian daging
Suhu merupakan besaran yang dipakai untuk menyatakan derajat panas dari
suatu objek. Derajat panas tersebut berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi
suhu suatu benda artinya semakin tinggi pula derajat panas suatu benda
peningkatan perlakuan P3, dimana pada P1 suhu ikan sebesar 14,8 . Dimana
semakin kecil suhu maka semakin bagus tingkat kesegaran pada ikan tongkol
lelehan es mencuci lendir, sisa darah bersama bakteri dan kotoran lain akan
terhanyut (warta, 2010) P2 suhu ikan meningkat menjadi 19,6 disebabkan oleh
netralnya suhu es pada ikan tongkol, selanjutnya Pada P3 suhu ikan meningkat
Dimana semakin tinggi suhu, maka semakin cepat pula penurunan mutu kesegaran
4.1.2 Organoleptik
Banda Aceh menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai terhadap tingkat kesegaran
Berdasarkan tabel 4. Nilai organoleptik rata- rata ketiga sampel ikan segar
minimal 7 masih memenuhi Standar SNI ikan segar bahwa ikan di pasar PPS
bahwa ikan di PPS Kutaraja dengan kode P1, P2 dan P3 memiliki ciri yaitu mata
cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan, kornea agak keruh, insang
berwarna merah kurang cemerlang tanpa lendir, lapisan lendir jernih, transparan,
cerah, belum ada perubahan warna, sayatan daging cemerlang spesifik jenis, tidak
ada pemerahan sepanjang tulang belakang, dinding perut daging utuh, bau segar
spesifik ikan, tekstur agak padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek
daging dari tulang belakang. Uji organoleptik pada ikan di PPS Kutaraja
menunjukkan bahwa kondisi ikan masih segar dengan nilai 8. Ikan dikategorikan
sebagai ikan yang masih dalam keadaan segar apabila hasil penilaian secara
sensori. Prameter ini dapat dilihat oleh indra manusia sebagai alat utama untuk
menilai ikan segar dan produk perikanan tidak utuh. Pengujian ini dilakukan oleh
secara subjektif, baik itu panelis tidak terlatih maupun panelis terlatih Standar
dilakukan dengan cara menduga ada uji pendugaan colifrom dan uji pendugaan
colifrom dilakukan dengan uji pendugaan dan uji penegasan dilakukan sebanyak 3
21
pendugaan kolifrom dan e coli diketahui bahwa sampel P2 secara kualitatif diduga
sampel P3. Uji pendugaan menggunakan media LSB (Lactose Sulphate Broth).
Jika uji pendugaan e coli akan bernilai positif akan berbentuk gelembung gas. Hal
ini menunjukkan formentasi laktosa menjadi gas dan asam pada ketiga sampel
bakteri di sampel ikan, menunjukkan hasil positif adanya Escherichia coli. Hasil
(Lactose Sulphate Broth) pada tabung positif membentuk asam dan gelembung
gas pada tabung durham, artinya fermentasi laktosa menjadi gas dan asam. Hal ini
sesuai dengan sifat Escherichia coli bahwa bakteri Escherichia coli mampu
22
gas dalam beberapa jam (Melliawati, 2015). Wahyuni (2020) mengatakan bahwa
Escherichia coli dapat menggunakan laktosa sebagai suatu sumber karbon untuk
mendegradasi laktosa.
dilakukan uji penegasan. Pada uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi satu
mata ose dari masing-masing tabung ke dalam media Briliant Green Lactose
Broth (BGLB). Setelah diinkubasi selama 48 jam terlihat perubahan warna pada
media dan terbentuk gelembung gas. Hasil pengamatan tabung positif dari hasil
gores pada media selektif Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) ke dalam cawan
petri selama 18-24 jam dengan suhu 35 °C. Pengamatan pertumbuhan bakteri E
Coli pada cawan petri dari sampel daging, daging ikan tongkol setelah diinkubasi
pada media selektif Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) dengan pengenceran
yang berbeda pada setiap stasiun dijumpai adanya bakteri E coli. Hasil inokulasi
menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh adalah Escherichia coli karena sesuai
memiliki warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni (Firdaus, 2018).
23
BAB V
5.1 Kesimpulan
dan Colifrom pada sampel ikan dari PPS Kutaraja Banda Aceh diketahui bahwa
5.2 Saran
Escherichia Coli dan Colifrom perubahan gelembung gas atau cara penanganan
pada suhu pusat yang bagus atau ngak suhunya dengan hasil uji organoleptik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Anonim, 2009. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan
Menengah Di Indonesia (Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan).
http://www.kkp.go.id/upload/jica/book_file/10_SME.pdf/. 23 Juli 2013
Buton, H., Pontoh, O., & Manoppo, V. E. (2017). Kontribusi pedagang ikan segar
di pasar Bersehati Kelurahan Calaca terhadap lapangan kerja di Kota
Manado Provinsi Sulawesi Utara. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah
Agrobisnis Perikanan, 5(9).
Faridz, R. Hafiludin, A. Mega., 2007 Jumal Embrio vol. 4.No. 2 Desember 2007
ISSN 0216-0188 (Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherchia
coli Pada Pengelolaan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit
Sumenep).
Husni A, Putra MP. 2015. Pengendalian Mutu Hasil Perikanan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Kunsah, B., Mardiyah, S., & Dita, A. (2021). Potensi Produk Olahan Hasil
Perikanan Laut Nelayan Kenjeran Surabaya.
25
Nasution, M. H., Anwar, S., Fitri, A., & Zohra, A. F. (2019). Peramalan Jumlah
Ikan Tuna/Madidihang (Yellowfin tuna) yang Didaratkan di PPS Kutaraja
Kota Banda Aceh dengan Metode Triple Exponential Smoothing. Jurnal
Imu Perikanan Volume, 10.
Standar Nasional Indonesia (SNI), SNI 2346.2015, Cara uji mikrobiologi - Bagian
1: Penentuan koliform dan Escherichia coli pada produk perikanan
Wahyu, Y. I., Ariadi, P. S., & Sayuti, J. (2019). Penilaian Mutu Secara
Organoleptik Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Pelabuhan
Perikanan Pantai Pondokdadap Kabupaten Malang. Samakia: Jurnal Ilmu
Perikanan, 10 (2), 66-72.
LAMPIRAN