LAPORAN
Oleh:
NURHADIJAH
NIT: 20.3.11.098
Nama : Nurhadijah
NIT : 20.3.11.098
Mengetahui
Ketua Program Studi TBP
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapang I ini tepat
pada waktunya. Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapang I ini dapat
dilaksanakan dengan baik berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak I Gusti Putu Gede Rumayasa Yudana, S.Pi., M.P., selaku Direktur
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo atas fasilitas yang diberikan.
2. Ibu Lusiana BR Ritonga, M.P. selaku Ketua Program Studi Teknik
Budidaya Perikanan yang telah memfasilitasi kegiatan PKL ini.
3. Ibu drh.Nisa Hakimah,M.Sc.selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Ridwan M. Haris,S.ST.Pi.,M.Tr.Pi.selaku Dosen Pembimbing II
5. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, untuk itu segala kritik dan saran penulis harapkan demi
kesempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapang I ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
iii
3.5. Metode Pengolahan data ...................................................................... 19
3.6. Analisis Data ......................................................................................... 19
IV. KEADAAN UMUM ....................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
3. Alat ................................................................................................................................... 22
4. Bahan................................................................................................................................ 23
8. Pakan di anco................................................................................................................ 37
v
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ialah
diantaranya, untuk :
1. Mengetahui dan Mempraktikkan secara langsung teknik pembesaran udang
vaname dengan menggunakan sistem intensif.
2. Mengetahui masalah yang dihadapi dalam teknik pembesaran udangvaname
3. Mengetahui prospek teknik pembesaran udang vaname yang menerapkan sistem
intesif.
1
Adapun batasan masalah dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teknik pembesaran udang vaname yang meliputi pra produksi
(persiapan wadah budidaya, persiapan media budidaya), produksi (penebaran
benur, manajemen pakan, pengamatan kualitas air, pengamatan pertumbuhan,
pengendalian hama penyakit, dan panen) dan pasca produksi (pasca panen).
Performasi produktivitas kinerja budidaya meliputi Biomassa, Survival Rate (SR),
Food Convertion Ratio (FCR), Average Body Weight (ABW), dan Average Daily
Growth (ADG).
2. Perhitungan analisi finansial meliputi biaya investasi, biaya operasional (biaya
tetap dan biaya variabel), pendapatan, dan analisa laba rugi.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapodas
Familia : Litopenaeus
3
sebagai “white shrimp”. Namun, ada juga yang berwarna kebiruan karena lebih
dominannya kromatofor biru. Panjang tubuh dapat mencapai 23 cm. tubuh udang
vannamei dibagi menjadi dua bagian, yaitu kepala (thorax) dan perut (abdomen). Kepala
udang vannamei terdiri dari antenula, antenna, mandibula, dan dua pasang maxillae.
Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan tiga pasang maxilliped dan lima pasang
kaki berjalan (periopoda) atau kaki sepuluh (decapoda). Sedangkan pada bagian perut
(abdomen) udang vannamei terdiri dari enam ruas dan pada bagian abdomen terdapat
lima pasang kaki renang dan sepasang uropuds (mirip ekor) yang membentuk kipas
bersama-sama telson (Yuliati, 2009). Gambar morfologi tubuh udang vannamei dapat
ditunjukkan padagambar 1.
4
udang putih adalah catadromus atau dua lingkungan, menggunakan capit kaki jalan,
kemudian dimasukkan ke dalam mulut. Selanjutnya, pakan yang dikonsumsi berukuran
lebih besar, akan dicerna secara kimiawi terlebih dahulu oleh maxilliped di dalam
mulut(Ghufron,2007).
5
a) Tambak Intensif Umumnya memliki padat tebar yang cukup tinggi, yaitu
20.000 sampai 50.000 ekor/ha. Tambak intensif ini biasanya langsung menggunakan
kolam tanah dan ada juga yang menggunakan lapisan yang berfungsi untuk
mengurangi erosi pada tanah. Tambak dengan jenis ini di buat dengan kedalaman
hingga 1 meter lebih. Tujuanya yaitu untuk membuat udang dapat bergerak bebeas.
b) Tambak Semi Intensif Memiliki padat tebar yang ideal yaitu 10.000 sampai
20.000 ekor/ha. Karena padat tebar yang masih relatif tidak terlalu tinggi, membuat
tambak semi intensif ini cukup mudah untuk dilakuakan pengontrolan, sehingga
pencemaran air tidak cepat terjadi.
c) Tambak Ekstensif Merupakan tambak tradisional yang dimana tambak ini paling
banyak digunakan oleh petambak Indonesia. Metode ini memiliki padat tebar yang
rendah, sehingga memiliki tingkat produktifitas yang rendah juga. Walaupun
demikin, tingkat perawatan tambak ini juga terbilang mudah serta resiko udang
terkena penyakit juga kecil. Padat tebar berkisar antara 3.000 sampai 8.000 ekor/ha.
6
Pemberian kapur pada dasar kolam tambak dengan jenis kapur aktif pada saat
persiapan juga bertujuan untuk membunuh protozoa dan bakteri yang merugikan yang
ada pada dasar tambak. Pada aktifitas budidaya di tambak kondisi dasar tanah pada kolam
sangat mempengaruhi kualitas air. Oleh karena itu untuk memperbaiki kualitas air tambak
maka perlu dilakukan pengapuran. Kapur pertanian disebar secara merata dipermukaan
tanah kolam yang kosong atau ditebar merata ke seluruh bagian kolam. Kapur sebaiknya
ditebar pada permulaan siklus budidaya dan diaplikasikan minimal satu minggu sebelum
pemupukan awal. Kapur pertanian tidak akan bereaksi dengan tanah terlalu kering, jadi
jika diaplikasikan pada tanah kolam yang kosong tanah harus dalam keadaan lembab,
tetapi tidak menyulitkan dalam penebaranya (Supono, 2017).
D. Pengisian Air
Sebelum melakukan pengisian air tambak dilakukanya pemasangan filter pada saluran
air menggunakan kain strimin sebanyak tiga rangkap. Pada bagian dalam menggunakan
kain strimin dengan ukuran 300 mikron, pada bagian tengah 1000 mikron dan pada
bagisn luar dipasang kain strimin 4000 mikron. Pemasangan filter bertujuan untuk
mencegah masuknya carrier penyakit serta predator, menyaring kotoran dan telur dari
organisme yang terbawa air agar tidak masuk ke dalam tambak. Kemudian air yang sudah
berada di kolam dilakukan sterilisasi menggunakan cupri sulfat untuk membunuh
crustacea, molusca dan ikan yang tidak diharapkan, serta kaporit untuk membunuh
bakteri dan virus. Pengukuran parameter kualitas air dapat dilakukan setiap hari untuk
parameter fisika karena kecendrungan perubahan terjadi setiap hari, sedangkan parameter
kimia dan biologi dapat dilakukan minimal seminggu sekali.
E. Desinfeksi Air
Proses desinfeksi air bertujuan untuk membunuh semua jenis organisme air yang
dapat mengganggu dalam proses berbudidaya. Desinfeksi dilakukan dengan bahan
kimia untuk membasmi oragnisme pengganggu pada proses budidaya, yang dilakukan
sebanyak dua kali. Desinfeksi pertama untuk membunuh ikan dan organisme air yang
ada, sedangkan desinfeksi kedua dilakukan 3 hari setelah desinfeksi pertama dilakukan.
F. Penumbuhan Plankton
Plankton merupakan jasad renik yang hidupnya melayang-layang di dalam air dan
selalu mengikuti arus air. Plankton sangat berperan penting selain sebagai suplai
oksigen melalui fotosintesis, menghambat kecerahan air dan menjaga fluktuasi suhu.
Hakim (2018) menyatakan bahwa penumbuhan plankton pada persiapan media yang
dilakukan adalah pemupukan dan penebaran prebiotik.
2.3. Produksi
7
2.3.1. Penebaran Benur
Penebaran benur udang vaname dilakukan setelah plankton tumbuh baik (7-10
hari) sesudah pemupukan. Benur vaname yang digunakan adalah PL 10- PL 12 berat
awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas
pathogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kriteria benur yang baik yakni mencapai
ukuran PL 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan
usus terlihat jelas, mampu berenang melawan arus (Anas, 2021).
Ukuran Pakan Ukuran pakan yang digunakan pada pembesaran udang berkisar antara
0,1 - 1,4 mm. Hal ini sesuai dengan pendapat Kordi (2010), bahwa ukuran pakan yang
baik adalah pakan yang sesuai dengan lebar bukaan mulut udang. Untuk lebih jelasnya
kode, jenis pakan dan ukuran pakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kode. Jenis, Ukuran Pakan dan Udang
Ukuran pakan
No Kode Jenis Ukuran
(mm) udang (gr)
8
6 SA-02P Pellet 1,4x2,0 8,0-15,0
7 SA-03 Pellet 1,4x2,5 15,0-20,0
Sumber : PT. CJ. Feed Jombang, 2021
2. Nutrisi Pakan
Kandungan nutrisi pada pakan harus sesuai dengan kebutuhan udang seperti
mengandung mineral, vitamin, protein, karbohidrat, lemak, dan asam amino esensial. Hal
ini sependapat dengan Kaligis (2015), bahwa interaksi berbagai macam mineral dalam
pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan. Pakan dengan rasio Ca/P berbeda menentukan
kandungan kalsium karapas dan efisiensi pakan udang serta kebutuhan protein juga
mempengaruhi pertumbuhan udang. (Lusiana et al., 2021)
4. Pemantauan rutin
Sampling pemeriksaan Kesehatan, dimana gejala penyakit yang sudah muncul di
udang biasanya sudah dalam tahap yang cukup serius. Pemantauan kesehatan sejak dini
adalah salah satu langkah terbaik untuk mengantisipasi terjangkitnya udang dari penyakit.
Pemantauan ini dapat dilakukan rutin sejak awal setelah benur ditebar ke kolam
pembesaran. Pemeriksaan kesehatan dengan melakukan uji laboratorium mengambil
sampel sedimen, air, dan udang.
9
5. Pemberian suplemen
Suplemen tambahan dapat diberikan bersamaan pakan dengan dosis yang terukur
(tergantung dengan jenis suplemen) terutama yang mengandung karotenoid, beta karoten,
vitamin C, astaxanthin karena terbukti meningkatkan imunitas. Jenis suplemen dapat
mengikuti produk dan dosis yang diberikan produsen. Bisa juga melakukan inovasi
tambahan pada pakan harian, misalnya pemberian zat ekstrak dari alga
(misalnya dari jenis Dunaliella salina, Tetraselmis chui, Chlorella sp.) atau tumbuhan
darat (misalnya ekstrak bawang putih atau daun tumbuhan Gynora bicolor) untuk
meningkatkan imunitas udang.
6. Pemberian probiotik
Penggunaan probiotik akan membantu ekosistem dalam sirkulasi nutrien agar sampah
organik tidak menumpuk terutama di sedimen kolam. Selain itu, juga menjaga kestabilan
populasi mikrobia di sedimen maupun di organ pencernaan udang. Pemberian probiotik
harus memperhatikan dosis yang dianjurkan dan melihat keadaan kualitas air di tambak.
10
d) Derajat Keasaman (pH) Pengukuran pH pada petak C1 pada pagi hari berada pada
kisaran 7,6-7,9 dan 7,7-8,1 pada sore hari. Pada petak C2 didapatkan hasil 7,7-8,1
pada pagi hari dan 8,0-8,4 pada sore hari. Hal ini masih memenuhi syarat sesuai
dengan pendapat Zakaria (2010), bahwa PH yang optimal bagi pertumbuhan udang
yaitu 7,5-8,5.
e) Oksigen terlarut (DO) Hasil pengukuran DO pagi pada petak C1 berkisar 4,4-9,0 ppm
dan 5,8-9,8 ppm pada malam hari. Sedangkan DO pagi pada petak C1 berkisar 4,9-
8,6 ppm dan pada malam hari DO berkisar antara 5,5,- 8,4 ppm. Dari hasil
pengukuran tersebut DO didalam petakan masih dalam keadaan optimum hal ini
sesuai dengan standar SNI 01 - 7246 - 2006 (2006), yang menyatakanbahwa batasan
DO minimal tambak udang vannamei adalah 3,5 ppm.
f) Salinitas Hasil pengecekan salinitas didapat rata-rata 32 ppt. Selama pemeliharaan dari
minggu ke-1 sampai 5 terjadi penurunan salinitas secara bertahap, ini disebabkan
karena turunnya hujan sehingga menyebabkan penurunan salinitas. Salinitas rendah
dapat menyebabkan kulit udang lembek karena kekurangan mineral, untuk itu
salinitas harus dinaikkan dengan cara menambahkan mineral. Sebaliknya apabila
salinitas terlalu tinggi maka kulit udang akan mengeras. Akibatnya proses moulting
menjadi terhambat dan hal itu juga akan menghambat pertumbuhan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Farida (2011), salinitas yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
udang vanamei kesulitan untuk moulting, sehingga seringkali menyebabkan
pertumbuhan udang menjadi lebih lambat.
g) Alkalinitas Hasil pengukuran salinitas pada petak C1 dan C2 berkisar antara 150-180
ppm. Total alkalinitas masih memenuhi syarat sesuai dengan pendapat Zakaria (2010),
yang menyatakan alkalinitas tambak yang baik harus diatas 80 ppm.
11
2.4. Pasca Produksi
2.4.1. Panen
Pemanenan udang vannamei dilakukan dengan 2 cara, yakni panen parsial dan
panen total. Panen parsial bertujuan untuk mengurangi populasi udang pada petakan,
sehingga diharapkan udang yang belum dipanen akan memiliki produktifitas yang lebih
baik. Panen parsial pada pada DOC 63 dan pada DOC 62. Panen dilakukan
menggunakan jala, tanpa mengurangi volume air petakan.
12
III. METODOLOGI
3.2.1. Alat
Adapun Alat yang ada ditambak bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Alat
No Alat Fungsi Jumlah(satuan)
1. Auto feeder Menjadi solusi efisiensi pemberian 1
pakan
2. Anco Penggunaan anco sebagai alat 2
kontrol pakan dilakukan setelah
udang berumur 20 hari.
3. Jaring burung Pengendalian hama pada sekitar 5
daerah tambak.
4. Jala sampling berfungsi sebagai alat untuk 1
pengambilan sampel udang.
5. Kolam tendon menyediakan air yang sehat untuk 1
mengganti atau menambah air
pada petak pemeliharaan udang.
6. Kolam berfungsi untuk menampung hasil 1
pembesaran benur maupun udang yang sudah
di panen dari kolam.
7. Kincir air Menyuplai oksigen pada udang 6
8. Lampu sorot Berfungsi untuk menerangi area 2
keliling tambak
13
udang dan mencegah dari
pencurian.
9. Mesin Membangkitkan tenaga listrik pada 1
generator area tambak udang
10. Plastic HDPE Sebagai pelapis tambak, plastik 3000 m2
tersebut dapat melindungi tambak
udang dari berbagai gangguan
lingkungan seperti menahan dasar
tambak dengan baik sehingga tidak
mengalami pencemaran.
11. Pompa air Berfungsi untuk mengisi air tandon 1
dan mensuplai air untuk kolam
budidaya
12. Ph Mengetahui ph air dari asam dan 1
basa
13. Pipa siphon Siphon dalam tambak udang 60 m
adalah teknik penyedotan lumpur
di dasar kolam menggunakan
selang ke saluran pembuangan
memanfaatkan gaya gravitasi dan
tekanan air. Siphon juga berguna
untuk mengecek adanya kematian
dan molting pada udang.
14. Pipa air hujan Berfungsi untuk membuang air 1
hujan
15. Pipa berfungsi untuk mengeluarkan 1
penyedot sisa-sisa pakan dan feses udang.
kotoran di bak
sentral
16. Pipa inlet dan Berfungsi sebagai pipa pemasuk
outlet dan keluar air
17. Refraktometer digunakan dalam pengujian 1
14
mengukur tinggi rendah nya kadar
garam air laut pada pertambakan
udang.
18. Seschidist Berfungsi sebagai mengukur 1
kecerahan.
19. Tangguk Berfungsi sebagai mengangkat 2
busa pada kolam udang serta
plankton mati
20. Timbangan Pengukur untuk mengukur suatu 1
digital berat atau beban pada udang
21. Water level Mengukur tinggi air tambak 1
3.2.2. Bahan
Adapun Bahan yang ada ditambak bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Bahan
No Bahan fungsi Dosis
1. BKC Berfungsi untuk 20 ppm
mensterilisasi air
kolam tambak
2. Bio min Berfungsi untuk 200 gram
menumbuhkan bakteri
baik.
3. Cufri Sulfat Untuk mencegah 1,5 ppm
tumbuhnya
lumut,kelekap,dan
siput.
4. Delstar Berfungsi untuk 1,2ppm
membunuh hewan ber
sel darah merah
5. Em 4 Probiotik ini berfungsi 48 liter
meningkatkan bakteri
15
pengurai bahan
organik, menekan
pertumbuhan bakteri
pathogen,
menstimulasi enzim
pencernaan dan
meningkatkan kualitas
air pada tambak.
6. Kapur api. Sterilisasi Air 25 ppm
7. Kaptan Menetral kan Ph 1 ton
8. Pakan Samsung sumber energi udang 6982 kg
untuk melangsungkan
pertumbuhan dan
perkembangannya
9. Pewarna (shrimp Selter) Kegunaannya supaya 0,1 ppm
matahari tdak
langsung tembus ke
dalam air tambak
udang,jika tembus
maka dapat membuat
bio film bias menjadi
kelekap
10. Proterra Menumbuhkan bakteri 6 kg
baik.
11. Samponen bertujuan untuk 40 kg
membasmi hama
hewan bersel darah
merah
12. Soda api Bertujuan supaya 1000 ppm
bakteri hilang
13. Susu nelstar Hanya penambah 100 gram
probiotik
16
14. Polium aluminium chloride Fungsinya sebagai 10 kg
(PAC) menjernihkan air di
bak tandon
ABW
=
2. Average Daily Growth (ADG)
Perhitungan berat rata-rata per hari (ADG), menurut Farchan (2006) adalah sebagai
17
ADG =
berikut:
Menurut Farchan (2006), perhitungan Survival Rate atau kelangsungan hidup adalah
sebagai berikut:
SR =
4. Biomassa
Biomassa adalah berat total udang yang ada didalam tambak .
biomassa dapat dihitung dengan rumus (Haliman dan adiwijaya,
2005.)Sebagai berikut:
Total pakan
FCR =
biomassa
18
3.5.2. Aspek Finansial
1. Analisis Laba/Rugi
2. R/C Ratio
Perhitungan R/C Ratio menurut (Primyastanto, 2011), dapat menggunakan
rumus :
Pendapatan (Rp)
R/C ratio=
Biaya produksi (Rp)
4. Payback Periode
19
IV. KEADAAN UMUM
20
(inlet air),13 kolam terpal dan 45 kolam tradisional. Terdapat 6 teknisi. Memiliki 50
karyawan. Letak inlet air di waduk depan dan outlet di kanal. Dengan inlet dan outline
terpisah
DIREKTUR KOMISARIS
LIDUAN RUSLIE HALIMANTO
MANAJER
KRIS MEI RETNO
TEKNISI ANAK
MEKANIK
KOLAM
ANWAR
ARMAN
EDY
EDY SP
GABRIEL
HERMAN
IWAN
21
tambak seperti kolam, alat dan bahan yang digunakan di tambak. Manager
merupakan jabatan seseorang yang bertanggung jawab atas kegiatan yang ada
di tambak dan merupakan orang kepercayaan Direktur. Teknisi adalah orang
yang bertanggung jawab atas tambak yang diamanahkan dari Direktur dan
Manager dan mengatur para anak kolam yang bekerja ditambak tersebut.
22
bergerak di bidang perikanan spesilisasi Udang Vaname (litopeneus vannamei) .
1. Petakan tambak 60
2. Ruang genset 3
3. Gudang pakan 4
4. Gudang mesin 1
5. Mess staff 5
6. Rumah jaga 5
7. Dapur 3
8. Kantor 1
5.1. Konstruksi
Konstruksi Tambak Intensif di CV.horas berupa kolam terpal jenis
23
HDFE,yang membentuk kotak persegi. Dengan dasar penggalian tanah
sedalam 30 cm yang digunakan untuk timbunan tanggulnya. Setelah itu
pemberian jenis terpal HDFE dan segala perlengkapan untuk poses
budidaya nya.Tinggi tanggul mencapai 1,5-1,7 m dengan lebar diatasnya 2
m dan tanggul dibawahnya 3-4 m.Konstruksi central draine berbentuk kotak
persegi dengan ukuran 1,5x3 m,untuk konstruksi proses out let,spiral
langsung terhubung dengan pipa out letnya.
24
dasar tambak. Pembersihan menggunakan sikat kamar mandi dan air bersih .
Setelah semua bersih maka di lakukan penyemprotan soda api dengan dosis
1000 ppm untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang menempel pada terpal.
Setelah itu dilakukan proses pengeringan dan penjemuran terpal selama 3
sampai 10 hari lamanya. Apabila permukaan dasar tambak telah mengering
maka dilakukan kembali pemasangan terpal seperti semula.
B. Pembersihan Peralatan Tambak
Semua peralatan harus dikeluarkan dari kolam dan dikumpulkan ditanggul
atau ditempat yang sudah disediakan untuk dibersihkan disana. Peralatan yang
harus dibersihkan dari kotoran atau lumut adalah pipa, kincir,water level,pompa
dan bagian bawah rumah pompa.
C. Perbaikan kontruksi Tambak
Perbaikan kontruksi yaitu pengecekan tanggul yang rusak. Baik itu terkikis
oleh air akibat pasang surut dan gangguan oleh binatang lainnya, salah satunya
adalah kepiting yang memiliki kebiasaan melobangkan tanah untuk membuat
sarangnya. Setelah itu pengecekan terpal yang telah sobek sehingga dilakukan
proses perbaikan kembali yaitu dengan cara penjahitan kembali dan pembuatan
jembatan ancho. Setiap tambak terdapat 1 jembatan ancho.
D. Pemasang Peralatan Tambak
Setelah peralatan Tambak sudah di bersihkan di lanjutkan dengan
pemasangan peralatan seperti setting kincir,pipa,pompa dan bambu
penyanggang.
25
hewan lainnya masuk kedalam tambak.
26
g. Sebelum penebaran benur dilakuka pemberian pewarna (metlhy blue atau
brilian blue) sifatnya tidak beracun dengan dosis 0,1ppm hingga warna air
menjadi biru hijau. Kegunaannya supaya tidak tembus matahari, jika tembus
matahari maka dapat membuat biofilm bisa menjadi klekap,mengkondisikan
seolah-olah gelap.
27
Hatchery PT. 1 Jam 30
A2 3000 250.000 Global dan Menit
Pantai Cermin
B. Penebaran Benur
Penebaran benur di lakukan pada pada pagi hari (07:00).hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya stress pada udang, sebelum penebaran benur di lakukan
aklimatisasi suhu dan salinitas.penebaran benur di lakukan menggunakan tong
aklimatisasi dengan kapisitas 500 liter. Berikut langkah-langkah penebaran benur di
lokasi praktik kerja lapang di CV.Horas Sanjaya adalah sebagai berikut :
1. Tebar benur menggunakan tong aklimatisasi kapasitas 500 liter. Overflow
,jika air mencapai titik tertentu maka air dibuang secara otomatis, artinya
tong dilengkapi dengan overflow.
2. Siapkan tong. Lalu untuk beradaptasi benur dengan cuaca,suhu di tambak
maka masukkan benur ke dalam tong yang sudah disiapkan, lalu masukkan
pakan alami (artemia). Agar dapat menyesuaikan tong yang berisi benur di
tambahkan secara perlahan dengan air kolam dengan menggunakan pipa
28
air hujan agar udang tidak stress karena ada perbedaan dengan suhu
awalnya.
3. Biarkan hingga benur beradaptasi dengan air kolam selama 1,5 jam setelah
itu baru dilepaskan dengan menggunakan selang.
29
3 20-30 0,8
30
ditambaknya.
31
beracun.
3. Salinitas (Kadar Garam)
Udang adalah makhluk eurihalyne , yaitu sanggup hidup pada kisaran
salinitas yang besar. Akan tetapi salinitas optimal sangat dibutuhkan udang
berkaitan dengan tekanan osmosis pada tubuh udang. Salinitas yang optimal
akan mempermudah proses metabolisme. Salinitas optimal untuk pertumbuhan
udang adalah 15 – 25 ppt.
4. Kecerahaan
Kecerahan dipengaruhi oleh banyaknya plankton dan partikel tersuspensi.
Kecerahan yang baik adalah berkisar 20-40 cm tergantung pada kedalaman
tambak. Pengukuran dilakukan sehari 2 kali yaitu pada pagi hari dan siang hari
menggunakan alat secchi disk.
5. Jenis plankton
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui melayang di perairan
mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus artinya biota ini tidak
dapat melawan arus. Plankton adalah makhluk perintis yang tidak lengkap tapi
tetap hidup. Ada dua kelompok plankton yaitu phytoplankton and zooplankton.
Phytoplankton adalah microorganisme yang masuk kedalam kelompok tanaman
sedangkan zooplankton masuk kedalam kelompok hewan.
Kelimpahan dan dominasi plankton digambarkan oleh kecerahan dan
transparansi air. Jika air didominasi Chlorophyta warnanya akan hijau, jika
didominasi diatom akan berwarna coklat. Fungsi utama plankton adalah produsen
oksigen dan menjaga stabilitas ekologi Hydrogen Sulfide (H2S). Penumbuhan
plankton di CV.Horas ditumbuhkan secara perlahan dikarenakan jika terlalu
cepat akan menyebabkan penyakit white feses.
6. Penyiponan
Di CV.Horas penyiponan dilakukan setiap hari pada pukul 18:00 .penyiponan
dilakukan ketika Doc 15-20 sampai panen. Tujuan sipon adalah mengeluarkan
semua limbah di dasar kolam sehingga tidak ada material beracun disana seperti
NH3 dan H2S. Penyiponan dilakukan di bak sentral dengan ukuran bak 1,5 x 3.
Dengan memakai selang spiral lalu dibuang ke kanal.
7. Pemberian Probiotik
Aplikasi probiotik bertujuan menjaga agar komposisi mikroba di air
seimbang, membantu proses nitrifikasi dan mempercepat komposisi lumpur di
tambak. Dosis dan aplikasi disesuaikan dengan kondisi tambak.
32
a) EM4 (1 Botol) + 200 gr gula + air tawar campurkan lalu tunggu selama 24
jam. Ditebar setiap pagi dan sore. Jika sudah memasuki DOC 60
penebaran dilakukan dari sore ke pagi dikarenakan udang sudah berumur
tua,akan menyebabkan planktonnya drop
b) Pro 1 (1 liter) dosis 300gr sebanyak seminggu sekali
c) Kultur biomin (200gr)+100 liter air + susu nesta/gula 100gr campurkan
lalu tunggu selama 24 jam.
33
: 72,2 gr
3. Biomassa : 98 x 100
2,78%
: 3.525
4. Populasi : 3.525 x 100
13.84
: 254.709 ekor
5. SR : populasi x 100
Tebar
: 254.709 x 100
250.000
: 101.8 %
6. FCR : 4891
3.52
:1,38
34
B. Penyakit
Pada saat Praktik Kerja Lapang I di CV.Horas Sanjaya tidak di temukan
penyakit pada proses budidaya, tetapi sebelumnya perusahaan di CV.Horas ini
di temukan penyakit yang menyerang pada udang. Penyakit yang menyerang
udang adalah sebagai berikut::
1. Penyakit EMS (Early Mortality Syndrome)
Penyakit EMS menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi para
petambak karena penyakit ini bias menyebabkan kematian pada udang sampai
mencapai 100%. Gejala penyakit ini antara lain udang terlihat lemah dan tak mau
bergerak aktif, menurunnya nafsu makan,ukuran tubuh udang tidak
proporsional/kepala udang memiliki ukuran yang lebih besar dari pada
badan,serta warna tubuh yang hamper mirip dengan warna air. Penyebabnya
yaitu bakteri-bakteri yang menyerang saluran pencernaan udang.
Penanganannya dengan mencampurkan pakan dengan minyak kelapa, namun
jika tidak bias diatasi maka panen adalah jalan keluarnya. Dengan perawatan
heptopncreas udang dengan membuat suasana asam (vibrio tidak hidup),
penyerapan racun,membunuh vibrio dengan menggunakan bahan minyak kelapa
dan produk poli vannamak. Jika ems masih bias dipertahankan. Serangan 1
menisakan (50%) udang,serangan 2 (25%) ,serangan ketiga (11%)
2. Penyakit Kotoran Putih atau WFD (White Feses Disease)
Penyakit kotoran putih pada udang ini dapat berdampak buruk dan
mengakibatkan penyerapan tidak bagus terjadinya massal pada budidaya.
Gejala yaitu kotoran udang berwarna putih dan kotoran tersebut akan
mengambang didalam kolam atau tambak. Selain itu saat usus diperiksa maka
akan ditemukan massa tubuh yang berbentuk ulat dan udang keropos. Penyebab
karena air laut yang kotor. Jenis udang vanname adalah salah satu yang sering
terjangkit penyakit ini. Faktor penyebab dapat dikarenakan oleh jenis parasite
yang mirip cacing tetapi parasite tersebut tidak mempunyai organ seluler.
Penanganannya dengan melakukan pergantian air dan pengelolaan kualitas
lingkungan tambak. Jika tidak memberikan 3-4 kali sampling maka eksekusi
menggunakan minyak kelapa
3. Penyakit bercak putih atau WSSV (White Spot Syndrome Virus)
WSSV adalah penyakit yang juga kerap dikenal sebgai penyakit inc. yang
mana penyakit tersebut akan membunuh udang secara spontan. Apabila udang
terkena penyakit ini maka udang akan mati dengan sendirinya karena nafsu
35
makan udang berkurang. Gejala ditandai dengan nafsu makan yang tinggi,
udang terlihat mengambang lalu menghidap di tepi lalu mati. Jika mengupas
karapas di dalamnya terdapat penumpukan putih-putih. Penyebab biasanya oleh
serangan virus. Penanganannya dengan mengisi air hingga 100 cm
menggunakan pipa air hujan sebesar 8 inci/lebih jika tidak bisa maka harus
pemanenan secara cepat karna udang didalam kolam akan mati dalam hitungan
hari dan tidak ada kompromi langsung panen.
4. Penyakit Myo atau IMNV (Infectious Myo Necrosis Virus)
Penyakit ini sangat merepotkan bagi para petambak karena dapat
menyebabkan kematian pada udang. Gejala penyakit ini akan Nampak gejala
klinis yaitu terjadinya nekrosis atau kerusakan jaringan otot pada tubuh udang
dengan ciri-ciri pada otot yang terserang akan timbul warna putih. Selain itu
udang juga akan tampak pucat, dan kemudian memerah pada bagian ruas
bawah hingga ekor udang. Penyebab menurunnya kualitas air. Biasanya terjadi
pada kolam terpal karena kekurangan mineral, Penanganannya dengan
penambahan kultur bakteri, pergantian air,disinfeksi air tambak.
5. AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) = EMS
Penyakit yang kerap dikaitkan dengan EMS. Penyakit yang dapat
menyebabkan kematian pada udang. Gejala seperti kosongnya saluran
pencernaan,hepatopankreas pada udang menjadi pucat dan mengecil. Selain itu
kulit udang juga akan terasa lebih lunak serta timbul bintik hitam paa
hetopankreas. Penyebab karena tingginya konsentrasi materi organic yang bisa
berasal dari pakan,pupuk atau molase. Penanganannya melakukan pengecekan
kesehatan udang secara berkala,menjaga kualitas air,dan menerapkan
manajemen budidaya udang baik dan benar.
5.5. Panen
Panen adalah kegiatan akhir dalam pembesaran udang vanname. Hasil
panen dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan indicator keberhasilan usaha
budidaya udang. Pemanenan udang vanname dilakukan setelah pemeliharaan
udang vanname 90-120 hari atau bergantung laju pertumbuhan udang dengan
berat rata-rata udang (Average Body Weight) mencapai ukuran konsumsi atau
size 30e-50e. Beberapa alasan mengapa pemanenan udang dilakukan yaitu
udang sudah saatnya dipanen sehingga bila tetap dipertahankan,pertumbuhan
tidak optimal lagi bahkan tidak tumbuh lagi,udang terserang penyakit dan telah
36
menunjukkan gejala kematian jadi terpaksa dipanen untuk menghindari kerugian
yang lebih besar, dan kondisi darurat yang mengharuskan udang harus dipanen.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari jangan sampai terik matahari karena
dapat merusak kualitas udang. Hindari panen pada masa pasang air karena
pada masa pasang air udang kecendrungan mengalami moulting. (pas bulan
purnama)
Pemanenan pada pembesaran udang vanname dilakukan dengan 2 metode
yaitu panen parsial (sebagian) dan panen total.
1. Panen parsial dilakukan dengan memanen udang sedikit demi
sedikit,tergantung jumlah yang dibutuhkan. Artinya berapa pun yang hasil
yang diperoleh disesuaika dengan kebutuhan petambak saat itu. Oleh sebab
itu dilakukan pembuangan sebagian air saat panen agar tidak seluruhnya
kering. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya stress. Panen parsial
tidak mempengaruhi tingkat stress udang sehingga panen parsial dapat
dilakukan secara aman dalam upaya mengurangi biomassa udang agar
berada pada tingkat daya dukung tambak. Salah satu alasan dilakukannya
panen parsial karena biomassa udang melebihi kapasitas kolam.
2. Panen total Panen dilakukan oleh petambak besar yang telah memiliki
jaringan atau hubungan dengan pembeli yang siap menampung hasil
panennya. Di CV.Horas sudah ada agen yang membeli yaitu agen BMI.
Udang yang ada didalam kolam diambil seluruhnya sehingga air yang ada
didalam kolam harus dikeluarkan seluruhnya. Panen total dilakukan pada
pagi hari menghindari terik matahari yang akan mengurangi tingkat
kesegaran udang yang dipanen. Alat yang digunakan untuk panen adalah
pukat mini sekitar lebar 3 meter, tinggi 1,5 ,panjang 5 .Dibagian bawah dililit
kabel untuk alat kejut udang. Penggunaan salne net dalam proses
pemanenan total membutuhkan tenaga Panen juga dilakukan dengan cara
menggiring udang dengan jaring. Pada tahap pertama petakan dikeringkan
secara perlahan-lahan. Setelah mencapai kedalaman 10 cm,udang mulai
ditangkap dengan menggunakan jala/jaring. Seiring dengan
penjalaan,petakan terus dikeringkan sampai habis. Tahapan panen total yan
dilakukan yaitu menyiapkan peralatan panen antara lain salne net,pompa
panen,keranjang,dan alat angkut,timbangan,dll. Memindahkan udang pada
jaring panen. Kegiatan panen untuk menentukan size, menimbang, peng es
an.
37
5.6. Penanganan pasca panen
Udang yang dipanen harus segera ditangani dengan cepat dan tepat agar
kesegarannya dapat dipertahankan. Penurunan mutu udang akan berdampak
pada penurunan harga jual udang. Udang yang dipanen akan dijual sesuai
dengan ukurannya (size). Setiap size yang berbeda memiliki harga yang berbeda
pula sehingga setiap ukuran udang harus dipisahkan.
Tindakan yang perlu dilakukan pada penanganan pasca panen yaitu
mencuci udang untuk menghilangkan kotoran atau lumpur yang menempel pada
tubuh udang. Kotoran ini mengandung bakteri pembusuk yang akan
mempercepat penurunan mutu/kesegaran. Udang yang telah dicuci akan disortir
dan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya (kegiatan ini dilakukan
oleh agen pembeli). Udang yang telah disortir terlebih dahulu disampling dan
ditimbang untuk menentukan size udang dan harga jual. Penimbangan dilakukan
setelah itu udang dihitung berapa ekor agar mengetahui size udang tersebut.
Udang yang telah disortir dimasukkan ke dalam keranjang yang mampu
menampung udang antara 25-35kg/keranjang. Penimbangan udang dapat
dilakukan apabila udang yang telah disortir berjumlah 5 keranjang. Tujuannya
agar udang tidak terlalu lama berada diudara bebas karena mengalami
kemunduran mutu. Udang yang telah ditimbang selanjutnya dapat dilakukan
pengepakan. Pengepakan udang dapat menggunakan coolbox, sterofoam atau
container yang berisi es agar suhu dingin tetap stabil sehingga udang tidak cepat
busuk dan rusak. Transportasi udang hasil panen dimulai dengan menata udang
daam coolbox dengan susunan berlapis antara udang dan es secara berselang-
seling dengan bagian dasar dan atasnya tertutup oleh lapisan es sehingga
kualitas udang tetap terjaga. Perbandingan udang dan es adalah 3:4.
38
No Uraian Jumlah Satuan Harga Harga Total Harga Biaya
Satuan (Rp) residu / Penyusutan
(Rp) Umur (Rp)
Ekonomis
(Tahun)
1 Lahan 2.000 m2 100.000 200.000.000 Semakin -
tahun
semakin
mahal
2 Kincir 6 Unit 5.000.000 30.000.000 1.000.000/5 5.800.000
3 Genset 1 Unit 180.000.00 180.000.000 10.000.000 17.000.000
0 /10
4 Timbangan 1 Unit 300.000 300.000 50.000/5 50.000
Digital
5 Timbangan 1 Unit 800.000 800.000 100.000/5 140.000
Duduk
6 Rerfraktometer 1 Unit 2.500.000 2.500.000 50.000/5 490.000
7 pH Meter 1 Unit 850.000 850.000 2 425.000
8 Sechi Disk 1 Unit 10.000 10.000 1.000/2 4.500
9 Anco 2 Unit 65.000 130.000 5.000/5 25.000
10 Pompa 8 Inci 1 Unit 22.000.000 22.000.000 5.000.000/5 1.700.000
11 Pompa 2 Inci 3 Unit 2.600.000 7.800.000 1.000.000/1 680.000
0
12 Jala 1 Unit 850.000 850.000 100.000/5 150.000
13 Terpal HDPE 3.000 m2 22.000 66.000.000 Tidak laku -
14 Pipa 2 Inci 14 Batang 200.000 1.540.000 100.000/2 720.000
39
0
21 Selang sipon 60 M 50.000 3.000.000 50.000/2 1.475.000
22 Gudang pakan 1 Unit 15.000.000 15.000.000 8.000.000/1 700.000
0
23 Bambu 15 Batang 7.000 105.000 500/2 52.250
penyanggang
24 Setrum aki 2 Buah 1.000.000 2.000.000 100.000/2 950.000
battery
25 Keranjang panen 5 Buah 75.000 375.000 5.000/2 185.00
Total 584.638.500 35.102.500
Biaya Tetap
5.7.2. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pembesaran
Udang vaname di Tambak CV.Horas yang menggunakan 1 petakan tambak dan
seluruh penguluaran yang meliputi gaji. Biaya tetap pada tambak tersebut adalah
Rp. 28.800.00
6. Gaji karyawan
No Urain Satuan Jumlah Gaji/bulan Gaji/1 siklus (4 bulan)
1 Manager Orang 1 2.500.000 10.000.000
2 Teknisi Orang 1 1.000.000 4.000.00
3 Ibu masak Orang 1 300.000 1.200.000
4 Mekanik Orang 1 1.000.000 400.000
5 Anak Orang 1 400.000 1.600.000
kolam
6 Komsumsi Bulan 4 2.000.000 8.000.000
Total 28.800.000
40
seluruh penguluaran yang meliputi bahan . Biaya tidak tetap pada tambak
tersebut adalah Rp. 200.781.500
No Uraian Jumlah Satuan Harga Harga Total
Satuan (Rp) (Rp)
1. Benur 250.000 Ekor 49 12.250.000
2. Em 4 48 Liter 25.000 1.200.000
3. Pro satu 6 Kg 250.000 1.500.000
4. Kaptan 1 Ton 5.500.000 5.500.000
5. Delstar 3 Liter 160.000 480.000
6. Cufri sulfat 3 Kg 100.000 300.000
7. Pakan 6982 Kg 17.000 118.694.000
8 Listrik - - - 60.000.000
9. Solar 5 Liter 6.700 33.500
10. Oli 3 Liter 8.000 24.000
11 Air BKC 40 Liter 10.000 400.000
11. Samponen 40 Kg 10.000 400.000
Total Rp.200.781.500
41
= 204.628.900
= 432.210.400 – 229.581.500
432.210.400
=
v 229.581.500
42
28.800.000
= 1 - 200.781.500
432.210.500
28.800.000
=
1- 0,53
28.800.000
=
0,47
= Rp. 61.276.595
Rp. 61.276.595
=
Rp. 85.000.00
= 0,72 gr
= 2,8 siklus
43
VI. KESIMPULAN
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Pendampingan Pt Central Proteina Prima Tbk Di Desa Randutatah,
Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Journal of Aquaculture and
Fish Health, 7(2), 70. https://doi.org/10.20473/jafh.v7i2.11251,” t.t.
46
LAPORAN REALISASI PRAKTIK KERJA LAPANG 1 (PKL-1)
Nama : NURHADIJAH
:
NIT 20.3.11.098
:
Perusahaan/instansi CV.HORAS ,KECAMATAN KUALA GEBANG
: 1. drh.NISA HAKIMAH.M.Sc
Pembimbing
2. RIDWAN.M.HARIS,S.ST.Pi.,M.Tr.Pi
Tanda
Hari/Tanggal tangan/paraf
No Kegiatan
waktu pembimbing
lapangan
1 2 2 3
- PANEN
Tahap kegiatan panen di CV.Horas adalah sebagai berikut:
1. Pembuangan air kolam sampai mencapai selutut dengan
menggunakan pipa besar
2. Menggunakan jala untuk mengangkat udang
3. Setelah udang di angkat lalu dilakukan penyortiran udang
(pemilihan udang yang layak untuk dikomsumsi dengan
yang tidak layak di komsumsi)
4. Penimbangan hasil panen
Senin/06 Juni
2022 5. Mengukur size udang dengan cara melakukan sampling
1
(15:30-18:20 yaitu (udang di timbang sebanyak 3,135 kg setelah di
WIB) hitungan dalam berat tersebut terdapat 144 ekor
sehingga di dapatlah size 45.
47
- PEMASARAN
Tahap kegiatan pemasaran di CV.Horas adalah sebagai
berikut:
Setelah udang di masukkan ke dalam fiber lalu di bawa ke
agen/pabrik (BMI)
Selasa 07 juni
2022
2
(09:15 – 12:00)
48
1 2 2 3
- Kegiatan mensterilkan air tambak dengan luas lahan
4.000 m dengan menggunakan bahan BKC sebanyak 80
liter.
Rabu/08 juni
2022
3
(08:00-10:00)
( 15:20-18:00)
Jumat/09 juni
4 2022
(08:30-12:00)
49
- Kegiatan pengecekan kecerahan air
50
- Kegiatan pembelajaran dengan pembimbing lapangan
di tambak intensif dan melihat langsung ke lapangan
keadaan tambak intensif.
Sabtu/11 juni
6 2022
(08:30-12:00)
51
Selasa/14 juni - Kegiatan pembersihan kolam intensif (plastic HDPE)
2022
8
(08:00-12:00)
(14:00-17:00)
- Pembersihan tambak intensif (plastic HDPE) lanjutan
Rabu/15 Juni dari hari sebelumnya
9 2022
(09:00-17:00)
- Pembersihan tambak intensif (plastic HDPE) lanjutan
dari hari sebelumnya
Kamis/16 Juni
2022
10
(09:00-17:00)
52
- Kegiatan penebaran benur dengan menggunakan
aklimatisasi dengan tong sehingga mempermudah
pekerjaan
53
- Kegiatan masuknya benur dari PT.Global untuk
dilaksanakan penebaran benur dikolam tradisional
Sabtu/18 juni
12 2022
(15:30)
54
- Kegiatan pengamatan air didapat air baik karena
berbuih akibat bakteri baik hasil dari probiotik
Selasa/21 juni
14 2022 - Pemasangan kincir
(08:30)
55
- Kegiatan pencucian kincir
Rabu/22 juni
2022
(08:00-12:00) - Kegiatan pemberian materi dilapangan dengan teknisi
15 pak anwar
(14:00-17:00)
56
- Kegiatan Pengukuran pH pada sore hari di kolam
terpal DOC 5 didapat pH 8,7.
57
58
59
60
- Kegiatan pembelajaran dengan manager cv.horas (bapak
kris)
- Kegiatan mengukur alkalinitas
- Kegiatan melakukan pengecekan ph air
Jumat/24 juni
2022
16 (10:00-14:00)
(16:30-16:50)
- Kegiatan tangguk
61
………..………, Juni 2022
Mengetahui Yang bersangkutan
Ketua Prodi TBP taruna/i PKL-1,
62