LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG IV
PROGRAM STUDI MEKANISASI PERIKANAN
SEMESTER V
Oleh :
NIT : 18.2.02.006
Menyetujui.
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi MP,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Lapang IV. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
Kerja Lapang IV
penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................2
1.2.1. Maksud ........................................................................................... 2
1.2.1. Tujuan ............................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
LAMPIRAN ............................................................................................................ 42
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) IV ................................................. 42
viii
1
I. PENDAHULUAN
perikanan, baik dalam budidaya skala besar maupun budidaya skala kecil. Tujuan
penggunaan mesin adalah untuk mengejar hasil yang efisien dan efektif dengan
tinggi. Salah satu kegiatan budidaya yang membutuhkan peralatan atau mesin
terutama pada kalangan menengah ke bawah, selain harga yang ekonomis ikan
lele mudah untuk dibudidayakan. Ikan lele juga memiliki berbagai kelebihan,
terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup
saat ini meningkat pesat. Dimulai dari kecenderungan minat masyarakat yang
meningkat untuk budidaya ikan lele, sebelum melakukan aktifitas budidaya ikan
lele, masyarakat pembudidaya harus mengetahui kualitas benih yang terbaik dari
Salah satu peralatan atau mesin pendukung budidaya ikan lele adalah
pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari satu kolam ke kolam lain. Salah
satu jenis pompa yang biasa digunakan adalah pompa submersible. Prinsip kerja
motor listrik. Fluida masuk melalui saringan antara motor penggerak dengan
2
pompa oleh sudu – sudu impeller yang berputar bersamaan dan searah dengan
poros pompa akan mempercepat aliran fluida secara axial (Darsono, 2012). Oleh
karena itu, kegiatan Praktek Kerja Lapang IV ini akan memfokuskan pada
mengalirkan air dari tandon menuju kolam lainnya sehingga dapat mengetahui
perbedaan debit air pada pompa selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.IV
1.2.1. Maksud
Jawa Timur.
1.2.2. Tujuan
2.1. Pompa
Pada umumnya pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Banyak
faktor yang menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatnya berbeda,
antara lain jarak pengangkutan serta tekanan yang diperlukan dan sebagainya. Kita
tahu bahwa cairan dari tempat yang lebih tinggi akan sendirinya mengalir ke tempat
yang lebih rendah, tetapi jika sebaliknya maka perlu dilakukan usaha untuk
memindahkan atau menaikkan fluida, alat yang lazim digunakan adalah pompa.
Pemindahan fluida dengan menaikkan tekanan pada pompa adalah untuk mengatasi
1. Hambatan Kecepatan
Hambatan ini terjadi karena aliran fluida di dalam tabung atau pipa mempunyai
2. Hambatan Gesekan
Pada pompa ini energi mekanik hasil dari putaran poros pompa akan
menghasilkan head tinggi namun kapasitas yang dihasilkan rendah. Pompa jenis
1. Pompa Rotari
Sebagai ganti pada proses lewatnya cairan pompa sentrifugal, pompa rotari
tersebut akan bekerja merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang
tertutup. Pompa rotari mampu mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar atau
selama satu langkah piston akan bisa sama dengan perkalian luas piston dan panjang
langkah. Berdasarkan cara kerja pompa torak bisa dibagi menjadi pompa torak kerja
tunggal dan pompa torak kerja ganda. Pompa torak berdasarkan jumlah silinder dibagi
menjadi pompa torak silinder tunggal, pompa torak silinder ganda, bent – axis pump.
Pompa torak atau piston untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Pompa yang mempunyai suatu elemen utama yaitu sebuah motor dengan
sudut impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya fluida yang masuk
dipercepat oleh impeler yang akan menaikkan kecepatan fluida ataupun tekanannya
lalu melemparkan keluar dari volut. Jenis dari pompa jenis ini antara lain adalah
pompa radial, pompa aksial (propeller), pompa mixed flow (aliran campur). Proses
1) Pada bagian di antara sudut impeller dengan fluida energi mekanis alat
2) Pada volut fluida akan diarahkan ke arah pipa tekan / buang dan sebagian
1. Pompa Sentrifugal
Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa
dihasilkan oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total
head (tekanan) yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan
2. Pompa Desak
Sifat dari pompa desak adalah perubahan periodik pada isi dari ruangan yang
terpisah dari bagian hisap dan tekan yang dipisahkan oleh bagian dari pompa.
Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa tekan adalah sebanding dengan kecepatan
7
pergerakan atau kecepatan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang dihasilkan
oleh pompa ini tidak tergantung dari kecepatan pergerakan atau putaran. Pompa
desak dibedakan atas : oscilating pumps (pompa desak gerak bolak balik), dengan
3. Elevator Pump
menggerakkan rotor di lubang sumur. Pompa (rotor & stator) berada di bawah lubang
perforasi untuk memastikan bahwa pompa berada dibawah fluid level untuk
mengantisipasi loss flow yang terjadi. Fluida mengalir ke dalam stator dan terus
dengan letak permukaan air di luar kekuatan hisap pompa biasa. Pompa dengan
sumbu vertikal dan motor penggeraknya merupakan satu unit yang dipasang
terbenam di bawah permukaan air dan posisi pompa digantung pada pipa penyalur.
Motor berada di bawah pompa, karena air mengalir dari bawah maka diameter motor
lebih kecil daripada pompa biasa. Dengan demikian pompa terlihat panjang berbentuk
batang. Pompa jenis ini sangat cocok untuk sumur – sumur dalam karena pompa tidak
perlu menghisap air ke atas dimana pompa dan motor dibenamkan bersama – sama
di kedalaman.
energi hidrolis dengan cara memberikan gaya sentrifugal pada fluida yang
dipindahkan. Pompa submersible digerakkan oleh motor listrik. Fluida masuk melalui
saringan antara motor penggerak dengan pompa dan oleh sudu-sudu impeller yang
berputar bersamaan dan searah dengan poros pompa akan mempercepat aliran
fluida secara axial. Kemudian oleh sudu-sudu diffuser yang posisinya diam dan fluida
berkurang dan diubah menjadi energi tekanan. Hal ini terjadi sampai ketingkat yang
lebih tinggi, sehingga untuk dapat memompa fluida dengan debit dan head tertentu
diperlukan stage–stage sedemikian rupa sesuai dengan kedalaman sumur yang akan
dipompa.
9
1. Motor Listrik
mekanik.
2. Poros Pompa
3. Impeller
poros yang dikunci dengan pasak dan berfungsi memberikan gaya sentrifugal
4. Diffuser
dengan gear / roda gigi dimana sistem kerjanya yaitu ketika motor listrik dalam kondisi
memutarkan gerak poros engkol, lalu putaran pada poros engkol diteruskan oleh kipas
pada pompa air melalui roda gigi / gear. Disitulah terjadi proses penghisapan air dari
tadah hisap atau sumur dan mengalir melalui pipa. Ketika kondisi motor penggerak
pompa tidak bekerja atau keadaan kipas pompa tidak berputar tadah simpan akan
terisi dan menutup klepnya ketika motor OFF, sehingga air yang masih terdapat di
dalam tadah simpan tidak mudah turun kembali ke tadah hisap. Sifat dari transmisi
pada pompa air adalah konstan yaitu sifat putaran stasionernya tetap dan tidak mudah
berubah, tidak seperti putaran stasioner pada mesin kendaraan bermotor sehingga
pada putaran rpm rendah posisi air tetap mengalir dengan kecepatan standar dan
untuk rpm tinggi biasanya hanya digunakan untuk mengangkut air menuju ke ruang
Pompa mendatar harus diletakkan sedekat mungkin dengan tadah hisap atau
sumur. Posisinya harus sedemikian rupa hingga tidak memerlukan terlalu banyak
belokan pada pipa hisap. Dengan tindakan ini kerugian head hisap dapat dikurangi
sehingga kesulitan yang dapat timbul pada waktu operasi dapat diperkecil.
hingga sumbu poros kedua mesin tersebut dapat menjadi segaris dan mendatar
sempurna. Ganjal-ganjal berbentuk baji dari baja diperlukan untuk dapat menyetel
dengan teliti. Tiap pasang baji terdiri dari dua baji, yaitu baji atas dan baji bawah. Tiap
pasangan baji ini diganjalkan di bawah dasar landasan mesin di antara lubang-lubang
11
jangkar pada pondasi (Sularso, 2000). Lebih jelasnya mengenai penginstalasian dan
beberapa kali.
berikut :
alat ukur.
12
2. Menyetel nepal penekan reames packing untuk mengatur debit air pompa.
4. Mengamati alat ukur tekanan air secara seksama yang terdapat pada pompa.
pompa.
dalam pompa fluida mendapat percepatan sedemikian rupa sehingga fluida tersebut
mempunyai kecepatan air keluar dari pipa output. Kecepatan keluar fluida ini
selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi kenaikan. Besarnya tekanan yang
Debit yang digunakan menghitung besar daya yang dihasilkan oleh pompa
sentrifugal.
Debit air yang dihasilkan pompa dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Q = V / t (liter/menit)
Keterangan :
b. Torsi
Torsi atau momen putar adalah hasil perkalian antara gaya dengan panjang
T = F x r (Nm)
Keterangan :
Daya yang dihasilkan pompa adalah daya yang bisa digunakan dan
P out = p x g x H x Q
Keterangan :
d. Efisensi pompa
n = P out / P in x 100 %
1. Routine Maintenance
yang terpasang dan dalam keadaan beroperasi. Hal ini dilakukan agar gejala-
adalah :
2. Predictive Maintenance
3. Preventive Maintenance
sifatnya berupa pencegahan dan dilakukan secara rutin sesuai jadwal. Hal ini
maintenance.
1. Pemberian pelumas
2. Awal pengoperasian
kecangkan kembali.
17
1. Pengeringan, dilakukan untuk membunuh hama atau bibit–bibit penyakit sisa dari
2. Pengisian air, dilakukan secara bertahap yakni biarkan 1 hari. Setelah itu
dilanjutkan pengisian air 50 cm, biarkan 3 hari agar makanan alami yakni 8
karena ukuran benih masih kecil. Ketinggian air bak fiber ditambah secara berkala
seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat lele hingga ketinggian ideal antara
100 – 120 cm
Menurut Mahyudin (2009), pemilihan benih ikan lele yang baik dan sehat
memiliki ciri–ciri antara lain ukuran seragam dan berwarna cerah (mengkilap),
gerakan lincah dan gesit, tidak cacat dan tidak luka ditubuhnya, bebas dari bibit
penyakit, posisi tubuh dalam air normal, menghadap dan melawan arus ketika diberi
arus. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat
udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam
dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang
baru yaitu kolam. Padat tebar yang di terapkan 200 – 400 ekor/m2, artinya setiap luas
kolam 1 m2 dengan kedalaman 80 – 100 cm dapat dipelihara 200 – 400 ekor benih.
a. Jenis pakan
Menurut Khairuman dan Amri (2003), jenis pakan ikan lele ada 2 macam yaitu:
pakan buatan dan pakan alternatif. Pakan buatan seperti pelet sedangkan jenis pakan
alternatif yang biasa diberikan kepada ikan lele yaitu ikan rucah, keong mas, bekicot,
limbah pemindangan, limbah peternakan ayam dan lain-lain. Pakan buatan seperti
Dibandingkan pakan alami maupun pakan segar, pakan buatan memiliki kelebihan:
Supplay dan harga relatif tidak berfluktuasi karena tidak tergantung musim, lebih
mudah dalam penyimpanan karena sifatnya yang kering dengan kadar air rendah dan
dalam kemasan yang kuat, tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga dalam
bisa didapat dengan pakan buatan sendiri atau dari pabrik, jika bahan baku sudah
cukup tersedia sepanjang tahun, petani dapat membuat pakan sendiri secara
perorangan atau kelompok. Pakan buatan yang dikeluarkan oleh pabrik dapat
diperoleh di toko–toko penjual pakan ikan. Pakan alternatif adalah pakan jenis lain
yang dapat diberikan kepada ikan lele pada kegiatan pembesaran (Wartono, 2011).
Menurut Khairuman dan Amri (2003), pakan yang diberikan berupa pakan pelet,
pemberiannya dilakukan pada pagi, sore, dan malam hari sebanyak 3 - 5% perhari
19
dihitung dari jumlah atau bobot lele yang dipelihara. Sedangakan frekuensi pemberian
dilakukan 2 - 3 kali sehari, yaitu pagi sekitar pukul 09.00, sore menjelang malam
sekitar pukul 17.00 - 18.00, dan malam sekitar pukul 20.00 - 22.00. Pertambahan
berat ikan lele dapat mencapai 25 - 35 % setiap bulan dari berat awalnya.
Pemberian pakan diberikan dari awal tebar sampai ikan siap panen ukuran 6-
10 ekor/kg. Ukuran pelet yang digunakan yaitu 2 mm. Pelet diberikan sebanyak 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore secara at satiation (sekenyangnya). Kadar protein pada
pelet yang digunakan sebesar 32%. Ikan yang baru masuk ke kolam tidak diberi
pakan selama 1-2 hari karena ikan masih stres, ikan dibiarkan memakan pakan alami
yang ada di kolam. Setelah itu, ikan dapat diberi pakan yang direndam air selama 15
menit agar ikan mudah mencerna pakan yang diberikan dan dapat terbiasa memakan
pakan. Setelah itu, 19 pemberian pakan dapat langsung dilakukan tanpa perendaman
air sampai ikan panen. Sehari sebelum panen, ikan tidak diberi pakan untuk
Air merupakan sarana terpenting dalam budidaya ikan lele, sehingga kualitas
kualitas air menurut Khairuman dan Amri (2003), meliputi sifat fisika, kimia dan biologi
air. Sifat fisika air meliputi suhu 20 - 30 0C. Sifat kimia air dengan pH 6,5 – 8.
Sedangkan sifat biologi meliputi jenis dan jumlah binatang air (binatang renik) seperti
20
plankton yang hidup pada suatu perairan. Pergantian air dilakukan saat air mulai
tampak kotor (hal ini ditandai dengan ikan mulai menggantung). Pergantian air
sampai umur 2 bulan biasanya dilakukan 2 kali. Kemudian di bulan ketiga dilakukan
2 minggu sekali (hal ini dilakukan karena pada bulan ketiga pemberian makan
semakin banyak dan populasi ikan semakin padat). Pergantian air dengan cara
membuka saluran pengeluaran (paralon) hingga air tinggal sedikit (hampir kering).
Pada saat pergantian air biasanya dilakukan penyortiran dengan memisahkan ikan
yang pertumbuhannya sangat cepat. Bila setelah pergantian air dilakukan beberapa
hari kemudian air kelihatan coklat dan berbau anyir maka perlu dilakukan
2.7.5. Grading
Pertumbuhan ikan lele tidak akan selalu sama semua meski sebagus apapun
kita memperlakukan ikan dalam tahap budidaya, ada yang tumbuh besar, ada juga
yang telat pertumbuhanya untuk itu agar produksi lele yang hasil optimal, maka
diperlukan grading caranya adalah dengan memisahkan ikan lele secara berkala
efisiensi pakan. Dari hasil penyortiran dapat diketahui jenis pakan yang paling tepat
grading dilakukan dua minggu setelah tebar pertama kali. Tujuan kegiatan grading
adalah untuk evaluasi pemberian pakan yang diberikan, pemerataan ukuran ikan
kanibalisme sehingga kelulushidupan kultivan tinggi, dan harga yang tepat sehingga
Jumlah ikan yang diangkut harus disesuaikan dengan kapasitas wadah, kandungan
oksigen, ukuran ikan, serta lamanya pengangkutan sehingga ikan yang diangkut
tetap hidup sampai tujuan. Wadah pengangkutan harus selalu dijaga pada keadaan
suhu udara yang rendah. Pengepakan harus dilakukan pada pagi dan malam hari
atau d tempat yang teduh dengan menggunakan kantong plastic berdiameter 60 cm,
panjang 125 cm, tebal 0,1 mm, dan sebaiknya rangkap dua serta diberi tambahan
oksigen. Air yang digunakan adalah air bersih dan tidak mengandung bahan yang
III. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) IV ini adalah
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data dibedakan
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek atau objek
kegunaan dan spesifikasi pompa submersible, debit air, cara perawatan pompa
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
subjek atau objek penelitian dan biasanya berasal dari jurnal, literatur, laporan, dan
internet yang meliputi pompa, pompa submersible, penginstalasian dan tata letak
langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh landasan teori yang cukup untuk
1. Editing adalah kegiatan mengecek, memeriksa dan mengoreksi data yang telah
terkumpul
dimengerti
menganalisis data yang telah terkumpul untuk dapat menjawab rumusan masalah.
Lampiran 1.
25
Provinsi Jawa Timur. Keadaan alam yang baik serta kualitas air yang tidak mengandung
logam berat yang tinggi sangat mendukung usaha pembesaran lele. Batas lokasi usaha
Unit usaha Herwanto Farm adalah unit usaha budidaya ikan lele yang tergabung
dengan beberapa kelompok tani di daerah Genteng Banyuwangi. Usaha ini sudah
berjalan selama 3 tahun karena melihat peluang pasar lele yang sangat sedikit dan
permintaan yang banyak. Tujuannya yaitu untuk mencari usaha sampingan, terutama di
Sarana prasarana unit usaha Herwanto Farm yang digunakan untuk mendukung
1. Sarana
Sarana merupakan alat maupun media yang mutlak diperlukan dan dipakai secara
langsung dalam pelaksanaan proses produksi, adapun sarana yang tersedia di unit usaha
2. Prasarana
Prasarana adalah alat atau media yang diperlukan, tetapi tidak dipakai secara
langsung pada proses produksi. Adapun prasarana pembesaran lele milik Herwanto Farm
Pada Praktek Kerja Lapang IV ini, pompa yang digunakan adalah pompa
submersible untuk pengisian kolam dari tandon ke kolam lain. Pompa submersible
adalah pompa sumbu vertikal dengan satu unit motor penggerak, dipasang tercelup di
bawah permukaan air dan posisi pompa digantung pada pipa penyalur.
Pompa submersible yang digunakan terdiri dari dua jenis pompa submersible
yaitu pompa Yang YP-104 dan Pumpa Sumbersible Pump P-3500. Adapun spesifikasi
1. Pompa Submersible 1
Tegangan : 220 V
Daya output : 38 W
Frekuensi : 50 Hz
2. Pompa Submersible 2
Tegangan : 220 V
Daya output : 80 W
1. Motor Listrik
2. Impeller
Impeller berfungsi menciptakan energi kinetik pada air melalui putaran yang
diteruskan dari putaran motor. Air akan secara kontinyu masuk melalui sisi isap
3. Volute
Volute berfungsi sebagai tempat terciptanya energi air akibat putaran impeller,
sehingga mengarahkan aliran air keluar dari pompa melalui sisi buang. Bentuk
volute seperti keong, tujuannya untuk mengurangi kecepatan aliran air sehingga
harus dalam keadaan tercelup. Tujuannya supaya mesin tidak terbakar, sehingga
posisinya harus masuk ke dalam kolam atau tandon, dengan tindakan ini kerugian head
hisap dapat dikurangi sehingga kesulitan yang dapat timbul pada waktu operasi dapat
diperkecil. Pada bagian saluran hisap harus diperhatikan agar tidak ada kebocoran
termasuk antar sambungan pipa sehingga air dapat terhisap. Motor penggerak harus
diletakkan pada posisi vertikal sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin
berikut.
1. Pengecekkan bagian bawah pompa apakah ada kotoran yang menyumbat atau
tidak
2. Cek bagian keong pompa, misalnya jika ada mur yang kurang kencang, pastikan
harus dikencangkan
31
Selama pelaksanaan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menghidupkan motor penggerak pompa sambil mengamati tekanan air pada alat
ukur
3. Mengamati bagian keong pompa apakah ada kotoran yang menyumbat atau
tidak
Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan pada budidaya lele di unit
usaha Herwanto Farm adalah pengisian air. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat
salah satu cara untuk menjaga kualitas air agar selalu stabil adalah dengan cara
mengganti sebagian air lama dengan air baru yang lebih kaya akan oksigen. Pada saat
air yang ada dikolam adalah 3 m3, karena 1 liter air sama dengan 1 dm 3, maka volume
air dalam kolam adalah 3000 liter. Berikut data waktu pengoperasian pompa submersible
submersible 2 membutuhkan waktu rata – rata 2.667 detik. Berdasarkan data di atas
dikarenakan pada pompa submersible 1 memilki kapasitas (debit air) sebesar 2000
liter/hour dan pompa tersebut usia pakainya lebih lama sehingga kurang maksimal.
Berbeda dengan pompa submersible 2, pada pompa ini memiliki kapasitas (debit air)
yaitu 3500 liter/hour dan efektifitas penggunaanya lebih maksimal dari pada pompa
Adapun perhitungan debit air pada kedua jenis pompa submersible adalah
sebagai berikut.
1. Pompa Submersible 1
= 3 m3
= 3000 liter
3000 liter
Debit air =
3625 detik
= 0,828 liter/detik
2. Pompa Submersible 2
= 3 m3
= 3000 Liter
3000 liter
Debit air =
2667 detik
= 1,125 liter/detik
Berdasarkan, hasil di atas pompa submersible 2 memiliki debit air yang lebih
besar dibandingkan dengan pompa submersible 1 dikarenakan waktu pengisian air lebih
Lapang IV yaitu :
setiap hari
maksimal.
34
Kolam pembesaran ikan lele dengan sistem intensif yang digunakan untuk
Praktek Kerja Lapang IV berupa kolam beton dengan ukuran 3 m x 2 m x 0,5 m Sebanyak
menggunakan sikat untuk membersihkan bakteri atau lumut yang masih menempel.
Pada dinding dan dasar kolam. Setelah bersih, kolam dibilas kembali dengan air tawar
pengisian air. Kolam diisi air sampai mencapai ketinggian 0,5 m. Air yang sudah terisi
Kalium). Kemudian air didiamkan selama 3 hari. Adapun persiapan kolam pembesaran
Penebaran benih ikan lele dilakukan pada sore hari. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kestabilan suhu ikan lele yang akan ditebar sehingga ikan lele tidak mudah
stress. Pada saat penebaran, jumlah benih lele yang ditebar di kolam beton yaitu dengan
padat tebar 4000 ekor. Ukuran ikan lele yang digunakan yaitu benih lele dengan ukuran
6 - 7 cm. Benih lele yang digunakan berasal dari tempat pembenihan ikan lele yang
kemudian dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu untuk penyesuaian benih agar tidak
stress.
keberhasilan budidaya. Pakan yang diberikan pada proses pembesaran ikan lele yaitu
berupa pellet. Pellet yang digunakan memiliki ukuran yang berbeda-beda pada setiap
ukuran lele. Hal ini disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Selama proses budidaya,
lele dengan ukuran 6 - 7 cm diberi pakan berupa pellet jenis F- 99. Pemberian pakan F-
99 pada saat PKL IV ini berlangsung selama 1 minggu. Kemudian minggu kedua
diberikan pakan jenis Pf-1000 selama 1 minggu. Pada minggu ketiga pakan bisa
dicampur dengan jenis 781-2. Pergantian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bukaan
mulut ikan lele. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan protein ikan lele sesuai umur ikan.
36
Frekuensi pemberian pakan yang diberikan hanya dua kali sehari, yaitu pagi hari
pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 WIB. Dosis pemberian pakan yaitu pakan
diberikan sedikit demi sedikit hingga ikan kenyang. Namun, takaran untuk pemberian
pakan setiap hari dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pakan ikan lele
dan tergantung pada kondisi ikan. Pemberian pakan dilakukan dengan cara manual yaitu
ditebar secara merata di kolam dengan alat bantu berupa sendok plastik. Sebelum
pakan diberikan kepada ikan, pakan terlebih dahulu dibibis dengan air. Hal ini bertujuan
untuk memekarkan pakan diluar perut ikan dengan maksud agar pakan tersebut tidak
mekar dalam perut ikan yang dipelihara. Hal ini juga untuk mengantisipasi pecah usus
pada ikan yang dapat mengakibatkan kematian. Pemberian pakan harus dilakukan
secara bertahap agar setiap ekor lele memperoleh pakan dalam jumlah yang mencukupi.
beberapa penyakit saat budidaya, sehingga tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu
dilakukan dengan cara pergantian air secara rutin seminggu sekali. Selain itu, setiap 2
menghilangkan kotoran yan berada di dasar kolam. Pengisian air dilakukan dengan cara
mengisi air dari ujung berlawanan dengan outlet. Hal ini bertujuan agar kotoran dasar
37
kolam dapat menuju ke outlet sehingga kotoran dan sisa pakan di dasar kolam akan
5.6.5. Grading
Proses grading dilakukan untuk mengelompokkan benih ikan lele sesuai ukuran
agar ikan yang berukuran lebih besar tidak memangsa ikan yang berukuran lebih kecil.
Pada saat proses grading juga dilakukan proses pengurasan air secara total dan
Keuntungan yang didapatkan dengan grading yang dilakukan adalah efisiensi pakan
dapat menentukan harga yang tepat sehingga keuntungan dapat meningkat. Alat yang
yang digunakan untuk grading meliputi ember grading, serok/jaring, bak penampungan
ikan sementara, dan wadah kecil. Sebelum grading ikan dipuasakan terlebih dahulu.
Ikan yang akan di-grading diambil dari bak pemeliharaan dan dimasukkan ke dalam
ember grading. Pengambilan ikan dilakukan melalui saluran outlet, hal ini dilakukan
bersamaan dengan proses pengurasan air. Ikan yang keluar dari saluran outlet
dilakukan grading. Adapun alat grading dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.
38
diketahui jenis pakan yang paling tepat sesuai umur dan ukuranya sehingga bisa
mempercepat pertumbuhan. Namun, dalam praktek ini semua ukuran tetap dijadikan
satu kolam.
5.6.6. Panen
Panen dilakukan setelah 3 bulan dari penebaran yaitu dengan ukuran sekitar 10
- 12 ekor/kg. Panen dilakukan di pagi atau sore hari. Kegiatan memanen ikan dengan
cara memperlakukan ikan secara lembut dan hindari penggunaan alat-alat yang kasar
untuk menghindari stress. Pada saat panen biasanya menggunakan sistem panen total.
terbuka dapat dilakukan secara cepat dan praktis serta dapat dilakukan pergantian air
langsung jika diperlukan. Alat-alat yang digunakan antara lain bak plastik, fiber, dan
drum. Air diisi hingga kurang lebih mencapai ½ dari total wadah agar ikan tidak terlalu
banyak bergerak.
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada Praktek Kerja Lapang IV di Unit Usaha Budidaya
dalam petakan kolam guna memperlancar sirkulasi air dan pergantian air dalam
kolam. Pompa yang digunakan ada 2 jenis yaitu pompa submersible 1 dengan
merek Yang YP-104 memiliki kapasitas (debit air) 2000 liter/hour, dan pompa
x 0,5 m dan waktu 3.625 detik yaitu 0,828 liter/detik sedangkan debit air untuk
liter/detik.
bagian luar maupun dalam pompa dikarenakan kotoran yang sering masuk,
5. Teknik budidaya ikan lele yang dilakukan sudah cukup baik, karena tidak
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penyempuranaan Praktek Kerja Lapang IV ini
antara lain :
perawatan pompa dan dilakukan service berkala pada pompa agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
BULAN
OKTOBER NOVEMBER
Uraian
Kegiatan MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
KE- 1 KE- 2 KE-3 KE-4 KE- 1 KE-2 KE-3
Pelaksanaan X
kegiatan
praktek
Pengambilan X
data
Perhitungan
debit air pada X
kolam
Perawatan X X x x
pompa
Penyusunan X x x
laporan