Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU

(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI

PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR

JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Oleh:

ANISA NUR WULAN

NIM. 135080200111052

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU

(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI

PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR

JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan


Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:

ANISA NUR WULAN


NIM. 135080200111052

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
Ketua Jurusan PSPK
DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU
(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI
PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR
JAWA TIMUR

Anisa Nur Wulan1, Gatut Bintoro2, Abu Bakar Sambah2


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Ikan layang biru (Decapterus macarellus) merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan banyak didaratkan di Instalasi Pelabuhan Perikanan Tambakrejo Kabupaten
Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek biologi dan aspek dinamika populasi ikan
layang biru di Perairan Tambakrejo. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 sampai dengan
Maret 2017. Metode yang digunakan adalah deskriptif random sampling. Total sampel yang digunakan
adalah 849 ekor dimana semua sampel ikan tersebut digunakan untuk menghitung nilai Lc sedangkan
428 ekor diantaranya digunakan untuk menghitung nilai Lm. Hasil menunjukkan bahwa hubungan
panjang dan berat total ikan layang biru (D. macarellus) bersifat isometrik dengan nilai b = 2,96.
Perbandingan antara nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1,15 : 1. Tingkat kematangan gonad
(TKG) adalah 44,16% belum matang gonad dan 55,84% matang gonad. Nilai L m jantan sebesar 26,75
cm dan Lm betina sebesar 26,11 cm. Nilai Lc sebesar 27,50 cm. Ikan layang biru (D. macarellus) dapat
tumbuh hingga mencapai panjang infinitive (L∞) adalah 39,70 cm dengan laju pertumbuhan (K)
sebesar 0,51 per tahun dan nilai t0 = -0,296 tahun. Nilai mortalitas alami (M) = 1,09 per tahun,
mortalitas karena penangkapan (F) = 2,26 per tahun dan mortalitas total (Z) = 3,35 per tahun. Laju
eksploitasi = 0,67 yang menunjukkan bahwa status pemanfaatannya adalah overfishing.

Kata Kunci : Ikan Layang Biru (Decapterus macarellus), Parameter Pertumbuhan, Aspek Biologi,
Dinamika Populasi, Tambakrejo – Blitar.

1 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya


2 Dosen Program Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
FISH POPULATION DYNAMICS OF MACKEREL SCAD
(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) LANDED IN FISHING PORT
INSTALLATION OF TAMBAKREJO BLITAR REGENCY EAST JAVA

Anisa Nur Wulan1, Gatut Bintoro2, Abu Bakar Sambah2


Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University

ABSTRACT

Mackerel scad (Decapterus macarellus) is one of pelagic fish was economically and dominant landed in
Fishing Port Installation of Tambakrejo Blitar Regency. Purpose of this research was to identify the
biological and population dynamics aspects of mackerel scad in Tambakrejo waters. The research was
conducted from November 2016 to March 2017. The research method was descriptive random
sampling. Total sample in this research was 849 fishes where all of them were used to conduct Lc
analysis while Lm analysis there were 428 fishes available. Result showed that length and weight
relationship of total mackerel scad was isometric with b value = 2.96. Sex ratio of male and female
was 1.15 : 1. Gonad maturity level was 44.16% immature and 55.84% mature. The values of Lm male
and female were 26.75 cm and 26,11 cm respectively. The value of Lc was 27,50 cm. Length infinity
(L∞) was 39.70 cm with growth rate (K) = 0.51 per year and t0 value = -0,296 year. Natural mortality
(M) = 1.09 per year, fishing mortality (F) = 2.26 per year and total mortality (Z) = 3.35 per year. The
value of exploitation rate (E) = 0.67 which indicated that fisheries resources in this area was
overfishing.

Keywords : Mackerel scad (Decapterus macarellus), Growth Parameter, Biological aspect, Population
Dynamic, Tambakrejo – Blitar.

1 Student of Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University


2 Lecturers of Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University
PENDAHULUAN bulan dilakukan 2 kali pengambilan data yaitu
Ikan layang biru (Decapterus macarellus) pada awal bulan dan akhir bulan. Sampel ikan
merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang yang digunakan dalam satu kali pengambilan
memiliki nilai ekonomis tinggi dan dominan data yaitu ±120 ikan layang biru (D. Macarellus)
didaratkan di IPP Tambakrejo Kabupaten yang diambil secara acak, dimana 60 ikan
Blitar. Kegiatan penangkapan ikan layang biru diantaranya dibedah untuk keperluan analisis
pada lokasi ini menggunakan alat tangkap purse biologi. Jumlah total sampel ikan adalah 849
seine. Menurut Atmadja et al., (2003) ekor dan 428 ekor diantaranya merupakan
penangkapan ikan layang dengan sampel yang dibedah.
menggunakan armada purse seine dilakukan Identifikasi terhadap ikan layang biru (D.
tanpa mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan Macarellus) dilakukan dengan cara identifikasi
sumberdaya perikanan sehingga penangkapan morfologi dan morfometri yang mengacu
terhadap ikan berukuran kecil dan muda pada buku Carpenter dan Niem, FAO, dan
cenderung terus dilakukan. Fishbase. Data biologi ikan yang diambil
Banyaknya permintaan masyarakat meliputi data panjang ikan, lingkar tubuh ikan,
terhadap ikan layang biru (D. macarellus) dapat berat tubuh ikan, berat gonad dan tingkat
menjadi permasalahan apabila kegiatan kematangan gonad. Analisis dilakukan dengan
eksploitasi pada ikan tersebut tidak dikontrol menggunakan program Microsoft Excel dan
secara baik. Menurut Widodo dan Suadi FISAT II. Program Microsoft Excel digunakan
(2006), semakin meningkat tuntutan untuk menganalisis hubungan panjang dan
pemenuhan sumberdaya ikan maka tekanan berat, panjang dan lingkar tubuh ikan, nisbah
eksploitasi sumberdaya ikan juga semakin kelamin, TKG, IKG, Lm dan Lc. Sedangkan
meningkat. Pemanfaatan secara berlebih program FISAT II digunakan untuk
dikhawatirkan dapat menyebabkan menganalisis parameter pertumbuhan, pola
kehancuran pada usaha perikanan jika tidak rekruitmen, mortalitas, laju eksploitasi, yield per
dikelola secara baik dan bijaksana. recruitment dan biomass per recruitment.
Kajian mengenai dinamika populasi ikan
layang biru (D. macarellus) diperlukan untuk Analisis Aspek Biologi
mengetahui aspek biologi ikan, aspek Hubungan Panjang dan Berat
dinamika populasi ikan, serta pendugaan Untuk menganalisis hubungan panjang
status pemanfaatan ikan tersebut yang berat panjang ikan mengacu pada (Pauly,
diharapkan dapat dijadikan acuan 1984) dengan formula :
pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan yang berkelanjutan dan sebagai W = a . Lb
upaya dalam pengawasan stok ikan layang biru
(D. macarellus) pada perairan Tambakrejo Persamaan diatas dapat diubah kedalam
Kabupaten Blitar. persamaan linier yaitu:
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi aspek biologi ln W = ln a + b ln L
ikan layang biru (D. macarellus) meliputi
hubungan panjang, berat dan lingkar tubuh Keterangan : W = Berat tubuh ikan (gram)
ikan, nisbah kelamin, tingkat kematangan L = Panjang tubuh ikan (cm)
gonad (TKG), panjang ikan pertama kali ln a = Intersep
matang gonad (Lm) dan panjang ikan pertama b = Slope
kali tertangkap (Lc), serta untuk mengetahui
aspek dinamika populasi ikan layang biru (D. Menurut Effendie (2002), pola
macarellus) meliputi parameter pertumbuhan, pertumbuhan dapat diketahui dari nilai b
rekruitmen dan mortalitas sehingga dapat dimana jika nilai :
ditentukan laju eksploitasi beserta status - b = 3 : Isometrik, pertambahan panjangnya
pemanfaatannya. sama dengan pertambahan berat.
- b ≠ 3 : Allometrik. Jika b > 3 alometrik
METODE DAN MATERI positif, dan jika b < 3 allometrik negatif.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2016 sampai dengan Maret 2017 di Uji t dilakukan pada nilai b untuk
Instalasi Pelabuhan Perikanan (IPP) mengetahui sifat pertumbuhan suatu ikan
Tambakrejo Kabupaten Blitar. Metode yang dirumuskan sebagai berikut (Sokal dan Rohlf,
digunakan adalah deskriptif random sampling. 1987):
Pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali ts = b – 3
pengulangan selama 5 bulan, dimana dalam 1 Sb
Keterangan: ts = Hasil t hitung Keterangan: Q = Fraksi dari kelas panjang
b = Slope yang matang gonad
Sb = Standart error slope (b) 1 = Nilai maksimal yang
menunjukkan 100% matang
Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh e = 2,718
Hubungan panjang dan lingkar tubuh a = Konstanta
ikan dirumuskan dengan (Santos et al., 2006) : L = Interval kelas panjang
(cm)
G = a + b.L L50 = panjang ikan pada saat
50% matang gonad
Keterangan: G = Lingkar tubuh ikan
a = Intersep Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap
b = Slope (Lc)
L = Panjang tubuh ikan Untuk menduga rata-rata standart
deviasi dari panjang ikan dari setiap sample
Nisbah Kelamin menggunakan persamaan linier yaitu:
Menurut Ambarwati (2008), untuk
menghitung nisbah kelamin suatu populasi ∆ ln fc (z) = a – b x L + dl
dapat menggunakan rumus : 2

X = J Keterangan : ∆ ln fc (z) = selisih antara


B dua kelas panjang
dalam ln
Keterangan: X = Nisbah Kelamin a dan b = konstanta
J = Jumlah ikan jantan (ekor)
B = Jumlah ikan betina (ekor) Analisis Aspek Dinamika Populasi
Parameter Pertumbuhan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Pertumbuhan dapat diestimasi dengan
Analisis tingkat kematangan gonad menggunakan rumus pertumbuhan Von
(TKG) dilakukan dengan mengamati secara Bertalanffy (Sparre dan Venema, 1998) yaitu:
visual pada gonad sampel ikan layang biru. Hal
yang perlu diamati adalah bentuk gonad, besar Lt = L∞ [1 – e-k(t-t0)]
kecilnya gonad, tekstur gonad dan warna Keterangan: Lt = Panjang ikan pada waktu
gonad. Penentuan TKG dilakukan berumur t
berdasarkan dengan buku Effendie (1997). L∞ = Panjang yang mampu
dicapai oleh ikan jika tidak
Indeks Kematangan Gonad (IKG) mengalami mortalitas alami
Indeks kematangan gonad dapat atau mortalitas
dianalisis dengan menggunakan rumus yang penangkapan
diuraikan oleh Effendie (1979) yaitu: k = Konstanta pertumbuhan
panjang
IKG = Bg x 100% t = Umur ikan
Bt t0 = Umur teoritis ikan pada
saat panjang sama dengan
Keterangan: IKG =Indeks kematangan gonad nol (tahun)
Bg = Berat gonad
Bt = Berat tubuh Pendugaan Kelompok Umur
Pendugaan kelompok umur dilakukan
Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad dengan analisis frekuensi panjang yang diolah
(Lm) dengan menggunakan metode Bhattacharya
Pendugaan panjang ikan pertama kali pada program FISAT II. Metode ini
matang gonad atau Lm (Length maturity) merupakan pemisahan jumlah distribusi
dirumuskan sebagai berikut: normal dari seluruh panjang total dimana
masing-masing akan mewakili suatu kohort.
Q = 1
1 + e-a(L-L50)
Mortalitas dan Laju Eksploitasi dan pada bagian ekor berwarna kekuningan.
Laju mortalitas alami (M) dapat diduga Ukuran panjang terkecil ikan layang biru (D.
dengan menggunakan rumus empiris Pauly macarellus) selama penelitian adalah 18 cm,
(1984) yaitu sebagai berikut: dengan lingkar tubuh 7,7 cm dan berat 51
gram, sedangkan ukuran terbesar ikan layang
Log (M) = -0,0066 – 0,279 log (L∞) + 0,6543 biru selama penelitian memiliki panjang 37
log (K) + 0,4634 log (T) cm, lingkar tubuh 19,2 cm dan berat 550
gram.
Keterangan: M = Mortalitas alami
L∞ = Panjang asimtotik pada
persamaan pertumbuhan
Von Bertalanffy
K = Koefisien pertumbuhan
pada persamaan
pertumbuhan Von
Bertalanffy
T = Rata-rata suhu
Gambar 1. Ikan Layang Biru (Decapterus
permukaan air (0C)
macarellus) Pada Lokasi
Sedangkan laju mortalitas penangkapan (F) Penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
Hubungan Panjang dan Berat
F=Z-M Hasil hubungan panjang dan berat 848
sampel ikan layang biru (D. macarellus) adalah
Laju eksploitasi (E) ditentukan dengan W = 0,011.L2,9623. Hasil uji t didapatkan nilai
membandingkan laju mortalitas penangkapan thitung < ttabel. Berdasarkan nilai b dan hasil uji t
(F) dengan laju mortalitas total (Z) (Pauly, yang dilakukan terhadap nilai b menunjukkan
1984) : bahwa pola pertumbuhan ikan layang biru (D.
macarellus) pada lokasi ini bersifat isometrik.
E = F =F 700
F+M Z 600 R² = 0.9178
W = 0.011*L2.9623
Berat (gram)

500
400
Jika : E > 0,5 : Over Fishing 300
E = 0,5 : Maximum Sustainable Yield 200
E < 0,5 : Under Fishing 100
0
15 20 25 30 35 40
Rekruitment Panjang (cm)
Pola rekruitmen dianalisis dengan Gambar 2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan
menggunakan progran FISAT II. Data yang
dimasukkan adalah sebaran frekuensi panjang Layang Biru (D. macarellus)
dan parameter pertumbuhan yang diperoleh
berdasarkan perhitungan dengan model von Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh
Bertalanffy meliputi nilai K, L∞ dan t0. Hubungan panjang dan lingkar tubuh
ikan layang biru (D. macarellus) adalah G = -
Analisis Yield per Recruitment (Y/R) dan 0.9669 + 0.5099 L dengan nilai koefisien
Biomass per Recruitment (B/R) determinasi (R2) sebesar 0,88.
Analisis Y/R dan B/R dilakukan dengan 25
G = -0.9669 + 0.5099 L
Lingkar Tubuh (cm)

menggunakan program FISAT II menu Knife- 20


edge. Parameter yang dimasukkan meliputi 15
M/K, Lc/L∞ dan E. 10
R² = 0.8826
5
HASIL DAN PEMBAHASAN 0
15 20 25 30 35 40
Deskripsi Ikan Layang Biru
Panjang (cm)
Ikan layang biru (D. macarellus) yang
didaratkan di IPP Tambakrejo Kabupaten Gambar 3. Grafik Hubungan Panjang dan
Blitar memiliki ukuran panjang rata-rata Lingkar Tubuh Ikan Layang Biru
berkisar antara 26-28 cm. Warna tubuh bagian (D. macarellus)
atas berwarna hijau tua kebiruan, sedangkan
pada tubuh bagian bawah berwarna abu-abu
Nisbah Kelamin (D. macarellus) di Perairan Tambakrejo
Hasil penelitian 428 sampel ikan layang dapat melakukan pemijahan lebih dari
biru (D. macarellus) yang dibedah, diketahui satu kali setiap tahunnya karena memiliki
ikan jantan berjumlah 229 ekor, sedangkan rata-rata nilai IKG kurang dari 20%. Hal
ikan betina berjumlah 199 ekor. ini juga didukung dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Unus dan Sharifuddin
(2010) dimana adanya kelompok telur
yang belum matang gonad pada D.
Jantan macarellus menunjukkan bahwa
46,50% 53,50%
Betina pemijahannya bersifat parsial.
Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad
(Lm)
Hasil perhitungan data penelitian
Gambar 4. Proporsi Total Nisbah Kelamin menggunakan analisis regresi linier,
Ikan Layang Biru (D. macarellus) didapatkan nilai Lm betina sebesar 26,11 cm
dan Lm jantan sebesar 26,74 cm.
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kematangan gonad
y = 0.7476x - 19.994

Ln persentase
total ikan layang biru (D. macarellus) yang 1 R² = 0.8735

matang gonad (TKG III dan IV) lebih besar 0


daripada ikan yang belum matang gonad 24 25 26 27 28 29 30
-1
(TKG I dan II) dengan perbandingan 1,26 : 1.
-2
L (cm)

Gambar 6. Grafik Lm Ikan Layang Biru (D.


Mature macarellus) Jantan
44,16% 55,84%
Immature
4
y = 1.9202x - 50.135
kematangan gonad

R² = 0.9701
Ln persentase

0
24 26 28 30
Gambar 5. Proporsi Total Tingkat -2

Kematangan Gonad Ikan -4


L (cm)
Layang Biru (D. macarellus)

Indeks Kematangan Gonad (IKG) Gambar 7. Grafik Lm Ikan Layang Biru (D.
Rata-rata IKG pada pengambilan macarellus) Betina
sampel pertama adalah 1,384%, pada Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap
pengambilan sampel kedua adalah (Lc)
1,625%, pada pengambilan sampel ketiga Hasil perhitungan data frekuensi
adalah 2,349%, pada pengambilan sampel panjang ikan layang biru (D. macarellus)
keempat adalah 1,805%, pada menggunakan analisis regresi, didapatkan nilai
pengambilan sampel kelima adalah Lc sebesar 26,86 cm.
1,696%, pada pengambilan sampel 3
keenam adalah 1,674% dan pada
2
pengambilan sampel ketujuh adalah
1,781%. Semakin tinggi nilai IKG maka 1
∆Ln F

semakin meningkat tingkat kematangan 0


gonad suatu ikan. Menurut Yustina et al. 0 10 20 30 40
-1
(2002) ikan yang memiliki IKG kurang
dari 20% merupakan kelompok ikan yang -2
mampu memijah lebih dari satu kali setiap L (cm)

tahunnya. Berdasarkan pernyataan diatas Gambar 8. Grafik Lc Total Ikan Layang Biru
dapat disimpulkan bahwa ikan layang biru (D. macarellus)
Aspek Dinamika Populasi rata-rata perairan Tambakrejo selama 5 bulan
Parameter Pertumbuhan penelitian adalah 29,60C.
Analisis parameter pertumbuhan
dilakukan dengan menggunakan program
FISAT II. Nilai Rn terbesar didapatkan pada
data pengambilan sampel ketiga dan keempat
yang memiliki nilai sama yaitu Rn = 0,161.
Hasil dugaan parameter pertumbuhan dengan
menggunakan menu ELEFAN 1 didapatkan
nilai L∞ = 39,70 cm dan nilai K = 0.51 per
tahun.
Setelah didapatkan nilai K dan L∞ maka
nilai t0 dapat diduga dengan menggunaan
rumus Pauly (1984) yaitu log (-t0) = -0,3922 – Gambar 11. Kurva Penangkapan Ikan Layang
0.2752 log L∞ – 1,038 log K dan didapatkan Biru (D. macarellus) di IPP
hasil nilai t0 = -0,29604. Persamaan Tambakrejo
pertumbuhan panjang Von Bertalanffy untuk
ikan layang biru (D. macarellus) adalah Analisis Yield per Recruitment (Y/R) dan
Lt = 39,70 (1 – e -0,51(t + 0.29604)). Biomass per Recruitment (BR)
Analisis yield per recruitment (Y/R) dan
50.00 biomass per recruitment (B/R) dilakukan
40.00 menggunakan program FISAT II, yaitu
Panjang (cm)

30.00
menggunakan menu Knife-edge. Parameter yang
dimasukkan meliputi nilai M/K= 2,133,
20.00
Lc/L∞= 0,693 dan E=.0,67. Hasil nilai Y/R
10.00
= 0,028 yang berarti bahwa jumlah ikan layang
0.00 biru (D. macarellus) yang masuk ke perairan dan
-2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.0010.0012.0014.0016.0018.00
berhasil ditangkap oleh nelayan adalah sebesar
Umur t (tahun)
2,8%. Sedangkan nilai B/R yang didapatkan
adalah 0,206 yang berarti sisa biomassa ikan
Gambar 9. Kurva Pertumbuhan Panjang Von yang masuk ke dalam perairan sebesar 20,6%.
Bertalanffy Ikan Layang Biru Pada grafik Y/R titik perpotongan berada
(D. macarellus) pada warna oranye yang menunjukkan tingkat
pemanfaatan adalah overfishing. Pada grafik
Pola Rekruitmen B/R titik perpotongan berada pada warna biru
Hasil analisis pola rekruitmen muda yang berarti semakin sedikit biomassa
menggunakan program FISAT II, didapatkan yang tersisa didalam perairan.
pola rekruitmen panjang ikan layang biru (D.
macarellus) sebagai berikut.

(a)

Gambar 10. Pola rekruitmen Ikan Layang Biru


(D. macarellus)

Mortalitas
Hasil analisis mortalitas ikan layang biru
(D. macarellus) menggunakan program FISAT
II dihasilkan nilai mortalitas total (Z) = 3,35, (b)
mortalitas alami (M) = 1,09, dan mortalitas Gambar 12. Grafik Isobar Nilai Y/R (a) dan
akibat penangkapan (F) = 2,28. Nilai suhu B/R (b) Ikan Layang Biru (D.
macarellus)
(L max) 39,30 cm dan umur t max 8,734
tahun. Didapatkan nilai Y/R sebesar 0,028
per tahun dan nilai B/R sebesar 0,206 per
tahun. Mortalitas total (Z) = 3.35 per tahun,
mortalitas penangkapan (F) = 2,26 pertahun
dan mortalitas alami (M) = 1,09 per tahun.
Laju eksploitasi (E) = 0,67 per tahun yang
menunjukkan bahwa status pemanfaatan
ikan layang biru (D. macarellus) di Perairan
Tambakrejo adalah overfishing.
Gambar 13. Grafik Nilai Y/R dan B/R Ikan Saran
Layang Biru (D. macarellus) 1. Pembatasan jumlah upaya penangkapan
sangat disarankan untuk menjaga
Laju Eksploitasi dan Status Pemanfaatan keberlanjutan sumberdaya ikan layang biru
Nilai Laju eksploitasi dihitung dengan (D. macarellus) pada lokasi ini.
menggunakan rumus E = F/Z (Sparre & 2. Sebaiknya pendataan terhadap hasil
Venema, 1999) dan pada penelitian ini tangkapan ikan layang lebih diperhatikan
didapatkan nilai E sebesar 0,67 yang berarti baik penulisan spesies maupun hasil
nilai E>0,5 maka status perikanan layang biru produksi.
(D. macarellus) pada perairan Tambakrejo 3. Penelitian ini hanya dilakukan selama 5
Kabupaten Blitar adalah overfishing. Namun bulan, sedangkan untuk mendapatkan data
dilihat dari segi biologis pemanfaatan parameter pertumbuhan yang lebih akurat
sumberdaya ikan layang biru (D. macarellus) diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
pada lokasi ini selama penelitian berlangsung waktu yang lebih lama (kurang lebih satu
masih baik karena nilai Lc > Lm yang berarti tahun) dan dengan sampel ikan yang lebih
rata-rata ikan yang tertangkap sudah matang banyak.
gonad. Hal ini berbeda dengan penelitian yang 4. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
dilakukan oleh Prihartiningsih et al. (2013) tentang dinamika populasi ikan spesies lain
dimana hasil nilai Lc > Lm dan tingkat pada lokasi ini agar sumberdaya perikanan
eksploitasi (E) sebesar 0,33 yang berarti status dapat dikelola secara baik.
pemanfaatannya adalah underfishing. Perbedaan
keterkaitan antara laju eksploitasi (E) dengan DAFTAR PUSTAKA
nilai Lc dan Lm tersebut diduga karena Ambarwati, D. V. S. 2008. Studi Biologi
ketidakpastian dalam perikanan yang berasal Reproduksi Ikan Layur (Superfamili
dari faktor biologis seperti kondisi alam yang Trichiuroidea) Di Perairan Palabuhanratu,
tidak stabil dan sering berubah-ubah secara Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
cepat dari waktu ke waktu, sehingga waktu [Skripsi]. Departemen Manajemen
penelitian dan jangka waktu penelitian sangat Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan
berpengaruh terhadap hasil analisis aspek Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
biologi suatu populasi ikan. Bogor, Bogor.

KESIMPULAN DAN SARAN Atmadja, S.B., D. Nugroho, Suwarso, T.


Kesimpulan Hariati, dan Mahisworo. 2003. Pengkajian
1. Hubungan panjang dan berat total ikan Stok Ikan di WPP Laut Jawa. Prosiding
layang biru (D. macarellus) di Perairan Forum Pengkajian Stok Ikan Laut 2003.
Tambakrejo adalah isometik. Perbandingan Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan
nisbah kelamin antara ikan jantan dan ikan Riset Kelautan dan Perikanan.
betina adalah 1,15 : 1. Proporsi Tingkat Departemen Kelautan dan Perikanan.
kematangan adalah 44,16% belum matang
gonad dan 55,84% sudah matang gonad. Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
Nilai Lm ikan jantan adalah 26,74 cm dan Lm Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
betina adalah 26,11 cm. Nilai Lc total adalah 163 hal.
26,86 cm dimana pada penelitian ini
didapatkan nilai Lc yang lebih besar Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
daripada Lm. Yayasan Pustaka Nusatama.
2. Parameter pertumbuhan didapatkan L∞ =
39,70 cm, K = 0,51 per tahun, umur t0 = - Pauly D. 1984. Fish population dynamics in tropical
0,29604 tahun, dengan panjang maksimum waters : a manual for use with programmable
calculators. ICLARM. Manila. Filipina. 325
pages.

Prihartiningsih., B. Sadhotomo, dan M.


Taufik. 2013. Dinamika Populasi Ikan
Swanggi (priacanthus tyaneus) di Perairan
Tangerang Banten. Balai Penelitian
Perikanan Laut. Jakarta.

Santos, M.N.A., Canas, P.G.L., Monterio,


C.C. (2006). Length-girth relationships for 30
marine species. Fish. Res., 78, 368-373.

Sokal, R.R., Rohlf , F.J. (1987). Introduction to


biostatistics, 2nd edn. Freeman Publication,
New York. pp. 363.

Sparre, P. dan S. C. Venema. 1998. Introduksi


Pengkajian Stok Ikan Tropis. Terjemahan
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, FAO, Jakarta
1999.

Unus, Fahriny dan Sharifuddin. 2010. Analisis


Fekunditas dan Diameter Telur Ikan
Malalugis Biru (Decapterus macarellus
Cuvier, 1833) di Perairan Kabupaten
Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi
Tengah. Torani. Banggai.

Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan


Sumber Daya Perikanan Laut. Gadjah
Mada Universitas Press. Yogyakarta. 252
hlm.

Yustina, Arnentis dan Darmawan. 2002. Daya


Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan
Hias Betta splendens di Habitat Buatan.
Jurnal Natur Indonesia 5 (2).

Anda mungkin juga menyukai