Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No.

1 Mei 2013: 89-98_____________________ ISSN 2087-4871

UJI COBA PENANGKAPAN PADA RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN


PALABUHANRATU

(CATCHING TRIAL AROUND PORTABLE FISH AGGREGATING DEVICE


AT PALABUHANRATU)
Roza Yusfiandayani1,2, Indra Jaya2, Mulyono S. Baskoro2
1
Corresponding author
2Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
E-mail: ocha_roza@yahoo.com

ABSTRACT

Fish Aggregating Device (FAD) usually used by small scale and large scale fishermen in Indonesia are FAD shallow
and deep sea water which fix in the water. Efectivities and eficiency research activity about portable FAD in the water to catch
thunnus spp. and skipjack have never been done in Indonesia. Need the research about portable FAD to catch thunnus spp.
and skipjack in the water. This research can strong National Inovation System with portable FAD to help the fishermen in
fishing operation methods. Catching trial around portable FAD by using experimental fishing used troll lines and hand lines.
The purpose of this research are to know the number and composition of fish around portable FAD and to know stomacth
content and plankton in the water.

Keywords: Portable FAD, sustainable, thunnus and skipjack

ABSTRAK

Rumpon yang biasa digunakan oleh nelayan dan pengusaha di seluruh Indonesia adalah rumpon yang
dipasang menetap di suatu perairan, sehingga tidak dapat dipindah-pindah ke perairan lain. Sejauh ini di
Indonesia belum pernah dilakukan penelitian tentang efektivitas dan efisiensi rumpon yang dapat dibawa
kemana-mana dan mudah dipindahkan (portable) untuk menangkap ikan tuna dan cakalang. Oleh karena itu
diperlukan penelitian tentang rumpon portable untuk menangkap ikan tuna dan cakalang. Penelitian ini
diharapkan dapat memperkuat Sistem Inovasi Nasional dengan adanya rumpon portable yang memudahkan
nelayan dalam operasi penangkapan ikan.Uji coba penangkapan di rumpon portable dilakukan dengan
experimental fishing menggunakan alat tangkap pancing tonda dan pancing gajrut. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui komposisi dan jumlah ikan yang berkumpul di rumpon portable serta mengetahui isi perut
ikan dan plankton yang terdapat di perairan.

Kata kunci: Rumpon portable, berkelanjutan, tuna dan cakalang

I. PENDAHULUAN sama, perbedaannya hanya pada daerah


pemasangan serta bahan yang di-
1.1. Latar Belakang gunakan.
Rumpon atau Fish Aggregating De- Secara garis besar rumpon, baik
vice (FAD) adalah salah satu jenis alat rumpon laut dalam maupun rumpon laut
bantu penangkapan ikan yang dipasang dangkal pada prinsipnya terdiri dari
di laut, baik laut dangkal maupun laut empat komponen utama, yaitu: (1)
dalam. Pemasangan tersebut dimaksud- pelampung atau float; (2) tali panjang
kan untuk menarik gerombolan ikan atau rope; (3) pemikat ikan atau atractor
agar berkumpul di sekitar rumpon, dan (4) pemberat atau sinker. Rumpon
sehingga ikan mudah untuk ditangkap. yang portable merupakan rumpon yang
Konstruksi rumpon menyerupai pe- tidak diletakkan secara tetap di perairan,
pohonan yang dipasang atau ditanam tetapi diletakkan pada saat akan me-
pada kedalaman tertentu di suatu tempat lakukan kegiatan penangkapan di daerah
di perairan laut yang berfungsi sebagai penangkapan ikan tersebut, sehingga
tempat berlindung, mencari makan, ketika tidak digunakan, dapat dibawa,
memijah dan berkumpulnya ikan. Me- dipindahkan ke daerah lain atau di
tode pemasangan dari rumpon laut simpan sampai dilakukan operasi pe-
dangkal dan rumpon laut dalam hampir nangkapan ikan selanjutnya.

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB _______________________________ E-mail: jtpkipb@gmail.com


Penelitian ini didasari oleh produksi (2) Mengetahui isi perut ikan dan
perikanan tuna dan cakalang berbasis plankton yang terdapat di perairan.
rumpon yang terus menurun dengan
ketersediaan sumberdaya yang terbatas
dan juga daerah penangkapan tuna dan II. METODOLOGI PENELITIAN
ikan cakalang yang semakin jauh,
sementara itu upaya untuk pemanfaatan 2.1. Waktu dan Tempat
semakin meningkat sehingga perlu Kegiatan pengambilan data meng-
dipandang dengan adanya pengelolaan gunakan rumpon portable dilakukan di
yang baik dan juga berkelanjutan. Ber- Palabuhanratu selama 7 hari mulai tang-
dasarkan permasalahan tersebut di atas gal 20-27 Agustus 2013 (Gambar 1).
maka dianggap perlu untuk mengkaji Waktu pengambilan data dilakukan pada
pembuatan rumpon portable yang mudah pagi, siang dan sore hari.
dibawa kemana-mana dan tingkat kela-
yakan pemanfaatan rumpon dan opti- 2.2. Alat dan Bahan
malisasi armada penangkapan yang Alat dan bahan yang digunakan
beroperasi di sekitar rumpon agar pro- dalam penelitian ini dibagi menjadi per-
duktivitas optimum dapat terjaga. alatan yang digunakan untuk uji coba
Dasar pertimbangan yang menjadi lapang serta alat dan bahan yang digu-
kerangka pemikiran adalah peningkatan nakan dalam pembuatan rumpon por-
pemasangan rumpon yang menyebabkan table. Peralatan yang digunakan untuk
peningkatan aktivitas penangkapan di uji coba lapang adalah kapal, plankton
lokasi penelitian yang mengakibatkan net, tali tambang, GPS, hand camera,
terjadinya penurunan hasil produksi alat tangkap yaitu pancing gajrut dan
sehingga dianggap perlu adanya penge- pancing tonda untuk menangkap ikan
lolaan pemanfaatan secara optimal tuna dan cakalang. Peralatan yang digu-
dengan menitik beratkan pada masalah nakan tersebut pengadaannya dilakukan
jumlah rumpon dan alat tangkap yang secara langsung dari laboratorium dan
beroperasi di sekitar rumpon. dari nelayan bersangkutan yang ikut
Oleh karena itu, pengkajian ter- membantu penelitian ini (Tabel 1).
hadap rumpon portable untuk penge- Kegiatan yang dilakukan mencakup
lolaan ikan tuna dan cakalang secara dua tahapan, yakni pada skala labora-
berkelanjutan dalam mengantisipasi im- torium dan uji coba alat Electric Fish
plementasi Code of Conduct for Res- Attractor (EFA) di lapangan. Skala labo-
ponsible Fisheries ini perlu dilakukan. ratorium kegiatan yang dilakukan yaitu
Rumpon portable memiliki keuntungan: membuat rancangan dan perakitan kom-
1) mudah dibawa dan ditempatkan di ponen-komponen elektronik pada EFA
perairan; 2) dapat menjangkau ke per- serta gelombang suara dengan meng-
airan yang lebih jauh tanpa memerlukan gunakan software matlab yang dipasang
biaya yang besar; dan 3) memudahkan dengan frekuensi rendah (10-1000 Hz)
operasi penangkapan ikan. Penelitian dan frekuensi sedang (1000-20.000 Hz).
dengan ini diharapkan dapat mem- Skala pengujian EFA dilakukan di teluk
perkuat Sistem Inovasi Nasional dengan Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat
adanya rumpon portable yang me- pada stasiun yang berbeda setiap
mudahkan nelayan, informasi geospasial harinya.
daerah penangkapan ikan yang ber-
manfaat bagi armada penangkapan serta
informasi mengenai carrying capacity III. HASIL DAN PEMBAHASAN
rumpon di suatu daerah penangkapan
ikan sebagai komponen informasi dasar 3.1. Rumpon portable
yang strategis dalam membantu me- Desain rumpon portable yang telah
rumuskan kebijakan pengelolaan ber- berhasil dibuat ada 2 yaitu rumpon
kelanjutan sumberdaya ikan. portable menggunakan pipa paralon
(Gambar 2) dan rumpon portable dari
1.2 . Tujuan kayu manglid (Gambar 3).
(1) Mengetahui komposisi dan jumlah Percobaan laut rumpon portable di-
ikan tuna dan cakalang yang ber- lakukan di Pelabuhanratu pada tanggal
kumpul di rumpon portable. 21 Agustus sampai dengan 27 Agustus.
Proses penelitian diawali dengan peng-

90 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1. Mei 2013: 89-98
ISSN 2087-4871

angkatan rumpon portable yang telah Pada pukul 16.00 dilakukan proses
diletakkan di kolam percobaan Stasiun setting rumpon portable pada posisi S
Lapang Kelautan Fakultas Perikanan dan 07o02’23,5” E 106o25’52,1” dengan
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. urutan tahapan sebagai berikut:
Tahapan selanjutnya adalah me- 1. menurunkan pemberat,
mobilisasi rumpon portable dan barang 2. menurunkan tali utama,
bawaan menuju kapal di Palabuhanratu 3. menurunkan atraktor,
Dermaga 2. Pemberangkatan menuju 4. menurunkan rangka atau badan rum-
daerah pengoperasian dilakukan pada pon dan pelampung.
pukul 10.15 dan tiba pada pukul 15.25.

Daerah uji coba penangkapan

Gambar 1. Peta lokasi Penelitian

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan rumpon portable

No. Alat Bahan


1 Pipa φ 0.5 mm Resin
2 Jaring PE Dempul
3 Gergaji Lem pipa dan paralon
4 Sambungan pipa T, L Cat dan thinner
5 Tali PE 4 mm Kabel
6 Jerigen 30 l Coban
7 Roben ties nylon Pemberat
8 Komputer/laptop Kayu manglid

Gambar 2. Rumpon portable pipa paralon

Uji Coba Penangkapan pas Rumpon Portable ........................... (YUSFIANDAYANI, JAYA, dan BASKORO) 91
Gambar 3. Rumpon portable kayu manglid

Rumpon portable didiamkan diper- 1. menaikkan atraktor,


airan selama 4 jam dengan rincian pada 2. menaikkan tali utama,
saat penurunan dilakukan pengambilan 3. menaikkan pemberat,
data plankton dan arus. Proses eks- 4. menaikkan rangka atau bagan
plorasi ikan dilakukan setelah rumpon rumpon dan pelampung.
portable diletakkan selama 2 jam dan
bersamaan dengan itu dilakukan peng- Tanggal 22-27 Agustus 2013
ambilan data plankton yang kedua. dilakukan tiga kali setting dengan dua
Tahapan yang dilakukan dalam peng- alat tangkap yang berbeda. Setting
ambilan data plankton diawali dengan pertama dilakukan pada pukul 05.00
mengikat pemberat pada tabung plank- WIB, setting kedua dilakukan pada pukul
ton net dan mengikat tali pada gagang 12.00 WIB dan setting ketiga pada pukul
plankton net. Tahapan selanjutnya ialah 16.00 WIB. Setting pertama dan kedua
penurunan plankton net sedalam 5 meter dilakukan dengan tahapan menggunakan
didekat rumpon portable dan dilakukan electric fish attractor (EFA) yakni dengan
pengangkatan. Tahapan selanjutnya mengubah dari frekuensi sedang (1000-
ialah peletakkan hasil plankton net ke 20.000 Hz) ke frekuensi rendah (10-1000
dalam botol film dan diberi lugol se- Hz). Metode penangkapan dengan meng-
banyak 2 tetes. Tahapan pengukuran gunakan pancing tonda, yakni dengan
arus dilakukan dengan metode lag- mengelilingi rumpon portable sekaligus
rangian, yakni dengan mengukur waktu menarik rangkaian pancing yang yang
dari perpindahan benda apung dari satu diikat di belakang kapal. Setting ketiga
titik ke titik yang lainnya. Pada penelitian dilakukan pukul 16.00 WIB dilakukan
ini benda apung yang digunakan ialah proses setting yang ketiga dengan taha-
karet yang diukur waktu perpindah- pan yang sama seperti setting se-
annya sepanjang 6,08 m dan dilakukan belumnya, perbedaannya terdapat pada
pengolahan data menggunakan rumus penggunaan EFA dari frekuensi frekuensi
kecepatan (V = S x t). Proses eksplorasi rendah (10-1000 Hz) ke frekuensi sedang
pada tahapan setting yang pertama ini (1000-20.000 Hz). Metode penangkapan
dilakukan dengan menggunakan hand dengan menggunakan pancing ulur.
line atau pancing ulur dengan metode Data hasil perhitungan kecepatan
copping, yakni metode memancing arus pada saat setting rumpon portable
dengan menggunakan umpan buatan digambarkan dalam kurva fluktuasi arus
berupa cekungan sendok makan yang pada Gambar 4.
secara aktif ditarik dan disentak. Pada Komposisi hasil tangkapan yang
tahapan setting ini ikan yang berhasil diperoleh saat melakukan uji coba pe-
ditangkap sebanyak 2 ekor. Tahapan nangkapan yang berlangsung mulai tang-
pengangkatan rumpon portable dilaku- gal 21 Agustus 2013 sampai dengan 27
kan setelah diletakkan selama 4 jam. Agustus 2013 menghasil berbagai macam
Tahapan pengangkatan rumpon portable spesies ikan (Gambar 5). Hasil tangkapan
dilakukan dengan urutan sebagai be- yang diperoleh menghasilkan target
rikut: utama penangkapan, yaitu tuna sirip

92 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1. Mei 2013: 89-98
ISSN 2087-4871

kuning (Thunnus Albacares), tongkol Berdasarkan data harian yang di


(Auxis Thazard), dan kuwe (Caranx buat pada diagram terlihat persentasi
Sexfasciatus). Hasil tangkapan yang keseluruhan dan persentasi harian ikan
mendominasi, yaitu layur (Trichiurus sp.) yang tertangkap. Persentasi keseluruhan
yang didapatkan sebanyak 116 ekor. ikan hasil tangkapan tertinggi adalah
Alat tangkap yang digunakan ada- ikan layur sebesar 63% dari total 184
lah pancing ulur (Gambar 6) dan pancing ekor ikan hasil tangkapan, kurisi 10%,
tonda (Gambar 7). serepet 7%, tongkol kue dan semar 4%,
Hasil tangkapan uji coba rumpon jambangan terong-terong dan kerapu
portable di perairan dapat di lihat pada hanya 2%, dan sisanya masing-masing
Tabel 2. Hasil tangkapan pada tanggal 1%.
21-27 Agustus berfluktuasi (Gambar 8- Komposisi hasil yang didapatkan,
11). Tuna berhasil didapatkan pada bahwa setiap ikan yang tertangkap da-
tanggal 24 Agustus sebanyak 2 ekor. lam isi perutnya terdapat plankton yang
terdapat pula pada perairan (Tabel 1,
Tabel 2 dan Tabel 3).

Data fluktuasi arus


0,6000
0,5000
kecepatan arys

0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000

Tanggal

Gambar 4. Kurva fluktuasi arus per setting rumpon portable

140
120
100
Jumlah

80
60
40
20
0

Spesies Ikan

Gambar 5. Komposisi hasil tangkapan

Uji Coba Penangkapan pas Rumpon Portable ........................... (YUSFIANDAYANI, JAYA, dan BASKORO) 93
Gambar 6. Konstruksi pancing gajrut

Gambar 7. Pancing Tonda

94 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1. Mei 2013: 89-98
ISSN 2087-4871

Tabel 2. Jumlah Hasil Tangkapan

No. Spesies Ikan Jumlah (Ekor)


1 Salem 2
2 Tongkol Keke 2
3 Sadap 2
4 Jambangan 3
5 Layur Hitam 116
6 Kurisi 18
7 Tuna 1
8 Kerapu 3
9 Kembung 1
10 Semar 8
11 Layang 1
12 Kakap Kuning 1
13 Terong-Terong 4
14 Serepet 13
15 Tapel 1
16 Tongkol Kue 8

21 Agustus 2013 22 Agustus 2013

12% 6%

12%

63% 13%

94%
salem tongkel keke
jambangan layur hitam layur hitam sadap

Gambar 8. Komposisi hasil tangkapan pada tanggal 21 Agustus dan 22 Agustus

23 Agustus 2013 24 Agustus 2013

4%4%
11%
30% 31%

4% 42%
4%
70%

tuna kerapu kurisi


jambangan kembung semar
kurisi layur layang

Gambar 9. Komposisi hasil tangkapan pada tanggal 23 Agustus dan 24 Agustus

Uji Coba Penangkapan pas Rumpon Portable ............................. (YUSFIANDAYANI, JAYA, BASKORO) 95
25 Agustus 2013 26 Agustus 2013

2%
2%7%

13%

76%

100%
sadap kakap kuning
terong-terong tongkol kue
layur layur

Gambar 1. Komposisi hasil tangkapan pada tanggal 25 Agustus dan 26 Agustus

27 Agustus 2013

7%

93%

serepet tapel

Gambar 2 Komposisi hasil tangkapan pada tanggal 27 Agustus

Tabel 1. Plankton yang berada di perairan dan di isi perut ikan pada penangkapan
pagi hari

Spesies Ikan
Genus Perairan
Kuwe Kurisi Salem
Rhizosolenia v v v v
Leptocilindricus v - v -
Tintinnopsis v - v -
Skeletonema - - v -
Pleurosigma v v v -
Nitzschia v - - -
Guinardia v v - -
Coscinodiscus v v - -
Halosplaera - v - -

96 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1. Mei 2013:89-98


ISSN 2087-4871

Tabel 2. Plankton yang berada di perairan dan di isi perut ikan pada penangkapan
siang hari

Spesies Ikan
Genus Perairan
Kerapu Kurisi Salem
Rhizosolenia v v v v
Leptocylindricus v v v v
Tintinnopsis v - - v
Skeletonema v - - -
Pleurosigma v v - v
Nitzschia v v - -
Guinardia v - - -
Bacillaria v - - -
Lauderina - v - -
Polykrikos - v - -
Ceratium - v v -
Prorocentrum v - - -

Tabel 3. Plankton yang berada di perairan dan di isi perut ikan pada penangkapan
malam hari

Spesies Ikan
Genus Perairan
Kurisi Kue Layur Layang Tuna
Rhizosolenia v v v v v v
Leptocylindricus v v v v v v
Tintinnopsis v v v v v v
Skeletonema - v - - - v
Pleurosigma v - v v - -
Nitzschia v - v - - -
Guinardia v v - v - -
Coscinodiscus - - v v - -
Bacillaria - - - v - -

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Genus Rhizosolenia dan Leptocylindri-


cus yang merupakan indikasi kondisi
4.1. Kesimpulan perairan yang subur dan ikan tuna
Kesimpulan dari penelitian ini ada- juga memakan plankton tersebut.
lah:
1. Hasil tangkapan dengan meng- 4.2. Saran
gunakan pancing gajrut (pancing ulur) Rumpon portable efektif dan efisien
mendapatkan tuna sirip kuning untuk menangkap ikan tuna dan perlu
(yellowfin tuna) sejumlah 2 ekor den- dikembangkan bagi para nelayan rumpon
gan ukuran panjang 30 cm dengan di Indonesia dan perlu dilakukan pene-
berat 40 kg, sedangkan alat tangkap litian secara terpadu lintas bidang di
pancing tonda tidak mendapatkan perikanan untuk pencapaian yang opti-
hasil tangkapan tuna. mal dalam pemberdayaan masyarakat
2. Komposisi plankton yang terdapat pesisir dan pengelolaan lingkungan.
pada isi perut ikan tuna dan yang
terdapat di perairan didominasi oleh

Uji Coba Penangkapan pas Rumpon Portable ............................. (YUSFIANDAYANI, JAYA, BASKORO) 97
DAFTAR PUSTAKA

Barus, H. R., M. Linting, N. Naamin, S. Monintja DR. 1990. Study on the deve-
Ilyas, M. Badrudin, C. Nasution, E. lopment of rumpon as fish agg-
M. Amin, B. Gafa dan Sarjana. regating devices (FADs). Bul FPIK
1992. Pedoman Teknis Peningkat- IPB. 3(2): 137.
an Produksi dan Efisiensi melalui Monintja DR, Zulkarnain. 1995. Analisis
Penerapan Teknologi Rumpon. De- dampak pengoperasian rumpon tipe
partemen Pertanian Badan Pene- philippine di perairan zee terhadap
litian dan Pengembangan Pertanian, perikanan cakalang di perairan
Pusat Penelitian dan Pengembang- teritorial Selatan Jawa dan Utara
an Perikanan. Jakarta. 87 hal. Sulawesi (laporan penelitian). Bo-
Diniah, Monintja DR, Ardianto A. 2006. gor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Teknologi Rumpon Laut Dalam se- Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
bagai Alat Bantu Pemanfaatan Sum- Nurdin E. 2009. Perikanan tuna skala
berdaya Cakalang. Di dalam: Son- rakyat (small scale) di Prigi,
dita MFA, Solihin I, editor. Buku Trenggalek Jawa Timur. Widya Ri-
Kumpulan Pemikiran Teknologi Per- set Perikanan Tangkap 2(4): 177 -
ikanan Tangkap yang Bertanggung- 183.
jawab. Bogor: FPIK IPB. Yusfiandayani Roza. 1997. Studi Tentang
[FAO] Food and Agriculture Organization. Perikanan Mini Purse Seine Di
1995. Ketentuan Pelaksanaan Per- Lempasing, Kecamatan Teluk Be-
ikanan yang Bertanggungjawab. tung Barat Bandar Lampung Dan
Diterjemahkan oleh Daniel R. Prospek Pengembangannya [Skrip-
Monintja dan M. Badrudin, 1996, si]. Bogor: Departemen Peman-
Code of Conduct Product for Res- faatan Sumberdaya Perikanan. Fa-
ponsible Fisheries. Pusat Peneliti- kultas Perikanan dan Ilmu Kela-
an dan Pengembangan Perikanan, utan. Institut Pertanian Bogor. 92
Jakarta. Hal. 43-47. hal.
Herrera M. 2002. Catches of artisanal Yusfiandayani Roza. 2004. Studi Tentang
and industrial fleet in Indonesia: An Mekanisme Berkumpulnya Ikan
update.WPTT02-02, IOTC Procee- Pelagis Kecil Di Sekitar Rumpon
dings No. 5. dan Pengembangannya Perikanan
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hi- Di Perairan Pasaruan, Propinsi
dup. 1998. Undang-undang Re- Banten [Disertasi]. Bogor: Program
publik Indonesia No. 23 Tahun Studi Teknologi Kelautan. Institut
1997 tentang Pengelolaan Lingku- Pertanian Bogor. 231 hal.
ngan Hidup. 69 hal.

98 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1. Mei 2013: 89-98

Anda mungkin juga menyukai