Anda di halaman 1dari 60

SELEKSI dan BREEDING

Mata kuliah
DASAR – DASAR GENETIKA
Noor Syarifuddin Yusuf
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu:
• Menguraikan pengertian seleksi dan
breeding
• Memahami prinsip-prinsip seleksi untuk
mendapatkan induk unggul
• Mengenal beberapa metode breeding
pada ikan
GENETIKA IKAN
dan
BREEDING
GENETIKA:
• mempelajari tentang HEREDITAS (pewarisan
keturunan)
• Mempelajari tentang bagaimana karakter-
karakter yang BERBEDA antar individu,
diturunkan dari generasi awal ke generasi
selanjutnya
• Mempelajari tentang bagaimana kode
informasi genetik DIGUNAKAN dan
DIMANFAATKAN dalam pertumbuhan dan
fungsi-fungsi lainnya pada kultivan
(Taryono, 2008)
Three Major Areas of Genetics
Classical Genetics Molecular Genetics Evolutionary
(Transmission) Genetics
Mendel’s Principles Genome Quantitative Genetics
Meiosis + mitosis DNA structure Population Genetics
Sex determination Chemistry of DNA Evolution
Sex linkage Transcription Speciation
Chromosomal Translation
mapping
Cytogenetics Control of gene
expression
DNA cloning
Major Subdisciplines of Genetics

• Transmission Genetics:
difokuskan pada proses-proses transmisi
(perpindahan) materi-materi genetik dan kromosom
pada individu dari generasi ke generasi
• Molecular Genetics:
difokuskan pada struktur dan fungsi tiap-tiap materi
genetik pada tingkat molekular
• Population Genetics:
difokuskan pada bagaimana satu atau sedikit gen
dalam individu dapat mempengaruhi hereditas dalam
kelompok-kelompok populasi yang lebih besar
• Quantitative Genetics:
difokuskan pada bagaimana gen-gen berfungsi
secara simultan dalam hereditas kelompok-kelompok
populasi yang lebih besar
BREEDING:
What is breeding?
Suatu proses:
• Produksi tanaman atau hewan yang secara
khusus bertujuan untuk mengembangkan
jenis/strain yang baru atau yang lebih baik
• Perkembangbiakan dan modifikasi organisme
untuk tujuan seleksi benih/bibit unggul
• Penerapan dari beberapa teknik hibridisasi
dan seleksi
• Penerapan ilmu genetika
Prinsip-prinsip Dasar dan Strategi Breeding:
• Sebelum melakukan breeding, pelaku harus
memahami secara jelas dan ilmiah mengenai:
1. Sasaran kegiatan breeding
2. Karakter Genetis organisme sasaran
(keunggulan dan kekurangan)
3. Sifat breeding yang Evolutif
4. Metode-metode baku dan teruji
5. Bersifat praktis dan etis
Prinsip-prinsip Dasar dan Strategi Breeding
(lanjutan):
• Setiap program breeding harus memiliki TUJUAN
yang JELAS, baik secara ekonomis maupun biologis
– Secara ekonomis, breeder harus yakin sehingga biaya yang
dikeluarkan, sepadan dengan nilai ekonomis strain yang
akan dihasilkan
– Secara biologis, breeder harus yakin dalam hal pengetahuan
ilmiah dan mengenal benar kondisi spesifik organisme
(kualitas dan kuantitas)
• Setiap pengambilan keputusan harus merunut pada
Tujuan Awal Breeding, terutama mengenai:
– Seleksi Indukan (jenis dan keunggulan spesifik)
– Metode breeding yang akan digunakan
– Hasil breeding, apakah diteruskan atau dihentikan
Sistematika Proses Breeding:
1. Menentukan tujuan breeding
2. Mengenal karakteristik kultivan (objek
breeding), secara biologis (genetis) dan
ekonomis
3. Menguasai teknik dan metode breeding
4. Menyusun material dan bahan breeding
5. Melakukan Seleksi
6. Evaluasi hasil
7. Rilis – produksi terbatas
8. Produksi Massal
Hal-hal yang harus dipahami dalam breeding:

A. Local/domestic adaptation
B. Genetic base
C. Recombination
D. Population
E. Trial and Multiplication
F. Genetic conservation
A. Local / Domestic adaptation:
• Ikan yang berasal dari lokasi yang berbeda-
beda, akan melakukan adaptasi pada lokasi
budidaya baru:
– Merubah fenotip tanpa merubah genotip:
local/domestic adaption
– Jika merubah fenotip sekaligus merubah genotip:
mutagenesis

• Breeder dalam proses adaptasi lokal harus


melakukan spesialisasi kondisi lingkungan
tertentu dan terbatas, karena tidak ada
kultivan yang mampu bertahan pada kondisi
lingkungan yang berbeda secara luas
B. Genetic base:
“Keragaman karakter genetik
yang menjadi tujuan kegiatan Breeding”

• Keragaman genetik yang dituju, tidak dapat sepenuhnya


mampu dikontrol oleh breeder
• Breeder biasanya dalam melakukan breeding akan
menghasilkan kultivan yang memiliki tingkat adaptasi lokal yang
berbeda-beda, seperti:
– kultivan yang memiliki tingkat adaptasi lokal yang baik
– kultivan dengan kemampuan adaptasi lokal yang terbatas
– kultivan yang beradaptasi dengan baik pada lingkungan budidaya,
tetapi masih memiliki karakter “wild”
• Secara genetis, hal tersebut bermakna:
– Terdapat indukan yang memiliki keragaman genetik yang rendah
(komposisi genetik baru)
– Terdapat indukan yang memiliki keragaman genetik sedang
– Terdapat indukan yang memiliki keragaman genetik yang tinggi
C. Recombination
“Suatu Proses dimana terbentuk KOMBINASI BARU KARAKTER
kultivan yang muncul dalam Hereditas, yang disebabkan oleh
PERTUKARAN MATERI GENETIK INDUKAN”

• Proses terbentuknya Karakter Baru dari kultivan strain baru


dapat ditingkatkan melalui kegiatan seleksi dan isolasi,
sehingga memiliki keunggulan yang lebih baik dari indukannya
• Proses pembentukan karakter tersebut dalam bentuk
rekombinasi materi genetik
• Sehingga, rekombinasi menjadi fase penting dalam setiap
program breeding
• Breeder dalam program memacu rekombinasi, beresiko
memperoleh hasil yang tidak diharapkan (lebih buruk dari
indukannya)
• Rekombinasi yang terjadi dalam 1 (satu) siklus breeding
tergantung beberapa faktor genetik seperti: parent relationship,
breeding system dan ukuran populasi
D. POPULATION
“A community of individuals
which share a common characteristics”

• Fishes are out-breeder organisms

• Ikan memiliki berbagai mekanisme morfogenetik, yang


memungkinkan terjadi persilangan (crossing), sehingga
cenderung membawa materi resesif pada jenis heterozygot
dan terjadi in-breeding, yang mengakibatkan efek negatif

• Akibatnya akan terbentuk 2 (dua) tipe populasi:


1. Open pollinated populations (synthetic)
(pemijahan terjadi secara bebas)
2. Hybrid
(pemijahan terjadi secara terkontrol)
E. TRIAL AND MULTIPLICATION
“An inquiry in which an investigator chooses the levels (values)
of input or independent variables and observes
the values of the output or dependent variable(s).”

• Dasar Uji Kelayakan Ikan Strain baru dan


Massalisasi Produksinya tergantung pada faktor
PERFORMANCE dan PREDIKSI PERFORMANCE ke
depan
• Hal tersebut dilakukan agar kualitas dan
kontinyuitas Produk Breeding dapat terjaga
• Kunci dari Produksi massal ikan hasil breeding
adalah: kemurnian, “kebersihan” dan kesehatan
stok ikan
F. GENETIC CONSERVATION
“Maintenance of genetic resource”

• Keberhasilan kegiatan breeding dalam jangka


panjang tergantung pada upaya pelestarian
keragaman genetik, dalam hal ini adalah indukan
agar karakter-karakter yang beragam (genetic
base) dapat tetap tersedia dan dapat tetap dipilih
berdasarkan tujuan kegiatan breeding selanjutnya

• Keragaman genetik yang terbatas akan


menurunkan laju kegiatan breeding dan
menyebabkan krisis pathologi

• Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya konservasi


genetik (plasma nutfah) melalui upaya-upaya living
stocks.
FISH BREEDING
and
BIOTECHNOLOGY
Dalam menghasilkan Jenis Ikan baru,
metode-metode Breeding yang selama ini
digunakan adalah:

1. SELEKSI
2. HIBRIDISASI BUATAN SEKSUAL
3. TRANSPLANTASI NUCLEAR
4. TRANSFER GEN
1. SELEKSI
“Suatu Proses Penentuan Individu-individu dalam
suatu Populasi Perkembang-biakan
berdasarkan Genotipe-genotipe yang Berbeda”

• Metode paling tradisional dan umum


• Perbaikan kualitas genetik lambat dan memerlukan waktu lama
• Prinsip:
– Breeder MEMILIH mana ikan yang akan digunakan dalam
breeding dan mana yang akan disingkirkan
– Biasanya Seleksi dilakukan pada IKAN SEJENIS
• Secara ALAMI dan BUATAN (artifisial)
Seleksi faktor-faktor geologis, geografis, iklim, pakan dll.
dilakukan oleh oleh Alam (alami) dan atau Manusia (buatan)
• Dapat dikembangkan (improvisasi) dengan metode lain agar
menghasilkan strain dengan kualitas lebih baik
SELEKSI (lanjutan)

• Seleksi harus dilakukan secara cepat dan


sederhana (simpel) dengan berdasar pada
penggunaan karakteristik-karakteristik unggul
seperti yang diinginkan
• Heritability merupakan dasar pemilihan
karakter-karakter unggul dalam seleksi
• Seleksi tertentu hanya dapat dilakukan pada
populasi tertentu
• Seleksi hampir pasti dipergunakan pada
semua metode breeding, biasanya
merupakan fase tersulit pada keseluruhan
proses
SELEKSI (lanjutan)
Metode-metode Seleksi:
1. Negative selection
– Metode paling kuno dan sudah jarang digunakan, dengan
berbagai keterbatasan
– Dilakukan dengan menyingkirkan ikan-ikan yang kurang
berkembang dan berproduktivitas rendah
– Sisa ikan hasil seleksi digunakan untuk breeding
seperlunya

2. Positive selection
– Hanya ikan-ikan dengan karakter yang paling baik yang
diseleksi (diambil) untuk kemudian digunakan sebagai
indukan
– Benih hasil indukan terseleksi tersebut kemudian dijadikan
satu dan dibesarkan bersama-sama
2. HIBRIDISASI BUATAN SEKSUAL
• Metode tradisional
• Menghasilkan strain/varietas baru
• Breeding bisa dilakukan lintas strain (ikan
beda jenis, namun secara taksonomi masih
dekat), dengan menghasilkan strain baru
dengan karakter yang beragam
• Contoh:
1. Inter-Genus sexual hybridization
2. Inter-subFamily sexual hybridization
Inter-Genus sexual hybridization:
Common carp Crucian carp
(Carassius auratus) ♀
(Cyprinus carpio) ♀
X X
Common carp
Crucian carp
(Carassius auratus) ♂ (Cyprinus carpio) ♂

• Adult hybrid fish were • Adult hybrid fish were


obtained. obtained.
• They look like common carp. • They look like crucian carp.
• The male hybrid is unfertile. • The male hybrid is unfertile.
Inter-subFamily sexual hybridization:
Grass carp
(Ctenophryngoden idellus ) ♀

X
Blunt-snout bream
(Megalobrama amblycephala) ♂

• Adult hybrid fish were


obtained.
• Both male and female
hybrid are unfertile.
HIBRIDISASI BUATAN SEKSUAL (lanjutan)

Gagalnya terjadi hibridisasi pada ikan lintas strain (secara


taxonomi relatif jauh) karena faktor-faktor:

1. Gagalnya sperma induk jantan masuk ke sel telur induk


betina yang beda strain;
2. Sperma dapat masuk ke sel telur namun sperma segera
mengalami degenerasi dan larut dalam sitoplasma sel telur
tanpa berfungsi;
3. Sperma dapat masuk ke sel telur dan berkembang menjadi
pronucleus, tetapi kemudian tidak dapat menyatu dengan
pronukleus sel telur untuk menjadi zygote;
4. Sperma dapat masuk ke sel telur dan berkembang menjadi
pronucleus, dan kemudian dapat menyatu dengan pronukleus
sel telur untuk menjadi zygote, namun karena berbeda strain
secara jauh, mengakibatkan perbedaan jumlah kromosom,
sehingga zygote bersifat heteroploid, dan menjadi abnormal.
3. TRANSPLANTASI NUCLEAR
• Dikenal lebih dahulu pada breeding mamalia,
amphibi, baru diaplikasikan di Ikan
• Prinsip: transfer nucleus diploid ke dalam sel telur
enucleated (yang telah dihilangkan nukleus aslinya),
untuk kemudian diharapkan berkembang menjadi
embryo dengan materi genetik baru.
• Keuntungan:
– Aseksual
– Bisa digunakan lintas strain yang relatif jauh jarak
taksonominya, contoh: antar famili dan ordo
– Kombinasi dan modifikasi karakter unggulan dapat lebih
banyak dan kompleks
– Lebih stabil, predictable dan singkat

Streamline Available
TRANSPLANTASI NUCLEAR(lanjutan)

Masalah dalam penerapan di dunia Perikanan:


1. Nukleus asli pada sel telur ikan relatif lebih sulit
dihilangkan dibandingkan pada mamalia atau
amphibi;
2. Pronukleusa atau nukleus zygote pada ikan sulit
diamati di bawah mikroskop untuk dilakukan
mikromanipulasi, terutama pada fase Metaphase

Perlu pengembangan teknik mikromanipulasi pada


dunia Perikanan
4. TRANSFER GEN
• Perkembangan biologi molekuler dan teknik-teknik
rekombinasi DNA, memungkinkan proses isolasi
single gen, kemudian “menempel”kannya ke
plasmid vektor, diperbanyak secara in vitro dan
kemudian di”tanam”kan ke organisme.
• Perkembangan tersebut mendasari proses
TRANSFER GEN asing ke dalam sel atau telur ikan
• Proses transfer tersebut melalui beberapa teknik:
1. Micro-Injection
2. Electroporation
3. Sperm-carrier
4. Biolistic (particle bombardement)
5. Lipofection
6. Viral vectors
Micro Injection
• Prinsip:
– jutaan copy konstruksi DNA dimasukkan ke dalam jarum kaca
yang ujungnya berukuran mikro.
– Dengan bantuan mikromanipulator, copy DNA tersebut
dimasukkan ke dalam telur yang sudah dibuahi.
– Idealnya, copy DNA tersebut nantinya akan menyatu dengan
genome inang (telur) dan pelaksanaannya dilakukan sebelum
pembelahan sel pertama (mitosis I)
• Aplikasi sampai saat ini:
– mikroinjeksi sekuen gen klon ke dalam telur ikan telah dicapai
oleh Maclean dan Talwar (1984) dengan menggunakan telur-
telur rainbow trout (Onchorynchus myskiss) dan Zhu, dkk.
(1985) pada telur-telur mas koki (Carassius auratus).
– Suksesnya integrasi transgene, ekspresi dan transmisinya pada
rainbow trout dan common carp (Cyprinus carpio); dilaporkan
dalam sebuah kerja sama publikasi tahun 1987 Maclean et al.,
1987).
Streamline Available
Electroporation
• Prinsip:
– Dilakukan dengan cara merendam telur yang
sudah dibuahi di dalam jutaan copy DNA.
– Teknik ini juga menggunakan listrik dengan
voltase tertentu yang kemudian dialirkan selama
beberapa saat. Harapannya adalah bahwa copy
DNA tersebut dapat melalui dinding sel telur (yang
memiliki permeabilitas tinggi).
– Cara lain yang dapat dilakukan untuk teknik ini,
yakni dengan cara mengalirkan listrik tepat
melalui animal pole (microphyl) dari telur yang
sudah dibuahi.
Streamline Available Streamline Available
Zebra Electroporation In ovo Electroporation of Chicken
Sperm-carrier
Prinsip:
Sperma ikan dapat digunakan sebagai “DNA carrier”
untuk transfer gen

Contoh kasus:
• gene hGH telah dapat dibawa oleh sperma pada
common carp
• Khao et. al. (21) menggunakan sperma ikan zebra
untuk membawa plasmid DNA PUSVCAT dan pxGH5
ke dalam fertilized eggsRecently, our group (51)
reported that goldfish
• Sperm yang diinkubasi dengan gen antifreeze protein
(AFP) dapat membuahi telur dan menghasilkan ikan
goldfish transgenik.
Streamline Available
Proses ICSI
(Intracytoplasmic sperm injection)
Biolistic (particle bombardement)
Prinsip:
• Biolistik menerapkan konsep balistik dan
biology.
• Biolistik melibatkan tembakan partikel
mikroskopik (biasanya terbuat dari emas)
yang dilapisi dengan suatu konstruksi DNA
dan diarahkan secara langsung ke dalam sel.
• Beberapa partikel yang dapat digunakan
untuk teknik ini, memang masih sedang
diteliti lebih lanjut; termasuk ukuran, bentuk
dan komposisi kimianya.

Streamline Available
Lipofection
Prinsip:
• Lipofeksi telah secara luas digunakan dalam proses
transformasi kultur sel pada beberapa penelitian,
termasuk enkapsulasi konstruksi DNA di dalam
vesikel lemak (lipid vesicle) dan kemudian
membawanya ke dalam sel target. Dengan cara ini,
diharapkan bahwa akan terjadi fusi dengan membran
plasma dan atau endositosis.

• Proses lipofeksi atau liposome-mediated transfection,


mulai banyak digunakan dalam memproduksi
organisme akuatik transgenik
Viral vectors
Prinsip
• Menggunakan metode aksi virus
sebagai vektor yang kemudian “masuk”
ke host (yaitu sel sasaran) melalui
proses replikasi transgen.
• Beresiko pada penyebaran virus secara
tidak terkontrol
Ikan-ikan Model dalam Transfer Gen
1. Zebra Fish (Branchydanio rerio)
2. Medaka (Oryzias latipes)
3. Cichlid fish (Cichlasoma nigrofasciutum)
4. Goldfish (Carassius auratus)

Syarat ikan Model dalam Transfer Gen


1. Telah diketahui materi genetiknya secara lengkap
2. Umur pendek
3. Mudah dipelihara di laboratorium
4. Dapat dipijahkan secara buatan
5. Oocyt mudah dipelihara secara in vitro
6. Oocyt dan telur toleran terhadap perlakuan micro-operasi
7. Oocyt dan telur transparan
8. Embryogenesis mudah dipantau dalam kondisi in vitro
Zebra Fish (Branchydanio rerio)
Medaka (Oryzias latipes)
Cichlid fish (Cichlasoma nigrofasciutum)
Goldfish (Carassius auratus)
Dalam menghasilkan Jenis Ikan baru,
metode-metode Breeding yang selama ini
digunakan adalah:`
• SELEKSI
• HIBRIDISASI BUATAN
SEKSUAL
• TRANSPLANTASI NUCLEAR
• TRANSFER GEN

Manakah Cara yang Paling BAIK?

AMANKAH IKAN TRANSGENIK?


Keuntungan
• Menghasilkan strain ikan baru
berkualitas tinggi
• Menghasilkan produksi budidaya
(pembenihan) dengan kuantitas tinggi
• Meningkatkan efisiensi (ekonomi) usaha
breeding
• Meningkatnya teknologi pemuliaan ikan
dan eksplorasi sumberdaya Perikanan
Kekurangan
• Hambatan dalam aplikasi produk transgenik
dalam kegiatan pembenihan budidaya:
1. Secara EKOLOGIS
2. Secara REGULASI
• Kekhawatiran RESIKO produk transgenik
dalam EKOSISTEM secara jangka panjang
1. Kompetisi dengan ikan-ikan alamiah
2. Modifikasi “natural gene pools”
• High-Cost for Pure Bio-Technology
Yang TERBAIK?
“KOMBINASI ANTAR METODE”

• Metode Tradisional + Bio-Teknologi


• Selective Breeding + Molecular Genetics

Karena faktor-faktor:
1. Ke-alamiah-an produk
2. Derajat pembentukan karakter
3. Efektifitas modifikasi karakter,
4. dll.
CONTOH
PROGRAM-PROGRAM
KOMBINASI BREEDING
UNGGULAN DALAM
DI AKUAKULTUR
1. SEX REVERSAL DAN TRIPLOIDISASI
2. GENETIC ENGINEERING DAN CROSS-
BREEDING
3. GENETIC ENGINEERING, SELEKSI,
CROSSBREEDING, STRAINS DAN
HIBRIDISASI
4. SELEKSI, CROSSBREEDING DAN SEX
REVERSAL
5. GINOGENESIS, SELEKSI DAN HIBRIDISASI
6. dll.
SEX REVERSAL DAN TRIPLOIDISASI
Prinsip:
• Produksi Ikan Monosex secara hormonal
– Pilih salah satu jenis kelamin yang pertumbuhannya lebih
unggul
– Implikasi: steril
• Produksi Ikan Triploid
– Agar pertumbuhannya lebih baik dari jenis normal (diploid)

Tujuan:
1. Superior Growth rate
2. Superior flesh quality

Contoh:
• Rainbow Trout (♀)
• Nila Jantan Super (♂)
GENETIC ENGINEERING DAN CROSS-BREEDING
Prinsip:
• Transfer promoter (pemicu karakter genetik khusus)
• Transfer pada ikan yang berbeda strain
• Memicu sifat unggul pada satu jenis ikan ke strain jenis ikan lain
yang juga memiliki keunggulan “double impact”
Tujuan:
Tercipta keunggulan yang lebih baik daripada seleksi secara
konvensional
– 18 x lebih baik daripada breeding alami (di alam)
– 13 x lebih baik daripada breeding indukan dari alam dengan indukan
dari hatchery
– 9 x lebih baik daripada breeding indukan dari hatchery
– 2,5 x lebih baik daripada breeding indukan crossbreeding tanpa
adanya proses genetic engineering (Devlin et al.,2001)
Contoh:
Penggunaan promoter Salmon metallothionein (MT) / Salmon
Growth hormone Complementary DNA (GH1 cDNA), (OnMTGH1)
pada ikan Raibow Trout (Devlin et al.,2001)
GENETIC ENGINEERING, SELEKSI,
CROSSBREEDING, STRAINS DAN HIBRIDISASI

Prinsip:
• Penggunaan serangkaian metode yang lebih
baik dari single method
Tujuan:
Potential and value of Product
Contoh:
– Common carp
– Channel Cat-fish
Dengan transfer materi dari Salmon Growth-hormone,
menunjukkan peningkatan pertumbuhan 41%, dari normal
(Dunham, 2001)
SELEKSI, CROSSBREEDING DAN SEX REVERSAL

Prinsip:
• Penggunaan serangkaian metode yang lebih
baik dari single method
• Seleksi untuk memilih indukan unggulan
• Crossbreeding antar strain untuk membentuk
benih-benih strain unggulan
• Sex-reversal untuk membentuk pertumbuhan
yang optimal

Contoh:
Genetically Male Tilapia (GMT)

Document Available
Nila Betina ♀ Nila Jantan ♂
Normal (XX) x Normal (XY)

XX; XX, XX, XY


Sex reversal (feminisasi)
XY
betina
Nila Betina ♀ Nila Jantan ♂
Feminisasi (XY) x
Normal (XY)
(Progeny test 1)

XX; XY, XY, YY(super male) (Progeny Test 2)


Sex reversal
YY (feminisasi)
betina
Nila Betina ♀ x Nila Jantan ♂
Supermale (YY)
Progeny Tes:
Feminisasi (YY)
(Progeny test 3) Tes/Uji Keturunan
YY; YY, YY, YY All Male
PROGENY TEST:
• Ambil sample ikan ukuran 10-12 cm
• Bedah, identifikasi gonadnya dengan mikroskop
dengan pewarna Aceto-carmine atau Gonad Squash
• Tentukan prosentase Jantan - Betina

Histologi gonad ikan jantan Histologi gonad ikan betina Histologi gonad
Keterangan : ikan hermaprodite
S : Spermatozoa N : Nukleus
K : Sitoplasma A : Sel telur
B : Sel sperma
GINOGENESIS, SELEKSI DAN HIBRIDISASI

Prinsip:
• Seleksi:Pemilihan Induk unggulan
• Ginogenesis: Pemanfaatan karakter unggulan
dari induk betina
• Hibridisasi: Pembentukan benih hibrida
unggulan dari indukan beda strain
Contoh:
– Peningkatan persentase pembentukan sex jantan
pada Nila
– Peningatan respon imunitas pada Common carp
Masalah Lingkungan
terkait Produk Transgenik
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
PENILAIAN RISIKO TERHADAP IKAN TRANSGENIK

1. Potensi untuk menjadi pemangsa yang


sangat berlebihan,
2. Potensi untuk menjadi pesaing makanan,
3. Potensi berpindahnya gen (gene flow)
secara tidak terkontrol,
4. Potensi berdampak negatif pada organisme
bukan sasaran,
5. Potensi berdampak negatif pada
keanekaragaman hayati,
6. Potensi berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia.
PEDOMAN
PELAKSANAAN PENGUJIAN
KEAMANAN HAYATI PRODUK
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
HASIL REKAYASA GENETIK

Document Available

Anda mungkin juga menyukai