Anda di halaman 1dari 72

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN

P engembangbiakan ikan meru- induk yang sesuai dengan kebutuhan


pakan salah satu kegiatan dari proses sehingga produktivitas usaha budi daya
budi daya ikan. Ikan yang akan dibudi- ikan optimal. Seleksi induk ikan budi
dayakan harus dapat tumbuh dan daya dapat dilakukan secara mudah
berkembang biak agar kontinuitas dengan memperhatikan karakter
produksi budi daya dapat berkelanjutan. fenotipenya atau dengan melakukan
Dalam bab ini akan dibahas beberapa program breeding untuk meningkatkan
materi yang terkait dalam proses nilai pemuliabiakan ikan budi daya.
pengembangbiakan ikan antara lain Induk ikan yang unggul akan meng-
seleksi induk, pemijahan, penetasan hasilkan benih ikan yang unggul. Di
telur, pemeliharaan larva dan benih ikan, Indonesia saat ini belum ada tempat
pembesaran ikan dan pemanenan. sebagai pusat induk ikan yang men-
jamin keunggulan setiap jenis ikan. Induk
ikan yang unggul pada setiap kegiatan
4.1 Seleksi Induk usaha budi daya ikan dapat berasal dari
hasil budi daya atau menangkap ikan
Seleksi induk merupakan tahap di alam. Karakteristik induk yang unggul
awal dalam kegiatan budi daya ikan untuk setiap jenis ikan sangat berbeda.
yang sangat menentukan keberhasilan Hal-hal yang sangat penting untuk
produksi. Dengan melakukan seleksi diperhatikan oleh para pembudidaya
induk yang benar akan diperoleh

93
ikan dalam melakukan seleksi induk dengan beberapa cara yaitu:
agar tidak terjadi penurunan mutu induk 1. Ekstensifikasi yaitu mening-
antara lain sebagai berikut. katkan produktivitas hasil budi
• Mengetahui asal usul induk. daya dengan memperluas lahan
• Melakukan pencatatan data tentang budi daya.
umur induk, masa reproduksi dan 2. Intensifikasi yaitu meningkatkan
waktu pertama kali dilakukan produktivitas hasil dengan
pemijahan sampai usia produktif. meningkatkan hasil persatuan
• Melakukan seleksi induk ber- luas dengan melakukan mani-
dasarkan kaidah genetik. pulasi terhadap faktor internal
• Melakukan pemeliharaan calon dan eksternal.
induk sesuai dengan proses budi
Dengan bertambahnya jumlah
daya sehingga kebutuhan nutrisi
penduduk sepanjang tahun dan jumlah
induk terpenuhi.
lahan budi daya yang tidak akan
• Mengurangi kemungkinan per-
bertambah jumlahnya, maka untuk
kawinan sedarah Untuk meningkat-
meningkatkan produktivitas budi daya
kan mutu induk yang akan digunakan
masa yang akan datang lebih baik
dalam proses budi daya maka
menerapkan budi daya ikan yang
induk yang akan digunakan harus
intensif dengan memperhatikan aspek
dilakukan seleksi. Seleksi ikan
ramah lingkungan. Program intensifikasi
bertujuan untuk memperbaiki
dalam bidang budi daya ikan dapat
genetik dari induk ikan yang akan
dilakukan antara lain sebagai berikut.
digunakan. Oleh karena itu, dengan
1. Rekayasa faktor eksternal yaitu
melakukan seleksi ikan yang benar
lingkungan hidup ikan dan pakan,
akan dapat memperbaiki genetik
contoh yang sudah dapat di-
ikan tersebut sehingga dapat
aplikasikan adalah budi daya ikan
melakukan pemuliaan ikan. Tujuan
pada kolam air deras dan membuat
dari pemuliaan ikan ini adalah
pakan ikan ramah lingkungan.
menghasilkan benih yang unggul di
mana benih yang unggul tersebut 2. Rekayasa faktor internal yaitu
diperoleh dari induk ikan hasil melakukan rekayasa terhadap
seleksi agar dapat meningkatkan genetik ikan pada level gen misal-
produktivitas. Produktivitas dalam nya transgenik, level kromosom
budi daya ikan dapat ditingkatkan

94
misalnya Gynogenesis, Androgen- seleksi fenotipe kualitatif adalah seleksi
esis, Poliploidisasi, level sel ikan berdasarkan sifat kualitatif seperti
misalnya dengan melakukan misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola
transplantasi sel. sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk
3. Rekayasa faktor eksternal dan punggung, dan sebagainya yang
internal yaitu menggabungkan diinginkan. Fenotipe kualitatif ini
antara kedua rekayasa eksternal merupakan sifat yang tidak dapat diukur
dan internal. tetapi dapat dibedakan dan di-
kelompokkan secara tegas. Sifat ini
Oleh karena itu, agar dapat mem- dikendalikan oleh satu atau beberapa
peroleh produktivitas yang tinggi dalam gen dan sedikit atau tidak dipengaruhi
budi daya ikan harus dilakukan seleksi oleh faktor lingkungan. Sedangkan
terhadap ikan yang akan digunakan. seleksi fenotipe kuantitatif adalah
Seleksi menurut Tave (1995) adalah seleksi terhadap penampakan ikan
program breeding yang memanfaatkan atau sifat yang dapat diukur, dikendali-
phenotipic variance (keragaman kan oleh banyak pasang gen dan
fenotipe) yang diteruskan dari tetua dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun
kepada keturunannya. Keragaman ciri-ciri atau parameter yang dapat
fenotipe merupakan penjumlahan dari diukur antara lain adalah panjang tubuh,
keragaman genetik, keragaman bobot, persentase daging, daya hidup,
lingkungan dan interaksi antara variasi kandungan lemak, protein, fekunditas,
lingkungan dan genetik. Seleksi dan lain sebagainya.
merupakan aplikasi genetik di mana
informasi genetik dapat digunakan untuk Fenotipe adalah bentuk luar atau
melakukan seleksi. Seleksi ikan yang bagaimana kenyataannya karakter
paling mudah dilakukan oleh para yang dikandung oleh suatu individu atau
pembudidaya ikan adalah melakukan fenotipe adalah setiap karakteristik
seleksi fenotipe dibandingkan dengan yang dapat diukur atau sifat nyata yang
seleksi genotipe. Seleksi fenotipe dipunyai oleh organisme. Fenotipe
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu merupakan hasil interaksi antara genotipe
seleksi fenotipe kualitatif dan seleksi dan lingkungan serta interaksi antara
fenotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986),

95
genotipe dan lingkungan serta merupa- Untuk mendapatkan induk ikan yang
kan bentuk luar atau sifat-sifat yang unggul dilakukan program seleksi
tampak. Menurut Yatim (1996), genotipe dengan menerapkan beberapa
menentukan karakter sedangkan program pengembangbiakan antara
lingkungan menetukan sampai di mana lain dengan kegiatan selective
tercapai potensi itu. Fenotipe tidak bisa breeding, hibridisasi/outbreeding/
melewati kemampuan atau potensi crossbreeding, inbreeding, monoseks/
genotipe. Yang dimaksud dengan seks reversal atau kombinasi beberapa
karakter itu adalah sifat fisik dan psikis program breeding. Dalam bab ini akan
bagian-bagian tubuh atau jaringan. dibahas semua program breeding
Karakter diatur oleh banyak macam gen tersebut sehingga dalam budi daya ikan
atau satu gen saja. Berhubung dengan akan diperoleh hasil baik induk dan
banyaknya gen yang menumbuhkan benih yang unggul. Induk yang unggul
karakter maka dibuat dua kelompok akan menghasilkan benih yang unggul
karakter yaitu karakter kualitatif dan sehingga dengan memelihara benih
karakter kuantitatif. Karakter kualitatif unggul proses budi daya akan meng-
adalah karakter yang dapat dilihat ada untungkan dengan melihat laju
atau tidaknya suatu karakter. Karakter pertumbuhan ikan yang optimal
ini tidak dapat diukur atau dibuat gradasi sehingga produktivitas budi daya ikan
(diskontinyu). Sedangkan karakter akan meningkat.
kuantitatif adalah karakter yang dapat
diukur nilai atau derajatnya, sehingga
ada urutan gradasi dari yang rendah 4.1.1 Selective breeding
sampai yang tinggi (kontinu). Karakter
kuanlitatif ditentukan ole satu atau dua Selective breeding adalah suatu
gen saja sedangkan karakter kuantitatif program breeding yang mencoba untuk
disebabkan oleh banyak gen (tiga atau memperbaiki nilai pemuliabiakan
lebih). Dengan melakukan seleksi maka (breeding value) dari suatu populasi
akan menghasilkan suatu karakter yang dengan melakukan seleksi dan per-
mempunyai nilai ekonomis penting dan kawinan hanya pada ikan-ikan yang
karakter fenotipe yang terbaik sesuai terbaik. Hasil yang akan diperoleh
dengan keinginan para pembudidaya.

96
adalah induk yang terseleksi yang sesuai kriteria diperlukan 2.000 ekor
mempunyai karakteristik lebih baik dari calon induk.
populasi sebelumnya. Selective Seleksi famili adalah seleksi dengan
breeding menurut Tave (1995) dapat mempergunakan performans dari
dilakukan dengan dua cara yaitu: saudaranya baik saudara tiri sebapak
1. Seleksi individu/massa (half sib) atau saudara sekandung (full
2. Seleksi famili sib). Saudara tiri sebapak adalah
Pada ikan teknik seleksi dapat keluarga (famili) yang dibentuk oleh
dilakukan dengan menggunakan dua sekelompok anak yang berasal dari satu
metode yaitu seleksi massa/individu bapak dengan beberapa induk betina
dan seleksi famili. Seleksi induk secara (Half sib), karena pada ikan satu induk
individu ini disebut juga dengan seleksi jantan dapat membuahi lebih dari satu
massa. Seleksi massa/individu adalah induk betina, maka anak-anak yang
seleksi yang dilakukan dengan memilih dihasilkan dari bapak yang sama
individu-individu dengan performan dengan induk betina yang berbeda ini
terbaik. Seleksi ini merupakan teknik disebut dengan saudara tiri sebapak.
seleksi yang paling sederhana dengan Sedangkan setiap keluarga/famili yang
biaya lebih murah dibandingkan seleksi berasal dari satu bapak dengan satu
lainnya. Hal ini dikarenakan pada induk disebut saudara sekandung (full
seleksi individu hanya memerlukan sib), dan pada ikan budi daya ada juga
fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, yang melakukan perkawinan di mana
jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatan satu jantan hanya membuahi satu induk
data lebih singkat sehingga akan lebih betina. Seleksi famili dapat diterapkan
mudah dilakukan. Seleksi individu dapat untuk ikan jika nilai heritabilitas ikan
diterapkan pada ikan nila jika nilai tersebut lebih kecil atau sama dengan
heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari 0,15. Seleksi famili merupakan alternatif
0,25, waktu pemijahan harus ber- seleksi yang dapat dilakukan apabila
samaan dan culling top 5–10% (Tave, pengaruh lingkungan sulit dikontrol.
1995). Induk yang baik secara alami Dalam seleksi famili ada dua jenis
dapat dihasilkan melalui seleksi secara seleksi yaitu seleksi dalam famili
ketat dan tepat terhadap sekelompok (within-family) dan seleksi di antara
ikan, pengalaman menunjukkan bahwa famili (between family). Seleksi within
untuk mendapatkan induk 50 ekor yang family sebaiknya diterapkan untuk

97
seleksi pertumbuhan pada ikan, karena adalah karakter morfometrik dan
masing-masing famili dipelihara pada karakter meristik. Karakter morfometrik
kolam terpisah dan ikan dengan adalah bentuk tubuh dari setiap ikan
pertumbuhan terbaik dipilih dari budi daya seperti panjang total tubuh,
masing-masing famili, sehingga semua panjang standar, panjang kepala, tinggi
famili akan terwakili. Cara ini dilakukan badan, dan lain-lain. Sedangkan
merupakan salah satu cara untuk karakter meristik yang dapat diukur
mengantisipasi adanya perbedaan antara lain jumlah sisik pada linea
umur akibat tidak terjadinya proses lateralis, jumlah jari-jari sirip punggung,
pemijahan secara serempak. Dari hasil jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlah
penelitian pada ikan nila, di antara jari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-jari
ketiga teknik seleksi yaitu seleksi sirip dubur, jumlah tapis insang pada
individu, seleksi within family, dan lengkung insang bagian luar (gill racker),
between family, ternyata seleksi within jumlah vertebrae, dan jumlah tulang
family lebih efisien hasilnya dibanding- rusuk. Dengan memahami karakter-
kan dengan seleksi individu atau karakter yang harus dipunyai oleh
between family. induk ikan yang unggul berdasarkan
karakteristik setiap jenis ikan.
Pada saat akan membudidayakan
ikan setiap pembudidaya harus sudah Menurut Tave (1995) perbandingan
memahamii karakter fenotipe setiap strategi keuntungan serta kerugian dari
individu ikan yang akan dibudidayakan seleksi individu (A), seleksi within
dengan memperhatikan ciri-ciri family (B), dan seleksi between family
morfologinya. Ciri-ciri morfologi setiap (C) dapat dilihat pada Tabel 4.1.
ikan budi daya yang harus diamati

98
Tabel 4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A),
seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi Keuntungan Kerugian

A Memilih individu Terbaik ketika h2 ≥ 0,25, Tidak efektif ketika h2 =


yang terbaik, hubung- murah, dapat dilakukan 0,15, sehingga sangat
an famili tidak dengan sedikit kolam, sukar untuk memilih ikan
penting. relative mudah untuk meng- yang terbaik, asynchro-
gunakan 2–3 fenotipe, nous spawning dan
seluruh ikan yang besar menyebabkan masalah.
terseleksi, mudah untuk
menahan populasi breeding,
data yang dibutuhkan sedikit
jumlah data yang dikumpul-
kan sedikit.

B Memilih individu Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Moderatly expensive,


yang terbaik dari mempengaruhi Ve famili membutuhkan banyak
setiap famili. daripada individu, dapat di- kolam, sukar untuk meng-
gunakan dengan asynchro- gabungkan 2–3 fenotipe,
nous spawning, mudah ikan kecil dapat menjadi
untuk memelihara populasi induk ikan yang terpilih,
breeding yang besar, sedikit membutuhkan banyak
mahal daripada between data dan banyak data
famili. yang harus dikumpulkan.

C Memilih famili yang Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Sangat mahal, mem-
terbaik berdasarkan mempengaruhi Ve individu butuhkan banyak kolam,
nilai rata-rata famili, daripada famili, dapat di- sukar untuk meng-
nilai individual tidak pergunakan ketika ikan gabungkan 2–3 fenotipe,
dipertimbangkan. harus dimatikan. ikan kecil dapat menjadi
induk terpilih dapat meng-
akibatkan terjadinya in-
breeding, membutuhkan
banyak data dan banyak
data yang dikumpulkan.

99
Dalam Tabel 4.1 tersebut ada huruf strategi dalam reproduksi ikan di mana
h 2 , huruf ini berarti heritabilitas. ada tiga strategi reproduksi ikan yaitu
Heritabilitas dapat dilakukan peng- synchronous spawning, synchronous
ukuran yang bertujuan untuk mengetahui spawning kelompok, dan asynchronous
besarnya keragaman fenotipe yang spawning. Synchronous spawning
diakibatkan oleh aksi genotipe atau berarti proses pemijahan ikan dalam
menggambarkan tentang persentase reproduksi dilakukan dengan cara
keragaman fenotipe yang diwariskan semua telur dipijahkan dan induk ikan
dari induk kepada keturunannya. Nilai akan mati, contohnya pada ikan salmon.
heritabilitas dinotasikan dengan angka, Synchronous spawning kelompok
yang berkisar antara 0–1. adalah kelompok ikan yang dapat
memijah berkali-kali tetapi pemijahan-
Nilai heritabilitas satu berarti nya ini masih tergantung pada musim
karakter yang diwariskan kepada pemijahan, misalnya ikan patin, ikan
keturunannya seluruhnya diakibatkan bawal. Sedangkan asynchronous
oleh keragaman genetik tidak ada spawning adalah kelompok ikan yang
pengaruh lingkungan. Nilai heritabilitas dapat memijah berkali-kali dan tidak
nol berarti karakter yang diwariskan tergantung pada musim pemijahan
kepada keturunannya seluruhnya karena proses perkembangan oositnya
diakibatkan oleh keragaman lingkungan selalu ada, contoh jenis ikan kelompok
tidak ada pengaruh genetik. Nilai ini adalah ikan nila.
heritabilitas ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu rendah mempunyai Program selective breeding di
nilai antara 0–0,1, medium mempunyai lakukan untuk memperbaiki karakter
nilai antara 0,1–0,3, dan tinggi mem- fenotipe terutama laju pertumbuhan.
punyai nilai antara 0,3–1,0. Selain itu Laju pertumbuhan yang tinggi pada
dalam tabel tersebut terdapat istilah populasi ikan budi daya akan me-
asynchronous spawning, istilah ini ningkatkan produksi ikan yang dibudi-
merupakan salah satu kelompok dayakan dan biasanya berkaitan
dengan peningkatan dalam produksi

100
pakan bila ikan yang dibudidayakan 3. Membuat kurva pertumbuhan dari
mengkonsumsi pakan buatan. Dengan data pertumbuhan benih ikan dan
produktivitas yang tinggi dalam budi lakukan pemanenan pada individu
daya ikan maka pendapatan para yang terbaik sebanyak 5–10% dari
pembudidaya ikan akan meningkat. ukuran populasi yang tertinggi nilai
Dengan melakukan seleksi ikan pertumbuhannya.
berdasarkan selective breeding ini akan 4. Benih ikan yang terpilih pada tahap
diperoleh individu ikan yang mempunyai ketiga tersebut dipelihara secara
karakter fenotipe terbaik sehingga terpisah sebagai calon induk yang
dapat meningkatkan laju pertumbuhan akan digunakan untuk proses
pada saat dibudidayakan. pemijahan selanjutnya. Menurut
Tave (1995) dalam program seleksi
Prosedur yang harus dilakukan bagi individu akan diperoleh induk yang
para pembudidaya yang akan melaku- unggul dengan melakukan per-
kan seleksi individu dengan strategi kawinan pada populasi terpilih
memilih individu yang terbaik dalam sebanyak empat generasi.
suatu populasi sebagai berikut. 5. Dari calon induk yang dipelihara
1. Dalam suatu usaha budi daya ikan pada tahap keempat akan diperoleh
jika akan melakukan program induk ikan yang dapat digunakan
seleksi individu minimal harus untuk proses pemijahan selanjutnya,
mempunyai 25 pasang induk yaitu dan akan diperoleh larva dan benih
25 ekor induk jantan dan 25 ekor ikan. Kemudian proses selanjutnya
induk betina. dilakukan pemeliharaan sampai
2. Melakukan pemijahan ikan dan diperoleh kurva pertumbuhan dan
mengamati pertumbuhan ikan dari lakukan pemilihan dari populasi
setiap pasangan. Misalnya dari individu sebanyak 5–10% dari
pemijahan satu pasang induk ikan populasi yang terbaik yang
diperoleh benih ikan sebanyak mempunyai ukuran tertinggi.
200–300 ekor, maka harus selalu Lakukan kegiatan tersebut sampai
dilakukan pemantauan pertumbuh- empat generasi dan akan diperoleh
an benih ikan tersebut. calon induk yang telah terseleksi
secara individu.

101
Berikut ini contoh seleksi calon Prosedur yang dapat dilakukan oleh
induk pada ikan nila meliputi beberapa para pembudidaya ikan yang akan
kriteria sebagai berikut. melakukan seleksi famili sebagai
• Tingkat pertumbuhan ikan, calon berikut.
induk mempunyai tingkat per- 1. Menyiapkan ikan yang akan
tumbuhan yang paling cepat di dipijahkan dari beberapa famili
antara kelompok ikan. yang dimiliki, minimal jumlah famili
• Warna ikan nila yang masih mem- yang harus dikumpulkan 30 famili.
punyai tingkat kemurnian yang baik Pada ikan nila di mana pemijahan
dapat di identifikasi dengan adanya dapat dilakukan dengan per-
warna garis hitam tegas dan jelas bandingan jantan dan betina 1 : 4
terletak secara horisontal di bagian maka dalam perkawinan 8 jantan
tubuh ikan. akan diperoleh famili sebanyak 32
• Bentuk badan melebar, mata relatif yaitu 1 jantan dapat membuahi
besar, dan sisik teratur. 4 betina sehingga satu jantan dapat
membuat famili halfsib dan fullsib
• Konversi pakannya baik, yang dapat
sebanyak 32 famili fullsib dan 8
diidentifikasikan dengan per-
famili haflsib karena dari satu jantan
tumbuhan bobot badan > 70 % dari
akan dihasilkan empat keluarga
jumlah pakan yang diberikan 3–5 %
fullsib maka 8 jantan akan ada 32
perhari dari bobot ikan.
famili fullsib atau 8 famili halfsib.
• Waktu matang gonad induk berumur
2. Melakukan pemijahan untuk ke 32
7–8 bulan, dengan berat badan rata-
famili tersebut dan lakukan peng-
rata 300 gram per ekor untuk jantan
amatan intensif dan cermat setiap
dan 250–300 gram per ekor untuk
hari untuk mengamati pasangan-
betina.
pasangan ikan yang sudah memijah.
• Produktifitas dalam menghasilkan
3. Melakukan pemeliharaan larva ikan
telur cukup tinggi (induk dengan
pada setiap famili pada hapa yang
panjang badan 6 cm dapat meng-
terpisah dengan memberikan pakan
hasilkan 200 telur, sedang induk
dan pengelolaan kualitas air sesuai
yang panjang badannya 20 cm
prosedur.
menghasilkan 1500 butir telur).

102
4. Melakukan pemeliharaan benih ikan setiap famili dan pilih sebanyak
pada setiap famili pada waring yang 20–30 ekor betina terbesar dan
terpisah, hitung jumlah benih yang jantan terbesar sebanyak 10–20
dihasilkan dari setiap famili. Pada ekor dari setiap famili.
ikan nila misalnya satu ekor induk 8. Sisanya dibuang atau dijual
betina menghasilkan 2000–3000 sebagai ikan ukuran besar dan
ekor. Pendederan dilakukan pada induk yang terpilih dapat dilakukan
padat penbaran yang rendah untuk untuk seleksi induk selanjutnya
setiap famili pada kolam pen- dengan melakukan pemijahan
dederan minimal 2 bulan. massal. Pada beberapa spesies
5. Menghitung jumlah ikan yang ikan sangat berbeda untuk
diperoleh dari hasil pendederan dan diperoleh induk unggulnya. Pada
lakukan pengukuran berat dan jenis ikan nila wanayasa dapat
panjang tubuhnya sebanyak 30% diperoleh induk yang terseleksi
dari jumlah populasi setiap famili, secara famili dengan melakukan
misalnya dalam satu famili ada pemijahan ikan yang terpilih pada
2.000 ekor maka jumlah sampel generasi ke tiga.
yang dihitung 600 ekor.
6. Melakukan pemilhan ukuran dari
seluruh populasi dan ambil individu 4.1.2 Outbreeding/Hibridisasi/
dari setiap famili yang mempunyai Crossbreeding
pertumbuhan yang terbaik, kurang
lebih 8 minggu kemudian tentukan Outbreeding adalah perkawinan
50% dari populasi yang terbaik antara individu-individu yang tidak
pertumbuhannya untuk dipelihara sekerabat (berbeda induknya), masih
lebih lanjut menjadi calon induk dan dalam satu varietas atau beda varietas.
sisanya dijual. Outbreeding ini akan menghasilkan
heterozigositas yang akan menguatkan
7. Melakukan pemeliharaan pada
individu-individunya terhadap per-
kolam pembesaran ikan sampai
ubahan lingkungan yang biasa disebut
ikan-ikan pada setiap famili
juga mempunyai fitnes yang tinggi.
berukuran induk dan lakukan
Fitnes yaitu kemampuan relative pada
pengukuran satu persatu pada

103
organisma untuk bertahan hidup dan hal tersebut para ahli genetika
pemindahan gen untuk generasi perikanan membagai hibridisasi ke
berikutnya. Individu yang mempunyai dalam dua macam yaitu:
heterosigositas yang tinggi maka akan 1. Interspecifik hibridisasi yaitu
mempunyai fitness yang tinggi pula. perkawinan antara spesies yang
Oleh karena itu, untuk memperoleh berbeda.
induk ikan yang mempunyai ke- 2. Intraspecipik hibridisasi yaitu
mampuan hidup yang tinggi sebaiknya perkawinan dalam satu species.
dalam proses budi daya harus dilakkan
perkawinan yang terseleksi. Hasil dari beberapa jenis ikan yang
dilakukan persilangan biasanya paling
Sedangkan crossbreeding atau mudah memperhatikan karakter
hibridisasi merupakan program fenotipe kualitatif misalnya:
persilangan yang dapat diaplikasikan
1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku-
pada ikan, udang, kerang-kerangan,
kan persilangan antara ikan yang
maupun rumput laut. Hasil dari program
mempunyai warna antara lain:
ini dapat menghasilkan individu-individu
• Ikan warna tubuh Albino di-
yang unggul, kadang-kadang ada juga
silangkan dengan ikan ber-
yang steril dan dapat menghasilkan
pigmen normal.
strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi
• Ikan berwarna kuning/merah/
akan mudah dilakukan apabila dapat
putih disilangkan dengan ikan
dilakukan reproduksi buatan seperti
berwarna hijau/biru/abu-abu.
halnya ikan mas dan ikan nila, di mana
• Ikan berwarna bintik disilangkan
dapat dilakukan striping telur dan
dengan ikan tanpa bintik.
sperma. Selain itu ada defenisi lain dari
2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan
hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh
persilangan antara ikan yang
berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan
mempunyai sirip antara lain:
antara spesies yang berbeda.
• Ikan bersirip kumpay disilang-
Hibridisasi atau persilangan merupakan
kan dengan ikan bersirip normal.
suatu upaya untuk mendapatkan
• Ikan bersirip kumpay disilang-
kombinasi antara populasi yang
kan dengan ikan yang ekornya
berbeda untuk menghasilkan keturunan
membundar.
yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan

104
3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku- dan induk betina yang berasal dari
kan persilangan antara ikan yang spesies yang sama namun minimal
mempunyai sisik antara lain: memiliki dua karakter fenotipe tampilan
• Ikan bersisik bergaris disilang- morfologi yang berbeda (Kirpichnikov,
kan dengan ikan yang tidak 1981). Di samping itu, karakter lain dari
mempunyai sisik. hasil persilangan antara varitas adalah
• Ikan bersisik menyebar/kaca fertile yakni dari masing-masing jenis
disilangkan dengan ikan yang kelamin masih tetap mampu untuk
bersisik penuh. menghasilkan keturunan walaupun
4. Bentuk tubuh ikan peluang dari benih keturunan tersebut
Dalam kegiatan hibridisasi ini cenderung memiliki karakter fenotipe
biasanya akan dihasilkan individu tampilan morfologi yang bervariasi.
baru pada ikan konsumsi yang
sudah dilakukan misalnya melaku- Hibridisasi merupakan persilangan
kan persilangan antara ikan nila antara varitas atau spesies
hitam dengan ikan nila putih akan yang secara morfologis memiliki
dihasilkan ikan nila yang berwarna perbedaan. Kirpichnikov (1981),
tubuh ikan merah. Pada umumnya menyatakan bahwa perbedaan yang
jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan paling menonjol yang digunakan dalam
oleh para pembudidaya ikan banyak hibridisasi intervaritas adalah
yang diperoleh dari hasil per- perbedaan warna, bentuk, ukuran, dan
silangan. Salah satu pendekatan kelengkapan biologis lain yang melekat
yang dapat digunakan dalam pada organ tubuh. Perolehan ikan
produksi benih ikan hias baru-baru hybrid sangat bergantung pada karakter
ini dari suatu populasi yakni per- dari induk. Waynorovich dan Horvarth
silangan antarvaritas atau strain (1980) menyatakan bahwa ikan hasil
(hibridisasi intervaritas) yang hibridisasi interspesies adalah steril. Di
memiliki tampilan morfologi dari samping itu rata-rata ukuran
spesies yang sama. morfometrik dan meristik dari ikan
hibrid kebanyakan berada pada
Hibridsasi intervaritas adalah pertengahan (intermediate) di antara
mempersilangkan antara induk jantan

105
nilai rata-rata morfometerik dan meristik pada saat pembelahan sel mulai
induk. bekerja.

Hibridisasi merupakan metode yang Beberapa spesies ikan air tawar


digunakan dalam upaya memperoleh yang sering digunakan dalam kegiatan
ikan keturunan baru. Matsui (1935) persilangan adalah spesies-spesies ikan
menyatakan bahwa banyaknya varitas yang memiliki varitas yang banyak dan
pada ikan maskoki merupakan akibat memiliki karakter morfologi yang dapat
dari perkawinan antara mutan dengan dibedakan secara jelas seperti populasi
induk asal atau antara mutan dengan spesies ikan hias yang terdiri dari
mutan dari induk yang sama sehingga spesies ekor pedang (Xyphophorus
secara morfologi terdapat varitas ikan maculatus), ikan guppi
maskoki baru. Hibridisasi didasarkan (Poeciliareticulata), dan ikan maskoki
pada perbedaan tampilan morfometrik (Carassius auratus). Sementara pada
dan meristik. Metode paling banyak spesies ikan konsumsi, adalah ikan mas
dilakukan oleh petani ikan maskoki (Cyprinus carpio), ikan nila
adalah hibridisasi karena di samping (Oreochromis niloticus) dan spesies
memiliki varitas yang banyak, pada ikan ikan konsumsi lain karena di samping
keturunan sering diperoleh warna, memiliki berbagai varitas juga keturunan
bentuk, dan ukuran tubuh yang berbeda hibrid telah mampu untuk dibudidayakan.
sehingga jumlah varitas akan lebih
banyak. Kirpichnikov (1981) Pengertian tentang persilangan ikan
menyatakan bahwa hasil perlakuan ini ada berbagai pendapat misalnya
hibridisasi tidak hanya dilihat dari crossbreeding merupakan persilangan
tampilan morfologi namun harus juga tetapi bukan persilangan seperti
dilakukan pula pengukuran morfometrik hibridisasi, melainkan persilangan
dan meristik karena data yang diperoleh balik. Jenis ikan konsumsi yang
merupakan refleksi dari kekuatan merupakan hasil persilangan balik
penurunan karakter dari sumber gamet adalah lele sangkuriang yang telah
di samping kondisi lingkungan terjadi direlease oleh Menteri Perikanan dan
Kelautan pada tahun 2004. Jenis

106
ikan ini merupakan hasil persilangan balik untuk yang berjenis kelamin jantan
antara ikan lele generasi ke dua dengan mempunyai pertumbuhan lebih cepat
ikan lele generasi ke enam yang telah dibandingkan dengan betina. Oleh
dibuat oleh Balai Besar Pengembangan karena itu, bagi para pembudidaya
Budi daya Air Tawar, Sukabumi. yang akan memelihara jenis ikan
tersebut dengan menggunakan
4.1.3 Seks reversal populasi tunggal kelamin akan lebih
Seks reversal (monosex) adalah menguntungkan dibandingkan jika
suatu teknologi yang membalikkan arah memelihara ikan dengan populasi
perkembangan kelamin menjadi dua kelamin, selain itu waktu yang
berlawanan. Cara ini dilakukan pada dibutuhkan untuk memelihara ikan
waktu menetas gonad ikan belum tersebut lebih cepat sehingga terjadi
berdiferensiasi secara jelas menjadi efisiensi biaya produksi dan
jantan atau betina tanpa merubah keuntungan akan meningkat.
genotipenya. Tujuan dari penerapan sek 2. Mencegah pemijahan liar Dalam
reversal adalah menghasilkan populasi kegiatan budi daya ikan jika me-
monoseks (tunggal kelamin), yang melihara ikan jantan dan betina
sangat bermanfaat dalam: dalam satu wadah budi daya maka
1. Mendapatkan ikan dengan per- tidak menutup kemungkinan ikan
tumbuhan yang cepat. Pada tersebut pada saat matang gonad
beberapa jenis ikan konsumsi ada akan melakukan pemijahan yang
beberapa jenis ikan di mana per- tidak diinginkan pada beberapa jenis
tumbuhan ikan jantan mempunyai ikan yang memijahnya sepanjang
pertumbuhan yang lebih cepat masa, seperti ikan nila dan ikan mas.
daripada ikan betina, misalnya ikan 3. Mendapatkan penampilan yang
nila jantan mempunyai pertumbuhan baik ikan yang dinikmati keindahan
lebih cepat pada ikan bentina, tetapi warna tubuhnya adalah ikan hias.
pada jenis ikan lainnya yaitu ikan Hampir semua jenis ikan hias yang
mas pertumbuhan ikan betinanya berkelamin jantan mempunyai
justru lebih cepat dibandingkan warna tubuh yang lebih indah
dengan ikan jantan. Pada kelompok dibandingkan dengan ikan bentina-
udang-udangan khususnya lobster nya. Oleh karena itu, jika yang

107
dipelihara pada ikan hias adalah sinyal yang dibentuk dalam sel-sel
ikan jantan maka akan diperoleh khusus pada kelenjar endokrin. Hormon
hasil yang lebih menguntungkan disekresikan ke dalam darah kemudian
karena nilai jualnya lebih mahal. disalurkan ke organ-organ yang
4. Menunjang genetika ikan yaitu teknik menjalankan fungsi-fungsi regulasi
pemurnian ras ikan. Pada kegiatan tertentu secara fisiologik dan biokimia.
rekayasa genetika misalnya Sel-sel sasaran pada organ sasaran
ginogenesi akan diperoleh induk memiliki reseptor yang dapat mengikat
ikan yang mempunyai galur murni. hormon, sehingga informasi yang
Induk ikan yang galur murni ini akan diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel
mempunyai gen yang homozigot akhirnya menghasilkan suatu respon.
sehingga untuk melakukan per- Pesan hormon disampaikan pada sel-
kawinan pada induk yang homozigot sel sasaran menurut dua prinsip yang
tanpa mempengaruhi karakter jenis berbeda. Hormon lipofilik masuk ke
kelamin ikan tersebut dilakukan dalam sel dan bekerja pada inti sel,
aplikasi seks reversal pada induk sedangkan hormon hidrofilik bekerja
galur murni sehingga pemurnian gen pada membran sel.
itu masih tetap bertahan. Teknik sex reversal mulai dikenal
Teknologi seks reversal dapat tahun 1937 ketika estradiol 17β
dilakukan dengan menggunakan dua disintesis untuk pertama kalinya. Dalam
metode yaitu: perjalanannya teknik sex reversal telah
1. Terapi hormon yaitu dengan meng- mengalami beberapa perbaikan
gunakan hormon steroid. berawal dari perlakuan sex reversal
2. Rekayasa kromosom. yang baik dilakukan pada saat
beberapa hari setelah menetas, yaitu
Teknologi seks reversal dengan
sebelum gonad berdiferensiasi, terus
rekayasa kromosom akan dibahas
berkembang hingga penerapan yang
pada bab IX secara detail. Pada subbab
dilakukan pada induk yang sedang
ini akan dibahas teknologi seks
bunting. Teknik sex reversal berbeda
reversal dengan menggunakan terapi
dengan hermaprodit, pada ikan
hormon. Menurut Koolman Rohm (2001)
hermaprodit setelah melewati rentang
hormon adalah bahan kimia pembawa
waktu tertentu, gonad secara alamiah

108
akan berubah menjadi jenis kelamin bersama-sama bertanggung jawab
yang berlawanan, fungsi hormon hanya pada timbulnya dua kemungkinan
mempercepat proses perubahan morfologi, fungsional, serta perilaku
tersebut. Sedangkan pada teknik sex pada individu jantan dan betina.
reversal perubahan jenis kelamin ikan Penentu seks merupakan sejumlah
sangat dipaksakan dengan membelok- unsur genetik yang bertanggung jawab
kan perkembangan gonad menjadi terhadap keberadaan gonad atau
jantan atau betina dengan proses sekumpulan gen yang bertanggung-
penjantanan (maskulinisasi) atau jawab terhadap pembentukan gonad.
pembetinaan dengan (feminisasi). Terdapat tiga model penentu seks yang
dapat diterapkan pada ikan, yaitu:
Berdasarkan tipe reproduksinya, • Kromosom, yang merupakan pe-
ikan dapat dibagi menjadi tiga tipe warisan seks atau hetero-
sebagai berikut. kromosom. Sistem kromosom
1. Gonokhorisme (gonochorism), yaitu determinasi seks betina atau jantan
memiliki jenis kelamin yang terpisah. XX/XY.
2. Hermaprodit (hermaphroditism), • Penentu seks poligenik (polifaktorial)
yaitu kedua jenis kelamin berada adalah suatu sistem penentuan
pada individu yang sama. seks di mana terdapat gen penentu
3. Uniseksualitas (unizexuality), yaitu seks jantan dan betina epistatik
spesies yang semua individunya (superior) yang berada pada
betina. autosom maupun heterokromosom.
Ekspresi atau perwujudan seks • Penentu seks oleh lingkungan,
bergantung pada dua proses, yaitu melibatkan interaksi antargenotipe
determinasi seks dan diferensiasi seks. dan lingkungan, terutama suhu
Determinasi seks bertaggung jawab media selama perkembangan
pada seks genetik (seks genotipe), larva.
sedangkan diferensiasi seks ber-
tanggung jawab pada perkembangan Proses diferensiasi seks adalah
yang nyata dari kedua jenis gonad (seks suatu proses perkembangan gonad
genotipe), yaitu jantan dan betina. ikan menjadi suatu jaringan yang
Kedua proses tersebut secara definitif (pasti), yang terjadi terlebih

109
dahulu pada betina dan kemudian baru memberikan efek perubahan dari
terjadi pada jantan. Gonad ikan pada jantan menjadi betina (feminisasi).
saat baru menetas masih berupa 2. Androgen (hormon jantan):
benang yang sangat halus dan belum Testoteron, 17 α-Methyl Testoteron,
berdiferensiasi menjadi jantan atau androstendion. Hormon ini mem-
betina. Proses diferensiasi seks pada berikan efek perubahan dari betina
betina ditandai dengan meiosis menjadi jantan (maskulinisasi).
oogonia dan/atau perbanyakan sel-sel
Pada sex reversal terkadang terjadi
somatik membentuk rongga ovari,
penyimpangan ekstrim yang dialami.
sebaliknya pada diferensiasi seks pada
Hal ini dapat terjadi karena pada
jantan ditandai dengan muculnya
beberapa jenis ikan (lele amerika)
spermatoonia serta pembentukan
terdapat suatu zat yang menyerupai
sistem vaskular pada testis.
enzim aromaterase sehingga hormon
Hormon steroid secara alamiah 17a metiltestosteron yang masuk ke
terlibat dalam proses diferensiasi seks. dalam tubuh terlebih dahulu dikonversi
Upaya pengontrolan proses diferensiasi menjadi estradiol 17b dan berfungsi
seks dilakukan dengan pemberian sebagai hormon sehingga terjadi
steroid seks dari luar tubuh (eksogenous) penyimpangan hingga 100%.
pada ikan yang belum berdiferensiasi.
Dalam penerapan sex reversal
Ikan-ikan hasil sex reversal pada
dengan menggunakan terapi hormon
umumnya mengalami perubahan kelamin
dapat diberikan beberapa cara yang
yang bersifat permanen dan berfungsi
didasarkan pada efektivitas, efisiensi,
normal. Pemberian steroid seks
kemungkinan polusi, dan biaya. Cara
sebaiknya diberikan sebelum muncul
pemberian hormon dalam teknologi
tanda-tanda diferensiasi gonad dengan
seks reversal dapat dilakukan dengan
menggunakan hormon estrogen atau
beberapa cara antara lain sebagai
androgen. Jenis-jenis hormon steroid
berikut.
yang dapat digunakan dalam terapi
hormon antara lain sebagai berikut. 1. Oral
1. Estrogen (hormon betina): Metoda oral adalah metode
Estradiol-17 β, esteron, estriol, atau pemberian hormon melalui mulut yang
ethynil estradiol. Hormon ini

110
dapat dilakukan dengan pemberian besar hormon akan tercuci ke dalam
pakan alami maupun pakan butan. Pada media budi daya.
pakan buatan, hormon dilarutkan dalam
Menurut Muhammmad Zairin Jr.
pelarut polar seperti alkohol. Cara yang
(2002), pemberian akriflavin dengan
dilakukan dengan mencampur hormon
dosis 15 mg/kg pakan dengan
17 α 90 metyltestoesteron secara
frekwensi pemberian pakan 3 – 4 kali
merata dengan pakan dengan dosis
sehari menghasilkan 89% ikan jantan
disesuaikan jenis ikan yang akan
dengan survival rate 88%.
diaplikasikan. Pemberian hormon pada
pakan alami dapat dilakukan dengan Prinsip kerja pencampuran hormon
teknik bioenkapsulasi. Secara pada pakan yakni hormon dilarutkan dan
detail teknik tentang bioenkapsulasi ini diencerkan dalam alkohol. Kemudian
dijelaskan secara detail pada larutan hormon dicampurkan dengan
bab VII. pakan buatan berupa pelet serbuk
dengan cara menyemprotkan larutan
Selanjutnya Anonim, (2001), me- hormon secara merata kepermukaan
ngatakan bahwa berdasarkan penelitian pakan dengan menggunakan sprayer.
sampai saat ini teknik penghormonan Setelah tercampur dengan merata,
melalui oral paling banyak digunakan pakan dibiarkan di udara terbuka di
para pembudidaya ikan karena hasil tempat yang tidak terkena sinar
yang diperoleh lebih dari 95 sampai matahari (diangin-anginkan) agar
100% bila dibandingkan dengan alkohol dapat menguap. Selanjutnya
perendaman yang menghasilkan 70– pakan yang telah tercamput hormon
80%. Dengan pencampuran hormon dimasukkan ke dalam wadah tertutup
pada pakan juga sangat efisien dalam dan disimpan di dalam lemari
pemakaian dosis hormon dan pendingin.
kemudahan memperoleh pakan ikan.
Sedangkan kelemahan metoda oral ini 2. Perendaman (dipping/bathing)
adalah pada awal pemberian pakan, Metoda perendaman (dipping),
larva perlu menyesuaikan jenis pakan yaitu dengan cara merendamkan larva
buatan sehingga apabila pakan tidak ikan ke dalam larutan air yang
segera dimakan maka kemungkinan

111
mengandung 17 α metyltestoesteron hari setelah menetas atau pada saat
dengan dosis 1,0 gram/liter air. Metode tersebut panjang total larva berkisar
ini dapat diaplikasikan pada embrio, antara 9,0 sampai 13 mm, di mana ikan
dan pada larva ikan yang masih belum dengan umur serta ukuran seperti
mengalami diferensiasi jenis kelamin tersebut di atas secara morfologis
(sex), dan lama perendaman tergantung masih belum mengalami diferensiasi
dosis hormon yang diaplikasikan, di kelamin. (Anonim, 2001).
mana semakin banyak dosis hormon
Perendaman induk betina yang
maka semakin singkat waktu
sedang bunting juga merupakan salah
perendaman dan demikian juga
satu alternative pada metode dipping
sebaliknya.
namun harus dipertimbangkan
efektivitas dan efesiensinya sehingga
Perendaman yang dilakukan pada induk yang direndam sebaiknya induk-
fase embrio dilakukan pada saat fase induk yang berukuran kecil.
bintik mata mulai terbentuk, karena
dinggap embrio telah kuat dalam 3. Suntikan/implantasi
menerima perlakuan. Kelemahan cara
Metode suntikan atau implantasi ini
ini adalah obat atau hormon terlau jauh
biasanya hanya dapat dilakukan pada
mengenai target gonad, namun lebih
ikan yang berukuran dewasa. Proses
hemat pada penggunaan hormon.
penyuntikan dilakukan pada bagian
Perendaman juga dapat dilakukan pada
punggung ikan dengan dosis yang
umur larva yang telah habis kuning
disesuaikan dengan jenis dan ukuran
telurnya, karena ada anggapan pada
ikan.
stadia ini gonad masih berada pada
fase labil sehingga mudah dipengaruhi Perlu diperhatikan bahwa peng-
oleh rangsangan luar. Kelemahannya ubahan jantanisasi (maskulinisasi)
adalah efektivitas hormon berkurang kadang-kadang menunjukkan pe-
karena jauh mengenai target gonad. nyimpangan seperti ditemukan individu
Larva yang dipergunakan dalam yang memiliki bakal testis dan sekaligdi
penerapan teknologi sex reversal ini antaranyari. Selain itu mungkin saja
adalah larva yang berumur antara 5–10 dijumpai individu yang steril/abnormal

112
karena gonadnya tidak dapat ber- menit kemudian didinginkan,
kembang. Hal ini biasanya berhubungan kemudian disaring dengan kertas
dengan kesesuaian dosis yang saring dan disimpan dalam botol
diberikan. Menurut Zairin Jr. (2002) yang tertutup rapat pada suhu ruang.
Secara umum dosis yang terlalu tinggi Pemeriksaan gonad dilakukan
akan mendorong sterilitas dan dosis dengan cara membedah ikan
yang terlalu rendah akan mendorong terlebih dahulu yang kemudian
sex reversal yang tidak sempurna diambil gonadnya secara hati-hati.
sehingga bakal testis dan ovari dapat Gonad yang sudah terambil
dijumpai pada saat bersamaan. diletakkan pada gelas objek dan
diberi larutan asetokarmin 2–3
Setelah dilakukan aplikasi teknologi tetes, kemudian dicincang dengan
seks reversal pada individu ikan, maka pisau skalpel sampai halus, lalu
harus dilakukan uji progeni. Uji progeni tutup dengan gelas penutup dan
ini untuk menentukan apakah ikan yang siap diamati di bawah mikroskop.
telah ditreatment tersebut sudah
berubah kelamin. Terdapat dua metode 2. Metode morfologi
yang digunakan dalam identifikasi jenis Identifikasi kelamin dengan
kelamin, antara lain sebagai berikut. pengamatan morfologi adalah cara
terhemat karena tidak harus
1. Metode asetokarmin
mematikan ikan yang akan diamati.
Identifikasi gonad dengan Cara ini apat dilakukan pada ikan-
metode asetokarmin dilakukan ikan yang memiliki dimorfisme
hanya untuk keperluan penelitian, seksual yang jelas antara jantan dan
karena ikan harus dimatikan betina.
terlebih dahulu untuk diambil
gonadnya. Asetokarmin adalah Aplikasi seks reversal telah berhasil
larutan pewarna yang digunakan dilakukan pada beberapa jenis ikan
untuk mewarnai jaringan gonad. berdasarkan hasil penelitian antara lain
Larutan ini dibuat dengan cara sebagai berikut.
melautkan 0,6 g bubuk karmin di 1. Ikan hias: ikan guppy, cupang, tetra
dalam 100 ml asam asetat 45%. kongo, dan rainbow trout dengan
Larutan dididihkan selama 2–4 menggunakan metode perendaman

113
embrio untuk ikan cupang dan tetra menggunakan larutan desinfektan atau
kongo, perendaman induk untuk sabun cuci untuk menghindari ikan yang
ikan guppy, perendaman larva untuk akan dipelihara dari hama penyakit
rainbow dan pemberian pakan. yang kemungkinan terbawa pada
2. Ikan konsumsi: nila dan mas, dengan wadah. Selain peralatan lapangan, untuk
perendaman embrio, larva dan melakukan teknik sex reversal juga
pemberian pakan. diperlukan peralatan dalam perlakuan
melalui pakan yaitu, baskom yang
Langkah awal dalam melakukan digunakan sebagai wadah dalam
seks reversal adalah menyiapkan pembuatan ramuan pakan, sendok kayu
wadah yang akan digunakan. Wadah digunakan untuk mengaduk dan
yang dapat digunakan untuk melakukan meratakan larutan hormon, hand
teknik sex reversal antara lain akuarium, sprayer digunakan untuk menyemprot-
bak fiber, bak semen, bak plastik. kan larutan hormon dalam pakan, spuit
Wadah untuk teknik sex reversal dapat suntik sebagai alat untuk mengambil
dikelompokan berdasarkan kebutuhan larutan hormon dan botol gelas yang
dan jenis metode yang akan digunakan. berwarna gelap sebagai wadah
Wadah-wadah yang digunakan yang pelarutan hormon dengan alcohol.
mendasar adalah wadah pemeliharaan Sedangkan peralatan yang diperlukan
induk dapat berupa kolam semen atau pada perlakuan melalui rendaman
bak-bak plastik, wadah perlakuan yang antara lain, baskom plastik sebagai
berupa akuarium dengan ukuran yang wadah perendaman induk atau larva,
menyesuaikan dengan kepadatan ikan aerator sebagai penyuplai udara, spuit
yang akan diberi perlakuan, dan wadah suntik sebagai alat untuk mengambil
pemeliharaan larva. larutan hormon dan botol gelas yang
berwarna gelap sebagai wadah
Peralatan yang digunakan pada pelarutan hormon dengan alkohol.
teknik sex reversal adalah peralatan
lapangan pemeliharaan ikan yang Bahan-bahan yang harus disediakan
berupa seser, selang sipon, aerator, antara lain hormon 17 α metiltestosteron
selang aerasi, dan batu aerasi. atau estradiol 17 β sesuai dengan
Peralatan yang akan digunakan sebaik- kebutuhan dan tujuan sex reversal,
nya disanitasi terlebih dahulu dengan alcohol sebagai pelarut hormon, pakan

114
alami atau buatan (bila melalui metode dengan berat rata-rata larva untuk
oral) dan air bersih yang telah mendapatkan berat total larva.
diendapkan selama 12–24 jam sebagai 4. Timbanglah pakan yang dibutuhkan
media perendaman (bila menggunakan untuk larva sesuai dengan dosis
metode dipping). yang sudah ditentukan (Feeding
rate 30–40% per bobot biomassa/
Pembuatan Pakan Berhormon hari) dikalikan selama 10 hari
Dalam aplikasi seks reversal pemberian pakan.
dengan metode oral melalui pemberian 5. Siapkanlah larutan alkohol dengan
pakan berhormon maka dosis hormon konsentrasi 70% sesuai dengan
yang digunakan akan sangat spesifik kebutuhan.
untuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedur
6. Siapkanlah hormon yang akan
ini akan dibuat pakan berhormon untuk
digunakan sesuai kebutuhan.
jenis ikan nila. Adapun prosedur yang
Misalnya jumlah kebutuhan pakan
dilakukan sebagai berikut.
250 gram, dosis penghormonan
1. Tangkaplah larva ikan yang akan 40 mg/kg pakan, maka timbanglah
diberikan perlakuan dari kolam/bak hormon sebanyak 10 mg.
pemijahan.
7. Larutkanlah hormon tadi ke dalam
2. Pilihlah larva yang masih berumur di alkohol tersebut sebanyak 10 ml
bawah 10 hari dengan melihat (1mg/ml), lalu simpan dalam botol
kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri berwarna gelap (tidak bening).
yang sudah ditentukan.
8. Campurlah larutan hormon dengan
3. Timbanglah biomassa larva yang pakan dengan cara menggunakan
akan diberi perlakuan peng- hand sprayer disemprotkan secara
hormonan yaitu dengan cara merata pada pakan. Untuk meng-
mengambil dan menimbang hilangkan alkohol angin-anginkan-
beberapa sampel untuk kemudian lah pakan tersebut sampai bau
hasil penimbangan sampel dibagi alkoholnya sudah tidak menyengat
dengan jumlah rata-rata larva lagi.
sampel untuk mendapatkan berat
9. Simpanlah hormon yang sudah
rata-rata larva, selanjutnya hitunglah
dianginkan pada kantong plastik
jumlah populasi larva, lalu kalikan

115
yang berwarna gelap dengan ditutup 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
rapat-rapat baik sebelum maupun diperlukan.
sesudah dipakan, atau dapat juga 2. Buatlah larutan hormon dengan cara
disimpan dalam reprigrator (+ 4° C). timbang hormon sebanyak 20 mg
10. Diskusikan secara berkelompok dan masukkan dalam tabung
tentang prosedur pembuatan pakan polietilen dan tambhakan 0,5 ml
berhormon. larutan alkohol 70%. Tutup dan
kocok sampai hormon larut,
kemudian tuangkan hormon ke
Pembuatan Larutan Perendaman dalam wadah berisi 10 liter air
pemeliharaan, beri aerasi dan siap
Aplikasi seks reversal pada ikan untuk digunakan.
guppy bertujuan untuk menghasilkan
3. Pilihlah induk ikan guppy yang
ikan berjenis kelamin jantan. Pada ikan
sedang bunting dengan melihat
guppy jenis kelamin jantan mempunyai
bentuk tubuhnya dan pilihlah induk
warna dan bentuk tubuh yang lebih indah
yang akan melahirkan 8 hari
dibandingkan dengan ikan betina.
kemudian sebanyak 50 ekor. Ikan
Teknik seks reversal pada ikan guppy
guppy biasanya mengalami masa
dapat dilakukan dengan dua metode
bunting selama 40 hari.
yaitu perendaman induk dan pemberian
4. Masukkan induk tersebut ke dalam
pakan berhormon. Pada metode
larutan hormon dan rendam selama
perendaman, dosis yang digunakan
24 jam.
adalah 2 mg/l air dan lama perendaman
selama 12 jam sampai 24 jam pada 5. Pindahkan induk ikan guppy yang
induk ikan yang sedang bunting dan telah direndam ke dalam akuarium
memberikan hasil 100% jantan. dan amati proses kelahiran anak
Sedangkan dengan metode pemberian dan hitung jumlah anak yang
pakan dengan dosis 400 mg/l dengan dihasilkan
lama perlakuan 10 hari hanya meng- 6. peliharalah anak yang dihasilkan
hasilkan 58% jantan (Zairin, 2002). sampai berumur 2–3 bulan dan
Adapun prosedur pembuatan larutan diidentifikasi jenis kelaminnya
perendaman sebagai berikut. secara morfologis dan histologis.

116
Penerapan seks reversal yang telah • Ikan guppy, 400 mg mt/kg pakan,
dilakukan penelitian oleh beberapa selama 10–15 hari pada betina
peneliti yang telah disusun dalam Zairin bunting, hasil 70% jantan.
(2002) sangat berbeda untuk jenis ikan • Ikan guppy, 1–2 mg/liter media
tentang dosis dan hasil yang diperoleh selama 24 jam pada betina bunting,
antara lain sebagai berikut. hasil 100% jantan.
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama • Congo tetra fase bintik mata, 25 mg/
36 hari pada larva 8–63 hari, pada liter media selama 8 jam, hasil 89%
suhu 20–25° C, menghasilkan jantan.
71–90% betina. • Betta splendens/cupang fase bintik
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama mata, 20 mg/liter media selama
36 hari, pakan berhormon-cacing- 8 jam, hasil 85% jantan.
pakan berhormon, menghasilkan
97% betina. Keberhasilan teknik sex reversal
• Ikan nila 10–60 mg /kg pakan, dapat diketahui melalui beberapa
selama 10–15 hari, umur 21–28 parameter antara lain sebagai berikut.
hari, hasilnya 95–100% jantan.

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan


Jumlah telur yang menetas
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal
b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari
pemeliharan
Jumlah larva yang hidup
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal
c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat
dihitung setelah 2–3 bulan pemeliharaan larva.
perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex
reversal dengan rumus:
jumlah individu jantan
% jantan = ––––––––––––––––––– × 100%
jumlah individu total

117
jumlah individu betina
% betina = ––––––––––––––––––– × 100%
jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding sisinya (abnormal). Menurut Leary et al


(1985), individu yang homozigot kurang
Inbreeding adalah perkawinan mampu mengimbangi keragaman
antara individu-individu yang sekerabat lingkungan dan memproduksi energi
yaitu berasal dari jantan dan betina yang untuk pertumbuhan dan perkembangan.
sama induknya dan pada varietas yang Oleh karena itu, fluktuasi asimetri
sama. Inbreeding atau silang dalam merupakan indikator untuk mengetahui
akan menghasilkan individu yang adanya silang dalam. Fluktuasi asimetri
homozigositas. Kehomozigotan ini akan ini merupakan perubahan organ atau
melemahkan individu-individunya bagian tubuh sebelah kiri dan kanan
terhadap perubahan lingkungan. yang menyebar normal dengan rataan
Homozigositas ini berari hanya ada satu mendekati nol. Selain itu individu yang
tipe alel untuk satu atau lebih lokus. mengalami tekanan silang dalam
Selain itu silang dalam akan menyebab- mempunyai ketahanan terhadap
kan penurunan kelangsungan hidup telur perubahan lingkungan yang rendah.
dan larva, peningkatan frekuensi
Berdasarkan beberapa parameter
ketidaknormalan bentuk dan penurunan
pengukuran dalam menentukan apakah
laju pertumbuhan ikan. Silang dalam
pada suatu populasi telah mengalami
menyebabkan heterozigositas ikan
tekanan silang dalam, memperlihatkan
berkurang dan keragaman genetik
bahwa silang dalam memberikan
menjadi rendah. Menurut Nurhidayat
dampak negatif dalam budi daya ikan.
(2000), lele dumbo yang berasal dari
Tetapi dalam program untuk mem-
Sleman, Tulung Agung dan Bogor
peroleh individu galur murni hanya
mempunyai stabilitas perkembangan
dapat dilakukan dengan menerapkan
yang rendah akibat telah mengalami
program breeding ini. Jadi tujuan
tekanan silang dalam yang ditunjukkan
penerapan silang dalam (inbreeding)
dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri
hanya bertujuan untuk memperoleh
dan adanya individu yang tidak tumbuh
induk ikan yang mempunyai galur murni,
sirip dada dan sirip perut pada kedua
individu galur murni mempunyai

118
homozigositas yang tinggi. Program perkawinan yang dekat sekali
breeding ini merupakan program kaitan kekeluargaannya misalnya
konvensional dalam memperoleh induk anak dan tetua atau antarsaudara
ikan yang galur murni. sekandung. Perkawinan antara
saudara sekandung atau antara
Perkawinan antara individu-individu
individu-individu yang sefamili akan
yang sekerabat ini yang sangat dekat
mengakibatkan pembagian alel-alel
kekerabatannya biasa terjadi dalam
melalui satu atau lebih dari leluhur
suatu populasi ikan yang sangat kecil.
yang sama. Bila perkawinan
Oleh karena itu, untuk menghindari
individu ini terjadi maka alel-alel
terjadinya silang dalam pada program
yang mereka dapatkan dari leluhur
pengembangbiakan ikan dibutuhkan
yang sama akan diperoleh kembali.
suatu penerapan effective breeding
Maka hal ini akan mengakibatkan
number (Ne) pada ikan budi daya.
keturunan yang dihasilkan adalah
Berdasarkan hasil penelitian nilai Ne
individu-individu yang homozigot
untuk setiap jenis ikan berbeda,
dari satu atau lebih lokus. Dengan
misalnya pada ikan mas nilai Nenya
melakukan silang dalam, frekuensi
adalah > 50 ekor yang berarti jika para
gen tidak berubah tetapi homo-
pembudidaya akan melakukan program
sigositas meningkat. Menurut Tave
pembenihan ikan mas dalam suatu
(1986) pengaruh silang dalam
hatchery, minimal harus mempunyai
terhadap frekuensi genotipe dan
induk dengan jumlah lebih dari 25
frekuensi alel dalam lokus dapat
pasang agar tidak terjadi inbreeding.
dilihat pada Tabel 4.2.
Pada ikan nila, nilai Nenya adalah > 133
ekor, sedangkan pada ikan lele 50 ekor.
2. Line breeding
Dalam memperoleh induk ikan yang Line breeding berarti per-
mempunyai galur murni dapat dilakukan kawinan satu jalur yaitu perkawinan
dengan dua metode yaitu: keluarga yang bertujuan untuk
meningkatkan sifat-sifat tertentu
1. Closed breeding baik yang berasal dari nenek
Closed breeding berarti moyang bersama yang jantan
perkawinan yang tertutup, yang maupun betina terhadap kostitusi
mempunyai arti lain yaitu melakukan genetik pada progeninya. Bentuk

119
line breeding yang sering dilakukan menurut Tave (1986) dapat dilihat
adalah backcross kepada orang- pada Gambar 4.1. Dari hasil mild
tuanya yang sama untuk beberapa linebreeding bertujuan untuk
generasi. Menurut Tave (1986) individu A berkontribusi 53,12%
prosedur linebreeding dapat pada gen individu K, sedangkan
dilakukan dengan dua tipe yaitu pada intense linebreeding individu
Mild Linebreeding dan Intense A berkontribusi 93,75% pada gen
Linebreeding. Untuk membedakan individu G.
kedua program linebreeding ini

Tabel 4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam
lokus. Perkawinan setiap generasi : AA × AA; Aa × Aa; aa × aa (Tave, 1986)

Frekuensi Genotipe Frekuensi Alel


Generasi
f(AA) f(Aa) f(aa) f(A) f(a)

P1 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5


F1 0,375 0,25 0,375 0,5 0,5
F2 0,4375 0,125 0,4375 0,5 0,5
F3 0,46875 0,0625 0,46875 0,5 0,5
F4 0,48437 0,3125 0,48437 0,5 0,5
F5 0,49218 0,15625 0,49218 0,5 0,5
F6 0,49609 0,007812 0,49609 0,5 0,5
F7 0,49804 0,003906 0,49804 0,5 0,5
F8 0,49902 0,001953 0,49902 0,5 0,5
F9 0,49951 0,000976 0,49951 0,5 0,5
Fn 0,5 0,0 0,5 0,5 0,5

120
Mild Linebreeding Intense Linebreeding

A × B A × B
↓ ↓
C × D A × C
↓ ↓
E × G A × D
↓ ↓
H × I A × E
↓ ↓
A × J K

K
Gambar 4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding dan
intense line breeding (Tave, 1986).

Gambar 4.2 Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

121
Gambar 4.3 Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5 Aplikasi seleksi induk pada persegi. Setiap kolam dilengkapi


budi daya dengan saluran pemasukan dan
Dalam aplikasi budi daya para pengeluaran air. Di kedua saluran ini
petani ikan biasanya melakukan biasanya dilengkapi dengan saringan
pemeliharaan terhadap induk ikan yang agar induk-induk tersebut tidak keluar
diperoleh dari hasil budi daya dengan atau kabur. Kepadatan penebaran induk
cara induk jantan dan betina dipelihara antara 3–4 kg/m2, sedangkan ketinggi-
secara terpisah. Hal ini lebih memudah- an air dikolam induk antara 60–75 cm.
kan dalam pengelolaan, pengontrolan, Agar diperoleh kematangan induk yang
dan yang terpenting dapat mencegah memadai, setiap hari induk di beri
terjadinya memijah di luar kehendak pakan bergizi. Jenis pakan yang
”mijah maling”. Kolam induk berupa diberikan berupa pakan buatan berupa
kolam tanah, kolam tembok, atau kolam pelet sebanyak 3–5 % perhari dari bobot
tanah dengan pematang dari tembok. induk yang dipelihara. Ada juga induk
Tidak ada ketentuan khusus tentang ikan yang diberikan pakan berupa
ukuran kolam untuk pemeliharaan induk. limbah peternakan ayam (ayam yang
Biasanya kolam induk hanya disesuai- mati) yang dibakar atau direbus terlebih
kan dengan kondisi lahan dan keuangan. dahulu.
Untuk memudahkan dalam pengelolaan
dan efisiensi penggunaan kolam, maka 4.1.5.1 Seleksi induk ikan lele
luas kolam induk jantan dan betina Seleksi induk ikan lele secara umum
masing-masing berkisar 15–30 meter di mulai dari ikan ukuran benih (5–10 cm).

122
Benih ikan yang baik untuk induk di pilih berokan ini adalah untuk mengurangi
dengan ciri-ciri antara lain memiliki kandungan lemak pada tubuh ikan. Hal
pertumbuhan yang lebih cepat, tidak ini disebabkan lemak pada tubuh ikan
cacat, gerakan lincah, dan memiliki dapat menghambat ovulasi telur pada
bentuk tubuh yang baik. Benih/calon betina dan pengeluaran sperma pada
induk tersebut dipelihara di dalam kolam induk jantan. Induk yang akan diberok
dengan baik, selanjutnya calon induk dipisahkan antara induk jantan dan
tersebut dilakukan seleksi induk secara betina. Hal ini bertujuan untuk meng-
berkala sampai mendapat induk yang hindari mijah maling. Selain itu,
benar-benar baik dan sesuai dengan pemisahan induk tersebut bertujuan
kebutuhan. Kegiatan pembenihan ikan mempercepat pemijahan ikan.
lele diawali dengan seleksi induk. Induk
yang akan dipilih adalah induk jantan Ciri-ciri induk betina lele dumbo
dan betina yang matang gonad. Ciri-ciri yang siap untuk dipijahkan sebagai
induk betina ikan lele adalah genital berikut.
papila berbentuk bundar (oval), bagian • Bagian perut tampak membesar ke
perut relatif lebih besar, gerakan lambat, arah anus dan jika diraba terasa
jika diraba bagian perut terasa lembek lembek.
dan alat kelamin berwarna kemerah • Lubang kelamin berwarna kemerah-
merahan. Sedangkan induk jantan an dan tampak agak membesar.
dicirikan dengan genitalnya meruncing • Jika bagian perut secara perlahan
ke arah ekor, perut ramping, dan pada diurut ke arah anus, akan keluar
ujung alat kelamin berwarna kemerahan. beberapa butir telur berwarna hijau
Selain itu ada perubahan warna tubuh tua dan ukurannya relatif besar.
menjadi cokelat kemerahan. Untuk lebih • Gerakannya lambat.
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2
dan Gambar 4.3. Ciri-ciri induk jantan lele dumbo
Induk yang sudah dipilih berdasar- jantan yang telah siap untuk dipijahkan
kan matang gonadnya, kemudian sebagai berikut.
diberok (dipuasakan) selama 2 hari. • Alat kelamin tampak jelas me-
Selama pemberokan induk jantan dan merah.
betina dipisahkan. Tujuan dari pem-

123
• Warna tubuh agak kemerah- sejak pemanenan, benih umur 1 bulan.
merahan. Dalam pemeliharaan calon induk ini
• Tubuh ramping dan gerakannya harus diberi pakan yang cukup dan
lincah. bergizi. Calon-calon induk yang di-
pelihara tersebut selanjutnya di seleksi
kembali pada saat berukuran 100–200
4.1.5.2 Seleksi induk ikan mas gram. Calon induk jantan dan betina
dipilih berdasarkan ciri-ciri morfologis-
Induk ikan mas yang akan dipijah-
nya yang baik, di antaranya sebagai
kan sebaiknya dipelihara dalam tempat
berikut.
yang terpisah antara jantan dan betina
• Calon induk harus mempunyai
agar pertumbuhan induk ikan opimal
karakter morfologis dengan kriteria
dan tidak terjadi perkawinan yang tidak
sebagai berikut: bentuk tubuh kekar,
diinginkan. Dalam pemeliharaan induk
pangkal ekor kuat dan lebar, sisik
ikan Mas harus dilakukan dengan baik
besar dan teratur, warna cerah,
dan benar agar diperoleh induk yang
kepala lancip dan lebih kecil dari
siap dan unggul untuk dikawinkan.
lebar tubuh (1 : 1,5), daerah perut
Pemeliharaan induk ikan mas melebar dan datar, badan tebal, dan
merupakan salah satu aspek penting berpunggung tinggi.
yang harus dilaksanakan dalam • Calon induk harus berasal dari
program pengembangbiakan ikan mas. keturunan yang berbeda, baik ikan
Induk ikan mas yang dipelihara dengan jantan maupun ikan betina.
baik akan menghasilkan telur dan benih • Calon induk harus mempunyai sifat
ikan dalam jumlah dan kualitas yang cepat tumbuh, sehat, tahan terhadap
diharapkan. penyakit dan perubahan lingkungan,
serta responsive terhadap pakan.
Induk ikan yang baik sebaiknya
dipelihara dari masa benih, hal tersebut Calon-calon induk yang telah
dapat dilihat dari gerakan yang lincah, di seleksi dipelihara di kolam pe-
tumbuh bongsor, sehat, dan mempunyai meliharaan induk sampai siap untuk
nafsu makan yang baik. Pemeliharaan dipijahkan. Agar diperoleh induk yang
benih calon induk sebaiknya dilakukan berkualitas dan dapat menghasilkan

124
telur dalam jumlah yang maksimal, yang Calon-calon induk tersebut di-
harus diperhatikan adalah: pelihara sampai mencapai ukuran
• Pemeliharaan pakan yang teratur, tertentu untuk dipijahkan. Induk ikan mas
pakan yang diberikan harus jantan lebih cepat matang gonad
mempunyai kadar protein 30–35%, dibandingkan dengan ikan mas betina.
jumalh pakan yang diberikan per Umur ikan mas jantan 10–12 bulan
hari berkisar antara 2–3% dan dengan bobot 0,6–0,75 kg sudah
frekuensi pemberian pakan sampai matang kelamin, sedangkan
sebanyak 2–3 kali. induk betina yang ideal mencapai
• Kondisi kolam pemeliharaan harus matang gonad pada umur 1,5–2 tahun
optimal, yaitu kandungan oksigen dengan berat 2–3 kg. Induk ikan mas
terlarut minimal 5 ppm, suhu air yang akan dipijahkan harus benar-benar
berkisar25–30° C dan air tidak dapat dibedakan antara jantan dan
tercemar. betina. Adapun ciri-ciri induk jantan dan
betina ikan mas dapat dilihat pada
• Padat penebaran calon induk
Tabel 4.3.
berkisar antara 0,1–0,25 kg/m2.

Tabel 4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas

No Jantan Betina

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jari Sirip dada relatif pendek, lunak,
luar tebal. lemah, jari-jari luar tipis.

2. Lapisan sirip dada kasar. Lapisan dalam sirip dada licin.

3. Kepala tidak melebar. Kepala relatif kecil, bentuk agak


meruncing.

125
No Jantan Betina

4. Tubuh lebih tipis/langsing, ramp- Tubuh lebih tebal/gemuk di-


ing dibandingkan betina pada bandingkan jantan pada umur
umur yang sama. yang sama.

5. Gerakannya gesit. Gerakannya lamban dan jinak.

6. Sehat dan tidak cacat. Sehat dan tidak cacat.

7. Sisik teratur dan warna cerah. Sisik teratur dan warna cerah.

Induk ikan mas jantan dan betina dapat mencapai matang gonad. Adapun
harus dipelihara dalam kolam yang ciri-ciri induk ikan mas yang matang go-
terpisah agar ikan cepat matang kelamin nad dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
dan tidak terjadi perkawinan liar. Induk Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
yang dipelihara dengan baik akan

Tabel 4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina matang gonad

No Jantan Betina

1. Tubuh ramping. Perut membulat dan lunak jika


diraba.

2. Mengeluarkan cairan putih/ Genital papilla mengembang,


sperma bila perut ditekan ke agak terbuka dan berwarna
arah anus. kemerahan.

3. Lubang anus melebar dan


menonjol (agak membengkak).

126
Gambar 4.4 Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.5 Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3 Seleksi induk ikan nila agar mampu hidup dan berkembang-
biak secara optimal.
Pengelolaan induk dalam kegiatan
usaha pembenihan mempunyai peran Ruang lingkup pengelolaan induk
yang sangat penting dalam menunjang dengan mengacu pada ketercapaian
keberhasilan, karena induk merupakan efisiensi suatu usaha pembenihan ikan
salah satu faktor utama yang akan dapat dikelompokan ke dalam tiga
menentukan kualitas dan kuantitas benih kelompok yaitu pengadaan induk,
yang dihasilkan. pemeliharaan calon induk, dan pe-
ningkatan mutu induk, atau mem-
Pengelolaan induk dilakukan atas
pertahankan mutu induk.
dasar sifat induk dan kebutuhan induk

127
Untuk dapat mencapai efisiensi • Mortalitas induk, yaitu prosentase
suatu usaha pembenihan, dalam jumlah induk yang hilang selama
pengadaan induk ada dua hal yang pemeliharaan (umur produktif) baik
harus diperhatikan yaitu kuantitas calon yang disebabkan oleh kematian/
induk dan kualitas calon induk. hilang atau sesuatu hal sehingga
Perhitungan untuk menentukan berapa induk tersebut tidak berproduksi
jumlah induk yang harus tersedia dalam untuk menghasilkan telur. Dari
suatu unit pembenihan, agar dapat aspek tersebut di atas secara
menghasilkan benih sesuai dengan praktis jumlah induk ikan nila pada
peluang atau pangsa pasar yang ada, suatu areal/kolam pemijahan
maka dalam menghitung jumlah induk ditentukan oleh induk jantan dan
harus mempertimbangkan 4 aspek yaitu: ukuran induk. Hal ini disebabkan
• Skala usaha, yaitu satuan unit usaha sifat ikan nila memijah adalah di
terkecil dalam pembenihan ikan nila mana induk jantan akan membuat
yang secara ekonomis masih suatu daerah teritorial yang tidak
mampu memberikan efisiensi dan boleh digangggu ikan lain. Dengan
keuntungan yang optimal. demikian jumlah ikan betina
• Kuantitas dan kontinuitas produksi, umumnya lebih banyak dari pada
yaitu banyaknya produk (benih) ikan jantan agar mudah memberi
yang harus dihasilkan sesuai kesempatan pada jantan untuk
dengan kriteria yang ditentukan dapat menemukan betina yang
dalam periode dan interval waktu matang gonad. Setelah mengetahui
tertentu secara terus-menerus tanda-tanda calon induk yang baik
sesuai dengan target yang telah pada ikan nila, selanjutnya kita
ditentukan. harus mampu membedakan induk
jantan dan induk betina. Untuk dapat
• Produktifitas induk, yaitu ke-
membedakan antara induk jantan
mampuan induk betina dari setiap
dan betina dapat dilihat pada Tabel
pemijahan untuk menghasilkan
4.5 dan Gambar 4.5.
benih ikan nila sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.

128
Tabel 4.5 Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

Ciri-Ciri Induk Betina Ciri-Ciri Induk Jantan

• Dagu relatif kecil berwarna putih. • Dagu menonjol berwarna merah.


• Sirip dada berwarna hitam dan • Sirip dada berwarna cokelat
pendek. kemerahan dan relatif panjang.
• Perut melebar berwarna putih. • Perut pipih warna hitam.
• Bila perut diurut dari dada ke • Bila perut diurut dari dada ke
genitalia keluar cairan bening. genitalia tidak keluar cairan
bening.

Gambar 4.6 Induk ikan nila

4.1.5.4 Seleksi induk ikan patin Induk betina ikan patin yang matang
gonad mempunyai ciri-ciri bagian perut
Induk ikan patin dapat dipijahkan
membesar ke arah lubang genital
setelah umur 2–3 tahun. Pada umur
berwarna merah, membengkak dan
tersebut induk ikan patin telah memiliki
mengkilat agak menonjol, serta jika
berat badan 3–5 kg/ekor. Ciri-ciri induk
diraba bagian perut terasa lembek.
betina adalah memiliki bentuk urogeni-
Sedangkan ciri-ciri induk jantan ikan
tal bulat dan perut relatif lebih me-
patin yang dapat dipijahkan adalah bila
ngembang dibandingkan induk jantan.
bagian perut diurut ke arah anus akan
Sedangkan induk jantan memiliki papila
dan bagian perut lebih ramping.

129
keluar cairan putih dan kental. Untuk Kanulasi bertujuan untuk mengetahui
dapat membedakan induk ikan patin derajat kematangan gonad induk betina
jantan dan betina yang matang gonad dengan mengukur keseragaman
dapat dilihat pada Gambar 4.7. diameter telur. Kanulasi dilakukan
dengan cara menyedot telur dengan
menggunakan selang kecil (kateter) ber-
diameter 2–2,5 mm. Selang kecil
tersebut dimasukkan ke dalam lubang
urogenital sedalam 4–6 cm ke dalam
ovarium. Ujung selang yang lain dihisap
dengan mulut selanjutnya selang tadi
ditarik keluar dari lubang urogenital, lalu
Gambar 4.7 Induk ikan patin jantan (atas) dan ditiup untuk mendorong telur keluar dari
betina (bawah)
selang. Telur yang keluar dari selang
ditampung pada lempeng kaca tipis
Induk ikan yang telah diseleksi
atau pada wadah lain. Selanjutnya telur
selanjutnya diberok (dipuasakan)
tersebut diukur garis tengahnya
selama 1–2 hari. Selama pemberokan
menggunakan penggaris. Bila 90–95%
induk ikan, air terus menerus dialirkan
telur memiliki garis tengah 1,0–1,2 mm,
ke kolam/wadah pemberokan. Tujuan
berarti induk betina tersebut dapat
pemberokan adalah untuk mengurangi
dipijahkan. Selain itu ciri-ciri telur yang
kadar lemak pada saluran pengeluaran
telah matang adalah akan cepat
telur. Oleh sebab itu, selama pem-
mengering atau saling berpisah bila
berokan induk ikan tidak diberi makan.
diletakkan di punggung tangan.
Bila bagian perut induk ikan betina
masih tampak membesar setelah
pemberokan, induk ikan tersebut
dikanulasi (dilakukan penyedotan telur
ikan dengan kateter) untuk menetukan
apakah induk ikan tersebut sudah siap
dipijahkan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.8 Kanulasi induk ikan patin

130
4.2 Teknik Pemijahan Ikan terhadap kematangan gonad. Hal ini
harus dipelajari karena tingkat ke-
Pemijahan adalah proses per- matangan gonad ikan sangat
kawinan antara ikan jantan dan betina. mempengaruhi keberhasilan pemijahan
Dalam budi daya ikan teknik pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak
ikan dapat dilakukan dengan 3 macam diketemukan hormon-hormon pe-
cara, yaitu: rangsang pertumbuhan dan pe-
1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu matangan gonad, namun tetap saja
pemijahan ikan tanpa campur membutuhkan waktu dalam proses
tangan manusia, terjadi secara pertumbuhan dan pematangannya.
alamiah (tanpa pemberian Tingkat kematangan gonad ikan dapat
rangsangan hormon). dideteksi dengan melihat tanda-tanda
2. Pemijahan ikan secara semi morfologi dan fisiologi sel telur atau sel
intensif, yaitu pemijahan ikan yang sperma. Tanda- tanda morfologis ikan
terjadi dengan memberikan matang gonad untuk ikan betina antara
rangsangan hormon untuk mem- lain gerakannya lamban, perut
percepat kematangan gonad, tetapi gembung, perut bila diraba terasa lunak,
proses ovulasinya terjadi secara kulit kadang kelihatan memerah,
alamiah di kolam. kadang- kadang telur telah keluar pada
lubang genital, lubang genital memerah.
3. Pemijahan ikan secara intensif,
Tanda-tanda sel telur matang secara
yaitu pemijahan ikan yang terjadi
fisiologis adalah: Polar Body I telah
dengan memberikan rangsangan
keluar, Germinal Vesicle/GV (Inti sel)
hormon untuk mempercepat ke-
telah menepi berada di depan microfile,
matangan gonad serta proses
warna telur telah transparan, ukuran telur
ovulasinya dilakukan secara buatan
mendekati 1 mm. Sejenak sebelum
dengan teknik stripping/ pengurutan.
ovulasi GV akan melebur sehingga
disebut Germinal Vesicle Break Down
Untuk dapat melakukan pemijahan
(GVBD).
ikan pada beberapa jenis ikan budi
daya maka harus memahami tentang
Sedangkan tanda-tanda ikan jantan
tingkat kematangan gonad dan faktor-
matang gonad secara morfologis
faktor yang sangat berpengaruh
antara lain ikan lebih langsing dibanding

131
ikan betina, gerakannya lincah, bila Steroid. Keadaan ini memungkinkan
diurut kearah lubang genital cairan untuk perlakuan pemberian hormon
seperti susu akan keluar. Tanda-tanda baik melaui penyuntikan, implantasi,
sel sperma matang antara lain warna dan pakan.
kental seperti susu/santan, organ
Hormon sangat penting dalam
sperma telah lengkap, motilitas tinggi,
pengaturan reproduksi dan sistem en-
kenormalan lebih dari 90%. Di samping
docrine yang ada dalam tubuh, yang
kesehatan, kenormalan ikan merupakan
reaksinya lambat untuk menyesuaikan
unsur yang penting juga, karena faktor
dengan keadaan luar. Hasil kegiatan
ini akan diturunkan kepada anaknya.
sistem endocrine adalah terjadinya
Pada saat pemilihan induk ikan keselarasan yang baik antara
matang gonad usahakan induk ikan kematangan gonad dengan kondisi di
tidak stres. Jika induk ikan stres luar, yang cocok untuk mengadakan
walaupun kematangan gonadnya sudah perkawinan. Aktivitas gonadotropin
memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak terhadap perkembangan gonad tidak
akan memijah. Jika demikian ke- langsung tetapi melalui biosintesis
adaannya pemijahan ikan bisa tertunda hormon steroid gonad pada media
atau malah tidak jadi memijah, yang stadia gametogenesis, termasuk per-
akhirnya telur ikan akan terserap kembangan oosit (vitelogenesis)
kembali atau atresia. pematangan oosit, spermato-genesis,
dan spermiasi.

4.2.1 Perkembangan dan pe- Hormon gonadotropin dengan


matangan gonad
glicoprotein rendah dapat mengontrol
Perkembangan telur dipengaruhi vitelogenesis, sedangkan yang tinggi
oleh faktor dalam dan luar dari ikan mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon
(lingkungan dan pakan). Pengaruh tiroid akan aktif bersinergi dengan
faktor lingkungan terhadap gametoge- gonadotropin untuk mempengaruhi
nesis dibantu oleh hubungan antara perkembangan ovari dan kemungkinan
poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad lain juga untuk meningkatkan sensitivitas
melalui proses stimulisasi atau pengaruh gonadotropin. Sel target
rangsangan. Hormon-hormon yang ikut hormon gonadotropin adalah sel teka
dalam proses ini adalah GnRH dan yang merupakan bagian luar dari

132
lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan suatu organisma, antarorgan dan sel,
rainbowtrout dihasilkan 17α- hidrokxy- dan juga antargenerasi pada kasus
20β-dihidroxyprogresterone (17 α, hormon di dalam telur. Hormon sebagai
20β-Pg) oleh lapisan folikel sebagai mediator biokimiawi dilepas dari
respon terhadap aktivitas gonadotropin tempat produksinya menuju organ tar-
untuk merangsang kematangan telur. get melalui beberapa cara, yaitu (a)
Teori yang lain kontrol endokrin terhadap difusi sederhana di dalam sel atau dari
kematangan oosit dan ovulasi pada satu sel ke sel lainnya di dalam organ;
teleostei adalah GTH merangsang (a) (b) transportasi melalui darah atau
sintesa steroid pematangan pada berbagai cairan tubuh sehingga
dinding folikel (ovari) dan (b) sekresi langsung mencapai organ atau sel; atau
mediator ovulasi. (c) secara tidak langsung melalui
lingkungan luarnya.
Sistem endokrin dan sistem saraf
merupakan sistem kontrol pada semua Sistem endokrin di dalam tubuh
makhluk hidup tidak terkecuali ikan. sangat kompleks tetapi biasanya
Sistem ini adalah cara utama tubuh mengikuti dua prinsip. Pertama ber-
untuk menyampaikan informasi antarsel dasarkan responnya dibagi menjadi dua
dan jaringan yang berbeda. Dalam kelenjar endokrin, yaitu pituitary dan
sistem endokrin dilakukan sekresi beberapa kelenjar di bawah kontrol
internal dari substansi aktif biologik. pituitary. Kedua, hormon yang dihasil-
Sistem endokrin menggunakan mes- kan oleh kelenjar tersebut seringkali
senger kimia yang disebut hormon yang menghambat produksi hormon
ditransportasikan oleh sistem pembuluh pituitary, proses ini disebut peng-
darah. Sistem endokrin lebih lambat hambatan feedback. Adanya bentuk
daripada sistem saraf karena hormon kombinasi sistem penghambatan
harus melalui perjalanan ke sistem feedback ini menyebabkan terjadinya
memutar untuk mencapai organ target. keseimbangan respons. Jadi sistem
endokrin mengontrol dirinya sendiri
Berdasarkan dari sudut ilmu,
sebagaimana halnya mengontrol sistem
endokrin merupakan mediasi biokimia
organ yang lain. Skema pengaturan
pada proses fisiologis. Mediasi ini
sekresi hormon diilustrasikan pada
dapat terjadi antarpopulasi, antar-
Gambar 4.9.
organisme, antar jaringan di dalam

133
Kelenjar endokrin dilihat dari asal
embrionya berdiferensiasi dari seluruh
lapisan germinal. Untuk yang berasal
dari mesoderm (korteks adrenal,
gonad) menghasilkan hormon-hormon
steroid, dan yang berkembang dari
ectoderm atau endoderm mensekresi-
kan hormon amino termodifikasi, peptid,
atau protein.

Kelenjar endokrin pada ikan


menurut Lagler et al (1962) terdapat
Gambar 4.9 Skema pengaturan sekresi pada beberapa organ antara lain pitu-
hormon, + menunjukkan sekresi itary, pineal, thymus, jaringan ginjal,
hormon; - menunjukkan
mekanisme feedback jaringan kromaffin, interregnal tissue,
corpuscles of stannous, thyroid,
Secara umum sistem endokrin ikan ultibranchial, pancreatic islets, intestinal
sama dengan vertebrata lainnya. Ikan tissue, interstitial tissue of gonads, dan
memiliki urofisis yang terletak pada urohypophysis. Untuk lebih jelasnya
pangkal ekor, tetapi tidak memiliki dapat dilihat pada Gambar 4.10.
kelenjar paratiroid. Sistem endokrin
juga memungkinkan tubuh untuk dapat
mengatasi stres.

134
Gambar 4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah belakang
(Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikan hormon ini sangat penting dalam


menghasilkan jenis hormon tertentu, osmoregulasi yaitu pengaturan tekanan
seperti pada kelenjar utama pada ikan osmosis cairan tubuh. Kedua hormon
adalah pituitary di mana pada kelenjar tersebut terdapat pada bagian posterior
tersebut menghasilkan sembilan pituitary. Pada bagian anterior pituitary
macam sel penghasil hormon yaitu pro- terdapat beberapa macam hormon di
lactin (PL), corticotrophs (CT), antaranya hormon pertumbuhan yang
Gonadotrophs (GTH), Somatotrophs berfungsi merangsang pertumbuhan
(STH), Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs dan mengontrol proses osmoregulasi,
(MSH) dan Neurosecretory nerve hormon prolactin pada mamalia
ending (NS). Hormon yang terdapat menstimulasi aksi produksi susu, pada
pada kelenjar pituitary antara lain ikan kontrol hidromineral (air tawar)
Oxytocin yang berfungsi merangsang hyperosmotic regulation pada ikan
konstraksi urine dan kelenjar susu, Anti teleost selain itu prolactin pada ikan air
Diuretic Hormon (ADH) yang berfungsi tawar berfungsi untuk maintannce ion
menaikkan tekanan darah lewat aksinya dan water permeability pada ephitelium
pada arteriola dan menggiatkan dari organ osmoregulasi, dan pada
reabsorbsi air dari tubuli ginjal serta beberapa ikan prolactin memberikan

135
efek dalam mengontrol gonadal ste- Pada kelenjar adrenal cortex yang
roidogenesis, metabolisme lemak, dan merupakan lapisan luar dari kelenjar
parental panning. adrenal menghasilkan beberapa
jenis hormon antara lain cortisol
Hormon selanjutnya yang dihasilkan (A. Glucocorticoid), Aldoserone (Miner-
dari anterior pituitary adalah Follicle alocorticoid), kortikosterone. Produksi
Stimulating Hormon (FSH) yang cortisol meningkat sebagai akibat dari
merangsang produksi gamet oleh berbagai stimulant stres yaitu rendahnya
gonad atau merangsang pematangan kualitas air, penanganan, kenyamanan
gonad (vitellogenesis), Luteinezing ikan, pollutant, dan water acidification.
Hormon (LH) yang merangsang produksi Fungsi utama cortisol ini berkaitan dengan
sex hormon yaitu testosterone, estrogen, metabolisme energi, ion regulation dan
progesterone, atau merangsang pe- respon terhadap stres. Kelenjar adrenal
matangan akhir. medulla atau sel kromaffin meng-
hasilkan hormon antara lain ephineprin
Kelenjar lainnya penghasil hormon dan norephinephrin. Epinephrin ber-
adalah kelenjar Thyroid antara lain fungsi mobilisasi glikogen, bertambah-
Tiroksin Tetraiodothyronine (T4), nya aliran darah lewat otot skeletal,
Triidothyronine (T3), dan Calcitonin. bertambahnya konsumsi oksigen denyut
Fungsi dari hormon tersebut antara lain jantung, sedangkan norephineprin
meningkatkan laju metabolisme, berfungsi pada neurotransmitter
esensial untuk pertumbuhan dan adrenergic, naiknya tekanan darah dan
perkembangan normal. Hormon Thyroid konstraksi arteriola dan venula.
pada ikan selalu berasosiasi dengan
Hormon yang dihasilkan oleh
hormon pertumbuhan dan cortisol
kelenjar endocrine pancreas pada
memberikan kontribusi pada kontrol
kebanyakan vertebrata terdapat pada
pertumbuhan dan perkembangan,
pulau-pulau individu dari sel sekresi
metabolisme dan osmoregulasi.
yang diliputi oleh connective tissue dan
Sedangkan Calcitonin merangsang
terbenam dalam exocrine tissue dari
penyimpanan kalsium pada tulang,
pancreas. Pada Islet of Langerhans ini
sekresi calcitonin dirangsang oleh
mengandung 4 tipe sel endocrine yaitu
tingginya kalsium dalam darah.
A cell (Glucagon), B cell (Insulin), D cell

136
(Somatostantin) dan F cell atau PP neuropeptide, Gatric Inhibitory peptide.
(Pancreatic Polypeptide). Glucagon Sedangkan pada Urophysis dihasilkan
berfungsi meningkatkan glukosa darah, hormon Urotensin I dan Urotensin II yang
merangsang katabolisme protein, secara fisiologis masih belum jelas
selain itu dapat menstimulasi lipolysis fungsinya namun diduga berperan
pada ikan atau memobilisasi lemak. dalam osmoregulator dan fisiologi
Insulin pada ikan berfungsi untuk reproduksi, ekstrak urophysis me-
menurunkan glukosa darah, menambah- nyebabkan konstraksi gonadal smooth
kan pemakaian glukosa dan sintesis muscle. Hal ini dimungkinkan Urotensin
protein serta lemak dan menurunkan mensikronisasi osmoregulasi dan
glukoneogenesis dan merangsang reproduksi pada ikan matang gonad.
glikogenesisi. Somotostantin merupa- Urotensin II mempunyai fungsi antara
kan hormon yang menghambat lain kontraksi jantung, kantung kemih,
pertumbuhan, peran pada ikan secara usus, dan penyerapan ion di usus.
fisiologis belum jelas tetapi dengan
Pada jaringan chromaffin juga
menyuntikkan somatostantin pada coho
dihasilkan hormon antara lain
salmon dapat menyebabkan penurunan
catecholamines, adrenalin, dan nor
insulin, plasma, glucagons menurun
adrenalin. Pada teleost katekolamin
dan level GLP serta berhubungan
memiliki pengaruh penting pada
dengan penurunan glikogen hati dan
peredaran oksigen ke jaringan, mem-
hyperglycemia.
pengaruhi pergerakan ion pada ikan
yang meningkatkan pertukaran ion
Pada kelenjar pineal dihasilkan
melalui insang dengan menstimulasi
hormon melatonin, sedangkan pada
peningkatan luar area gill lamella dalam
kelenjar thymus dihasilkan hormon
kontak dengan lingkungan. Pada
Thymosin, Pada gastrointestinal
subbab ini akan dibahas tentang
endocrine cels dihasilkan beberapa
mekanisme aksi-aksi hormon steroid
hormon utama antara lain Glucagon,
pada ikan. Hormo steroid adalah
Glucagon Like Peptide, Somatostantin,
hormon yang memiliki struktur kimia
Pancratic Polypeptide, Gastrin,
berdasarkan pada inti steroid, yang
Sekretin, Cholecytokin, Bombensin,
mirip dengan cholesterol dan sebagian
Enkephalin, Tachikinins, Serotonin,
besar jenis hormon ini berasal dari
Vasoactive Intestinal Peptida,
kolesterol itu sendiri, disekresi oleh

137
korteks adrenal (kortisol dan dengan cara hormon steroid masuk ke
aldosteron), ovarium (estrogen: dalam sel dan berikatan dengan
estradiol-17β, esteron, estriol dan lain- reseptor di dalam sitoplasma. Hormon
lain, progesterone), testis (androgen : reseptor yang kompleks masuk ke
androstendion, testosterone, 11- dalam nucleus di mana akan berikatan
ketotestosteron dan lain-lain) dan dengan chromatin dan mengaktivasi
plasenta (estrogen dan progesterone). gen yang spesifik. Gen (DNA) yang
Menurut Koolman & Rohm (2001) mengandung informasi akan mem-
hormon adalah bahan kimia pembawa produksi protein. Ketika gen aktif maka
sinyal yang dibentuk dalam sel-sel protein akan dihasilkan secara diagram
khusus pada kelenjar endokrin. Hormon dapat dilihat pada Gambar 4.11.
disekresikan ke dalam darah kemudian
disalurkan ke organ-organ yang men-
jalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu
secara fisiologik dan biokimia. Sel-sel
sasaran pada organ sasaran memiliki
reseptor yang dapat mengikat hormon,
sehingga informasi yang diperoleh dapat
diteruskan ke sel-sel akhirnya meng- Gambar 4.11 Mekanisme hormon steroid
hasilkan suatu respon. Pesan hormon
disampaikan pada sel-sel sasaran Teori lain untuk pematangan sel telur
menurut dua prinsip yang berbeda. adalah adanya hubungan erat antara
Hormon lipofilik masuk ke dalam sel dan poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad.
bekerja pada inti sel, sedangkan Hipotalamus akan melepas GnRH jika
hormon hidrofilik bekerja pada mem- dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH
brane sel. Hormon steroid dan tiroksin adalah merangsang keluarnya GtH
termasuk ke dalam kelompok hormon (Gondotropin) yang berada pada
lipofilik. Hormon ini menembus mem- Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon
brane sel dan berikatan pada suatu Testosteron yang berada pada sel
reseptor spesifik di dalam sasaran. theca keluar, sedangkan hormon
Testosteron akan merangsang di-
Berdasarkan uraian di atas maka
keluarkannya hormon Estradiol-17β
mekanisme hormon steroid adalah

138
yang berada pada sel granulose. yang berhubungan dengan perkembang-
Hormon Estradiol-17β ini akan men- an dan pematangan gonad. Hormon
gertak kerja liver untuk memproses tersebut di antaranya Gonadotropin yaitu
precursor kuning telur (vitellogen) untuk GTH I dan GTH II, sehingga ekstrak
dikirimkan ke sel telur sebagai kuning kelenjar hipofisa sering digunakan
telur. Dengan demikian pertumbuhan sebagai perangsang pematangan
telur terjadi. Sebagai pematang sel telur gonad. Letak kelenjar hipofisa ini
diperlukan media MIH (Maturtaion terdapat pada bagian otak sebelah
Inducing Hormon) dan MPF (Matura- depan. Kelenjar ini menempel pada
tion Promoting Factor) untuk hormon infundubulum dengan suatu tangkai
17α,20β-dyhidroxy-4- pregnen-3-one yang pendek, agak panjang, atau pipih
yang bersumber dari sel granulose. bergantung pada jenis ikannya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.12 tentang otak dan bagian-
4.2.2 Kelenjar hipofisa, HCG, dan
ovaprim bagian pada ikan maskoki dan hampir
sama untuk semua ikan.
Kelenjar hipofisa banyak sekali
mengandung hormon terutama hormon

Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar
penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak,
pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap).
Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir

139
fiber pada area NPO dan PVO tidak asli pada nuclei ini., tetapi area transverse.
AVT, Area Ventralis Telencephali, CBL, Cerebellum, FL, Facial Lobes, GNC,
Glomerular Nuclear Complex, INF, Hypothalamic Inferior Lobe, LR, Lateral Re-
cess, NLL, Nucleus of the Lateral Lemniscus, NLTi Nucleus Lateralis Tuberis pars
Lateralis, NLTp, Nucleus Lateralis Tuberis pars posterioris, NPO, Nucleus
Preopticus, NPP, Nucleus Preopticus Periventricularis; OLB, Olfactory Bulb; ON,
Optic Nerve; OT, Optic Tectum; PIN, pineal; PIT, Pituitary; PVO, Paraventricular
Organ; SGN, Secondary Gustatory Nucleus; TEL, Telencephalon. (Rao, et al., 1995).

Pematangan oosit dan ovulasi telur 2. Menimbang ikan donor dan ikan
dengan menggunakan ekstraksi resipien.
kelenjar hipofisa banyak mengandung 3. Ikan donor diletakkan di atas
kelemahan di antaranya sebagai talenan yang tidak licin dan
berikut. dipotong secara vertikal dengan
(1) Hilangnya ikan donor karena titik pemotongan di bagian
diambil kelenjar hipofisanya. belakang tutup insangnya
(2) Standarisasi ekstrak kelenjar hingga kepala ikan putus atau
hipofisa ikan sebagai bahan suntikan terpisah dari badannya
untuk induksi pematangan akhir sel (Gambar 4.13, kiri atas).
telur dan sel sperma tidak tepat. 4. Kepala ikan yang terpotong
(3) Belum diketahui dengan pasti dihadapkan keatas dan disayat
hormon mana yang sebenarnya dari pangkal hidung ke bawah
berpotensi untuk ovulasi dan bagian potongan pertama
kematangan gonad. hingga tulang tengkorak ikan
terbuka dan otak kelihatan jelas
(4) Penyakit mudah menular. Bagi para
(Gambar 4.13 kiri tengah dan
pembudidaya ikan yang akan
bawah).
melakukan pemijahan ikan secara
5. Kemudian kelenjar otak
buatan dengan menggunakan
disingkap/diangkat dan akan
kelenjar hipofisa dapat dengan
tampak kelenjar hipofisa di
mudah membuatnya. Adapun cara
bawah kelenjar otak (Gambar
membuat kelenjar hipofisa ini
4.13, kanan).
sebagai berikut.
6. Dengan menggunakan pinset,
1. Menentukan dosis yang akan
kelenjar hipofisa diambil dan
digunakan dalam proses
diletakkan di dalam cawan
pemijahan.
(Gambar 4.13, kanan).

140
Gambar 4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa

7. Selanjutnya dibersihkan dengan


aquadest hingga kotoran dan
darah yang melekat hilang.
8. Kelenjar hipofisa dimasukkan
ke dalam tabung pengerus.
Kelenjar hipofisa digerus
menggunakan alu kaca hingga
hancur (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa

9. Larutan hipofisa diambil dari


gelas pengerus menggunakan

141
alat suntik/spuit dimasukkan ke
dalam tabung reaksi/tabung
sentrifuse (Gambar 4.15).

Gambar 4.16 Pemutaran alat sentri-


fuse

Gambar 4.15 Pembuatan ekstrak


kelenjar hipofisa

10. Larutan hipofisa disentrifuse


dan didiamkan selama satu
menit sampai terbentuk dua
lapisan pada larutan tersebut.
Larutan yang agak keruh di
bagian atas endapan diambil
dengan jarum suntik (Gambar
4.16 dan Gambar 4.17).

Gambar 4.17 Pengambilan ekstrak


kelenjar hipofisa

11. Larutan siap disuntikkan pada


ikan yang akan dipijahkan
(Gambar 4.18).

142
PGF2α dari asam arachidonad.
PGF2α juga mempunyai peran penting
dalam pecahnya folikel dan pe-
ngeluaran oosit yang telah matang.

OVAPRIM adalah campuran analog


salmon GnRH dan Anti dopamine
dinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprim
Gambar 4.18 Ekstrak kelenjar hipofisa siap mengandung 20 ug sGnRH- a(D-Arg6-
disuntikkan pada ikan
Trp7, Lcu8, Pro9-NET) – LHRH dan 10
Hormon Chorionic Gonadotropin mg anti dopamine. Ovaprim juga ber-
(hCG) adalah hormon gonadotropin peran dalam memacu terjadinya ovulasi.
yang disekresi oleh wanita hamil dan Pada proses pematangan gonad GnRH
disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas analog yang terkandung di dalamnya
dari placenta. HCG mempunyai dua berperan merangsang hipofisa untuk
rangkaian rantai peptida yaitu α yang melepaskan gonadotropin. Sedangkan
mengandung 92 asam amino dan β sekresi gonadotropin akan dihambat
mengandung 145 asam amino. Pada oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi
beberapa spesies menggunakan hCG dengan antagonisnya maka peran
sebagai pemacu merangsang pe- dopamine akan terhenti, sehingga
matangan gonad sangat efektif, bisa sekresi gonadotropin akan meningkat.
sebagai pengganti ekstrak kelenjar Dari ketiga macam hormon yang dapat
hipofisa tetapi pada beberapa spesies digunakan untuk melakukan pemijahan
penggunaan hCG kurang efektif mesti ikan seperti yang telah dijelaskan, maka
dikombinasikan dengan Pregnan Mare pemilihan hormon yang akan digunakan
Serum Gonadotropin (PMSG) atau sangat bergantung pada jenis ikan yang
ovaprim. HCG berperan dalam akan dibudidayakan, harga ekonomis
pemecahan dinding folikel saat akan dan efisiensi dalam penggunaannya.
terjadi ovulasi. LH (Litunuising Hormon) Ketiga hormon tersebut prinsipnya
adalah hormon perangsang ovulasi adalah membantu proses kematangan
yang kuat, hCG memiliki potensi LH. gonad ikan yang akan menentukan ke-
Fungsi LH dalam sel theca akan berhasilan proses pemijahan.
merangsang PGE (prostaglandin) dan

143
4.2.3 Perjalanan hormon ke sel 2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling),
target di mana selmenskresikan senyawa
kimia (local chemical mediator)
Bagaimana hormon yang disuntikan
yang mempunyai efek terhadap sel
itu mencapai sel target. Hormon
yang berada di sekelilingnya.
tersebut mencapai sel target melalui
Senyawa kimia yang diskresikan ini
komunikasi antarsel. Ada tiga cara sel-
akan diserap dan diserap dengan
sel itu berkomunikasi yaitu:
cepat.
1. Sel menskresikan senyawa kimia
3. Sinyal sinaptik (Synaptic signaling),
(chemical signaling) kepada sel
merupakan suatu neurotransmitter
lain di tempat yang berjauhan.
dan bekerja khusus untuk sel syaraf
2. Sel mengekspresikan molekul pada suatu daerah khusus yang
permukaan yang mempengaruhi sel disebut chemical synapses. Sel-sel
lainnya yang berkontak fisik dengan target akan memberikan respon
sel tersebut. terhadap sinyal yang datang melalui
3. Sel membentuk ’gap juction’ yang protein khusus yang disebut
menghubungkan masing-masing receptor.
sitoplasma sehingga dapat terjadi
pertukaran molekul-molekul kecil. 4.2.4 Stripping dan pembuahan
buatan
Sedangkan komunikasi antarsel Stripping adalah proses dikeluar-
dengan cara sekresi kimia dapat dibagi kannya telur atau sperma ikan dengan
berdasarkan jauhnya jarak yang bantuan manusia/bukan secara
dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu: alamiah. Proses pengeluaran telur atau
1. Sinyal endokrin (Endocrine signaling), sperma tersebut tentu saja meng-
di mana sel kelenjar endokrin akan hendaki cara tertentu agar telur atau
mensekresikan hormon yang akan sperma tidak rusak ataupun justru
dibawa aliran darah ke sel target induk ikan yang akan rusak/mati.
yang terdistribusi di bagian lain dari Seseorang yang akan melakukan
tubuh. stripping telur atau sperma ikan mesti
harus telah tahu cara stripping yang
baik, dan tahu posisi gonad ikan,

144
dengan demikian arah urutan/stripping baik. Ingat telur dan sperma itu hidup
akan benar atau organ yang diurut tidak sehingga bermetabolisme.
salah. Feeling seorang pengurut
Kematangan telur dan sperma ikan
sebaiknya telah menyatu dengan induk
dipastikan diperiksa di bawah
ikan tersebut. Kenapa demikian karena
mikroskop, jika telah memenuhi tanda-
seseorang tersebut akan mengerti
tanda tersebut di atas maka segeralah
kapan pengurutan diberhentikan dan
dilakukan stripping. Langkah pertama
kapan akan dimulai lagi. Oleh karena itu,
lakukan stripping induk jantan terlebih
seorang pembudidaya harus
dahulu dengan prosedur yang telah
memahami tentang proses secara
ditentukan. Sperma adalah gamet jantan
fisiologis ovulasi dan akan dibahas
yang dihasilkan oleh testis. Cairan
pada subbab ini. Telur atau sperma
sperma adalah larutan spermatozoa
tidak akan bisa distripping jika proses
yang berada dalam cairan seminal dan
fisiologis ovulasi belum sempurna.
dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran
Pembuahan secara buatan dilaku- antara seminal plasma dengan sperma-
kan dengan bantuan manusia, dengan tozoa disebut semen. Dalam setiap
cara mempertemukan sel telur dengan testis semen terdapat jutaan spermato-
sel sperma pada suatu tempat tertentu zoa. Sperma ikan yang sudah matang
dan dengan alat tertentu. Proses terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada
melakukan pembuahan buatan ini sperma yang mempunyai ”middel
diperlukan sikap kehati-hatian agar telur Piece” sebagai penghubung antara
tidak luka, sperma tidak luka atau leher dan ekor. Di dalam middle piece
proses penempelan sperma pada sel ini berisi mitokondria yang akan ber-
telur merata. Meratanya sperma me- fungsi untuk metabolisme sperma,
nempel pada telur akan menambah potassium, sodium, calsium, magnesium,
jumlah pembuahan sperma pada sel posfat, klarida.
telur. Proses pembuahan buatan ini
Kepala sperma, kepala sperma
membutuhkan waktu tertentu, maksud-
terisi materi inti, chromosom terdiri dari
nya jika terlalu lama maka sperma atau
DNA yang bersenyawa dengan protein.
sel telur bisa mati atau terganggu. Jika
Informasi genetika yang dibawa oleh
demikian keadaannya proses pem-
spermatozoa diterjemahkan dan
buahan tidak akan berhasil dengan
disimpan di dalam nolekul DNA.

145
Sperma yang didalamnya terkandung Sperma tidak bergerak dalam
chromosom-X akan menghasilkan semen/air mani, tetapi akan segera
embrio betina sedangkan sperma bergerak ketika bersentuhan dengan
mengandung chromosom-Y akan air. Fruktosa dan galaktosa merupakan
menghasilkan embrio jantan. sumber energi utama bagi sperma ikan
mas. Gardiner dalam Norman (1995)
Ekor sperma, ekor sperma ber-
menyatakan semen yang encer banyak
fungsi memberi gerak maju seperti
mengandung glukosa sehingga mem-
gerak cambuk. Selubung mitokondria
berikan motilitas yang lebih baik.
berasal dari pangkal kepala mem-
Sedangkan semen yang kental banyak
bentuk dua struktur spiral ke arah
mengandung potassium sehingga akan
berlawanan dengan arah jarum jam.
menghambat motilitas sperma. Motilitas
Bagian tengah ekor merupakan gudang
sperma banyak dipengaruhi oleh
energi untuk kehidupan dan pergerakan
konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta
spermatozoa oleh proses-proses
Osmolitas media.
metabolik yang berlangsung di dalam
helix mitokondria. Mitokondria me-
Daya tahan hidup sperma di-
ngandung enzim-enzim yang ber-
pengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,
hubungan dengan metabolisme
elektrolit, nonelektrolit, suhu, dan
spermatozoa. Bagian ini banyak me-
cahaya. Pada umumnya sperma than
ngandung fosfolipid, lecithin, dan
hidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetap
plasmalogen. Plasmalogen mengandung
motil untuk waktu lama di dalam media
satu aldehid lemak dan satu asam
yang isotonik dengan darah. Pada
lemak yang berhubungan dengan
umumknya sperma mudah dipengaruhi
glicerol maupun cholin. Asam lemak dapat
oleh keadaan hipertonik dari pada
dioksidasi dan sebagai sumber energi
hipotonik.
untuk aktivitas sperma. Komposisi
kimiawi sperma pada plasma inti
Larutan elektrolit seperti kalium,
(nukleoplasma) di antaranya DNA,
magnesium, dapat dipergunakan
Protamine, Non-Basik Protein. Sedang-
sebagai pengencer sperma tetapi
kan seminal plasma mengandung
calsium, pospor, dan kalium yang tinggi
protein. Komposisi kimia ekor sperma
dapat menghambat motilitas sperma.
adalah protein, lecithin, dan cholesterol.

146
Sedangkan cuprum dan besi merupa- 2. Adanya konstraksi aktif dari folikel
kan racun bagi sperma. Larutan (bertindak sebagai otot halus) yang
nonelektrolit dalam bentuk gula, sperti menekan sel telur keluar.
fruktosa, glukosa dapat dipergunakan 3. Daerah tertentu pada folikel
sebagai pengencer sperma. melemah, membentuk benjolan
hingga pecah dan terbentuk lubang
Prinsip dasar untuk mempertahan-
pelepasan hingga telur keluar.
kan agar sperma tetap hidup adalah
dengan menambahkan sesuatu ke Enzim yang berperan dalam
dalam semen yang berintikan pemecahan dinding folikel: protease
mempertahankan pH, tekanan osmotik iplasmin kemudian diikuti oleh hormon
serta menekan pertumbuhan kuman. Prostaglandin F2α (PGF2α) atau
Untuk keperluan yang sesuai bagi Cotecholamin yang merangsang
kebutuhan sperma dipergunakan bahan konstraksi aktif dari folikel.
glukosa, kuning telur, air susu yang
Setelah ovulasi kemudian akan
mengandung lippoprotein dan lecithin.
diikuti oleh ikan jantan untuk me-
Sedangkan untuk mempertahankan pH
ngeluarkan sperma. Sperma yang
semen dipergunakan sitrat, fosfat, dan
tadinya bergerak lamban menjadi
tris. Untuk menghambat pertumbuhan
bergerak cepat (motilitas tinggi)
kuman dipergunakan penicilin,
dikarenakan bersentuhan dengan air.
streptomicin, sedangkan untuk pem-
Pergerakan sperma tersebut akan
bekuan diperlukan glicerol.
mengarah pada sel telur kerena
distimulasi oleh adanya Gimnogamon I
4.2.5 Ovulasi dan fertilisasi yang dieksresikan oleh telur. Setelah
sperma menempel pada telur, telur akan
Setelah telur matang maka telur
mengeluarkan Androgamon I untuk
akan diovulasikan oleh ikan betina.
menekan motilitas sperma dan
Ovulasi itu adalah proses keluarnya sel
Gymnogamon II untuk menggumpalkan
telur (oosit) yang telah matang dari folikel
sperma.
dan masuk ke dalam rongga ovarium
atau rongga perut (Nagahama, 1990). Berjuta-juta sperma menempel
pada sel telur tetapi hanya satu sperma
Pelepasan sel telur terjadi akibat:
yang bisa masuk melalui micropil.
1. Telur membesar.

147
Kepala sperma masuk dan ekornya Cytoplasma dan chorion merenggang
tertinggal di luar, sebagai sumbat dan semakin tersumbat yang akan
micropile sehingga yang lain tidak bisa segera menutup mycropyle untuk
masuk. Berjuta-juta sperma yang menghalangi masuknya spermatozoa
menempel pada telur disingkirkan oleh lainnya. Sumantadinata (1983) me-
telur dengan reaksi kortek. Karena ngatakan, setelah memasuki telur, inti
apabila tidak disingkirkan akan spermatozoa mulai membesar dan
mengganggu metabolisme zigot. chromosomnya mengalami perubahan
sehingga memungkinkan untuk
Pembuahan sel telur merupakan
berhimpun dengan chromosom dari sel
awal dari perkembangan embrio ikan.
telur fase awal pembelahan.
Pembuahan merupakan penggabungan
sel telur dengan spermatozoa sehingga
membentuk zygote. Pembuahan pada 4.2.6 Aplikasi teknik pemijahan
ikan umumnya terjadi di luar tubuh, di pada ikan budi daya
mana induk betina mengeluarkan telur
dan induk jantan mengeluarkan sperma- 4.2.6.1 Pemijahan ikan mas
tozoa. Macam-macam Metode Pemijahan
Telur yang tidak dibuahi akan mati Ikan mas menurut Sumantadinata
dan berwarna putih air susu. Menurut (1983) dapat dilakukan secara alami
Nesler dalam Sumantadinata (1983), dan secara buatan. Pemijahan secara
suatu substansi yang disebut fertilizing alami setiap daerah memiliki ciri khas
merangsang spermatozoa untuk dalam cara memijahkan ikan mas.
berenang berusaha mencapai telur. Pemijahan ikan mas secara alami yang
Telur akan mengeluarkan fertilizing pada banyak dikenal di masyarakat adalah
saat-saat terakhir ketika dilepas dan cara Sunda, Cimindi, Rancapaku,
siap dibuahi. Magek, Kantong, Dubisch, dan Hofer.
1. Pemijahan cara Sunda
Pembuahan satu telur hanya mem-
Sunda pemijahan ikan mas cara
butuhkan satu spermatozoa bagian
Sunda merupakan cara pemijahan
kepalanya masuk ke dalam telur melalui
yang banyak digunakan petani,
mycropyle, sedangkan bagian ekornya
khususnya di Jawa Barat. Cara ini
tetap berada tertinggal di luar.
menggunakan kolam pemijahan

148
dan kolam penetasan secara terapung 5–10 cm di bawah
terpisah. Kolam pemijahan di- permukaan air. Induk ikan yang siap
persiapkan secara khusus, yaitu dipijahkan dilepaskan secara hati-
dengan mengeringkan dasar kolam, hati ke dalam kolam pemijahan.
membersihkan kolam dari rumput Pelepasan induk dilakukan + pukul
atau sampah, memasang substrat 16.00–17.00. Proses pemijahan
dan mengairi kolam. Pemijahan biasanya terjadi mulai tengah
cara ini menggunakan kakaban malam pukul 01.00–06.00 yang
sebagai substrat untuk menempel- ditandai dengan gerakan ikan yang
kan telur. Kakaban tersebut di- saling berkejaran dan timbulnya bau
pasang berderet-deret dan anyir pada air kolam pemijahan.

Gambar 4.19 Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada pemijahan cara


Sunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikan ngapuran dan mengairi. Persiapan


dilepas pada kolam pemijahan dibersihkan dari lumpur dengan
dilakukan pengamatan terhadap menggoyang-goyangkan secara
kakaban. Kakaban yang telah berisi perlahan di kolam pemijahan.
telur segera diangkat dan di- Kakaban tersebut dipasang ber-
pindahkan ke kolam penetasan. deret-deret di kolam penetasan
Sebelum kakaban disusun di kolam 3–5 cm di bawah permukaan air.
penetasan, terlebih dahulu pe- Telur akan menetas setelah 36–48

149
jam pada suhu 28–30° C. Pemijah- kolam pendederan. Kolam pemijah-
an cara Sunda menggunakan kolam an terletak pada salah satu sudut
penetasan sekaligus sebagai kolam penetasan dengan pematang
kolam pendederan. Persiapan dari tanah sebagai pembatas
kolam penetasan meliputi peng- sementara. Bila induk ikan telah
olahan dasar kolam, pembuatan memijah, kakaban tetap berada di
kamalir, pemupukan, kolam tersebut kolam pemijahan, sedangkan induk
dilakukan beberapa hari sebelum ikan dibiarkan masuk ke kolam
pemijahan induk. penetasan melalui lubang pe-
matang sementara. Telur ikan pada
2. Pemijahan cara Cimindi kakaban ditetaskan pada kolam
Persiapan kolam pemijahan pemijahan. Setelah benih berumur
cara Sunda dan Cimindi pada 7 hari, pematang sementara
dasarnya adalah sama, hanya dibongkar dan benih ikan akan
terdapat perbedaan induk kolam. menyebar ke kolam besar. Pada
Pada pemijahan cara Cimindi, kolam besar ini benih ikan
kolam pemijahan merupakan didederkan.
bagian dari kolam penetasan dan

150
Gambar 4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku suhu 28–30° C. Anak ikan Mas yang


Pemijahan cara Rancapaku mulai mencari makan akan
hampir sama dengan cara Cimindi, menyebar ke kolam besar melalui
yaitu kolam pemijahan merupakan celah tumpukan batu atau
bagian kolam penetasan. Perbeda- bambu.Benih ikan tersebut di-
annya petak pemijahan dengan cara pelihara sampai umur 2–3 minggu.
Rancapaku terbuat dari tumpukan
batu atau bambu. Penetasan telur 4. Pemijahan cara Magek
dilakukan pada kolam pemijahan. Pemijahan ikan Mas di Sumatra
Setelah selesai memijah, induk ikan Barat dikenal dengan cara Magek.
dipindahkan ke kolam besar atau ke Pemijahan dengan cara ini diperlu-
kolam pemeliharaan induk, kan kolam seluas 3–4 m2 dengan
sedangkan kakaban tetap di kolam kedalaman air 0,75 m. dinding kolam
pemijahan. Telur ikan mas akan tegak lurus diperkuat papan. Dasar
menetas setelah 36–48 jam pada

151
kolam ditebari pasir yang telah dicuci ditetaskan pada kolam pemijahan.
bersih dari tanah dan bahan-bahan Benih ikan ditangkap setelah
lain yang berbahaya. Di atas pasir berumur 1 minggu. Pemanenan
ini dhamparkan ijuk yang dijepit benih dilakukan dengan
dengan belahan bambu. Setelah mengalirkan air dari dasar kolam
induk ikan selesai memijah, ijuk dan ditampung dengan kantong
tersebut tetap berada di kolam yang terbuat dengan bahan kain
pemijahan, sedangkan induk halus. Selanjutnya benih tersebut
ditangkap dan dikembalikan ke dipindahkan ke wadah lain untuk
kolam induk. Telur-telur ikan mas didederkan atau dipasarkan.

Gambar 4.21 Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

5. Pemijahan cara Kantong jernih. Bentuk dasar kolam dibuat


Pada beberapa daerah di Jawa miring ke arah pengeluaran air untuk
Barat, pemijahan ikan Mas memudahkan pengaturan air dalam
dilakukan dengan cara Kantong. penangkapan anak ikan. Pemijahan
Pemijahan cara Kantong mirip cara Kantong menggunakan rumput
dengan cara Magek. Kolam sebagai tempat menempelkan telur.
pemijahan berbentuk segi empat Rumput yang digunakan rumput
dengan kedalaman air sekiatr 60 yang tidak mudah busuk di air.
cm. Dasar kolam diberi lapisan Rumput tersebut disebar di kolam
kerikil dan pasir agar airnya tetap pemijahan, induk yang telah selesai

152
memijah ditangkap dan dikembali- melalui pintu pengeluaran yang
kan ke kolam induk, sedangkan dialirkan ke bentangan kain yang
telur-telurnya dibiarkan di kolam direntangkan pada dua buah
pemijahan untuk ditetaskan. Kolam bambu. Bentangan kain tersebut
pemijahan dialiri air secara berupa kantong yang terendam
perlahan. Telur ikan akan menetas setengah bagian pada genangan air
setelah 36–48 jam pada suhu tenang. Selanjutnya benih-benih
28–30° C. benih yang berumur 5–7 yang ditampung pada kain tersebut
hari dipungut/panen. Benih-benih dikumpulkan dan didederkan di
ikan akan hanyut bersama air sawah atau kolam.

Gambar 4.22 Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan Hofer Dubisch. Cara ini banyak digunakan
Pemijahan ikan cara Dubisch di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
dan Hofer menggunakan rumput Kolam pemijahan cara Dubisch
sebagai tempat meletakkan telur. berbentuk empat persegi panjang
Dubisch seorang ahli perikanan dengan ukuran 8 × 8 atau 10 × 10
berasal dari Jerman. Oleh sebab itu meter. Kedalaman air kolam
cara pemijahan ikan yang di- pemijahan 30 cm. Pada bagian
perkenalkan Dubisch disebut cara tengah dasar kolam lebih tinggi

153
daripada bagian tepi/sisi kolam. ke arah saluran pengeluaran air dan
Pada dasar kolam sekeliling ditanami rumput yang tahan
petakan terdapat saluran keliling tergenang air. Dasar tengah yang
dengan lebar 60 cm dan kedalaman miring memudahkan turunnya air
30–40 cm. Saluran keliling ber- dalam pemanenan benih ikan. Induk
fungsi untuk memudahkan pe- ikan yang selesai memijah di-
nangkapan induk setelah selesai tangkap dan dipindahkan ke kolam
memijah. Ketinggian air kolam pemeliharaan induk, sedangkan
adalah 10 cm di atas pucuk rumput. telur dibiarkan untuk ditetaskan.
Bagian tengah dasar kolam miring

Gambar 4.23 Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

Hofer seorang ahli perikanan melihat kolam) yang ditumbuhi rumput tempat
beberapa kelemahan/kekurangan memijah. Induk ikan istirahat di saluran
pemijahan cara Dubisch. Kelemahan merasa tempat/kolam tersebut kecil,
tersebut terletak pada dasar kolam yang tidak ada rumput dan gelap, tetapi
dapat menimbulkan stres bagi induk setelah keluar dari saluran menuju
ikan. Hal ini disebabkan adanya bagian tengah kolam yang ditumbuhi
perubahan drastic antara bentuk saluran rumput dan terang menyebabkan induk
dengan bentuk pelataran (bagian tengah agak ketakutan. Masa takut dan stres

154
ini mengurangi keinginan ikan untuk bagian, yaitu setengah bagian yang
memijah. dangkal dan setengah bagian lebih
dalam. Bagian yang dangkal ditanami
Berdasarkan kelemahan tersebut,
rumput sebagai tempat menempelkan
Hofer memodifikasi dasar kolam
telur, sedangkan bagian lebih dalam
pemijahan cara Dubisch. Pada kolam
digunakan untuk berkumpulnya benih
pemijahan cara Hofer tidak terdapat
ikan mas sehingga memudahkan
saluran keliling kolam, tetapi seluruh
pemungutan benih ikan.
petakan kolam dibagi menjadi dua

Gambar 4.24 Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pe- pemijahan ikan mas secara alami dan
mijahan dilakukan dengan hati-hati. semi buatan dibutuhkan media/substrat
Hindari induk terkena benturan. pemijahan yang disebut dengan
Perbandingan induk jantan dan betina kakaban. Kakaban ini adalah tempat
1 : 1 dalam satuan berat 3 : 1 dalam meletakkan telur ikan mas yang terbuat
satuan ekor. dari ijuk pohon enau. Kakaban ini
biasanya berukuran panjang 1–1,5 m
Pemilihan sistem pemijahan ini
dengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yang
bergantung kepada skala usaha yang
digunakan sebagai bahan pembuat
dilakukan. Pada pemijahan ikan secara
kakaban ini harus dibersihkan dengan
alami, pemilihan induk yang matang
membuang serat-serat yang kasar dan
kelamin harus tepat dan benar. Dalam

155
disisir dengan sikat kawat. Jumlah kedua induk ikan saling tertarik
kakaban yang diletakkan pada kolam untuk memijah.
pemijahan tergantung pada jumlah
Pemijahan ikan mas secara buatan
induk yang dipijahkan. Untuk memijah-
biasanya dilakukan oleh para petani ikan
kan satu pasang induk jumlah kakaban
yang membutuhkan ketersediaan benih
yang dibutuhkan 5–8 buah. Satu pasang
yang kontinu dalam jumlah dan mutu.
induk ikan mas adalah perbandingan
Pemijahan secara buatan ini dilakukan
jumlah induk jantan dan betina yang
dengan memberikan suntikan hormon
akan dipijahkan berdasarkan bobot
kepada induk ikan mas jantan dan
badan 1 : 1, sedangkan berdasarkan
betina agar cepat mengalami ke-
jumlah ikan 2 : 1 atau 3 : 1.
matangan gonad. Setelah dilakukan
Sebelum ikan Mas jantan dan penyuntikan hormon, induk ikan mas
betina dipijahkan sebaiknya induk ikan jantan dan betina akan di stripping, yaitu
tersebut diberok terlebih dahulu di dilakukan pengurutan agar telur dan
dalam kolam pemberokan selama 1–2 sperma keluar dari tubuh induk ikan mas
hari dan dipisahkan antara jantan dan dan dilakukan pembuahan ikan mas
betina. Selama dalam pemberokan, secara buatan. Hormon yang digunakan
induk ikan ini tidak diberi pakan, oleh antara lain ovaprim, pregnil, HCG, atau
karena itu, kondisi kualitas air kolam kelenjar hipofisa ikan mas itu sendiri.
pemberokan harus optimal.
Ikan mas jantan dan betina siap
Pemberokan ikan mas ini bertujuan memijah dan matang gonad dimasuk-
untuk: kan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah
1. Mengurangi lemak pada daerah induk yang ditebar bergantung pada
kantong pembungkus telur (ovarium), luas ukuran kolam pemijahan. Ikan mas
karena lemak yang terlalu banyak akan meletakkan telur pada kakaban.
dapat mengganggu kelancaran Kakaban yang berisi telur ikan mas
pelepasa telur. selanjutnya dipindahkan ke kolam
2. Memisahkan induk jantan dan pemeliharaan larva/benih. Hal ini jika
betina untuk menahan sementara pemijahan dilakukan alami dan semi
keinginan memijah sehingga pada intensif. Jika pemijahan ikan mas
saat pemijahan di kolam pemijahan dilakukan secara buatan, maka telur

156
ikan mas yang telah dicampur sperma kakaban sebanyak 3–4 buah. Jika
ditebar ke dalam akuarium dan kurang, dikhawatirkan telur yang
dipelihara sampai menetas dan dikeluarkan ketika pemijahan tidak
berumur 2–4 minggu. tertampung seluruhnya atau menumpuk
di kakaban, sehingga mudah mem-
busuk dan tidak menetas. Kakaban
4.2.6.2 Pemijahan ikan lele
harus menutupi seluruh permukaan
dasar bak pemijahan, sehingga semua
1. Persiapan wadah dan substrat
telur lele dumbo tertampung di kakaban.
(kakaban)
Bagian atas bak pemijahan di tutup
Persiapan bak pemijahan dilakukan dengan seng atau triplek atau anyaman
sebelum dilakukan pemijahan. Untuk bambu untuk mencegah induk lele
setiap pasang induk yang beratnya dumbo yang sedang dipijahkan
antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah meloncat keluar.
bak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 ×
2. Pemilihan induk siap pijah
0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter.
Sebelum kolam atau bak digunakan, Tidak semua induk yang dipelihara
bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan
dan lumut yang menempel terlepas dan belum tentu semua induk telah matang
dasar bak menjadi bersih dan benih lele kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum
terhindar dari serangan penyakit. dipijahkan, induk dipilih yang sesuai
dengan persyaratan. Salah satu
Selanjutnya bak diisi air bersih persyaratan yang mutlak adalah induk
setinggi 30–40 cm. Sebagai tempat telah berumur 1 tahun, baik jantan
atau media menempelnya telur, di dasar maupun betina. Pemilihan induk
bak dipasang kakaban yang terbuat dari dilakukan dengan cara mengeringkan
ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan kolam induk, baik kolam induk jantan
dengan ukuran bak pemijahan. Namun, mapun betina, sehingga induk-induk
ukuran yang biasa digunakan ikan lele dumbo akan terkumpul.
panjangnya 75–100 cm dan lebarnya Selanjutnya induk-induk tersebut
30–40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 ditangkap dengan menggunakan seser
pasang induk lele dumbo dengan berat atau serokan dan ditampung dalam
induk betina 500 gram, dibutuhkan wadah seperti tong plastik.

157
3. Penyuntikan hormon 4. Pemijahan

Untuk merangsang induk lele Induk lele dumbo yang telah disuntik
dumbo agar memijah sesuai dengan selanjutnya dipijahkan secara alami,
yang diharapkan, sebelumnya induk atau dipijahkan secara buatan. Jika
harus disuntik menggunakan zat akan dilakukan secara semi buatan,
perangsang berupa kelenjar hipofisa setelah induk ikan lele disuntik dengan
atau HCG (Human Chlorionic hormon maka induk tersebut dimasukan
Gonadotropine) atau ovaprim. Kelenjar ke dalam bak pemijahan yang telah
hipofisa dapat diambil dari donor ikan disiapkan. Induk akan memijah setelah
lele dumbo yang telah matang kelamin 8–12 jam dari penyuntikan. Selama
dan telah berumur minimal 1 tahun. proses pemijahan berlangsung dilaku-
Penyuntikan menggunakan kelenjar kan pengontrolan agar induk yang
hipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya, sedang memijah tidak melompat keluar
ikan donor yang akan diambil kelenjar tempat pemijahan.
hipofisanya, beratnya sama dengan
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan
ikan induk lele dumbo yang akan
secara alami, semi buatan dan buatan
disuntik. Namun, jika menggunakan
(induced breeding). Pemijahan ikan lele
ovaprim, penyuntikan cukup dilakukan
secara alami dapat dilakukan dengan
satu kali dengan dosis untuk induk
memijahkan induk jantan dan betina
betina 0,2 ml dan untuk induk jantan
tanpa perlakuan khusus. Induk ikan lele
sebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarut
memijah berdasarkan kondisi alam dan
digunakan air untuk injeksi berupa
ikan itu sendiri. Kelemahan pemijahan
aquabidest sebanyak 0,3–0,4 ml.
secara alami adalah pemijahan induk
Penyuntikan dapat dilakukan pada 3
belum dapat diperkirakan waktunya
tempat, yaitu pada otot punggung,
sehingga ketersediaan telur juga belum
batang ekor dan sirip perut. Akan tetapi
dapat di perkirakan. Pemijahan secara
pada umumnya dilakukan pada otot
semi buatan adalah pemijahan dengan
punggung dengan kemiringan alat
cara memberi perlakuan khusus yaitu
suntik 45°.
dengan menyuntik induk ikan meng-
gunakan hormon. Hormon yang
digunakan hormon sintetis atau hormon
hypofisa. Jika Induk disuntik meng-

158
gunakan hormon sintetis (Ovaprim) yang bersamaan sperma yang telah
dapat dilakukan dengan dosis 0,1–0,2 disiapkan sebelumnya dicampur
ml di tambah aquabides sebanyak 1–2 dengan telur. Telur dan sperma diaduk
ml. Pemijahan secara semi buatan induk menggunakan bulu ayam. Setelah telur
jantan dan betina disuntik. Induk yang dan sperma tercampur merata, lalu
telah disuntik dimasukkan ke dalam ditambah air sampai semua telur
kolam/bak pemijahan. Pemijahan terendam dan biarkan beberapa menit
secara buatan yaitu dengan me- agar semua telur terbuahi oleh sperma.
nyuntikan hormon gonadotropin ke Air rendaman yang berwarna putih
dalam tubuh induk betina. Untuk selanjutnya di buang.
mendapatkan hormon ini ada yang
Telur yang telah dibuahi disebarkan
sudah dalam bentuk cairan hormon siap
kepermukaan substrat ”kakaban” dan
pakai, ada pula yang harus di ekstrak
direndam dalam bak sampai menetas.
dari kelenjar horman ikan tertentu.
Untuk mencegah infeksi pada induk,
Pada ikan lele yang akan dilakukan maka setelah dilakukan pengurutan
pemijahan secara buatan maka induk ikan ditreatment dengan cara
pengambilan sperma dilakukan dengan direndam dalam larutan formalin
pembedahan perut induk jantan. 50–150 ppm selama 3 jam, kemudian
Selanjutnya sperma diambil dan induk ikan dilepas ke dalam bak fiber
dibersihkan dari darah dengan penampungan induk yang sudah
menggunakan tisu. Kelenjar sperma disediakan.
dipotong-potong dengan menggunakan
gunting kemudian ditekan secara halus 4.2.6.3 Pemijahan ikan nila
untuk mengeluarkan sel sperma dari
Ikan nila dapat berkembang biak
kelenjar sperma tersebut, lalu
secara optimal pada suhu 20–30
diencerkan di dalam larutan sodium
derajat celsius. Pada umumnya nila
clorida 0.9 % dalam mangkuk plastik
bersifat mengerami telurnya di dalam
yang bersih.
mulut sampai menetas kurang lebih 4
Pengurutan induk betina dilakukan hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari
dengan hati-hati agar induk tersebut sampai larva dapat berenang bebas di
tidak terluka. Telur induk betina tersebut perairan, mengerami telur dan
ditampung dalam baki dan pada waktu mengasuh larva dilakukan oleh induk

159
betina. Nila dapat dipijahkan setelah Pemijahan ikan nila berdasarkan
mencapai berat 100 gr/ekor. Secara pengelolaannya dibedakan beberapa
alami nila memijah pada sarang yang sistem antara lain sebagai berikut.
dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam,
sehingga diperlukan dasar kolam yang 1. Pemijahan secara tradisional/
berlumpur. Untuk menjaga induk hidup alami
optimal, maka parameter kualitas air
dipertahankan dalam kondisi yang layak Pemijahan secara alami dapat
bagi kehidupan induk, terutama dilakukan di kolam. Ikan nila mem-
kandungan oksigen terlarut (> 5 ppm) butuhkan sarang dalam proses
dan suhu tidak berfluktuasi. Padat pemijahan. Sarang di buat di dasar
penebaran induk tergantung dari ukuran kolam oleh induk jantan untuk memikat
induk dan sistem pemijahan yang induk betina tempat bercumbu dan
dilakukan. Selama proses pemijahan memijah, sekaligus merupakan wilayah
air kolam harus tetap berganti, dengan teritorialnya yang tidak boleh diganggu
cara mengalirkan air pemasukan ke oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan
kolam secara kontinu melalui pipa yang alami meliputi antara lain:
ada saringannya. Air dijatuhkan ke-
permukaan kolam agar terjadi percikan Persiapan Kolam
air untuk proses difusi oksigen.
Kolam pemijahan luasnya harus
Pemijahan ikan nila dengan meng- disesuaikan dengan jumlah induk yang
gunakan hapa (kantung jaring dengan akan dipijahkan. Perbandingan jantan
mata jaring yang lembut lebih kecil dari dan betina 1 : 3 ukuran 250–500 gr per
ukuran larva) hanya pada ikan nila yang ekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/
sudah diadaptasi pada kondisi tersebut. m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan
Kantung jaring dapat digunakan yang membuat sarang berbentuk
beberapa bulan saja paling lama kobakan didasar kolam dengan
6 bulan, karena mata jaring mudah diameter kira-kira 50 cm dan akan
sekali tertutup baik oleh lumpur maupun mempertahankan kobakan tersebut
organisme yang menempel pada jaring dari ikan jantan lainnya. Kobakan
sehingga dapat mengganggu sirkulasi tersebut akan digunakan ikan jantan
air. untuk memikat ikan betina dalam

160
pemijahan. Oleh karena itu, jumlah ikan Dinding kolam diupayakan kokoh dan
jantan setiap luasan kolam tergantung tidak ada yang bocor agar mampu
pada berapa banyak kemungkinan menahan air kolam. Ke dalam air kolam
kobakan yang dapat dibuat oleh ikan 70 cm. Dasar kolam dilakukan
jantan pada dasar kolam tersebut. pengolahan, pembuatan kemalir,
Biasanya jarak antara kobakan satu pemupukan, dan pengapuran. Kegiatan
dengan yang lainnya kira-kira 25 cm. ini dimaksudkan untuk menciptakan
Bila areal/kolam mempunyai luasan 100 suasana dasar kolam berlumpur untuk
m2 (1000 × 1000 cm2), maka satu baris pembuatan sarang dan meningkatkan
panjang didapat 1000 :100 cm = 10 dan kesuburannya agar cukup tersedia
satu baris lebar 1000 :100 = 10, jadi pakan alami untuk konsumsi induk dan
banyaknya kobakan 10 ×10 = 100 atau larva hasil pemijahan. Pengapuran
banyaknya ikan jantan 100 ekor. dilakukan untuk mengendalikan hama,
Sedangkan yang betina 3 × 100 = 300 penyakit dan parasit larva ikan serta
ekor. Induk betina yang lebih banyak meningkatkan pH dasar kolam. Dosis
3 × jantan adalah agar mudah memberi pengapuran untuk menetralkan
kesempatan pada jantan untuk dapat berbagai tingkatan pH dan jenis tekstur
menemukan betina yang matang gonad. tanah dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Dosis Pengapuran untuk Menetralkan dari Berbagai Jenis Tekstur Tanah
dan pH Awal yang Berbeda

Kebutuhan Kapur CaCO3 (kg/Ha)


No. pH Awal
Lempung Berliat Lempung Berpasir Pasir

1. < 4,0 14.320 7.160 4.475


2. 4,0 - 4,5 10.740 5.370 4.475
3. 4,6 - 5,0 8.950 4.975 3.580
4. 5,1 - 5,5 5.370 3.580 1.790
5. 5,6 - 6,0 3.580 1.790 895
6. 6,1 - 6,5 1.790 1.790 0

161
Pemupukan dapat diberikan pupuk alami dapat stabil dan tidak terjadi
kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan, blooming plankton yang merugikan.
atau kombinasi dari ketiga macam
pupuk tersebut. Jenis pupuk yang biasa Pengairan
digunakan terdiri dari: Selama proses pemijahan ikan
• Kotoran ternak besar (sapi, kerbau, membutuhkan suasana parameter
kuda dan lain-lain) dengan dosis kualitas air yang sesuai yaitu oksigen
1500 kg/ha atau kotoran ayam terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20–30° C
sebanyak 600–1200 kg/ha dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan
• TSP dosis 100 kg/ha kondisi seperti tersebut, pengairan
• Urea dosis 150 kg/ha kolam harus dilakukan dengan
pengaturan yang baik. Air pemasukan
Dosis tersebut tidak mutlak, tetapi terus menerus dialirkan dengan debit
bisa disesuaikan dengan tingkat 2–5 liter/menit untuk luasan kolam
kesuburan tanah kolam perairan. Cara 200 m2.
pemberian pupuk kandang bisa
dionggokan di beberapa tepi kolam. Pemberian Pakan
Sedang untuk pupuk anorganik
disebarkan pada dasar kolam. Agar Meskipun kolam telah dipupuk dan
kolam bisa menjadi subur lagi bisa tumbuh subur pakan alami, pemberian
ditambah dengan pupuk hijau, misalnya pakan tambahan mutlak diperlukan.
daun orok-orok, daun lamtoro, dan lain- Pemberian pakan tambahan dimaksud-
lain. Selanjutnya kolam diairi ± 70 cm. kan untuk menjaga stabilitas produk-
Pemupukan susulan dapat diberikan tifitas induk karena selama masa
2 minggu kemudian dengan cara inkubasi telur 3–4 hari induk berpuasa
memasukan pupuk kandang/hijau ke sehingga pada proses pemijahan harus
dalam karung plastik yang diberi lubang cukup cadangan energi dari pakan ikan.
secara merata dan direndam di dekat Pakan tambahan dapat berbentuk
pintu pemasukan air kolam. Cara ini dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang,
akan memberikan pengaruh penguraian atau pelet. Pelet dapat diberikan 3–6 %
pupuk secara bertahap dan terus- per hari dari bobot induk. Selama proses
menerus sehingga pertumbuhan pakan pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi
telur yaitu setelah hari ke-8–12.

162
2. Pemijahan secara intensif dapat dimasuki ikan betina yang
berukuran lebih kecil dari ikan
Dari sifat perilaku ikan nila maka
jantan, kolam induk betina (lingkaran
untuk meningkatkan hasil dan
II) hanya dapat dilalui larva sedang
produktivitas induk ikan nila di dalam
induk betina tidak dapat keluar dari
menghasilkan larva, pemijahan ikan
sekat, dan kolam larva (III) untuk
dapat dilakukan dengan melakukan
menangkap larva yang dihasilkan.
manipulasi lingkungan yang sesuai
Pengolahan dasar kolam dilakukan
dengan sifat memijah ikan. Pemijahan
seperti pada persiapan kolam
secara buatan dapat dilakukan dengan
pemijahan alami.
dua cara:

Pemijahan Intensif yang Sepenuh-


nya Dilakukan di Kolam

Metoda ini dilakukan pada kolam


yang didesain sedemikian rupa
sehingga setelah pemijahan selesai
dapat dipisahkan antara induk jantan,
induk betina, dan larva ikan dalam kolam
Gambar 4.25 Diagram susunan kolam
yang berbeda, dengan demikian
pemijahan bersekat
pemanenan larva relatif mudah
dilakukan dan induk akan lebih produktif • Proses pemijahan
karena tidak sering terganggu yang Apabila konstruksi kolam
dapat menimbulkan stres dan kematian berbentuk lingkaran dengan
pada induk. Desain kolam pemijahan diameter kolam I adalah 4 meter dan
dapat dilihat pada Gambar. kolam II adalah 10 meter, serta luas
• Persiapan kolam kolam III adalah 44 meter persegi,
Kolam pemijahan dibuat dari maka padat penebaran induk
pagar bambu yang bersekat-sekat adalah antara 250–300 ekor induk
antara kolam jantan, kolam betina, betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40
dan kolam larva (gambar.1). Kolam ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.
induk jantan (lingkaran I) hanya Induk-induk ikan pada saat

163
pemijahan menempati kolam I. ke-7. Pengambilan telur dilakukan pada
Setelah proses pemijahan hari ke-8–10 dengan cara me-
berlangsung dan telur telah ngumpulkan induk-induk pada satu
menetas, induk betina akan keluar sudut hapa untuk memperkecil ruang
dari kolam I ke kolam II untuk gerak induk dan memudahkan
mengasuh anaknya. Di kolam II ini penangkapan. Induk betina di tangkap
larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, satu persatu dipegang bagian kepala,
selanjutnya larva akan masuk ke mulut dibuka dan digoyang-goyang di
kolam III, sedangkan induk betina dalam air atau dialiri air yang bagian
tetap pada kolam II karena ada bawahnya sudah dipasang lambit/seser
sekat. Kolam III hanya dapat di halus. Telur yang ada pada mulut induk
masuki oleh larva dari kolam II ke nila akan keluar dan tertampung di
kolam III, larva akan terusir dari lambit dan selanjutnya ditampung pada
kolam II, karena terganggu oleh wadah (ember/baki) untuk dibawa ke
induk betina yang ada. tempat penetasan. Setelah selesai
pengambilan telur, induk dipelihara di
• Pemeliharaan kolam secara terpisah antara jantan dan
Pemeliharaan induk dilakukan betina dan setelah ± 14 hari sudah dapat
dengan pemberian pakan tambah- dipijahkan kembali. Setelah pemijahan
an 3–6 % perhari dari bobot ikan. induk jantan dan induk betina diambil
Pemberian pakan dilakukan sesuai dan dipelihara pada kolam induk yang
yang dibutuhkan oleh induk dan berbeda, untuk persiapan pemijahan
larva. berikutnya.

Pemijahan Dilakukan di Hapa, 4.3 Penetasan Telur


Penetasan Telur Dilakukan pada
Corong Tetas Setelah induk ikan melakukan
pemijahan maka sel telur dan sel
Induk yang sudah siap dipijahkan sperma akan bertemu dan mengalami
(matang gonad) dimasukkan ke dalam proses pembuahan (fertilisasi) yang
hapa pemijahan dan dipelihara dengan akan membentuk zygot. Oleh karena itu,
memberikan pakan tambahan serta pembuahan ini merupakan proses
pengaturan air yang baik sampai hari peleburan antara sel telur dan sel

164

Anda mungkin juga menyukai