Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU


PUTIH DI PASAR PANORAMA DI KOTA
BENGKULU

Oleh:
ADI SUCIPTO SAPUTRA
NIM : P05160016046

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN BENGKULU
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU


PUTIH DI PASAR PANORAMA DI KOTA
BENGKULU
Oleh :
ADI SUCIPTO SAPUTRA
NIM P0 5160016 046

Proposal Karya Tulis Ilmiah Telah Disetujui dan Siap Diujikan


Pada : 15 Maret 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Yusmidiarti,SKM,M.Kes Aplina Kartika Sari,SST,MKL


NIP. 196905111989122001 NIP.198504162009122001

i
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU
PUTIH DI PASAR PANORAMA DI KOTA
BENGKULU

OLEH

ADI SUCIPTO SAPUTRA


NIM. P0 5160016 046

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Proposal Karya Tulis Ilmiah Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal 15 Maret 2019
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Ketua Dewan Penguji Anggota Penguji 1

Ullya Rahmawati,SST,MKL Riang Adeko,ST,M.Eng


NIP. 198802282009122001 NIP. 198707182015031004
Anggota Penguji 2 Anggota Penguji 3

Yusmidiarti,SKM,M.Kes Aplina Kartika Sari,SST,MKL


NIP. 196905111989122001 NIP.198504162009122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Jubaidi, SKM, M.Kes


NIP. 196002091983011001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Analisis Kandungan Formalin Pada Tahu Putih Di Pasar Panorama Di

Kota Bengkulu” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini, penulis telah mendapatkan masukan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Darwis, S.Kp., M.Kes. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Bengkulu.

2. Bapak Jubaidi, SKM., M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu.

3. Bunda Yusmidiarti,SKM,M.Kes Selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan saran kepada penulis.

4. Bunda Aplina Kartika Sari, SST.M.KL . Selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan saran kepada penulis.

5. Bunda Ullya Rahmawati,SST,MKL, selaku ketua dewan penguji yang telah

Memberikan saran dan masukkannya untuk Prososal Karya Tulis Ilmiah ini

Agar lebih baik lagi.

6. Bapak Riang Adeko, ST., M.Eng. Selaku Penguji satu yang telah

Memberikan saran dan masukkannya untuk Prososal Karya Tulis Ilmiah ini

Agar lebih baik lagi.

iv
7. Seluruh dosen dan staf pengelola Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik

KesehatanKementerian Kesehatan Bengkulu yang selalu memberi doa dan

dukungan kepada penulis.

8. Kedua orang tua yang telah memberikan Doadengan tulus serta memberikan

semangat dan motivasi di dalam penyusunan Proposan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh teman-teman yang tidak bias disebutkan satu persatu yang selalu

memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

penulis menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan masukan agar proposal karya tulis ilmiah ini lebih baik

lagi, serta bermanfaat bagi pendidikan pada khususnya pembaca pada umumnya.

Bengkulu, Februari 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ............i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
D.Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
E.Keaslian Penelitian........................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Bahan Tambahan Makanan ......................................................................... 8
1. Pengertian Bahan Tambahan Makanan ................................................. 8
2. Golongan Bahan Tambahan Makanan .................................................. 8
B. Formalin ...................................................................................................... 9
1. Pengertian .............................................................................................. 9
2. Sifat Formalin ........................................................................................ 9
3. Penggunaan Formalin ............................................................................ 11
4. Bahaya Formalin Bagi Kesehatan ......................................................... 12
C. Kerangka Teori ............................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Dan Rancangan Penelitian .................................................................. 17
B. Kerangka Konsep......................................................................................... 17
C.Definisi Operasional ..................................................................................... 17
D.Waktu Dan Tempat....................................................................................... 18
E.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 19
F.Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .................................................................4


Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 16
Tabel 3.2 Definisi Operasional ..................................................................... 16

vii
DAFTAR GAMBAR
halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan adanya pengetahuan dan kesadaran terhadap kesehatan

makanan yang di konsumsi, keamanan makanan merupakan persyaratan

utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi yang beredar dipasaran, antara

lain harus bebas dari bahan tambahan pangan (BTP) (Suwartiningsih, 2013).

Peranan Bahan Tambahan Pangan khususnya bahan pengawet menjadi

makin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan makanan

yang sintesis. Salah satu bahan tambahan pangan yang diizinkan digunakan

pada makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012

merupakan perubahan dari Permenkes nomor 722/Menkes/Per/X/1988

tentang bahan tambahan pangan adalah bahan pengawet, dimana bahan

pengawet ini adalah untuk mencegah atau menghambat fermentasi,

pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang

disebabkan oleh mikroorganisme. Penggunaan pengawet dalam makanan

harus tepat, baik jenis maupun dosisnya.

Formalin merupakan bahan kimia yang penggunaannya dilarang untuk

produk makanan. Formalin dengan nama dagangannya yaitu formaldehyde

dalam air dengan kadar 30-40%. Formalin dapat di peroleh dari pasaran

dalam bentuk encer dan dalam bentuk tablet yang beratnya sekitar 5 gram.

Formalin ini biasanya digunakan sebagai pembersih lantai, pembersih kapal,

ix
2

bahan baku industri lem, pembasmi lalat dan serangga lainnya. Larutan

formalin sering dipakai membalsem atau mematikan bakteri serta

mengawetkan mayat. Tetapi formalin telah di salah gunakan untuk

mengawetkan makanan (Sriyanti, 2013)

Salah satu bahan makanan yang mengandung formalin yaitu tahu. Tahu

dibuat dari kedelai yang digumpalkan dengan asam cuka, kalsium sulfat.

Tahu merupakan bahan pangan dengan kandungan protein yang tinggi dan

kadar air mencapai 85% sehingga tahu tidak dapat bertahan lama, satu hari

setelah produksi tahu akan mulai rusak. Tahu yang diberi formalin akan

membuat tahu menjadi lebih keras, tidak mudah hancur, tahan terhadap

mikroorganisme, dan dapat bertahan hingga tujuh hari (Sarwenda, 2015)

Keberadaan formalin dalam makanan ditemukan oleh balai Besar

Pengawasan obat dan makanan (BPOM) Bengkulu berdasarkan penelusuran

yang telah dilakukan.

Berdasarkan survei awal hari kamis tanggal 17 maret 2019 di 3 Pasar

yaitu: Panorama, pasar pagar dewa, pasar minggu Kota Bengkulu penjual

tahu putih. Masalah yang timbul adalah penggunaan zat formalin, karena

berdasrkan ciri-ciri fisik tahu, perubahan warna, memiliki tekstur, tidak

mudah hancur, kenyal, Serta dilakukannya uji formalin sebanyak 6 sampel

tahu putih di dapatkan 2 sampel yang mengandung formalin, oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ada atau tidaknya formalin pada

tahu putih di pasar Panorama Kota Bengkulu.

2
3

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan

Masalah Penelitian adalah analisis kandungan formalin pada tahu putih di

Pasar Panorama Kota Bengkulu Tahun 2019”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis kandungan formalin pada tahu putih di Pasar Panorama

Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

A. Untuk mengetahui kandungan formalin di pasar Panorama Kota

Bengkulu.

B. Untuk menganalisis tahu putih di pasar Panorama Kota Bengkulu.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi akademik

Sebagai bahan pembelajaran Mahasiswa jurusan Kesehatan lingkungan

khususnya untuk mata kuliah Makan dan Minuman tetang kandungan

zat berbahaya pada makanan.

2. Masyarakat Kota Bengkulu

Sebagai konsumen untuk mengetahui keamanan mengkonsumsi

tahu putih dan sebagai petunjuk bagi produsen dalam hal memproduksi

produk.
4

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan penelitian ini sebagai bahan untuk mengembangkan lagi

produk makanan apa saja yang mengandung formalin manusia selain

tahu putih.

E. Keaslian Penelitian

No Judul Nama dan Hasil Penelitian Perbedaan


tahun
penelitian
1. Analisis Novia Berdasarkan hasil Pada lokasi
Kualitatif Ariani penelitian dari 19 penelitian,pop
Formalin Pada (2016) sampel tahu ulasi dan
Tahu Mentah mentah di pasar sampel.
Yang Dijual Di Kalindo, Teluk
Pasar Kalindo, Tiram dan
Teluk Tiram Telawang
Dan Banjarmasin
Telawang menunjukkan
Banjarmasin bahwa masih
banyak produsen
atau pedagang
yang
menambahkan
formalin
kedalam tahu.
2. Identifikasi Bambang Pengujian Pada lokasi
Penggunaan Sri kualitatif formalin penelitian,pop
Formalin Pada Wahyonoa yang dilakukan di ulasi dan
Tahu Putih Di (2012) laboratorium sampel.
Pasar menggunakan
Kedungmundu pereaksi
Dan Randusari Asam Kromatopat
Semarang dan Resorsinol
sama-sama
menunjukkan
hasil bahwa
sebagian besar
tahu putih yang
dijual di pasar
Kedungmundu
dan Randusari
positif
5

mengandung
formalin

3. Analisis Regina(201 berdasarkan uji di Pada lokasi


Kandungan 7) Laboratorium penelitian,pop
Formalin Pada Farmasi FMIPA
Universitas Sam
ulasi dan
Tahu Putih Di sampel.
Ratulangi, kandungan
Pasar Bersehati
formalin pada tahu di
Kota Manado Pasar Bersehati Kota
Tahun 2017 Manado terdapat 13
sampel tahu yang
menunjukkan hasil
yang positif
mengandung
formalin dan terdapat
1 sampel tahu yang
menunjukkan hasil
yang negatif tidak
mengandung
formalin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Tambahan Makanan


1. Pengertian
Bahan tambahan makanan (BTM) adalah bahan-bahan yang di

tambahkan kedalam makanan selama produksi, pengolahan,

pengemasan atau penyimpanan untuk tujuan tertentu. Peranan BTM

pada dasarnya sebagai senyawa yang di tambahkan dalam bahan

pangan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, atau sifat-

sifat penyempinan serta untuk memperngaruhi kualitas yang

dikhendaki.

BTM yang digunakan di industri-industri makanan untuk

meningkatkan mutu pangan olahan penggunaan. Bahan tambahan

makanan tersebut hanya dibenarkan jika di tunjukan untuk keperluan

mempertahan kan nilai gizi makan, sebagai konsumsi segolongan

orang tertentu yang memerlukan makanan diet, mempertahankan mutu

atau kesetabilan makanan, sebagai keperluan pembuatan, penegolahan,

penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau

pengangkutan, membuat makanan menjadi lebih menarik (Mulono, H.J

2011).

2. Golongan Bahan Tambahan Makanan


Bahan Tambahan Makanan (BTM) dapat dibagi menjadi dua

golongan besar, yaitu :

6
7

a. BTM yang di tambahkan dengan sengaja kedalam makanan.

BTM ini bagi lagi berdasarkan fungsinya dalam pengelohan

makanan, atara lain sebagai anti oksidan, pemanis buatan, pemutih

tepung, pengemulsi dan pengental, pengeras, perwarna, serta

penyebab rasa dan aroma.

b. BTM yang tidak semgaja tidak ditambahkan pada makanan.

BTM ini tidak mempunyai fungsi dalam makanan, terdapat

secara fisik sengaja baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak

akibat perlakuan selama proses produksi, pengelohan dan

pengemasan.

B. Formalin
1. Pengertian

Formalin atau formaldehid adalah senyawa kimia dengan rumus

CH2O. Larutan formalin tidak berwarna dan berbau sangat menusuk,

biasanya ditambah metanol 15% sebagai stabilisator. Formalin adalah

senyawa kimia berbentuk gas dan memiliki bau sangat menusuk,

mengandung 37% dalam air,ditambahkan methanol sebagai stabilisator

sebanyak 15% .Formalin berfungsi sebagai antimikroba yang dapat

membunuh bakteri, jamur bahkan virus. Dapat bereaksi dengan protein

yang terkandung di dalam makanan, sehingga membuatnya tidak

mudah busuk (Suwahono, 2009).


8

2. Sifat formalin

Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau

hampir tidak berwarna dengan bau yang menusuk, upaya merangsang

selaput lendir hidung dan tenggorokkan, formaldehide dapat

bercampur air dan akohol, tetapi tidak tercampur dengan klorofrom

dan eter. Sifat formalin mudah larut dalam air, maka jika dicampur

dengan tahu putih, formalin mudah terserap dalam tahu putih.

Formalin akan mengeluarkan isi sel tahu putih, dapat menggantikan

dengan formaldehide yang lebih kaku. Akibat nya bentuk tahu putih

mampu membunuh mikroba, tahu tidak akan mengalami pembusukan.

Penggunaan formalin dalam pembuatan tahu putih semula

dimaksudkan untuk menjaga bobot tahu putih.

a. Penggunaan formalin yang benar

Formalin biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman

sehingga dimanfaatkan untuk membersihkan lantai, kapal, gudang,

dan pakaian. Pembasmi lalat dan serangga lainnya. Bahan pada

pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan

peledak. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk

pengerasan lapisan glatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk

dalam bentuk urea. Bahan pembuatan produk parfum.

Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.

Pencegah korosi untuk sumber minyak. Bahan untuk isolasi busa.

Bahan untuk perekat kayu lapis (plywood). Cairan pembalsam (

8
9

pengawet mayat). Dalam konsentarsi yang sangat kecil (<1%)

digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen

seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,

perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.

b. Penggunaan formalin yang salah

Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang disesalkan.

Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan

sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai

bahan pengawet. Beberapa produk yang sering diketahui

mengandung formalin misalnya:

1. Ikan segar : ikan basah yang berwarna putih bersih, kenyal,

ingsangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet

sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.

2. Ayam potong : ayam yang sudah di potong berwarna putih

bersih, awet dan tidak mudah busuk.

3. Mie basah : mie basah yang di awetkan sampai beberapa hari

dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak

mengandung formalin.

4. Tahu : tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah

hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah basi.

5. Ikan asin : ikan yang kering merata, awet sampai beberapa

minggu atau bulan dan tidak mudah busuk.


10

2. Penggunaan formalin

Formalin adalah bahan yang sering diperlukan industri. Dalam

bidang industri, formalin digunakan dalm produksi pupuk, bahan

photografi, parfum, kosmetik, pencegah korosi, perekat kayu lapis,

bahan pembersih, dan inteksida serta plastik, cermin, dan juga kaca.

Formalin juga digunakan sebagai pembunuh kuman dan pengawet

sediaan laboratorium atau mengawetkan mayat. Daftar kegunaan

formalin :

a. Pengawet mayat.

b. Pembasmi lalat dan serangga dan pengganggu lainnya.

c. Bahan pembuatan surta sitesis, zat pewarna, cermin, kaca.

d. Pengeras lapisan glatin dan kertas dalam dunia potografi.

e. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea

f. Bahan dalam pembuatan produk parfum.

3. Bahaya formalin bagi kesehatan

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan

manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, maka bereaksi secara

kimia dengan hampir semua zat dalam sel sehingga menekan fungsi sel

dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada

tubuh. Jangka pendek ( akut), jika tertelan formalin maka mulut,

tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah,

dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala,

hipotensi ( tekanan dalam rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.

10
11

Formalin juga menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpah,

pankreas, sistem saraf dan ginjal.

Jangka panjang ( kronik), mengkonsumsi bahan-bahan makanan

yang mengandung formalin, efek sampingnya setelah jangka panjang,

setelah terjadi akumulasi formalin dalam tubuh timbul iritasi pada

saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, terasa terbakar pada

tenggorokkan, dan rasa gatal di dada.

Formalin atau formaldehide bila menguap diudara, berupa gas

yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga

merangsang hidung, tenggorokkan, dan mata. Dalam tubuh manusia,

formaldehide dikonfersi menjadi asam format yang meningkatkan

keasaman darah, tarik nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia,

juga atau sampai pada kematian.

Di amerika menunjukkan bahwa para petugas anatomis

(pembuatan preparat biologi dari makhluk hidup untuk penelitian) atau

yang bekerja di pengawetan mayat, lebih beresiko terkena kanker otak

dan leukimia. kontak langsung dengan konsentrasi formaldehide,

dalam bentuk larutan, sekitar 1-2% (10.000-20.000 mg/liter) mungkin

untuk menyebabkan iritasi pada kulit tetapi, pada individu sangat

perasa kontak kulit yang menyebabkan infeksi kulit dapat terjadi pada

konsentrasi formaldehide yang rendah, yaitu 0,003% ( 30 mg/liter).


12

1. Ciri-ciri tahu berformalin

a. Tahu akan terasa lebih kenyal dan keras.

b. Tahu awet hingga 3 hari disuhu kamar atau 15 hari di kulkas.

c. Tahu berbau obat khas formalin.

d. Permukaan tahu kesat.

C. Tahu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tahu adalah makanan dari

kedelai putih yang digiling halus, direbus, dan dicetak ( Kartika Hadijanto,

2014). Dalam 100 g tahu mengandung 68 g kalori, protein 7,8 g, lemak 4,6

g, karbohidrat 1,6 g, kalsium 124 g, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, vitamin B

0,06 mg, dan air 84,8 g (Sikanna, 2016).

Tahu putih merupakan jenis tahu yang banyak ditemukan di pasar

kota Semarang. Konsumen lebih mudah mendapatkan tahu putih

dibandingkan dengan tahu yang lain. Selain itu, tahu putih merupakan

salah satu produk pangan yang banyak diminati konsumen. Banyak

pemberitaan menyebutkan bahwa produk pangan yang dijual di pasar

tradisional mengandung zat-zat berbahaya seperti bahan pengawet non

pangan (formalin), pewarna pakaian, dan sebagainya. Tahu putih sebagai

produk yang banyak diminati harus dipastikan kualitasnya. (Sutiari 2011)

1. Jenis Tahu

Dalam perdanggan dikenal 2 jenis tahu, yaitu tahu biasa dan tahu

Cina. Kedua jenis tahu ini bebeda dalam bentuk dan cara pembuatan

12
13

tahu cina. Kedelai direbus terlebih dahulu sebelum direndam dan

biasanya mempunyai ukuran lebih besar. (Suprapti, 2009)

2. Komposisi Tahu Putih

Tahu putih memberi sambungan terhadap pemenuhan kebutuhan

gizi yang sangat penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, dan zat

gizi lainnya.

3. Syarat dan Kualitas Tahu Putih

Tahu putih merupakan pekatan protein kedelai dalam keadaan

basih. Komponen terbesarnya terdiri atas air dan protein. Berdasarkan

Standar Industri Indonesia (SII) No 0270-80, ditetapkan pesyaratan

mengenai standar kualitas tahu. Standar kualias tahu dapat dijelaskan

sebagai berikut. Air, Protein, Logam berbahaya, Zat pewarna, Bau dan

rasa, Bahan pengawet dan Bakteri coli

4. Proses Pembuatan Tahu

Proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut:

a. Sediakan kedelai sebanyak 4 kilogram, kemudian rendam dalam air

selama 5 jam. Perendaman bisa dilakukan di dalam timba.

b. Kedelai yang telah direndam diambil kemudian ditiriskan sampai

airnya benar-benar atus/ tuntas.

c. Selanjutnya dilembutkan dengan cara digiling menggunakan alat

penggiling.
14

d. Hasil gilingan kedelai direbus dengan air sebanyak 9-10 liter

selama 1 jam. Biarkan air sampai mendidih baru kemudian

diangkat dari kompor

e. Sediakan saringan tahu untuk menyaring kedelai yang sudah

direbus tadi. Kita akan mendapatkan santannya dan di atas saringan

tertinggal sekam/ ampasnya.

f. Jika Anda telah mendapatkan saripatinya, maka bubuhilah cuka

sebanyak 1,25 sendok makan. Aduk sampai rata.

g. Tunggu beberapa saat sampai saripatinya mengendap dan air di

atasnya terlihat jernih.

h. Buang air yang di atas secara perlahan-lahan, ambil endapannya

saja.

i. Selanjutnya masukkan saripati yang mengendap tersebut ke dalam

cetakan selama 1 jam. Tahu sudah jadi.

D. Analisis kualitatif formalin

Untuk mengetahui suatu bahan pangan mengandung formalin atau

tidak dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik makanan tersebut

(bau yang menyengat, tekstur yang kaku, terasa lebih kenyal dan keras).

Dan tingkat keawetan produk yang lebih lama. Namun untuk

memastikannya uji Laboratorium perlu dilakukan salah satunya adalah

analisa kualitatif.

Analisa kualitatif dapat dilakukan untuk menyatakan ada tidaknya

formalin dalam suatu bahan yang diuji. Analisis kualitatif yang paling

14
15

mudah dan dapat dilakukan, yaitu dengan cara menambahkan zat kimia

(reagen) tertentu pada bahan yang di duga mengandung formalin sehingga

dihasilkan suatu perubahan yang khas. Analisis kualitatif tidak

memerlukan waktu yang lama karena itu lebih praktis. Uji seperti ini

disebut juga spot test.

Senyawa Fluoral P dapat digunakan untuk meguji adanya formalin

dalam bahan makanan karena senyawa tersebut bereaksi dengan formalin

menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna ungu. Caranya, bahan

yang diduga mengandung formalin ditetesi dengan senyawa Floural P. Jika

dihasilkan warna ungu maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut

mengandung formalin.

E. Kerangka Teori

BTM
(Bahan Tambahan Makanan)

Formalin

Analisis kualitatif formalin

Tahu

= Tidak diteliti

= Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

rancangan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dengan

melakukan pengambilan sampel di Pasar Panorama Kota Bengkulu, dan

selanjutnya dilaksanakan pemeriksaan kadar formalin.

B. Rancangan Penelitian

Variabel Terikat Variabel Bebas

(-)Negatif Formalin

Tahu Putih

(+) Positif Formalin

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

16
17

C. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi operasional

No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala


penelitian operasional ukur ukur ukur ukur
1. Keberadaan Keberadaan Menggu Uji (+) jika nomin
formalin formalin pada nakan kualit terjadi al
pada tahu tahu dapat metode atif perubaha
dibuktikan colorime (warn n warna
melalui tri alat a) ungu,pos
pengujian test kit itif
secara formalin
kualitatif (-) jika
dengan tidak ada
metode perubaha
colometri n warna
dengan hasil ungu,neg
positif dan atif
negatif. formalin

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Populasi penelitian

ini adalah seluruh pedagang tahu putih yang dijual di Pasar Panorama

Kota Bengkulu.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang di harapkan mewakili

populasi Sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah

total sampling seluruh penjual tahu putih di pasar Panorama Kota

Bengkulu.
18

E. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019.

2. Tempat Penelitian

Pengambilan sampel di Pasar Panorama Kota Bengkulu. Untuk

pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Polteknik Kesehatan

Kemenkes Bengkulu.

18
18

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis data

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pedagang

tahu putih dengan cara membeli tahu putih, kemudian melakukan

pengambilan sampel dan uji Laboratorium.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data pasar Panorama

Kota Bengkulu

2. Cara pengumpulan data

Data diperoleh dari hasil pemeriksaan tahu putih yang dijual pada

pedagang di Pasar Panorama kota Bengkulu. Berdasarkan hasil

pemeriksaan tersebut dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui

zat formalin pada tahu putih.

3. Instrumen Penelitian

a. Uji Kandungan Formalin

1) Alat dan Bahan

a. Mortal dan pastle

b. Kertas saring

c. Pipet ukur

d. Pipet tetes

e. Beaker gelas

f. Tabung reaksi

g. Neraca analitik

18
19

h. Spatula

i. Tahu putih

j. Kaca arloji

k. Gelas ukur

l. Formaldehyde Test kit

2) Prosedur kerja

a. Tahu putih ditimbang sebanyak 2,5 gram dineraca analitik

lalu dicacah menggunakan mortal pastel

b. Diencerkan dengan aquadest sebanyak 50 ml

c. Saring menggunakan kertas saring.

d. Sampel tahu putih yang telah halus lalu dipindahkan ke

tabung reaksi sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet

ukur.

e. Tambahkan reagent Fo-1 sebanyak 2-3 perez lalu

dihomogenkan

f. Tambahkan reagent Fo-2 sebanyak 1 perez lalu

dihomogenkan

g. Didiamkan selama 5 menit

h. Jika terjadi perubahan warna ungu maka positif

mengandung formalin
20

F. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengelolahan Data

a. Editing (pemeriksaan data), yaitu data yang dikumpulkan atau

diperoleh segera mungkin dicek untuk memeriksa kembali

kebenaranya.

b. Tabulating (tabulasi), yaitu menyusun data hasil penelitian untuk

disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan dianalisis.

c. Entry data (memasukkan data), yaitu memasukkan/memindahkan

data-data lengkap kedalam komputer untuk proses analisis.

d. Cleaning (membersikan data), yaitu setelah data disusun dan

selesai, maka dilaksanakan kembali pemeriksaan agar data-data

tersebut bebas dari kesalahan.

2. Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendekskripsikan

tentang Analisis Kandungan Formalin pada Tahu putih di Pasar

Panorama Kota Bengkulu.

3. Teknik Penyajian Data

Data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel tahu putih

yang berasal dari pedagang tahu putih di Pasar Panorama Kota

Bengkulu. Selanjutnya disajikan dengan tabel distribusi dan disertai

dengan narasi sebagai penjelas.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W, 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Jakarta : Bumi Aksara.

di pasar segamas kabupaten purbalingga. Fakultas matematika dan ilmu

pengetahuan alam universitas lampung.Lampung

Hadijanto, Kartika,( 2014). Deskripsi kadar formalin pada tahu putih yang dijual

pengolahan citra dengan metode profilling. Fakultas matematika dan ilmu

pengetahuan alam universitas lampung.Lampung

Puspasari G, dan Kartika H. 2014. Uji kualitatif dalam tahu kuning di pasar “X’’

kota Bandung Tahun 2014. Falkutas Kedokteran : universitas Kristen

Maranatha.

Rahmawati F. 2013 Teknologi proses pengelolahan tahu dan pemanfaatan

limbahnya. (Materi Kegiatan). Yogyakarta.

Sarwendra A, 2015. Penurunan Kadar Formalin Pada Tahu Dengan Peredaman

Dalam Air Hangat. Karya Tulis Ilmiah Bagian Kesehatan Lingkungan

Dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Jember 2015.

Sikanna, R. 2016. Analisis Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu yang

dijual Dibeberapa Pasar Di Kota Palu. Jurnal Riset Kimia 2(2):85-90.

Palu. Jurusan Kimia Fakultas MIPA : Universitas Tadulako.

18
19

Sikanna, R.2016. Analisis kualitatif kandungan formalin pada tahu putih yang

dijual dibeberapa pasar di Kota Palu. Jurnal Riset Kimia . Jurusan

Kimia Fakultas MIPA : Universitar tadulako

Sriyanti, Herlina J, Ekawaty P, 2013. Identifikasi Kandungan Formalin Pada

Tahu Yang Dijual di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Jurusan Kesehatan

Masyarakat Universitas Gorontalo.

Surwartiningsih I, Supriyono A, 2013. Kandungan Formalin Dalam Ayam Potong

Di Pasar Tradisional Semarang Tahun 2012. Jurnal Visikes,

Vol.12/No.1/April2013.

Suwahono, 2009. Analisa kandungan formalin pada ikan bersisik menggunakan


L

Anda mungkin juga menyukai