Anda di halaman 1dari 15

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI

PEMECAH MASALAH HUKUM

Start!
Disusun Oleh :

Bintang Ramadhani
Bintang Ramadhani Subandy
Subandy M. Javana
M. Javana Krida
Krida Surya
Surya Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan
(190111100186)
(190111100186) (190111100192)
(190111100192) (190111100199)
(190111100199)

Farhan Kamil
Farhan Kamil Lara Suci
Lara Suci Nugraheni
Nugraheni Muntaz
Muntaz
(190111100205)
(190111100205) (190111100212)
(190111100212)
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari


B
dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal
(local).
Lokal berarti setempat, sedangkan C
Kearifan berarti kebijaksanaan.

Jadi, Kearifan Lokal adalah gagasan, nilai,


pandangan setempat yang bersifat
bijaksana, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
F
Secara filosofis, kearifan lokal dapat
diartikan sebagai sistem
pengetahuan masyarakat
lokal/pribumi (indigenous
knowledge systems) yang bersifat
empirik dan pragmatis. Bersifat
empirik karena hasil olahan
masyarakat secara lokal berangkat
dari fakta-fakta yang terjadi di
sekeliling kehidupan mereka.
Bertujuan pragmatis karena seluruh
konsep yang terbangun sebagai hasil
olah pikir dalam sistem pengetahuan
itu bertujuan untuk pemecahan
masalah sehari-hari (daily problem
solving).
Secara yuridis kearifan lokal telah
diperkenalkan dalam Pasal 1 ayat
(30) Undang-Undang Nomor 32
tahun 2009 yang menyatakan
bahwa kearifan lokal adalah nilai-
nilai luhur yang berlaku dalam
tata kehidupan masyarakat.
Antara lain, yakni untuk
melindungi dan mengelola
lingkungan hidup secara lestari.
Indonesia dengan berbagai suku
bangsa mempunyai keanekaragaman
kearifan lokal yang didalamnya
terkandung nilai-nilai etika dan moral
serta norma-norma yang sangat
mengedepankan pelestarian fungsi Nilai-nilai tersebut menyatu dalam kehidupan
lingkungan. masyarakat setempat, hal tersebut menjadi
pedoman dalam berperilaku dan berinteraksi
dengan alam, memberi landasan yang kuat bagi
pengelolaan lingkungan hidup, menjadikan
hubungan antara manusia dengan alam
menjadi lebih selaras dan harmoni.
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Ciri-Ciri Kearifan Lokal :

● Mampu bertahan terhadap budaya luar


● Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur- unsur
budaya luar
● Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur
budaya luar ke dalam budaya asli
● Mempunyai kemampuan mengendalikan
● Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal :

1. Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible)


Beberapa jenis kearifan lokal seperti nilai, norma, etika,
dan ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk
catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab
tradisional primbon, kalender dan prasi atau budaya
menulis di atas lembaran daun lontar.
2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud
(Intangible)
Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti adat istiadat,
kepercayaan, hukum adat dan petuah yang disampaikan
secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa
nyanyian dan kidung yang mengandung nilai ajaran
tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal yang
tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara
oral/verbal dari generasi ke generasi.
1. Nilai
Nilai memiliki arti yakni segala sesuatu yang dianggap baik ataupun buruk di
dalam lingkungan masyarakat. Nilai juga bisa dijadikan dasar untuk
mempertimbangkan sikap dalam mengambil sebuah keputusan.

2. Norma
Norma yakni merupakan seperangkat aturan berupa perintah atau larangan
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama. Bersifat nyata, tegas,
dan jelas.

3. Etika
Etika merupakan peraturan yang ada dimasyarakat, biasanya dijadikan
sebagai acuan dalam bersosialisasi baik dilingkungan masyarakat maupun
yang lainnya.

4. Kepercayaan
kepercayaan merupakan keterampilan yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok yang mengedepankan sisi emosional. Biasanya kepercayaan
akan mempengaruhi kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi
mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
5. Adat Istiadat
Kumpulan dari tata kelakuan yang sifatnya kekal dan menyatu kuat dengan
masyarakat yang menganutnya. Sanksinya cukup berat bagi yang
melanggar. Contohnya, seseorang yang melanggar pelaksanaan upacara
adat akan dijatuhi hukuman berupa pengucilan dari kelompoknya.

6. Hukum Adat
Hukum adat atau hukum kebiasaan adalah serangkaian
aturan yang mengikat pada suatu masyarakat yang tidak
tertulis dan bersumber dari kebiasaan yang tumbuh dan
berkembang pada suatu masyarakat tertentu yang
kemudian diterima menjadi hukum secara turun temurun.

7. Ketentuan Khusus
Aturan khusus adalah aturan yang mengatur secara
khusus sebuah peraturan yang ada dalam masyarakat
Fungsi Kearifan Lokal :
-> Sebagai pengembangan sumber
daya manusia
-> Sebagai pengembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan
-> Sebagai petuah, kepercayaan,
sastra dan pantangan
-> Serta bermakna sosial, etika dan
moral
Sosiologi hukum adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya
secara empiris analitis. Sedangkan Kearifan
lokal merupakan bagian dari budaya suatu
Notes masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu
Hubungan kearifan lokal generasi ke generasi melalui cerita dari
mulut ke mulut. jadi dari sini dapat
dengan sosiologi hukum disimpulakan bahwasanya antara sosiologi
hukum dengan kerifan lokal memiliki
keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan
antara keduanya karena semisal jika
pemerintah membuat suatu hukum tanpa
mempertimbangakan kearifan lokal yang
ada dalam masyarakat maka hal tersebut
akan merugikan banyak pihak khususnya
masyarakat.
Contoh Kasus!
Kasus konflik yang terjadi di seluruh Provinsi
Maluku tahun 1999-2002 yang mencakup Maluku
bagian utara hingga tenggara selama ini diketahui
dan dikenal sebagai konflik horizontal antara dua
komunitas agama besar yang ada di Maluku yaitu
islam dan Kristen. Padahal jika ditelisik lebih jauh,
maka konflik yang terjadi di maluku adalah konflik
sosial yang melibatkan banyak aspek seperti
kesenjangan ekonomi, perebutan jabatan politik,
etnosentrisme hingga bermuara pada konflik yang
membawa nama agama tetapi tidak membuahkan
hasil yang dilakukan oleh pihak pemerintah.
Penyelesaian:
Kedua
Pertama Pela merupakan salah satu tradisi budaya
yang berkembang dalam masyarakat di
Dari segi pemerintah menurunkan Provinsi Maluku, khususnya dalam tataran
aparat TNI Kodam XVI/Pattimura kesatuan masyarakat adat yang lebih dikenal
untuk pro aktif berupa mengadakan dengan sebutan negeri (desa). Pela sebagai
pertemuan bersama para Latupati bentuk kearifan lokal dalam proses
dan para Raja se Maluku. Kesempatan perdamaian di Maluku sebenarnya
itu dibuat untuk menghimbau para merupakan upaya masyarakat untuk mampu
latupati maupun raja agar selalu menjadi modal sosial dan juga modal politik
menjamin silaturahmi dengan para bagi masyarakat. Pela juga berfungsi sebagai
warganya sehingga kedekatan dan media penyelesaian apabila terjadi konflik
ikatan emosional antara seorang maupunpertikaian dalam masyarakat baik
latupati dan raja serta warga akan dalam skala kecil hingga skala yang besar
seperti tahun 1999-2002 ini.
terbentuk menjadi satu ikatan
kepribadian yang kokoh dan kuat
pada akhirnya.

Anda mungkin juga menyukai