2. Segi benar tidaknya a. Hati nurani benar, jika kata hati kita cocok dengan norma obyektif b. Hati nurani keliru, jika kata hati tidak cocok dengan norma obyektif Contoh : seorang gadis dapat saja melaksanakan abortus, sebab menurut hati nuraninya perbuatan itu tidak salah. Padahal menurut norma obyektif perbuatan itu jelas salah. 3. Segi pasti tidaknya a. Hati nurani yang pasti. Artinya secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani tidak keliru b. Hati nurani yang bimbang. Artinya masih ada keraguan.
Menurut pepatah Isa "Mahesa" Maulana : Hati nurani tak pernah menjerumuskan, yang menjerumuskan hanyalah hawa nafsu, jangan ingkari hati nurani ikutilah kata hatimu
Menurut Sigmund Freud(Tokoh ilmu sosial asal Jerman) : Sigmund Freud terkenal dengan 3 struktur kepribadian yang membentuk manusia, yaitu Id, Ego dan Superego. Berkaitan dengan suara hati, dalam hal ini Sigmund Freud mengungkapkannya dalam pokok kepribadian yang ketiga, yaitu Superego. Superego sebagai aspek moral manusia. selalu berusaha ideal dan sempurna dengan nilai moral yang ada di masyarakat dan memutuskan benar atau salah. Superego berisi dua hal penting, yaitu Conscience (Suara hati) dan Ego Ideal
3. Kata hati yang tidak pasti a. Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan. Misalnya hati nurani seseorang tidak merasa pasti apakah hari ini puasa atau tidak, maka ia boleh memilih yang menguntungkan dia. b. Jika menyangkut nyawa seseorang, maka keselamatan nyawa itu harus didahulukan. Misalnya, jika seseorang tidak merasa pasti bahwa suatu cara KB bersifat abortif atau tidak, maka ia harus menolak cara itu, sebab menyangkut nyawa manusia.
3. Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh dan melarang.
4. Sesudah suatu tindakan atau perbuatan, maka kata hati muncul sebagai hakim yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati kan mencela/menyalahkan, sehingga orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa, dsb.
2. Sikap kita terhadap suara hati a. Menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita b. Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani c. Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan oleh hati nurani d. Melaksanakan apa yang disuruh oleh hati nurani.
b. Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat. Dipercayai orang lain, karena memiliki hati nurani yang peka.
2. Mencari keterangan pada sumber yang baik a. Membaca kitab suci, dan buku-buku yang bermutu b. Bertanya kepada orang yang punya pengetahuan dan pengalaman c. Ikut dalam kegiatan rohani. d. Koreksi diri atau instropeksi
Refleksi kelompok
Hati nurani merupakan bentuk suara yang berasal dari akal budi manusia sehingga bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sura hati kita lah yang tau mana yang terbaik untuk kita. Kadang sesuatu yang menyenangkan bukanlah yang terbaik untuk diri kita. Baik untuk kedepannya maupun untuk saat ini.