Anda di halaman 1dari 3

RESUME MAKALAH FILSAFAT ILMU

Nama : SARTIKA
NIM : 19.08.01.00.40
Kelas : PAI 2
Semester : VII (tujuh)

1. Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos:logic. Jadi, ontologi
adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau ilmu
tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang metafisika yang berhubungan dengan
kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu
ada. Clauberg menyebut ontologi sebagai "ilmu pertama," yaitu studi tentang yang ada sejauh
ada. Studi ini dianggap berlaku untuk semua entitas, termasuk Allah dan semua ciptaan, dan
mendasari teologi serta fisika.
2. Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan yang berpusat pada
pembahasan tentang hakikat. Ketika ontologi dikaitkan dengan filsafat pendidikan, maka akan
munculah suatu hubungan mengenai ontologi filsafat pendidikan.6 Pendidikan adalah suatu
kegiatan yang sadar akan tujuan. Diatas telah disebutkan bahwa pendidikan ditinjau dari sisi
ontologi berarti persoalan tentang hakikat keberadaan pendidikan. kembangkan segala potensi
kodrat (bawaan) yang ada dalam diri manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi
pendidikan berarti pendidikan dalam hubungannya dengan asal-mula, eksistensi, dan tujuan
kehidupan manusia.
3. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani "Episteme" dan "Logos". "Episteme" berarti
pengetahuan (knowledge), "logos" berarti teori. Dengan demikian, epistemologi secara etimologis
berarti teori pengetahuan. Epistemologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana
sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya. Dengan menyederhanakan batasan tersebut,
Brameld mendefinisikan epistimologi sebagai "it is epistemologi that gives the teacher the
assurance that he is conveying the truth to his student". Definisi tersebut dapat diterjemahkan
sebagai "epistemologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan
kebenaran kepada murid-muridnya".
4. Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah satu
cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan,sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan,metode atau caraa memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
5. Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu "aksios" yang berarti nilai
dan kata "logos" berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai.
Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai. Suriasumantri mendefinisikan aksiologi sebagai
teori nilai yang berkaitan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
6. Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasikan nilai tersebut
dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta didik. Memang untuk
menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu yang mudah.
Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan untuk membina
kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama pendidikan. Hubungan antara aksiologi
dengan pendidikan Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu
pengetahuan,menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika.Penerapan
aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan
kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah
mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah karya
manusia.
RESUME MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Nama : SARTIKA
NIM : 19.08.01.00.40
Kelas : PAI 2
Semester : VII (tujuh)

1. Esensialisme merupakan aliran filsafat yang lebih merupakan perpaduan ide filsafat
idealism-objektif disatu sisi dan realism objektif disisi lainnya. Oleh karean itu wajar jika ada
yang mengatakan Plato sebagai peletak asas-asas filosof aliran ini, sedangkan Aristoteles dan
Democritos sebagai peletak dasar-dasarnya. Namun demikian kemunculan aliran ini di dasari oleh
filsafat idealism Plato dan realisme Aristoteles, bukan berarti aliran ini lebur kedalam paham
esensialisme. Sebagai aliran filsafat, Esensialisme telah lahir sejak zaman Renaissance, bahkan
sejak zaman Plato dan Aristoteles.
2. Kelompok esensialis memandang bahwa pendidikan yang didasari pada nilai-nilai yang fleksibel
dapat menjadikan pendidikan menjadi ambivalen dan tidak memiliki arah dan orienttasi yang
jelas. Oleh karena itu agar pendidikan mempunyai arah yang jelas dan kokoh diperlukan
nilai-nilai yang kokoh yang akan mendatangkan kestabilan. Untuk itu perlu dipilih nilai-nilai
yang mempunyai tata yang jelas dan telah teruji oleh waktu. Pandangan esensialisme dan
penerapannya di bidang pendidikan antara lain:
● Mengenai Belajar Belajar adalah proses penyesuaian diri indivividu dengan lingkungan
dalam pola stimulus dan respon. Dalam hal ini tugas guru adalah sebagai agen untuk
memperkuat pembentukan kebiasaan dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan
tersebut. Berdasarkan konsep ini para esensialis sangat yakin bahwa belajar mesti
didasarkan pada disiplin dan kerja keras yang ketat. Hal disebabkan proses belajar akan
berlangsung baik dengan adanya dedikasi yang tinggi untuk meraih tujuan yang lebih
jauh.
● Mengenai Kurikulum Kurikulum dalam pandangan esensialisme adalah kurikulum yang
kaya, bertingkat, sistematis yang didasarkan pada satu kesatuan pengetahuan yang tidak
terjabarkan lagi, pada sikap yang berlaku pada suatu kebudayaan demokratis.
● Mengenai Peserta didik, Peserta didik adalah mahluk rasional dalam penguasaan fakta
dan keterampilan-keterampilan pokok yang siap siaga melakukan latihan- latihan
intelektif.
● Mengenai Pendidik, Peranan Pendidik kuat dalam mempengaruhi dan mengewasi
kegiatan-kegiatan peserta didik dalam proses belajar . Pendidik berperan sebagai
mediator antara dunia masyarakat atau orang dewasa dengan dunia anak. Maka pendidik
harus disiapkan agar mampu melaksanakan perannya sebagai pengarah proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai