DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
NAMA/ NIM :
KELAS : REGULER E
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah kami selaku kelompok 8 dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan juga tepat waktu untuk memenuhi tugas mata
kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Terima kasih kepada dosen ,ibu Dra. Nur Arjani ,M.Pd atas
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga kepada
orang tua kami yang senantiasa mendukung dalam keadaan apapun itu. Terima
kasih kepada teman teman yang ada dikelompok 8 telah membantu dalam
mencari referensi dalam materi pembahasaan kali ini.
Sekian dan semoga makalah ini dapat membantu pembaca, terima kasih.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 PENUTUP
DAFTAR PUTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ialah utnutk mengetahui apa apa saja yang menjadi tugas
tugas dalam setiap perkembangan individu. Dan untuk memudah dan membantu pembaca
dalam memahami tugas tugas perkembangan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode
atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat
penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak
baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
pada fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang
selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan
menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations, yang
artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu
yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang
kehidupan.
Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu
yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa
yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang
dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam
bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan
perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai
tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
2.2 Sumber Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai
berikut :
a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada
usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. b).
Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena
kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis, c).
Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12
tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat
hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah
dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b).
Memiliki teman hidup.
d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik kepada
sesama manusia.
a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang
kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat pencernaan
dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada
orang lain dengan perantara suara itu.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang
sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat
mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan
belum sempurna.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat
melihat tingkah laku, bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu
dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria
dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang
lain. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka orang
tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun
aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila
dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga
temperatur badannya mudah berubah.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada
mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan.
Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya.
Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai
cara, yaitu isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar
mengadakan hubungan emoisonal dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan
sikapnya di kemudian hari.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak
kecil dikuasai oleh hedonisme, naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan
penderitaan dianggap buruk.
Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena remaja
adalah pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian, banyak hal yang
harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas
perkembangan fisik, upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak
harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang
sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengangungkan penampilan diri pada
waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak
sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam
kehidupan sosial.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yang
mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai
berikut : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan
cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.
3. Tugas-tugas perkambangan pada setiap fase
a. Tugas-tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
Tugas–tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Belajar berjalan, belajar makan makanan
padat, belajar berbicara, belajar buang air kecil dan buang air besar, belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi : Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk
melakukan permainan, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis, mengembangkan kebiasaan memelihara badan, mengembangkan sikap
positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya secara positif, belajar bergaul
dengan teman sebaya, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, belajar
ketrampilan dasar.
c. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis
secara lebih matang, mencapai perasaan seks yang diterima sosial, menerima keadaan
badannya dan digunakan secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa,
mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan, menyiapkan
perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
d. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Memilih calon suami atau istri, belajar hidup
bersama suami atau istri, memulai hidup bersama keluarga, mengasuh anak-anak.
e. Tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Mendapatkan tanggung jawab sebagai
orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup bermasyarakat, menentukan dan hidup
sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi.
f. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)
Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Menyesuaikan diri ada berkurangnya
kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang
berkurang.
4. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan
Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan ialah untuk
mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku.
Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
3.2 Penutup
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA