Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8

NAMA/ NIM :

 CHRISTIN SIDABUTAR / 2213111053


 DESY TAMIA A. SINUHAJI / 2213311051
 HANNA ALLORA SIANTURI / 2213311038
 LILIS DWI ANZANI / 2213111025

KELAS : REGULER E

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU : Dra. Nur Arjani, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah kami selaku kelompok 8 dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan juga tepat waktu untuk memenuhi tugas mata
kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Terima kasih kepada dosen ,ibu Dra. Nur Arjani ,M.Pd atas
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga kepada
orang tua kami yang senantiasa mendukung dalam keadaan apapun itu. Terima
kasih kepada teman teman yang ada dikelompok 8 telah membantu dalam
mencari referensi dalam materi pembahasaan kali ini.

Makalah ini tak luput dari kesalahn baik pengetikan maupun


penyampaian yang kurang, untuk itu kepada seluruh pembaca dimohon kritik
dan sarannya agar kami sebagai penulis dapat memperhatikan ,mengembangkan
dan juga memperbaiki yang ada dalam makalah ini.

Sekian dan semoga makalah ini dapat membantu pembaca, terima kasih.

Ditempat , 1 November 2021.

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MAKALAH

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN

2.2 SUMBER TUGAS PERKEMBANGAN

2.3 TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN PADA SETIAP FASE


PERKEMBANGAN

2.4 PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS


TUGAS PERKEMBANGAN

BAB III: PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 PENUTUP

DAFTAR PUTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh
kecekatan dalam memperolek ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam mempelajari pola pola
tingkah laku tertentu.
Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas
perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap fase
pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu
dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya.
Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak bahagiaan dan
kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. Tentu saja
bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ biologis yang kelak
berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-sosiologis. Kekuatan dari dalam
(biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis) menempatkan individu kepada
serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang berhasil.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.    Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?
2.    Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan?
3.    Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?
4.    Bagaimana peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan?

1.4 TUJUAN MAKALAH

Tujuan penulisan makalah ialah utnutk mengetahui apa apa saja yang menjadi tugas
tugas dalam setiap perkembangan individu. Dan untuk memudah dan membantu pembaca
dalam memahami tugas tugas perkembangan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tugas-tugas Perkembangan

Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode
atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat
penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak
baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
pada fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang
selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan
menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations,  yang
artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu
yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang
kehidupan.
Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu
yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada usia-usia tertentu.
2.      Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3.      Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa
yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang
dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam
bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1.      Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan
perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2.      Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai
tugas-tugas tertentu.
3.      Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
2.2 Sumber Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai
berikut :
a.    Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada
usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. b).
Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena
kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
b.    Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis, c).
Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12
tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat
hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah
dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
c.    Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b).
Memiliki teman hidup.
d.   Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik kepada
sesama manusia.

2.3  Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

1. Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

a.    Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang
kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b.    Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat pencernaan
dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
c.    Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada
orang lain dengan perantara suara itu.
d.   Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang
sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat
mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan
belum sempurna.
e.    Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat
melihat tingkah laku, bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu
dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria
dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang
lain. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka orang
tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun
aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f.     Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila
dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga
temperatur badannya mudah berubah.
g.    Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada
mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan.
Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya.
Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.
h.    Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai
cara, yaitu isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar
mengadakan hubungan emoisonal dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan
sikapnya di kemudian hari.
i.      Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak
kecil dikuasai oleh hedonisme, naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan
penderitaan dianggap buruk.

2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)

a.    Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan


fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, semakin mantap, dan cepat.
b.    Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
Hakikat tugas ini adalah:
1.    Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan
kesehatan.
2.    Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga
menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c.    Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
d.   Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e.    Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa
usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan
rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran.
f.     Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini merupakan tugas sekolah,
yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-
kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain sebagainya.
g.    Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan
terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau
tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah dan
boleh-tidak boleh.
h.    Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini adalah untuk dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i.      Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga, hakikat
tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang
lain.

3. Tugas-Tugas  Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)

Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku


kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas
perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap
individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah (remaja) seseorang telah berada
pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman
sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.
Secara sadar pada akhir masa kanak-kanak, seorang individu akan berupaya untuk
bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan intelek. Hal ini merupakan “tugas” yang cukup
berat bagi remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan
dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi dan
dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan
diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas mempersiapkan diri untuk
dapat hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertidak
etis serta bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja
dipusatkan pada upaya untuk menganggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari nilai
dan norma kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam
kehidupan nyata  di masyarakatnya.
Untuk memahami jenis tugas perkambangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang harus
dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga
dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa
secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.
Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang yang
telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan tugas-tugas
reproduksi, dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau
dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan hukum yang
berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn remaja itu mencakup segala persiapan
diri untuk memasuki jenjang waktu yang intinya  bertolak dari tugas perkembangan fisik dan
tugas perkembangan sosio-psikologis.

Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:

a.    Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang


Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki
sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b.    Mencapai perasaan seks yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c.    Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya rasa
toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d.   Mencapai kebebasan emosional dari orang  dewasa
Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu
menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang
tua tanpa menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang
dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
e.    Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.
f.     Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
g.    Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga.
Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h.    Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan
kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan
individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan
dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.
i.      Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial
Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j.      Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan
remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam
hubungannya dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai
untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.

Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena remaja
adalah pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian, banyak hal yang
harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas
perkembangan fisik, upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak
harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang
sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengangungkan penampilan diri pada
waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak
sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam
kehidupan sosial.

4. Tugas tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)

a.    Memilih calon suami atau istri


b.    Belajar hidup bersama suami atau istri
c.    Memulai hidup bersama keluarga
d.   Mengasuh anak anak
e.    Menyelanggarakan rumah tangga
f.     Mulai berkerja
g.    Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara
h.    Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya
5.    Tugas tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)
a.    Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup
bermasyarakat
b.    Menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi
c.    Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
d.   Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang yang sesuai bagi oran
dewasa
e.    Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan pisikologi pada masa
setengah umur
f.     Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut
6.    Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)
a.    Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
b.    Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang
c.    Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri
d.   Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur
e.    Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup bermasyarakat
f.     Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.

2.4    Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan


1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan


program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock
berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak
(siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan
sebagai substansi keluarga dan guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa
sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1.      Siswa harus hadir di sekolah.
2.      Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan
“konsep dirinya”.
3.      Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
4.      Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
5.      Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting dalam
membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah
seyogyanya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat
memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas
perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial,
kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan

Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja, pemikiran tentang


penyelenggaraan pendidikan juga harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor tersebut,
sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua
tuntutan dan harapan tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal.
Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama
semua tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-
beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang.
Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan
klasikal adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan
dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah
sebagai berikut:
a.       Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan
siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuannya.
b.      Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan
lingkungan.
c.       Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.
Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya.
Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
a.         Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan
budi pekerti
b.        Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam
keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c.         Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara
periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III

PENUTUP
3.1   Kesimpulan

1.    Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yang
mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
2.    Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai
berikut : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan
cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.
3.    Tugas-tugas perkambangan pada setiap fase
a.    Tugas-tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
Tugas–tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Belajar berjalan, belajar makan makanan
padat, belajar berbicara, belajar buang air kecil dan buang air besar, belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
b.    Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi : Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk
melakukan permainan, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis, mengembangkan kebiasaan memelihara badan, mengembangkan sikap
positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya  secara positif, belajar bergaul
dengan teman sebaya, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, belajar
ketrampilan dasar.
c.    Tugas-Tugas  Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis
secara lebih matang, mencapai perasaan seks yang diterima sosial, menerima keadaan
badannya dan digunakan secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang  dewasa,
mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan, menyiapkan
perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
d.   Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Memilih calon suami atau istri, belajar hidup
bersama suami atau istri, memulai hidup bersama keluarga, mengasuh anak-anak.
e.    Tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)
Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Mendapatkan tanggung jawab sebagai
orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup bermasyarakat, menentukan dan hidup
sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi.
f.     Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)
Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Menyesuaikan diri ada berkurangnya
kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang
berkurang.
4.    Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan
Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan ialah untuk
mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku.
Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
3.2   Penutup
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Pustaka Setia, Bandung,


2006
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi
Aksara, Jakarta, 2005
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,  Remaja Rosdakarya, Bandung,
2000
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan,  Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

Anda mungkin juga menyukai