Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Perkembangan
dan Bimbingan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Dr. H. Kustiana

Disusun Oleh:

Ismayanti Kusuma Dewi 17213037

Lestari Patmawati 17213007

Maudy Wida Satiti 17212005

Siti Khodijah 17213038

Tika Anggiani Kurnia 17212007

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA dan SASTRA

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

GARUT

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
yang ikut mengiringi dalam penyusunan makalah ini. Dan makalah yang memaparkan
tentang ruang lingkup Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik ini pun akhirnya bisa
terselesaikan juga dengan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi teknik
penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, kritik
dan saran para pembaca sangat penulis harapkan.

Akhirnya, kepada Allah jualah penulis bermohon semoga makalah yang masih perlu
dikembangkan lebih jauh ini diharapkan mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya, dan
mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Aamiin!

Garut, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... ................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... ................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. ................ 1

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... ................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik ...................... ................. 3

2.2 Tujuan Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik ............................ ................. 3

2.3 Pentingnya Mengetahui Perkembangan Peserta Didik ...................... ................. 4

2.4 Hal-hal yang Menimbulkan Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik ............. 4

2.5 Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik .......................................................... 5

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan

Peserta Didik ........................................................................................................ 19

2.7 Bahaya Tugas Perkembangan Peserta Didik ........................................................ 20

2.8 Aplikasi Tugas Perkembangan dalam Pendidikan ............................................... 20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 22

3.2 Saran ..................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan merupakan proses dimana seorang individu mengalami perubahan dalam


aspek psikologis dan sosialnya. Setiap individu dalam proses hidupnya selalu akan
mengalami, tumbuh, berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan melaui
beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan. Adapun tahapan-tahapan perkembangan
suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus dicapai demi keberhasilan
perkembangan pada fase tersebut. Keberhasilan mencapai fase tersebut sangat mempengaruhi
individu untuk melalui tahapan perkembangan selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada tahap selanjutnya. Sebaliknya, jika seseorang individu gagal
melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat tidak baik
bagi perkembangan psikologis maupun sosialnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan tugas–tugas perkembangan peserta didik?


2. Apa saja tujuan tugas–tugas perkembangan peserta didik?
3. Apa pentingnya tugas-tugas dalam perkembangan peserta didik?
4. Hal apa saja yang dapat di timbulkan dalam tugas-tugas perkembangan peserta
didik?
5. Apa saja tugas–tugas dalam perkembangan peserta didik?
6. Apa saja faktor–faktor yang memperngaruhi perkembangan peserta didik?
7. Bahaya apa saja yang akan didapakant dalam tugas–tugas perkembangan peserta
didik?
8. Aplikasi apa yang akan didapat dalam tugas–tugas perkembangan peserta didik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami maksud dari tugas-tugas perkembangan peserta didik.


2. Dapat mengetahui tujuan tugas-tugas perkembangan peserta didik.
3. Dapat mengetahui pentingnya tugas-tugas perkembangan peserta didik.

1
4. Dapat memahami hal-hal yang ditimbulkan dalam tugas-tugas perkembangan
peserta didik.
5. Dapat mengetahui tugas-tugas perkembangan peserta didik.
6. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam tugas-tugas
perkembangan peserta didik.
7. Dapat mengetahui bahaya yang akan didapatkan dalam tugas-tugas perkembangan
peserta didik.
8. Dapat mengetahui aplikasi yang akan didapatkan dalam tugas-tugas perkembangan
peserta didik.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagai acuan untuk
mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai tugas-tugas perkembangan
peserta didik dalam pembahasan mata kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta
Didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tugas–tugas Perkembangan Peserta Didik

1. Menurut buku “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru” karya Muhibbin


Syah M. Ed. Tugas–tugas perkembangan adalah tahapan perkembangan kehidupan
manusia yang senantiasa berangsung seiring dengan kegiatan belajar yang
merupakan keharusan universal dan berlaku secara otomatis.
2. Menurut buku “Perkembangan Peserta Didik” karya Syamsu Yusuf L.N proses
kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai usia tua.
Tugas–tugas perkembangan berkaitan erat dengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat
untuk pemenuhan dan kebahagiaan berikutnya.
3. Menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada
suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada
kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu
apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan
dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak
bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.
Maka dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul
pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika
berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal akan menimbulkan
rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
2.2 Tujuan Tugas–tugas Perkembangan Peserta Didik
1. petunjuk untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari individu pada
usia tertentu.
2. Memberi motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial
tertentu. Karena bertahap, tugas perkembangan menunjukan apa yang akan
dihadapi dan tindakan yang diharapkan pada perkembangan berikutnya.

3
2.3 Pentingnya Mengetahui Tugas – tugas perkembangan peserta didik
Tugas-tugas perkembangan perlu diketahui dan dipahami, baik oleh individu yang
bersangkutan maupun oleh pihak yang berhubungan dengan perkembangan individu
tersebut, yaitu pendidik, termasuk orang tua.
a) Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap individu, khususnya muntuk masa kanak-kanak akhir dan seterusnya,
hendaknya memahami tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase
perkembangan tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya
telah mengetahui keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus
bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar menguasai
hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.
b) Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap pendidik, termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik,
pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan merupakan pedoman tentang apa
saja yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan peserta didiknya pada fase
perkembangan tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan berikutya.
2.4 Hal–hal yang Menimbulkan Tugas–tugas Perkembangan Peserta Didik
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, Perilaku, atau
keterampilan yang dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya. Dalam arti setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang
disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Karena keterampilan-
keterampilan dan pola-pola tingkah laku adalah mutlak bagi penyesuaian-penyesuaian
pribadi dan sosial pada umur-umur tersebut (umur-umur kritis). Oleh karena itu, tiap
kelompok kebudayaan mengharapkan agar tiap-tiap anggotanya memiliki dan
melaksanakan keterampilan-keterampilan dan pola-pola tingkah laku itu.
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kematangan fisik maupun psikis, misalnya belajar berjalan karena kematangan otot-
otot kaki, belajar bertingkah laku dan bergaul, dan sebagainya.
2. Tuntutan masyarakat secara cultural, misalnya belajar membaca, belajar menlis,
belajar berhitung, belajar berorganisasi, dan sebagainya.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya memilih pekerjaan,
memilh teman hidup.

4
4. Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah, berbuat baik kepada sesama, dan
lain-lain.
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber, yaitu:
1. Tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita
membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan
untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-
teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan
pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada
lawan jenis.
2. Tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan
pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran
akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan
untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja
muncul harapan tentang karir, sehingga di sini muncul tugas untuk mulai mempela-
jari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
3. Jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan
masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia
dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil seperti
membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
2.5 Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
1. Tugas-tugas perkembngan masa bayi dan kanak-kanak awal ( 2 – 6 tahun )
a. Belajar Berjalan
Pada usia Sekitar 1 tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk
melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak perkembangan gerak pada
masa bayi, tetapi awal gerakan atau kegiatan sebagai manusia dewasa. Belajar
berjalan terjadi pada usia antar 9-15 bulan. Pada usia ini tuang kaki, otot dan
susunan syarafnya teah matang untuk belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat
Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali
oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya,
bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya. Hal ini terjadi
sekitar tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah
pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

5
c. Belajar Berbicara
Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan
berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang disekitarnya. Melalui
penguasaan tugas ini, anak akan berkembang pula kecakapan social dan
intelektualnya. Berbicara adalah mengerluarkan suara yang berarti dan
menyampaikannya kepada orang laindengan perantaraan suara itu. Untuk itu,
diperlukan kematangan-kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
Ada dua pendapat mengenahi cara permulaan anak dalam belajar berbicara,
Yaitu:
1) Pendapat pertama, Mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan
jalan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban).
Kemudian orang disekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau kata-
kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak belajar
mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) Suara-suara tertentu dengan
benda atau situasi (Perilaku) tertentu. Misalnya, suara “Bapak” yang
diucapkan anak secara kebetulan, kemudian oleh orang di sekitarnya di
ulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya, maka terjadilah asosiasi
antara kata atau ucapan “bapak” dengan orangnya.
2) Pendapat kedua, sebaliknya berpendapat bahwa suara bayi tidaklah secara
kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara suara itu
mengekspresikan (menyatakan) perasaan perasaannya. Perkembangan
selanjutnya dari belajar bahasa itu terjadi dengan jalan meniru (imitasi).
d. Pengontrolan buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan,
Tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri,
pengendaliaan diri dan sopan santun anak yang sudah menguasai cara cara
buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya,pada
tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun. Tugas
ini di lakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat.
Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mnguasai (menahan)
ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum
sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan kepada anak usia di
bawah 4 tahun, cukup dengan pembiaasan saja, yaitu setiap kali mau buang air
bawalah anak ke WC.

6
e. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria
wanita, walaupun ada juga yang berkelainan.
Anak harus menganal jenis jenis kelamin, baik ciri ciri biologisnya maupun
social-kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin
sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk
perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun yang
berbeda dengan dirinya.Melalui observasi, anka dapat melihat tingkah
laku,bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antar jenis kelamin yang satu
dengan kelamin yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak menaruh perhatian
yang besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar
pengenalan terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua
perlu memperlakukan anaknya dalam hal memberikan alat mainan, pakian,
maupun aspek lainnya disesuaikan dengan jenis kelamin anak
f. Mencapai kestabilan jasmaniyah fisiologis
Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali
berubah dan pengaruh dari luar. Ada akhir masa kanak kanak ia harus memiliki
jasmani yang kuat, stabil, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-
tuntutan perkembang-an selanjutnya.
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang
dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur
badannya mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat
mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air dalam tubuh. Untuk
mencapai kestabilan jasmaniah bagi anak di perlakukan waktu sampai 5 tahun.
Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan
perawatan yang intensif, baik yang menyangkut pemberian makanan yang
bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana tentang kenyataan sosial dan
alam, serta mempersiapkan diri untuk membaca.
Walaupun masih sederhana, anak hidup dalam lingkungan fisik dan sosial
tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan
dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial
dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui
apa itu binatang, manusia, rumah, dan sebagainya.

7
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks
dan membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau
orang-orang di sekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan
keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda
yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan
tertentu dengan suara tertentu yang nyaring, selalu memenuhi kebutuhannya
disebut “orang”, ”ibu”, ”Ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat
dikelompokkan dan diberi satu nama, Seperti kucing, ayam, kambing, dan
burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal
pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan
bimbingan dari orang dewasa.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang
lain yang dekat dengan baik.
Karena anak selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam
keluarganya maupun dilingkungannya., baik ia dituntuk untuk dapat membina
hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan
bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya
menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa.
Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan
orang lain, Sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya dikemudian hari.
Apakah ia bersiakap bersahabat, dingin, introvert, extrovert, dan sebagainya.
Misalnya apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu
menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
i. Dapat membedakan benar dan salah, serta mulai mengembangkan hati nurani.
Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan
kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan
mana yang tidak baik, lebih jauh ia dituntut untuk melalkukan perbuatan yang
baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaika-
kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.
Seorang anak kecil selalu dikuasai hedonisme naif, dimana kenikmatan
dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme
adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan
mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia harus

8
belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai
mahluk sosial, Manusia tidak hanya memperhatikan kenikmatan/kepentingan
sendiri saja, tetapi harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak
mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh
pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar bahwa apa yang
dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehka itu berarti baik
atau benar. Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak.
Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasehat-nasehat, bimbingan, buku-
buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam
mengembangkan kata hati anak adalah suri tauladan dari orang tua dan
bimbingannya. Hal ini lebih baik dari pada penggunaan hukuman dan ganjaran,
meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
Kesimpulan yang bisa di ambil pada masa ini adalah belajar
mengembangkan motorik setiap anak. Penting sekali untuk mengembangkan
motorik anak, karena mereka mulai menggunakan bagian-bagian tubuh untuk
beraktivitas dan bermain. Misalnya belajar memakan makanan padat, itu akan
membantu menguatkan daya gigit pada gigi seorang anak. Intinya semua yang
dilakukan anak pada masa ini akan membantu untuk mengembangkan motorik
seorang anak. Keterampilan, penguasaan dan penggunaaan alat-alat tubuh
sangat baik untuk merangsang otot-otot bayi. Tugas orang tua disini adalah
membimbing dan mengarahkan bagaimana fungsi-fungsi anggota badan itu
digunakan dengan tepat dan bijaksana juga mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada alat-alat tubuh.
2. Tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak Akhir ( 6 - 10 tahun )
Kalau pada masa bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak bersama
keluarganya, maka pada masa anak yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak
disekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan itu ada tiga dorongan besar yang
dialami anak pada masa ini :
a. Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya (Peer
group).
b. Dorongan fisik untuk melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang
menuntut keterampilan/gerakan fisik.
c. Dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep, pemikiran, interaksi dan
simbol-simbol orang dewasa.

9
Beberapa tugas perkembangan yang dituntut untuk dikuasai pada masa ini
adalah :
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan,
Anak pada masa ini senang sekali bermain, untuk itu diperlakukan
keterampilan-keterampilan fisik, Seperti : Menangkap, Melempar, menendang
bola, Bere nang, Mengendarai sepeda, dan lain-lain.
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, Anak berlari semakin stabil, makin
mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada masa penguasaan
otot, Sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan
ringan, Seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis yang sedang tumbuh dan berkembang.
Pada masa ini anak dituntut mengenal dan dapat memelihara kepentingan
dan kesejahteraan dirinya. Dapat memelihara kesehatan dan keselamatan
dirinya, menyayangi dirinya, senang berolah raga dan berkreasi untuk menjaga
kesehatan dirinya, memiliki sikap yang tepat terhadap jenis kelamin lain.
Pada hakikatnya, tugas ini mengharapkan pada anak untuk mengembangkan
kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi : kebersihan, keselamatan diri, dan
kesehatan. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau
wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur
tubuhnya) secara positif.
c. Belajar menyesuaikan diri (bergaul) dengan teman-teman sebayanya.
Pada masa ini, anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerja sama dan
membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong dan
membentuk kepribadian social. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak
di sekolah atau anak sebayanaya mungkin diwarnai perasaan senang, karena
secara kebetulan temannya itu baik budi, tetapi mungkin juga diwarnai oleh
perasaan tidak senang karena teman sebayanya tersebut suka mengganggu dan
nakal.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Anak dituntut melakukan peranan-peranan sosial yang diharapkan
masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah,
perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan misalnya

10
akan tampak bahwa anak laki-laki akan tidak akan memperbolehkan anak
perempuan mengikuti permainan yang khas laki-laki, seperti main kelereng,
main bola, dan layang-layang.
e. Belajar keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya disekolah dan perkembangan
belajarnya lebih lanjut, anak pada masa awal ini dituntut telah menguasai
kemapuan membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12
tahun disebut masa sekolah, karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan
rohaninya sudah cukup matang untuk meneriam pengajaran. Untuk dapat hidup
dalam masyarakat yang berbudaya, minimal anak harus tamat sekolah dasar
(SD), Karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar
dalam membaca, menulis dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep (pengertian) yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari
Agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari
lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan, pekerjaan,
kehidupan, keagamaan, dan lain-lain. Jika kita telah melihat sesuatu,
mendengar, mengecap, mencium, dn mengalami, tinggallah suatu ingatan pada
kita. Ingatan mengenahi pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (dalam
tanggapan). Demikian pula kita memiliki tanggapan (anggapan) tentang ayah,
ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, komputer, dan juga mengenai gerak-gerik
yang kita lakukan, seperti berbicara, berjalan, berenang dan menulis.
Bertambahnya pengalaman akan menambah pembedaharaan konsep pada anak.
Tak perlu diuraikan lagi bahwa dalam kehidupan sangat banyak konsep yang
dibutuhkan. Semakin bertambah pengetahuan, semakin bertambah pula konsep
yang diperoleh. Tugas sekolah dalam hal ini menanamkan konsep-konsep yang
jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah ajtau ajaran agama
(moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya. Untuk
mengembangkan tugas perkembangan ini, maka guru dalam mendidik/mengajar
sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk :
1) Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang
sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan masyarakat.

11
2) Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin dipahami
konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk memperbincangkannya dan
semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada waktu
berpikir.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai
Pada masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan-perbuatan
yang sesuai dengan moral, dapat melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai
dengan moral. Pada masa ini juga diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan
skala nilai dan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas kata hati. Pada
hakikatnya tuga ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan
penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang
untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini
berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh. Seperti jujur itu
baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
Anak diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-
lembaga dan unit atau kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.
Tugas ini pada hakikatnya ialah mengembangkan sikap social yang demokratis
dan menghargai hak orang lain. Misalnya mengembangkan sikap tolong
menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerja sama dengan orang lain, toleransi
terhadap pendapat orang lain, dan menghargai hak orang lain.
i. Belajar memperoleh kebebasan pribadi
Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kebebasan
pribadi. anak mampu memilih, merencanakan dan melakukan pekerjaan atau
kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Tugas
ini pada hakikatnya adalah agar anak dapat menjadi orang yang berdiri sendiri,
dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang bebas dari pengaruh orang tua maupun orang lain.
Mendidik moral, spiritual, nilai sosial dan hati nurani sangat baik
dikembangkan pada masa ini, karena mereka masih bisa diberikan respon yang
baik dari stimulus yang diberikan oleh orang tua maupun guru. Untuk itu peran
lingkungan pun sangat berpengaruh pada diri individu pada masa ini, dan orang

12
tua maupun guru harus dapat menyaring hal-hal yang sekiranya baik atau tidak
untuk perkembangan diri peserta didik.
Misalnya : Seorang anak mempunyai bakat yang sudah mulai terlihat di
bidang seni melukis, orang tua dan guru dapat membantu untuk
mengembangkannya dengan cara memberikan alat-alat melukis kemudian
biarkan dia mengeksplor imajinasinya dan menuangkannya kedalam lembaran-
lembaran kanvas.
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja dan Pengukurannya ( 14 – 18 tahun )
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja.
Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan
masa dewasa yang sehat. Masa remaja di tandai dengan :
a. Berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke arah independen.
b. Minat seksualitas
c. Kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai
etika, dan isu-isu moral.
Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke
dalam tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16)
Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas perkembangan
yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan terhadap
keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena
remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat drastis,
seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang organ-
organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara,
panggul, dan sebagainya.
Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas perkembangan yang
utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi dari orang tua, terlibat dalam
perluasan hubungan dengan kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman
hubungan pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan
masalah seksualitas.
Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas perkembangan utama
bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya,
namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua,
membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan

13
membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap
nilai dan sistem etik.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap
dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-lakilah dan anak
perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama
awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan
ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan dasar-dasar
bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Penelitian singkat mengenai tugas-tugas
perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh
perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri.
Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang
relatif singkat yang dimiliki oleh remaja Amerika sebagai akibat perubahan usia
kematangan yang sah menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan
yang mengganggu para remaja.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan
perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian
fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memerlukan kemampuan
kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan kognitifhya.
Menurut Havighurst (Hurlock,1990), ada sepuluh tugas perkembangan remaja
yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya :
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita
Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama
akhir masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru
dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui
hal ihwal lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan
pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama
jenis juga tidak mudah mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan
anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar
memimpin tanpa menekan orang lain.
Satu hal yang sangat mempengaruhi remaja adalah dorongan untuk ke dalam
suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun

14
apabila gagal, maka dia akan mengalami ketidakbahagiaan atau kesulitan dalam
kehidupannya di masa dewasa, seperti ketidakbahagiaan dalam pernikahan,
kurang mampu bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan, dan
melakukan dominasi secara sewenang-sewenang.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
Remaja diharapkan mampu menghargai, menerima dan melakukan peran peran
sosial sebagai pria dan wanita dewasa. Ia diharapkan dapat menerima dan belajar
peran sosial pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
Remaja dituntut untuk menyenangi dan menerima secara wajar kondisi badannya,
dapat menghargai dan menghormati kondisi badannya, Serta dapat memelihara
dan menjaga kondisi badannya. Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga,
atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya
secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Remaja diharapkan telah dapat melepaskan diri dari ketergantungannya sebagai
kanak-kanak dari orang tuanya, dapat menyayangi orang tua dan menghargainya
maupun orang dewasa lainnya tanpa tergantungkepada mereka. Mereka
diharapkan mampu membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-
kanakan atau bergantung pada orang tua, mampu mengembangkan afeksi (cinta
kasih) kepada orang tua tanpa bergantung kepadanya, dan mampu
mengembangkan sikap respek terhadap orang tua maupun orang dewasa lainnya
tanpa bergantung kepadanya.
5. Mencapai kemandirian ekonomi
Ini umumnya terjadi pada laki-laki, Namun sekarang anak wanita juga mengalami
hal yang sama. Tujuan tugas ini agar remaja merasa mampu menciptakan suatu
mata pencaharian, baik pada remaja pria maupun wanita.
6. Memilih dan mempersiapkan karir
Remaja dianggap telah mampu membuat perencanaan karir, memilih pekerjaan
yang cocok dan mampu ia kerjakan, membuat persiapan-persiapan yang sesuai. Ia
diharapkan mampu memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya,
berusaha mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
memasuki pekerjan tersebut.

15
7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep konsep yang diperlukan
bagi warga negara
Dituntut untuk mengembangkan konsep-konsep tentang hukum, pemerintahan,
ekonomi, politik, institusi social yang cocok bagi kehidupan modern,
mengembang-kan keterampilan berpikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan
problema-problema masyarakat modern.
8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
Diharapkan remaja dapat berpartisipasi dengan rasa tanggung jawab bagi
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Ia diharapkan mampu berpartisipasi
sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, mampu
memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.
9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk pembimbing
dalam bertingkah laku serta mengembangkan ideologi.
Remaja diharapkan telah memiliki seperangkat nilai yang bisa diterapkan dalam
kehidupan, dalam kemauan dan usaha untuk merealisasikannya. Mampu
mencipta-kan kehidupan yang serasi dengan orang lain, serta beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup bahagia
Remaja diharapkan memiliki sikap yang positif terhadap hidup keluarga yang
punya anak. Bagi remaja putri diharapkan telah memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memelihara anak dan rumah tangga.
Peran guru dan orang tua disini adalah membangun rasa kepercayaan diri pada
seorang individu agar ia lebih mudah mencapai hasil yang diinginkan.
Seperti dalam realita saat ini, masa remaja adalah masa meniru. Remaja sangat
mudah meniru orang-orang yang membuat mereka terinspirasi dan mencobanya.
Pada saat inilah orang tua dan guru mengarahkan mereka agar meniru yang baik
dan pantas untuk ditiru. Berikan perhatian ekstra pada masa ini, karena
bimbingan dan didikan sangat vital bagi individu. Mereka akan merasa nyaman
dan merasa di hargai keberadaanya jika orang tua dan guru membimbingnya
dengan penuh kelembutan tetapi tegas dan disiplin.
Contohnya : Seorang siswa yang yang mempunyai keterbatasan fisik yaitu
tunanetra bisa menggunakan tangannya sebagai alat bantu untuk membaca
dengan memanfaatkan alat peraba atau tangannya. Disinilah seorang guru dan
orang tua dituntut untuk memberikan rasa percaya diri kepada siswa tersebut

16
untuk lebih bersikap bertanggung jawab tetapi tetap dibawah bimbingan orang tua
dan guru.
4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Muda ( 18 – 40 tahun )
Pada masa dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
individu adalah :
a. Memilih pasangan hidup
Masa dewasa muda merupakan masa awal membina karier dan keluarga.
Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih pasangan hidup sebagai suami
dan istri. Pasangan suami istri selain didasari oleh pertimbangan yang matang,
tentang kesesuaian sifat, kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan
kesiapan melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
b. Belajar hidup dengan pasangan
Hidup berkeluarga merupakan hidup bersama antara dua orang yang memiliki
latar kehidupan, sifat dan mumgkin minat dan kebiasaan yang berbeda. Meskipun
demikian, mereka memiliki kebutuhan yang sama yaitu kebutuhan hidup yang
bersama. Pemahaman tentang kesamaan dan perbedaan-perbedaan tersebut tidak
muncul begitu saja, tetapi harus ada kesediaan dan usaha dari kedua belah pihak
untuk mempelajarinya. Tanpa pemahaman, maka keharmonisan keluarga sulit
direalisasikan.
c. Memulai kehidupan keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil, hampir seluruh aspek kehidupan
kemasyarakatan ada dalam keluarga. Dalam keluarga ada aspek ekonomi, sosial,
politik, budaya, agama, pendidikan, kesehatan, keamanan, etika, estetika dan lain-
lain. Suami istri dan anak-anaknya, harus mengembangkan dan penataan serta
pengelolaaan aspek-aspek tersebut. Mengadakan pembagian tugas,
mengembangkan mekanisme kerja, menciptakan iklim kehidupan dan lain-lain
sehingga semua kehidupan dapat terpenuhi dan semua urusan keluarga dapat
diselesaikan dengan baik.
d. Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai pemersatu suami istri,
sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus dirawat, dipelihara dan dididik
dengan baik. Jika tidak mungkin saja anak itu bukan lagi penghibur dan penerus
kebanggaan, tetapi menjadi sumber kedukaan dan kegundahan. Memelihara
pertumbuhan fisiknya relatif lebih muda dibandingkan dengan mendidik

17
perkembangan kerohaniannya. Membimbing perkembangan rohani (psikis) anak
membutuhkan kesiapan tertentu dari kedua orang tuanya.
e. Mengelola Rumah Tangga.
Rumah tangga ibarat suatu perusahaan atau lembaga yang memiliki banyak
bagian atau kaitan, baik antar bagian-bagiannya maupun bagian tersebut dengan
bagian di luar rumah. Semua hal tersebut perlu direncanakan dan dikelola dengan
baik, sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang harmonis
f. Memulai kegiatan pekerjaan
Pekerjaan bukan hanya berfungsi untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga
merupakan dari karier sekaligus identitas dan prestise keluarga. Seorang dewasa
muda harus mempersiapkan, memilih, serta memasuki pekerjaan yang cocok
dengan kemapuan dan latar belakang pendidikannya, untuk kemudian
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut. Walaupun
seseorang telah mengikuti pendidikan untuk sesuatu pekerjaan, tetapi dalam
praktik masih harus banyak belajar dan mengenbangkan diri.
g. Bertanggung jawab sebagau warga masyarakat dan warga negara.
Seorang dewasa muda harus mampu membina hubungan sosial dengan sesama
warga masyarakat. Selain itu ia dituntut mematuhi semua peraturan, ketentuan,
dan nilai yang ada dalam masyarakat, ia juga dituntut untuk turut memelihara dan
mengawasinya. Ia juga dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan
h. Menentukan persahabatan dalam kelompok sosial.
Di masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial, seperti kelompok etnis, agama,
budaya, profesi, hobi, dan lain-lain. Seoarang dewasa muda dituntut untuk dapat
hidup dalam bebagai kelompok social tersebut dengan harmonis.
Kesimpulan untuk masa ini adalah pola pikir individu sudah mulai matang.
Tingkat kedewasaannya pun lambat laun semakin bertambah. Mereka mulai
bebas memilih apapun yang mereka inginkan dengan pertimbangan-pertimbangan
yang matang. Tanggung jawabnya pun sudah mulai meluas dalam arti mereka
mulai mempertanggung jawabkan sekecil-kecilnya hal. Masa depan sudah
dirancang dengan matang dan mempersiapkan nya dengan hat-hati. Pergaulan-
pergaulan mulai mereka pilih yang mana yang baik dan yang mana yang tidak,
yang mana yang harus diikuti dan yang mana yang tidak boleh diikuti. Pada

18
masa ini orang tua hanyalah pembimbing dan pemberi nasihat kepada individu,
selanjutnya semua keputusan berada di tangan individu itu sendiri.
5. Tugas–tugas Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia ( 60 sampai
meninggal dunia )
Tugas-tugas perkembangan pada masa ini merupakan pengembangan lebih
lanjut dan pematangan dari tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa muda.
Pada akhir masa dewasa, realisasi dari semua tugas perkembangan tersebut
mencapai puncaknya, dan masing-masing memperlihatkan bentuk dan hasilnya yang
khas. Pada masa lansia, apa yang dicapai pada masa usia dewasa mungkin tetap
dipertahankan, tetapi beberapa hal lain mungkin mulai menurun bahkan menghilang.
Tugas baru yang masih berkembang adalah kesiapan menghadapi status pensiun,
penuruan kekuasaan, penurunan kemampuan dan kekuasaan fisik serta menghadapi
kematian.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa adalah sebagai berikut :
a. Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai seorang dewasa.
b. Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.
c. Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berbahagia.
d. Mengembangakn kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang dewasa,
hubungan dengan pasangan-pasangan kelurga lain sebagai pribadi.
e. Menerima dan menyrsuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai
orang setengah baya.
f. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.
Sedangkan tugas tugas perkembangan usia lanjut sebgai berikut:
a. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.
b. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin
berkurang.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
d. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.
e. Memenuhi kewajiban kewajban sosial dan kenegaraan secara luwes.
f. Kesiapan menghadapi kematian.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan :
Faktot yang menghalangi :
1. Tingkat perkembangan yang mundur

19
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembanag atau tidak ada
bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yangburuk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah.
Faktor yang membantu :
1. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan
2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan
bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
2.7 Bahaya Tugas-tugas Perkembangan Peseta Didik
1. Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu sendiri maupun lingkungan sosial
mengharapkan perilaku yang tidak mungkin untuk dikuasai dalam perkembangan
saat itu, mungkin karena keterbatasan kemampuan fisik dan psikologis.
2. Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan
menguasai tugas-tugas tertentu. Yang mungkin saja hal ini akan membawa
ketegangan dan tekanan kondisional.
3. Sekalipun individu berhasil menguasai tugas pada suatu tahap secara baik, namun
keharusan menguasai sekelompok tugas-tugas baru secara tepat untuk tahap
berikutnya akan membawa ketegangan dan tekanan yang dapat membawa pada
suatu krisis.
2.8 Aplikasi Tugas Perkembangan dalam Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan, maka
pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin
memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam
bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan
sama semua tindakan pendidikan kepada semua peserta didik yang tergabung di

20
dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda-beda.
Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi
kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti
pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan,
dan semacamnya.
2. Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan,
sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita
kehidupannya antara lain adalah:
a. Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan
jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
b. Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi kepada
kondisi (tuntutan) lingkungan.
c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum
muatan lokal.
3. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak
ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa
sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal maka perlu
dilakukan:
a. Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat
pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
b. Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga,
sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan
untuk kebebasan emosional dari orang tua.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan
seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam
tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani
dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan
mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain
dalam hidupnya kelak.
tujuan tugas perkembangan ialah petunjuk untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dan memberi motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial tertentu. Tugas-tugas perkembangan perlu diketahui dan dipahami,
baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak pendidik. Munculnya tugas-
tugas perkembangan, bersumber pada faktor : kematangan fisik maupun psikis, tuntutan
masyarakat secara cultural, tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, dan
tuntutan norma agama.
Tugas-tugas perkembangan peserta didik dimulai dari masa bayi dan kanak-kanak awal
(2-6 tahun) hingga masa dewasa dan lansia (60 tahun-meninggal). Faktor yang
mempengaru-hi penguasaan tugas perkembangan ada beberapa di antaranya yang
menghalangi dan yang membantu. Sementara bahaya tugas perkembangan peseta didik
ialah adanya harapan-harapan yang kurang tepat, dan melangkahi tahap tertentu dalam
perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
Aplikasi tugas perkembangan dalam pendidikan di antaranya ialah : pendidikan di
Indonesia diselenggarakan dalam bentuk klasikal, minat dan kemampuan remaja yang
dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya, serta keberhasilan dalam memilih pasangan
hidup.
3.2 Saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan
masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di masa inilah peserta
didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam
kehidupan mereka di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang
diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak
pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk

22
melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. Mereka akan mulai mengetahui
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Di sini orangtua berperan sebagai
penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga
tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.

23
DAFTAR PUSTAKA

 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/IMPLIKASI%20
TUGAS-
TUGAS%20PERKEMBANGAN%20REMAJA%20DALAM%20PENDIDIKA
N%20%20%20H.R_%20WAHYU'BLOG.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/MAKALAH%20
TUGAS%20-
%20TUGAS%20PERKEMBANGAN%20PESERTA%20DIDIK%20%20%20K
umpulan%20Tutorial.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Makalah%20Tug
as-
Tugas%20Perkembangan%20Peserta%20Didik%20%20%20kumpulan%20ma
kalah.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Perkembangan%
20peserta%20didik%20%20Makalah%20Tugas%20-
%20Tugas%20Perkembangan.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/TEORI%20TUG
AS%20TENTANG%20PERKEMBANGAN%20~%20Sekedar%20Tulisan.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Tugas%20-
%20Tugas%20Perkembangan%20%20%20PsikoLogi%20Pendidikan.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Tugas%20Perke
mbangan%20%20%20idawidianingsih.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Tugas%20Perke
mbangan%20Peserta%20Didik%20%20%20mOH%20zAinuL%20HaQ.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/Tugas-
Tugas%20Perkembangan%20Individu%20%20%20MUHAMMAD%20ABDU
L%20MALIK.htm
 file:///D:/PBSI/semseter%202/Perekembangan%20pendidikan/TUGAS-
TUGAS%20PERKEMBANGAN.htm

24

Anda mungkin juga menyukai