Anda di halaman 1dari 16

“PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN (NEVER ENDING PROSES,

MULTIDIMENSIONAL, KONTEKSTUAL, PRINSIP DASAR


PERKEMBANGAN LAINNYA)”

PRODI : PIAUD

SEMESTER : III

Dosen Pengampu :

Nurmalinda Zari, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok III

NURKHOLIZA (NIM : 221550696)

NOTI HARIANI (NIM : 221550694)

NOPRI RAMADINA (NIM : 221550693)

DEWI SANDRA WATI (NIM : 221550673)

AKFIL KHULALIL JANNAH (NIM : 221550669)

NURPADILA (NIM : 221550697)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــِم اِﷲالَّر ْح َم ِن الَّر ِحيم‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip
Perkembangan (Never Ending Proses, Multidimensional,
Kontekstual, Prinsip Dasar Perkembangan Lainnya)”. makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok tahun akademik
2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, 04 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kepemimpinan..........................................................4


B. Apa pengertian tugas-tugas perkembangan (usia bayi) anak-anak masa
sekolah.................................................................................................
C. Apa tugas-tugas perkembangan (usia bayi) anak-anak masa sekolah
D. Aspek Nilai Agama Dan Moral AUD (Tahapan Perkembangan Moral
Menurut Jenfiger Dan Holberd, Ciri-Ciri Sifat Beragama AUD Al-Qur’an
Surah Al-Ahzab : 21/An-Nahl: 78, Al-Lukman : 14, Al-Isra: 23, Al-Maidah :
02..........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran..................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kehidupan individu akan terjadi dan dimulai dengan adanya
fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap
fase-fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang setiap
individu harus dapat menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada
perkembangan individu diantaranya termasuk kemampuan bertingkah
laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan
tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu
dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan
ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak
tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan
yang sempurna, permasalahannya bagi manusia akan semakin
kompleks ketika mereka memasuki usia remaja, pada masa remaja
itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih
luas yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang
yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang sangat serius.
Permasalahan bagi peserta didik usia remaja timbul baik dari intern
ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada
proses belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu.
Keingin tahuan pada usia remaja sangatlah besar karena pada masa
itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang di idolakan oleh
mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan
peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif
sehingga peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal
yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang
terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi

1
2

yang terbaik dalam menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka
oleh karena itu diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta
didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas perkembangan anak
2. Tugas-tugas perkembangan (usia bayi) anak-anak masa sekolah
3. Aspek nilai agama dan moral AUD (tahapan perkembangan moral
menurut jenfiger dan holberd, ciri-ciri sifat beragama AUD al-qur’an
surah al-ahzab : 21/an-nahl: 78, al-lukman : 14, al-isra: 23, al-maidah
: 02
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
perkembangan peserta didik dan untuk menambah wawasan kita
mengenai Tugas-Tugas Perkembangan disetiap masannya,
diantaranya:
1. Mengetahui Apa pengertian tugas-tugas perkembangan (usia bayi)
anak-anak masa sekolah
2. Apa tugas-tugas perkembangan (usia bayi) anak-anak masa sekolah
3. Aspek Nilai Agama Dan Moral AUD (Tahapan Perkembangan Moral
Menurut Jenfiger Dan Holberd, Ciri-Ciri Sifat Beragama AUD Al-
Qur’an Surah Al-Ahzab : 21/An-Nahl: 78, Al-Lukman : 14, Al-Isra: 23,
Al-Maidah : 02
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan


Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu belajar
menyesuaikan diri terhadap pola hidup baru belajar untuk memiliki cita -
cita yang tinggi mencari identitas diri dan pada usia kematangannya
mulai belajar memantapkan identitas diri.
Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap
tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan
dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak
melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang
hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari
pengalaman-pengalaman baru. Kartono berpendapat bahwa ekstensi
anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas; b)
Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu
lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara
kontinyu.
Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup
seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi.
Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan
tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-
norma kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya
korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima anak, serta
norma-norma sosial budaya yang ada.1
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya

1
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, hal. 258

3
4

apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan.
Hurlock (1981) menyebutkan tugas-tugas perkembangan ini
sebagai Social Expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang
penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas
itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila
gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu
yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan
dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Sumber faktor-faktor perkembangan diantaranya:
1) Kematangan fisik, misalnya
 Belajar berjalan karena kematangan otot-otot kak
 Belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang
bebeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ
seksual.
2) Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya
 Belajar membaca
 Belajar menulis
 Belajar berhitung
 Belajar berorganisasi.
3) Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya
 Memilih pekerjaan
 Memilih teman hidup
4) Tuntutan norma-norma agama, misalnya
5

 Taat beribadah kepada Allah SWT


 Barbuat baik kepada sesama manusia
B. Tugas Perkembangan pada masa Anak-Anak
Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan selama rentang
kehidupan manusia sebagai berikut:2
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
a. Belajar berjalan pada usia 9,00-15,00 bulan. Belajar berjalan terjadi
pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot
dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun kedua,
sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada
mulut telah matang untuk hal tersebut.
c. Belajar berbicara. Mengeluarkan suara yang berarti dan
menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara itu.
Untuk itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat
bicara.
d. Mencapai kestabilan jasmaniah. Keadaan jasmani anak sangat labil
apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali
merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah
berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat
mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di dalam
tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan
waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan
jasmaniah ini, orangtua perlu memberikan perawatan yang intensif,
baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun
pemeliharaan kebersihan.
e. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang
kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat
mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya.
2
Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.hal. 89
6

Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat


membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang
pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa
bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi
kebutuhannya disebut “orang”,”ibu” dan ”ayah”. Anak belajar bahwa
benda-benda khusus dapat dikelompokkan dan diberi satu nama,
seperti kucing, ayam, kambing, dan burung dapat disebut binatang.
Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal pengertian-
pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan
bimbingan dari orang dewasa.
f. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan
hati nurani. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang
berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh
hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan
penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang
menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari
kenikmatan dan kebahagiaan).
Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian
tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk
sosial (bermasyarakat) manusia tidak hanya memperhatikan
kepentingan/kenikmatan sendiri saja tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga
harus memperhatikan kepentingan orang lain.
Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini
dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya, anak
belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang
diperbolehkan itu berarti baik dan benar.
Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukkan kata hati
anak. Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasihat, bimbingan,
buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting
dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari
7

orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap
diperlukan.
C. Aspek Nilai Agama Dan Moral AUD (Tahapan Perkembangan Moral
Menurut Jenfiger Dan Holberd, Ciri-Ciri Sifat Beragama AUD Al-
Qur’an Surah Al-Ahzab : 21/An-Nahl: 78, Al-Lukman : 14, Al-Isra:
23, Al-Maidah : 02
Tahapan Perkembangan Moral Anak Menurut Kohlberg
Selain Piaget, Kohlberg juga menekankan bahwa cara berpikir anak
tentang moral berkembang dalam beberapa tahapan. Kohlberg
menggambarkan 3 (tiga) tingkatan penalaran tentang moral, dan setiap
tingkatannya memiliki 2 (dua) tahapan, yaitu : Morolitas Prakonvensional,
Moralitas Konvensional, Moralitas Pascakonvensional.3
Tahapan Perkembangan Moral Anak Menurut Jenfiger
 Tahap Moralitas Heterogen
 Tahap Moralitas Otonomi

           
     

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Surah Al-Ahzab Ayat : 21

         


      

Artinya : dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam


Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Surah An-
Nahl ayat: 78

3
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. Hal. 364
8

       


         

Artinya : dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)


kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu. al-lukman ayat : 14

Isi kandungan kedua ayat di atas dapat dinukil dari tafsir Ibnu
Katsir dan Al Quran Kementerian Agama (Kemenag). Untukm surat
Luqman ayat 13, ayat ini menekankan tentang larangan
mempersekutukan Allah SWT. Sebab, perilaku ini disebut sebagai
bentuk kezaliman yang besar.

Kemudian, setelah menasihati anaknya agar menyembah Allah


semata, Luqman melanjutkannya dengan nasihat berbakti kepada
kedua orang tua. Hal ini sejalan dengan ayat Al Quran yang kerap kali
menggandengkan perintah menyembah Allah dengan berbakti kepada
orang tua.

Selain menjelaskan tentang perintah berbakti pada orang tua,


surat Luqman ayat 14 lebih menekankan tentang perintah berbakti
kepada seorang ibu. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah SWT juga
menjelaskan perjuangan tanpa batas seorang ibu dalam melahirkan
dan menyusui anaknya.

"Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun. Banyak


penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan
anaknya. Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu," tulis
Kemenag melalui situsnya.

Perjuangan seorang ibu dalam ayat ini digambarkan dengan kata


al wahn. Ditafsirkan dari ahli tafsir Mujahid, kata tersebut bermakna
penderitaan mengandung anak. Senada dengan itu, Qatadah
menyatakan hal itu juga dapat didefinisikan sebagai kepayahan yang
berlebih-lebihan.

Kepayahan yang dimaksud di sini adalah seorang ibu yang


mengasuh dan menyusui anaknya setelah melahirkan selama dua
tahun. Selain itu, jerih payah seorang ibu berlanjut saat mereka
menjaga anaknya sepanjang siang dan malam serta saat mendidik
anaknya.
9

         


         
      

Artinya : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. al-isra: 23

         


        
         
        
         
          
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan
bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang
yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya. Surah al-maidah ayat : 02
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas- tugas yang harus
dilakukan atau di kuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia
tertentu sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat dan
kebudayaan tertentu agar dapat hidup bahagia dan mampu
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tugas-tugas
tersebut terbagi dalam beberapa fase mulai dari tugas perkembangan
masa anak-anak, tugas perkembangan masa dewasa awal dan akhir,
dan tugas perkembangan usia lanjut. Tugas–tugas tersebut bertujuan
agar individu dapat berkembang secara baik.
B. Saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang
diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa
pubertas. Di masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu
sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka.
Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang
diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi.
Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti
mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu
yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua
berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak
agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil
suatu keputusan.

3
4

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangann Peserta


Didik. Jakarta: Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Desmita. 1993. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rosda
Karya.
Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Upton, Penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai