PENDAHULUAN
1
Ruslan, “Studi tentang Kinerja Dosen Berdasarkan Kepuasan Mahasiswa dan
Pengaruhnya terhadap Perilaku Pascakuliah di FMIPA Universitas Negeri Makasar”.
Disertasi, (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal. 47
2
Zulhan Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Yogyakarta: Ekonisa, 2001).
1
2
4
Mukhtar, Merambah Manajemen Baru: Pendidikan Tinggi Islam (Jakarta: CV. Misaka
Galiza, 2003), hal. 219.
4
َغفُو ٌر
5
M. Makhfudz, Kontroversi Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jurnal Hukum Vol. 3 No.2,
Fakultas Hukum Universitas Tama Jagakarsa, h. 381.
6
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012), h. 608-609.
6
a. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
8
Selain guru kenaikan gaji ini juga akan didapatkan oleh 250 Orang
Operator Sekolah (OS), 52 orang satpam 185 orang pelayan dan 40 orang
petugas pustaka atau tata usaha
No
Pernyataan SS S TS STS
.
Mengajar memberi kesempatan kepada
1.
saya untuk meningkatkan profesionalisme
Penghasilan guru cukup untuk biaya hidup
2.
wajar
Mengajar memberi kesempatan untuk
3.
menggunakan berbagai macam keterampil
Kepala sekolah menjadi guru bagi guru
4.
yang lainnya
Kondisi kerja di sekolah saya dapat
5.
diperbaiki
6. Kondisi kerja di sekolah saya nyaman.
8
Dikutip dari https://www.jektv.co.id/read/2020/03/18/1128/gaji-tenaga-honorer-sd--smp-
di-kabupaten-batanghari-naik kamis 29 Oktober 2020 (19:41)
11
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
b. Praktis
1) Diharapkan dapat sebagai sumbangan informasi bagi pengelola MTS N
1 Muara Bulian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan strategi dalam upaya meningkatkan otonomi dan
pengalaman yang bertanggung jawab terhadap kepuasan motivasi
kinerja
2) Sebagai sumbangan informasi bagi guru dan pengelola Madrasah
Tsanawiyah N 1 Muara Bulian sebagai usaha untuk meningkatkan
otonomi, pengalaman yang bertanggung jawab dan kepuasan motivasi
15
kinerja guru serta memberikan gambaran yang lebih kongkrit dan dapat
dijadikan sumber pijakan dalam memberikan alternatif dalam
mengelola Madrasah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan
3) Memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan Peneliti dalam bidang
pendidikan khususnya yang berhubungan dengan otonomi,
danpengalaman yang bertanggung jawab terhadap kepuasan motivasi
kinerja. Proses mengaplikasikan ilmu yang telah Peneliti dapatkan
selama masa pendidikan di Institut Agama Islam Nusantara Batanghari.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Kepuasan Motivasi Kinerja
Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen suatu
lembaga. Dengan mengetahui kepuasan kerja guru, melalui bagaimana
guru tersebut merespon terhadap berbagai program atau rencana yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah, hal ini dapat menjadi umpan balik
yang sangat berharga bagi lembaga tersebut.
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dimana pegawai memandang perkerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminnkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Hal ini nampak dari sikap positif pegawai terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. 9
Sedangkan menurut As’ad kepuasan kerja merupakan sikap umum
yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan individu di luar kerja. 10
Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang
karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil
interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan
lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan.
Pegawai yang motivasi dan kepuasannya tinggi, ini merupakan
keadaan ideal, baik bagi organisasi maupun bagi pegawai itu sendiri.
Keadaan ini timbul bila sumbangsih yang diberikan oleh pegawai bernilai
9
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2011) 193.
10
Endo Wijaya Kartika, Thomas S. Kaihatu, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja. 104.
16
17
11
http://www.definisi-pengertian.com/2016/01/pengertian-motivasi-definisi-menurut-
ahli.html
18
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Anwar Prabu Mangkunegara, 2006:67)
Kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu
secara berencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi
bersangkutan (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007:153).
Kinerja didefinisikan sebagai seperangkat hasil yang dicapai dan
merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan
yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
Kinerja adalah salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada
diri pekerja (Griffin, 1987)
Berdasarkan model teori kepuasan kerja pada gambar dibawah ini
maka hubungan kepuasan kerja dan kemampuan administratif pegawai
berpengaruh terhadap efektifitas organisasi.
19
12
Robbins, Stephen dan A. Judge, Timothy, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), hal. 107
20
Artinya :
2. Otonomi
14
Dikutip dari http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2013100391
MNBab2001/ page5.html jum’at 30 Oktober 2020 (11:31)
23
Artinya :
15
Dikutip dari https://tafsirweb.com/2893-quran-surat-al-anfal-ayat-27.html jum’at 30
Oktober 2020 (11:58)
24
Artinya :
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut rasa
kepedulian dan tanggung jawab.
B. Kerangka Berpikir
kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan puas atau tidak puas
seorang guru terhadap pekerjaan yang merupakan hasil penilaian yang
bersifat subyektif terhadap aspek-aspek pekerjaan itu sendiri, gaji yang
diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, kualitas
kepala sekolah sebagai supervisor, dan hubungan dengan rekan sekerja.
Persepsi guru atas pengalaman yang bertanggung jawab sangat positif
karena dengan adanya pengalaman dan rasa tanggung jawab seorang
30
C. Hipotesis Penelitian
X1: Otonomi
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
pendekatan survei. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan
informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut. 18
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.19 Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu
akan mencari besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
dari variabel otonomi, pengelaman yang Bertanggung jawab, dan
kepuasan motivasi kinerja guru.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Pupulasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/
subjek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek yang diteliti itu. 20 Menurut Husaini populasi adalah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok
18
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), hal. 66
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 12
20
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 61
35
21
Husaini Usman, et.al, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009),
hal, 42
22
Iskandar, Op.Cit, hal. 68
23
Ridwan, Path Analysis (Bandung : CV. Alfabeta, 2013), hal. 38
24
Freend N. Kerlinger, Foundation of Behavior Research. Tin Edition Terjemahan
Simatupang, 2004
25
Husaini Usman, et.all, Op.Cit, hal. 43
26
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 91
36
27
Iskandar, Op.Cit, hal. 69
28
Ridwan, Op.Cit, hal. 40
29
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah (Jakarta : Gaung Persada Press,
2010), hal. 78-79
37
30
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.
146
31
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 52
38
3. Interview (Wawancara)
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.32 Teknik pengumpulan data melalui wawancara ini
dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak MTS N Muara
Bulian yang berhubungan dengan keperluan penelitian, yaitu yang
berhubungan dengan kepuasan motivasi kinerja guru, otonomi dan
pengelaman yang bertanggung jawab pada MTS N Muara Bulian.
4. Angket
Teknik pengumpulan data yang paling dominan dalam penilitian ini
adalah dengan menggunakan teknik angket. Angket adalah daftar
pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik
langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). 33 Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis
menggunakan angket yang dirancang dari empat variabel penelitian yaitu :
otonomi, pengelaman yang bertanggung jawab, dan kepuasan motivasi
kinerja. Angket tersebut akan diberikan kepada responden guna
mendapatkan jawaban dari pernyataan dan sikap dari responden. Metode
angket ini digunakan penulis untuk memperoleh data tertentu tentang
pengaruh dari pengelaman, bertanggung jawab, dan kepuasan motivasi
kinerja guru
Sifat dari angket ini adalah angket tidak langsung, artinya angket
diberikan kepada responden yaitu: seluruh guru pada MTS Muara N
Bulian. Bentuk angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert dengan alternatif pilihan jawaban, seperti dalam tabel berikut
ini:
32
Ibid, hal. 55
33
Ibid., hal. 57
39
1 SL (Selalu) 5 1
2 SR (Sering) 4 2
3 KK (Kadang-Kadang) 3 3
4 JR (Jarang) 2 4
5 TP (Tidak Pernah) 1 5
suatu produk atau jasa telah mendapatkan pelayanan suatu jasa dengan
baik.
Kebutuhan akan
1. berprestasi 1,2,3,4,5,6 6
Peluang untuk
2. berkembang 7,8,9,10,11,12 6
Kebanggaan
3. terhadap pekerjaan sendiri 13, 14,15, 3
Jumlah 25
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 34
34
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hal. 35
42
35
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 372
43
Dari hasil uji validitas tersebut di atas, terlihat bahwa item yang tidak
valid sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan
program SPSS.
2) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.36
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.37
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :
[ ][ ∑σ
]
2
k
⋅ 1− 2 i
k −1 σt
r11 =
36
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
37
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
44
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
N = Jumlah responden. 38
Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel kepuasan
motivasi kinerja guru dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas kepuasan motivasi kinerja
guru:
[ 25
25−1
.¿
]
[ 25
24
=1.041 .
23
112 ][
=0.2053
]
= 1-0,2053 = 0,7947
= 1.041 x 0,7947 = 0,8272
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 38 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel kepuasan kerja adalah
0.8272 atau rhitung = 0.8272 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
alpha, maka instrumen variabel kepuasan motivasi kinerja guru dinyatakan
reliabel.39 Dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
39
Perhitungan Lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 318
45
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
.828 .824 25
b. Definisi operasional
Dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan, otonomi luas
pendidikan menjadi jawaban dalam rangka meminimalisir atau
menghilangkan tantangan dunia pendidikan yang dihadapi serta sebagai
upaya meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Instrumen otonomi (X1),
berupa angket yang terdiri dari 25 butir dan setiap butir mempunyai 5
alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, d.
Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk pertanyaan / pernyataan tentag fakta /
perilaku. Dengan demikian rentang skor teoritis berkisar antara 25 sampai
dengan 150.
40
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
46
c. Kisi-kisi instrumen
Atas dasar definisi operasional sebelumnya maka kisi-kisi
instrumen ini direncanakan akan berbentuk sebagaimana terlihat pada
tebel berikut.
Tabel 12. Kisi-kisi instrumen otonomi (X1).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
Item
1. Pedagogik 1,2,3,4,5,6,7 7
2. Kepribadian 8,9,10,11,12, 5
3. Sosial 13,14,15,16,17 5
4. Professional 18,19,20,21,22,23,24,25 8
Jumlah 25
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
47
41
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35
42
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 366
48
Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
3) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.43
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.al dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.44
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :
43
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
44
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
49
r11 =
[ ][ k
k −1
∑
⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
N = Jumlah responden. 45
Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel motivasi
berprestasi dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas otonomi:
[ 25
25−1
.¿
]
[ 25
24
=1.041 .
24
116 ][
=0.2068
]
= 1-0.2068 = 0.7932
= 1.041 x 0.7932 = 0.8257
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 25 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel otonomi adalah 0.8257
atau rhitung = 0. 8257> nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai alpha, maka
46
instrumen variabel otonomi dinyatakan reliabil. Dan dapat dijadikan
sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
45
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
46
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 332
50
c. Kisi-kisi instrumen
47
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
51
Lama 1,2,3,4,5,6,7 7
1 waktu/masa
kerja
Tingkat
pengetahuan 8,9,10,11,12,13
2 dan , 7
keterampilan 14,
yang tinggi
Penguasan 15,16,17,18,19,
3 terhadap 20,21,22,23,24, 11
pekerjaan 25
Jumlah 25
n = Jumlah responden. 48
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel pengelaman yang
bertanggung jawab.49
No r hitung r tabel
Pernyataan Kesimpulan
Item
01 02 03 04 05
1. 0,727 0.631
X2_1 Valid
2. 0,675 0.631
X2_2 Valid
3. 0,856 0.631
X2_3 Valid
4. 0,653 0.631
X2_4 Valid
5. 0,699 0.631
X2_5 Valid
6. 0,663 0.631
X2_6 Valid
7. 0,725 0.631
X2_7 Valid
8. 0,807 0.631
X2_8 Valid
9. 0,676 0.631
X2_9 Valid
10. 0,875 0.631
X2_10 Valid
11. 0,787 0.631
X2_11 Valid
12. 0,735 0.631
X2_12 Valid
13. 0,503 0.631
X2_13 Tidak Valid
14. 0,797 0.631
X2_14 Valid
15. 0,663 0.631
X2_15 Valid
16. 0,771 0.631
X2_16 Valid
17. 0,654 0.631
X2_17 Valid
18. 0,815 0.631
X2_18 Valid
19. 0,697 0.631
X2_19 Valid
48
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35.
49
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 368
53
Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
4) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.50
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.51
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :
50
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
51
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
54
r11 =
[ ][ k
k −1
∑
⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
N = Jumlah responden. 52
Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel pengelaman yang
bertanggung jawab dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas pengelaman yang
bertanggung jawab:
[ 25
25−1
.¿]
[ 25
24
=1.041 .
40
266 ][
=0.1503
]
= 1-0.1503 = 0.8497
= 1.041 x 0.8491 = 0.8839
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 25 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel pengelaman yang
bertanggung jawab adalah 0.8839 atau rhitung = 0.8839 > nilai alpha = 0.60.
Ini berarti rhitung > nilai alpha, maka instrumen variabel pengelaman yang
53
bertanggung jawab dinyatakan reliabil. Dan dapat dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
52
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
53
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 348
55
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan dalam penyajian data, ukuran sentral.
Ukuran penyebaran. Penyajian data adalah daftar distribusi dan
54
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
55
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 52.
56
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 125.
56
histogram. Ukuran sentral adalah mean, median, dan modus dan standar
deviasi (simpangan baku) serta rentang teoritik masing-masing variabel. 57
Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mencari nilai maksimum, nilai minimun, mean, median, modus, dan
standar deviasi. Penyajian data dilakukan dengan distribusi frekuensi yang
diwujudkan dalam bentuk tabel dan grafik histogram.
2. Analisis Inferensial
Untuk melakukan analisis inferensial (uji hipotesis), pengolahan
data dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Metode path
analysis merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga
analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur
(regression is spesial case of path analysis). Analisis jalur digunakan
untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang
berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal).
Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat
variabel (exogenus), dan variabel dependen yang disebut varibael
endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan
jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen
menuju variabel dependen yang terakhir.58
Path analysis dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari
pengaruh atau efek secara langsung dan tidak langsung dari variabel
bebas terhadap variabel tergantung. Analisis ini merupakan salah satu
pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variabel
didalam model.
Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat membuat dua
persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukan
hubungan yang dihipotesiskan. Dua persamaan tersebut sebagai berikut:
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 208.
58
Ibid., hal. 297
57
Dimana:
X1 = Otonomi
X2 = Pengelaman yang bertanggung jawab
X3 = Kepuasan motivasi kinerja guru
p = Kofisien Jalur.
Otonomi H1
X1 e
Kepuasan
motivasi kinerja
X3
Pengelaman
yang H2
bertanggung
jawab
H3
59
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Op.Cit, hal. 75.
60
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2014) hal. 159.
61
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
62
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
59
Hi : ρ3.1 > 0
63
Sugiyono, Op.Cit, hal. 265
64
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98
60
H0 : ρ3.2 ≤ 0
Hi : ρ3.2 > 0
Hi : ρ3.1.2 > 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Studi pendahuluan
(grand tour)
2. Pengajuan judul
Proposal Skripsi
3. Konsultasi
Pembimbing
4. Seminar Proposal
5. Penelitian
Lapangan/pe
ngumpulan data
6. Penulisan skripsi
7. Pendaftaran ujian
munaqasyah
8. Ujian munaqoysah
9. Penyerahan skripsi
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PEMBAHASAN
65
http://mtsnmuara bulian.blogspot.co.id/. (Diakses pada tanggal 17 November 2020).
Tabel 31. Ukuran Tendensi Sentral.66
Statistics
otonomi (x1) Pengelaman kepuasan
yang motivasi kinerja
bertanggung guru(x3)
jawab (x2)
Valid 10 10 10
N
Missing 0 0 0
Mean 100,7000 114,3000 102,1000
Frekuens
Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi i Relatif
Kumulatif
(%)
1 86 - 90 2 20 2
2 91 – 95 2 20 4
3 96 – 100 2 20 6
4 101 – 105 2 20 8
5 106 – 110 2 20 10
Jumlah 10 100
67
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 385
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal.
2. Pengelaman yang bertanggung jawab
Variabel iklim organisasi diukur melalui kuesioner yang terdiri dari
30 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah secara
statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya kelas
yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 5 kelas
dengan nilai skor terendah 105 dan skor tertinggi 151, nilai modus untuk
variabel pengelaman yang bertanggung jawab sebesar 111,000, median
4,14742, mean (rata-rata) 114,3000. Standar deviasi atau simpangan
baku yang didapat yaitu 109.00 dan varians 13,11530.
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai diatas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
=5
Jadi Nilai K nya adalah 5.
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
Data terbesar = 151, Data terkecil = 105
Jadi 151 – 105 = 46+ 1 = 47
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 47 : 5
= 10
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh rentang skor yaitu
sebesar 47, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges
diperoleh kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 10.
Distribusi frekuensi data variabel pengelaman yang bertanggung jawab
dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Variabel pengelaman yang bertanggung
jawab (X2).68
Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Relatif (%) Kumulatif
1 105 – 109 2 20 2
2 110 – 114 2 20 4
3 115 – 119 2 20 6
4 120 – 124 2 20 8
5 125 – 129 2 20 10
Jumlah 10 100
69
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 394
Sebelum melangkah ke pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus
melalui perhitungan persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis
yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu uji normalitas, uji homogenitas
dan uji linearitas. Berikut ini akan di uraikan satu persatu hasil pengujian
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian
yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal.
Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.70
Secara rinci uji normalitas dalam penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Normalitas Data Otonomi (X1)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Otonomi .080 10 .085 .950 10 .222
a. Lilliefors Significance Correction
70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
Atau 0.085 > 0,05, maka data otonomi (X 1) berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.71
2) Normalitas Data Pengelaman yang bertanggung jawab (X2)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengelaman
yang
.063 10 .232* .973 10 .322
bertanggung
jawab
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
71
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
72
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
populasi yang berdistribusi tidak normal. 73 Untuk selanjutnya akan
diadakan transformasi data.
Berdasarkan tabel hasil transformasi data di atas, diperoleh nilai
Sig = 0.54 (uji Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.54 lebih besar dari nilai α
(alpha) 0,05. Atau 0.54 > 0,05, maka data kepuasan motivasi kinerja guru
(X3) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Adapun hasil uji normalitas di atas dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov.
No Variabel Lhitung Ltabel Keterangan
α 0,05
1 Otonomi (X1) 0.085 0,05 Berdistribusi Normal
2 Pengelaman yang 0.232 0,05 Berdistribusi Normal
bertanggung jawab (X2)
4 Kepuasan motivasi kinerja 0.54 0,05 Berdistribusi Normal
(X3)
Total 540,100 9
Total 1548,100 9
1352,000
Total 1682,900 17
Total 1682,900 14
Coefficientsa
78
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 491
79
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 502
Standardize
t
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta Sig.
1 (Constant) 125,095 72,548 1,724 ,128
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the
Model R Square Square Estimate
1 .245a .060 .208 .1503149
a. Predictors: (Constant), Pengelaman yang bertanggung jawab,
Otonomi
b. Dependent Variable: Kepuasan motivasi kinerja guru
H0 : ρ3.1 ≤ 0
Hi : ρ3.1 > 0
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel dan
Coefficientsa
H0 : ρ3.2 ≤ 0
Hi : ρ3.2 > 0
Coefficientsa
H0 : ρ3.1.2 ≤ 0
Hi : ρ3.1.2 > 0
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 101,279 2 50,640 6,224 .805b
81
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
Residual 1581,621 7 225,946
Total 1682,900 9
diterima.
Hasil persamaan yang dilakukan secara otomatis di atas di
masukkan ke dalam gambar persamaan struktural berikut.
thitung = 5,609
Otonomi p: 0,369
X1 e = 0,231
Kepuasan
motivasi kinerja
guru
Pengelaman X3
yang thitung = 5,392
bertanggung p: 0,534 Fhitung = 6,224
jawab p: 0.769
Rangkuman:
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibuat rangkuman hasil
pengujian untuk setiap koefisien jalur variabel eksogen terhadap variabel
endogen dan hasil pengujian hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan
uji f (secara simultan) dalam tabel berikut ini:
Tabel 83: Rangkuman Hasil Uji antar Variabel Eksogen terhadap
Variabel Endogen.
Hasil Pengujian antar Jalur
No Variabel Tidak Ket
Langsung Total
Langsung
1. X1 – X3 36,9% - 36,7% Berpengaruh signifikan
2. X2 – X3 53,4% - 53,3% Berpengaruh signifikan
3. X1, X2 – X3 - - 76,9% Berpengaruh signifikan
2.
H0: px3x2 = 0
5.392 1,812 -
0,562 Terima H
1
H1: px3x2 ≠ 0
H0: px3x2x1 = 0 0,707
3. 1: px3x2x1 ≠ 0
- - 6,224 4.10 Terima H1
H
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas, memberikan implikasi terhadap penelitian ini, sebagai berikut:
1. Motivasi kinerja guru dapat ditingkatkan dengan memperbaiki otonomi
Sekolah. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki otonomi Sekolah agar berdampak pada peningkatan
motivasi kinerja guru sebagai berikut: Pertama, menetapakan tujuan
yang jelas. Tujuan yang jelas akan memandu dan membantu proses
belajar untuk mengerti kemana sasaran Proses Pembelajaran dan
motivasi kinerja guru akan dapat diukur. Setiap, menetapkan tujuan
yang jelas tujuannya akan dapat menetapkan prioritas kerja dan
sekaligus dapat mengalokasikan sumber dayanya dalam pencapaian
daya tersebut. Dengan demikian sekaligus dapat mengembangkan
kemampuan siswa/I dalam mengembangkan bakat dan juga mampu
mengenali masalah yang akan terjadi. Untuk itu seseorang guru harus
dapat mengembangkan kreativitasnya dan mengembangkan inovasi
yang berkesinambungan melalui pendidikan, pelatihan maupun bentuk
peningkatan keterampilan yang lain. Kedua, otonomi Sekolah dan
kondisi yang baik hendaknya, sehingga guru bangga dan memiliki
prestasi yang baik.
2. Kepuasan motivasi kinerja guru dapat ditingkatkan dengan
memperbaiki pengalaman di Sekolah. Adapun upaya-upaya yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki Proses Pembelajaran di sekolah
agar berdampak pada peningkatan kepuasan motivasi kinerja guru
sebagai berikut: Pertama, membuat ruangan khusus untuk para guru
agar bisa bekerja dan beristirahat lebih nyaman. Kedua, memberikan
kebebasan kepada guru untuk mengemukakan usulan, saran dan
pendapat untuk memajukan sekolah. Ketiga, menciptakan suasana
aman, nyaman, damai dan tentram. Keempat, memberikan
kemudahan dan pelayanan prima dalam segala macam urusan.
3. Kepuasan motivasi kinerja guru dapat ditingkatkan dengan
memperbaiki otonomi Sekolah dan pengalaman yang bertanggung
jawab disekolah. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki otonomi Sekolah guru agar berdampak pada peningkatan
hasil belajar sebagai berikut: Pertama, sebagai guru kita harus mau
belajar menggunakan bahasa prestasi. Menjadikan konsep ini sebagai
budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Titik klimak untuk seorang guru
adalah apabila sudah bisa mencapai gelar kehormatan sebagai guru,
guru harus punya mimpi seperti itu. Kedua, guru harus mampu belajar
sendiri cermat menganalisis diri. mengkoreksi cara berfikir, perilaku,
dan kebiasaan yang kurang menguntungkan. Ketiga, membuat
semacam kompetisi bagi siswa/i dan memberikan penghargaan bagi
siswa/i yang berprestasi. Keempat, membuat kondisi belajar menjadi
lebih baik dalam suatu kelas sangat penting untuk diperhatikan.
Karena untuk mencapai visi dan misi sekolah secara efektif perlu
didukung dengan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Belajar
didalam kelas atau di halaman depan sekolah yang tidak
menyenangkan akan menurunkan semangat untuk belajar. Oleh
karena itu kepala sekolah harus membuat kondisi belajar yang nyaman
dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan
menimbulkan hasil belajar. Kondisi ruangan adalah tempat siswa dan
guru dalam belajar yang dapat mempengaruhi dalam semangat
belajar, yang meliputi kondisi fisik dan kondisi non fisik. Keempat,
mengadakan pelatihan-pelatihan bagi para siswa/i yang hasil
belajarnya kurang baik. sehingga mereka memiliki keterampilan dan
akan meningkatkan kemampuan mereka dalam belajar.
C. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasinya maka
diajukan rekomendasi/ saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah (daerah untuk penelitian di sekolah)
Rekomendasi bagi Pemerintah dalam hal ini adalah kementerian
pendidikan dan kebudayaan. Sebagai bahan masukan untuk melakukan
perencanaan strategik yang baik dalam pengembangan dan peningkatan
kualitas peserta didik dengan cara:
a. Memberikan perhatian terhadap pelayanan supervisi dan kesejahteran
para guru khususnya akan tetapi melalui pemberian tunjangan
sertifikasi yang tepat waktu;
b. Memberikan penghargaan kepada siswa/i yang berprestasi sehingga
hasil belajar semakin meningkat yang sedang akan berdampak kepada
peningkatan pelayanan supervisi yang bermutu;
c. Memberikan bantuan beasiswa kepada siswa/I yang berprestasi,
sehingga tercipta suasana sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
d. Hendaknya menambahkan tenaga pengawas, karena tenaga
pengawas harus sesuai dengan jumlah sekolah dan para guru binaan
sehingga akan menghasilkan mutu pendidikan yang semakin baik.
e. Meningkatkan pembinaan keprofesian berkelanjutan bagi pengawas.
Penelitian ini memfokuskan kepada pelayanan supervisi dan
pelayanan admistrasi terhadap hasil belajar
2. Bagi Pengawasan (Sekolah)
Sebagai bahan masukan bagi pengwasan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas sekolah dan peserta didik antara lain:
a. Meningkatkan frekuensi kunjungan baik secara kualitas maupun
kuantitas untuk melakukan pelyanan supervisi kepada guru yang sudah
sertifikasi maupun yang belum sertifikasi (PNS maupun honorer) secara
kontinu dan berkesinambungan
b. Meningkatkan efektifitas pelayanan supervisi dan administrasi dengan
menerapkan prinsif-prinsip, pendekatan serta teknik yang tepat sesuai
perencanaan lengkap
c. Meningkatkan efektivitas tindak lanjut pelayanan supervisi dengan
melakukan kegiatan analisis dan evaluasi hasil belajar serta pelayanan
administrasi sekolah tersebut.
d. Meningkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan KKG sebagai wadah
pembinaan guru professional dan untuk meningkatakan mutu belajar
yang kondusif.
3. Bagi Peneliti
Untuk penelitian hasil belajar lebih lanjut, perlu dilakukan dengan
melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, karena dalam
penelitian ini hanya melibatkan dua variabel bebas (independent) yang
sudah teridentifikasi mempengaruhi variabel terikat (dependent), yaitu:
pelayanan supervisi, pelayanan administrasi dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh total
pelayanan supervisi, dan pelayanan administrasi terhadap hasil belajar di
MTs Negeri 1Batang Hari. berada pada angka 0.764 (76.4%) dan masih
ada variabel residu (sisa) yang belum teridentifikasi sebanyak 0.236
(23.6%). Hal ini menunjukkan bahwa masih ada variabel diluar atau yang
lain dan belum diteliti, antara lain adalah: Kompensasi, pengawasan,
jaminan kerja, kebijakan keamanan dan kesejahteraan, kebijakan dan
administrasi, kebijakan dan praktik manajemen, struktur organisasi,
karakteristik pekerjaan, teknologi, ketegangan dalam bekerja (tension at
work) dan masih banyak lagi faktor lain yang juga belum terdeteksi oleh
penulis dalam penelitian ini.
Kepada Peneliti lain agar kiranya hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan atau rujukan dalam menyelesaikan
masalah yang sama, dan penelitian ini juga perlu ditindak lanjuti
khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang sama.
D. Kata Penutup
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, akhirnya setelah melalui proses demi
proses yang panjang sampai lah kepada bab terakhir dalam proposal
skripsi ini, penulis dapat melalui serangkai proses dari tahap demi tahap
mulai dari pengajuan judul sampai pada kesimpulan akhir dari penulisan
proposal skripsi ini, yang kesemuanya ini tanpa hidayah dan petunjuk
Allah SWT.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang setinggi dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan proposal skripsi ini terutama kepada dosen
pembimbing proposal skripsi ini yaitu: Bapak Dr. Ansori, M.Pd.I yang
dengan penuh kesabaran telah membimbing dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
Ucapan Terima Kasih Kepada para pembaca pada umumnya
penulis mengharapakan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan
penulisan yang akan datang. dengan mengharap Ridha Allah SWT
semoga proposal skripsi ini ada manfaatnya bagi inovasi pendidikan di
sekolah. dan semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan
petunjuk-Nya kepada kita semua. Aamiin Yaa Robbal’alamin.
PUPAH
NIM.