Abstract
This study aims to examine and analyze the effect of competence and interpersonal
communication on the performance of PKB employees of the Maluku Province BKKBN
Representatives. This type of research is a quantitative research, using a questionnaire as a
research instrument. The sample selection technique used simple random sampling. The
population of this research is the PKB representative of the Maluku Province BKKBN, totaling
100 employees with a total sample of 50 employees. The results of the study stated that
competence and interpersonal communication partially or simultaneously had a positive and
significant influence on the performance of PKB employees of the Maluku Province BKKBN
Representatives. The variable of competence and interpersonal communication explains the
variable of employee performance by 78.2%, this means that competence and interpersonal
communication are two factors that must be considered
I. PENDAHULUAN
Organisasi adalah kesatuan (entity) yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Robbins, 1994). Unit-unit dari
organisasi terdiri atas orang atau sekelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut
terkoordinasi secara sadar artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya (Wirawan, 2007).
Selain sebagai tempat manusia berinteraksi dan mengaktualisasikan diri, organisasi tentunya
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Masing-masing organisasi mempunyai tujuannya
sendiri berdasarkan keinginan yang ingin dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir,
(Handoko, 2000: 107).
Keberhasilan suatu organisasi sangat erat kaitannya dengan kualitas kinerja pegawai
yang ada di dalam organisasi, sehingga organisasi dituntut untuk dapat meningkatkan mutu
kualitas dari para anggotanya.
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu
tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya (Edison, et
al., 2017). Kinerja pegawai yang tinggi akan berdampak pada peningkatan produktivitas
organisasi, sehingga ini harus menjadi perhatian utama dari pimpinan organisasi untuk dapat
senantiasa memperhatikan sumber daya manusianya demi peningkatan kemajuan organisasi.
1
Robbins (2007) mendefinisikan kinerja yaitu suatu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Pendapat lain
dikemukakan oleh Mangkunegara (2010) yang menyatakan kinerja pegawai adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah
kemampuan pegawai menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan waktu dan rencana atau
sesuai dengan yang diharapkan (Abdullah, 2014).
Salah satu faktor penting dalam penentuan kinerja pegawai yaitu kompetensi yang
dimiliki oleh pegawai yang bekerja di organisasi tersebut. Hal ini juga yang menjadi salah
satu faktor yang menentukan seseorang untuk dapat diterima bekerja dalam suatu organisasi.
Setiap manusia membutuhkan kompetensi yang sesuai untuk menyelesaikan setiap tugas
dalam pekerjaan mereka. Namun, kompetensi itu sendiri tidak dimiliki seseorang dari sejak
lahir. Kompetensi juga bisa diciptakan melalui pelatihan-pelatihan maupun kursus yang
banyak diselenggarakan berbagai pihak. Menurut Robbins (2007) kompetensi adalah suatu
kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual
dan kemampuan fisik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrat, et al., (2016) di
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar, ditemukan bahwa kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian lain yakni
penelitian dari Irmawati & Adda (2017) mengenai “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi
terhadap Kinerja Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam pengelolaan Program
KB di Kota Palu” dan penelitian dari Manani & Ngui (2019) mengenai “Effects of Employee
Competencies on Employee Job Performance In Humanitarian Organizations; A Case Study
of The World Food Programme, Kenya” membuktikan secara empiris pengaruh kompetensi
terhadap kinerja pegawai atau karyawan yakni positif dan signifikan.
Karakteristik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah
relasi dengan yang lain, sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik
dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal (Faidha, 2020). Menurut
Hardjana (2003), komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima
pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Gumay & Hermani (2018) di PT. Euro Management Indonesia, ditemukan bahwa
komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan, kuat dan positif terhadap kinerja pegawai atau
karyawan. Hasil penelitian lain yakni penelitian dari Faidha (2020) mengenai “Pengaruh
Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di BKKBN
Provinsi Sulawesi Tenggara” dan penelitian dari Abdurrahman (2018) mengenai “The Effect of
Interpersonal Communication Skills and Work Motivation on Performance of Marketing
Employee” membuktikan secara empiris pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja
pegawai atau karyawan yakni positif dan signifikan.
Organisasi publik/pemerintah, tentunya dibutuhkan kerja nyata untuk dapat langsung
berkontribusi bagi kesejahteraan rakyat. Sehingga dituntut kinerja pegawai yang optimal untuk
dapat menciptakan pelayanan publik yang maksimal kepada masyarakat. Kurangnya
keberhasilan capaian yang ditargetkan dari seorang pegawai PKB ( Penyuluh Keluarga
Berenacana) dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Dari faktor internal, fenomena yang terjadi saat ini bahwa kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai PKB yang ada di Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku masih memiliki kelemahan
dan perlu adanya pengoptimalan kinerja pegawai PKB sehingga dapat menjadi lebih baik.
Selain itu juga, terdapat faktor eksternal dari dalam diri masyarakat yang tidak
mendukung program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) ini. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena yang terjadi dimana masih kentalnya
paradigma leluhur yang masih tertanam dalam masyarakat yang beranggapan bahwa banyak
2
anak banyak rezeki. Ada juga yang menganggap bahwa program Keluarga Berencana tersebut
bertentangan dengan nilai agama yang mereka percayai. Disamping itu, pemahaman tentang
pentingnya keluarga berencana kepada berbagai pemangku kepentingan juga belum
menghasilkan komitmen yang kuat untuk mendukung penyelenggaraan keluarga berencana.
Kemudian kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan kepada
masyarakat belum mampu mengubah nilai tentang jumlah anak ideal yang diinginkan maupun
perilaku masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kontrasepsi sesuai kebutuhan.
Dengan demikian sebagai seorang penyuluh, kemampuan untuk dapat bersosialisasi
dan berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat sangatlah penting bukan hanya
sekedar melaksanakan sosialisasi yang bersifat komunikasi satu arah saja karena ini dapat
menjadi faktor penentu kesadaran masyarakat untuk mencapai tujuan organisasi. Pentingnya
Kompentensi dan Kemampuan Interpersonal bagi seorang pegawai PKB BKKBN untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
𝑁
=
1 + (𝑒)2
Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Presentasi kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa
ditolerir; e = 10% (0,1)
100
1 + 100 (0, 1)2
100
𝑛 = 1 + 100 (0, 01)
100
𝑛= = 50
2
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 3.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,880 2,869 1,352 ,183
Kompetensi (X1) ,647 ,135 ,598 4,782 ,000
Komunikasi
,442 ,170 ,325 2,600 ,012
Interpersonal (X2)
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
Berdasarkan hasil pada tabel di atas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Dari persamaan regresi berganda di atas menunjukan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
a. Konstanta
Pada persamaan di atas, nilai konstanta diperoleh sebesar 3,880 yang berarti bahwa jika
tanpa dipengaruhi dengan variabel bebas yaitu kompetensi dan komunikasi interpersonal maka
kinerja pegawai sebesar 3,880.
b. Kompetensi (X1)
Untuk variabel kompetensi, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,647
yang berarti bahwa jika variabel kompetensi mengalami peningkatan satu persen, maka
kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,647. Dengan asumsi variabel
independen lainnya bersifat tetap.
c. Komunikasi Interpersonal (X2)
Untuk variabel komunikasi interpersonal, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,442 yang
berarti bahwa jika variabel komunikasi interpersonal mengalami peningkatan satu persen,
maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,442. Dengan asumsi variabel
independen lainnya bersifat tetap.
Tabel 3.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
4
1 ,889a ,791 ,782 2,699
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
Dari tabel di atas diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi berganda (Adjusted
R Square) sebesar 0,782 atau 78,2%. Berdasarkan pada hal tersebut dapat diartikan bahwa
variabel-variabel independen yakni kompetensi dan komunikasi interpersonal dapat
menjelaskan variabel kinerja pegawai sebesar 78,2%. Sedangkan sisanya sebesar 21,8%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.
Tabel 3.11
Hasil Uji Parsial (Uji t)
a. Koefisien uji t variabel kompetensi adalah 4,782 > t tabel 1,677 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,000. Hasil
tersebut dapat diartikan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,10. Ini berarti pengaruh
kompetensi terhadap kinerja pegawai signifikan, atau ada pengaruh positif kompetensi
terhadap kinerja pegawai sehingga hipotesis pertama diterima.
b. Koefisien uji t variabel komunikasi interpersonal adalah 2,600 > t tabel 1,677 sedangkan
nilai signifikansinya adalah 0,012. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,10. Ini berarti pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai signifikan,
atau ada pengaruh positif komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai sehingga hipotesis
kedua diterima.
Tabel 4.12
Hasil Uji Simultan (Uji f)
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1294,844 2 647,422 88,875 ,000b
Residual 342,376 47 7,285
Total 1637,220 49
IV. KESIMPULAN
1. Kompetensi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PKB
Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. Hal ini berarti bahwa dengan adanya kompetensi
baik yang dimiliki oleh pegawai PKB maka dapat memberikan dampak positif dan
signifikan bagi pegawai PKB dalam peningkatan kinerja pegawai PKB Perwakilan
BKKBN Provinsi Maluku menjadi lebih baik.
2. Komunikasi Interpersonal memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai PKB Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. Hal ini berarti bahwa dengan adanya
penerapan proses komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pegawai PKB dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka dapat memberikan dampak positif dan
signifikan bagi pegawai PKB dalam peningkatan kinerja pegawai PKB Perwakilan
BKKBN Provinsi Maluku menjadi lebih baik.
3. Kompetensi dan Komunikasi Interpersonal secara simultan memberikan pengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai PKB Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. Hal
ini berarti bahwa dengan adanya kompetensi baik yang dimiliki oleh pegawai PKB serta
penerapan proses komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pegawai PKB dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, diterapkan secara bersamaan maka dapat
memberikan dampak positif dan signifikan bagi pegawai PKB dalam peningkatan kinerja
pegawai PKB Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menjadi lebih baik dibanding
diterapkan secara terpisah.
V. REKOMENDASI
1. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif, sehingga diharapkan pada
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya disarankan untuk dapat lebih meneliti dengan
pendekatan kualitatif untuk dapat mengexplore lebih mendalam tentang variaal komptensi,
komunikasi interpersonal dan kinerja
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang bisa jadi
menjadi faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai PKB Perwakilan BKKBN
Provinsi Maluku sehingga dapat dikaji secara lebih menyeluruh.
3. Penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah sampel penelitian yang
dipakai sehingga dapat meningkatkan presentase kelonggaran ketelitian kesalahan
pengambilan sampel menjadi lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Abdurrahman, N. H. (2018). The Effect of Interpersonal Communication Skills and Work
Motivation on Performance of Marketing Employee. International Journal of Engineering
& Technology, Volume 7.
Cahyaningrat, A. . M. B., Erviantono, T., & Wismayanti, K. W. D. (2016). Pengaruh
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kota Denpasar. Universitas Udayana.
7
Edison, E., Anwar, Y., & Komariyah, I. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta.
Faidha. (2020). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) Di BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara. Perwakilan BKKBN
Sulawesi Tenggara.
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gumay, S. A., & Hermani, A. (2018). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Euro Management Indonesia. Universitas
Diponegoro.
Handoko, T. H. (2000). Manajemen (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hardjana, A. M. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius.
Irmawati, B. H., & Adda, H. (2017). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Dalam Pengelolaan Program KB Di Kota
Palu. Universitas Tadulako.
Manani, E., & Ngui, T. K. (2019). Effects of Employee Competencies on Employee Job
Performance in Humanitarian Organizations; A Case Study of The World Food
Programme, Kenya. Global Scientific Journals, Volume 7(Issue 10).
Mangkunegara, A. . A. P. (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Revika Aditama.
Prasetyo, J. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, S. P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
Robbins, S. P. (2007). Perilaku Organisasi (Kesepuluh). Jakarta: PT. Index Kelompok
Gramedia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Umar, H. (2009). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali
Persada.
Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Empat.