Anda di halaman 1dari 13

Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa

Vol. 2 No. 2 November 2022

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL


PIMPINAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
Dewi Fitriah1, A. Rohendi2
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, dewifitriah99@gmail.com
2
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, arohendi1209@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal pimpinan
terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Onamba Indonesia, 2) mengetahui pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Onamba Indonesia, dan
3) mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal pemimpin dan gaya kepemimpinan
secara bersama-sama terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Onamba Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan Komunikasi Interpersonal pimpinan dan Gaya
Kepemimpinan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan di PT Onamba Indonesia.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Karyawan

ABSTRACT
The purpose of this study is 1) to see the influence of communication between leaders on
improving employee performance at PT. Onamba Indonesia, 2) indicators of the influence
of leadership style on improving employee performance at PT. Onamba Indonesia, and 3)
indicators of the influence of interpersonal communication between leaders and leadership
styles together on improving employee performance at PT. Onamba Indonesia. The results
showed that the leadership interpersonal communication and leadership style individually
or collectively had a positive effect on employee performance at PT Onamba Indonesia.
Keywords: Interpersonal Communication, Leadership Style, Employee Performance

PENDAHULUAN menunjukan ada pengaruh positif dan


Keberhasilan perusahaan signifikan. Hal ini telah dibuktikan oleh
ditentukan oleh kepemimpinan yang Reindy Gustyawan, Yuliani Rachma Putri
dikembangkan oleh perusahaan yang dan Dini Salmiyah Fithrah Ali (2015)
diberikan kepada bawahannya untuk berdasarkan hasil penelitiannya telah
mencapai tujuan. Tanpa kepemimpinan menunjukkan bahwa ada Pengaruh
yang baik akan sulit untuk mencapai Komunikasi Interpersonal Terhadap
tujuan organisasi, bahkan untuk Kinerja Karyawan. Hasil penelitiannya
berdaptasi dengan perubahan yang sedang menunjukkan bahwa komunikasi
terjadi didalam maupun diluar organisasi. interpersonal memiliki pengaruh yang
Hubungan yang harmonis antara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dan pimpinan merupakan suatu karyawan. Pada bagian lain Farisya
masalah yang perlu diperhatikan jika Wulandari (2019) melakukan penelitian
dihubungkan dengan kinerja karyawan. Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi
Beberapa faktor kepribadian seorang yang Terhadap Kinerja Pegawai. Hasil
berkaitan dengan kinerja karyawan adalah penelitiannya menunjukkan bahwa
komunikasi interpersonal pimpinan dan dimensi dominan komunikasi
gaya kepemimpinan. interpersonal berpengaruh positif
Komunikasi interpersonal signifikan terhadap kinerja karyawan.
pimpinan secara empiris telah

E-ISSN: 2714-8866 99
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

Selain komunikasi interpersonal positif dan signifikan melalui motivasi


pimpinan variabel gaya kepemimpinan kerja pegawai.
juga telah terbukti secara empiris Berdasarkan beberapa pendapat
memiliki pengaruh positif dan signifikan. di atas, peneliti menduga adanya
Hal ini telah dibuktikan oleh Istiqomah pengaruh komunikasi interpersonal
Qodriani Fajrin dan Heru Susilo (2018) pimpinan dan gaya kepemimpina
yang melakukan penelitian dengan judul terhadap kinerja karyawan, sehingga
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap peneliti mengembangkan kerangka
Kinerja. Hasil penelitian menunjukkan pemikiran dalam penelitian sebagai
Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya berikut:
Kepemimpinan Partisipatif, Gaya
Kepemimpinan Delegatif berpengaruh
positif signifikan terhadap Motivasi Kerja
dan Kinerja Karyawan.
Pada bagian lain Rendyka Dio
Siswanto dan Djambur Hamid (2017)
juga melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan. Hasil analisis
berganda menunjukkan bahwa secara Gambar 1
simultan dan parsial variabel Gaya Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Kinerja Hipotesis yang dikembangkan
karyawan. dalam penelitian ini adalah:
Komunikasi interpersonal dan H1: Ada pengaruh komunikasi
gaya kepemimpinan berpengaruh Interpersonalpimpinan terhadap
terhadap kinerja karyawan tidak hanya Peningkatan Kinerja Karyawan PT
secara parsial, tetapi kedua variabel ini Onamba Indonesia.
juga berpengaruh secara simultan. Lufi H2: Ada pengaruh Gaya Kepemimpinan
Rizki Pradana, Sri Wahyu Lelly Hana terhadap Peningkatan Kinerja
Setyanti dan Tatok Endhiarto (2106) Karyawan PT Onamba Indonesia.
melakukan penelitian yang berjudul H3: Ada pengaruh Komunikasi
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Interpersonal Pimpinan dan Gaya
Komunikasi Pimpinan Terhadap Kinerja Kepemimpinan terhadap
Pegawai Melalui Motivasi Kerja. Hasil Peningkatan Kinerja Karyawan PT
pengujian menunjukkan bahwa (1) gaya Onamba Indonesia.
kepemimpinan berpengaruh secara
langsung dan signifikan terhadap motivasi KAJIAN LITERATUR
kerja pegawai, (2) komunikasi pimpinan 1. Kinerja
berpengaruh secara langsung dan Menurut Sutrisno (2011) Kinerja
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan adalah prestasi aktual karyawan
pegawai, (3) gaya kepemimpinan tidak dibandingkan dengan prestasi yang
berpengaruh secara langsung dan tidak diharapkan dari karyawan (p. 5). Menurut
signifikan terhadap kinerja pegawai, (4) Bacal (2012) manajemen kinerja adalah
komunikasi pimpinan berpengaruh proses komunikasi yang sedang
langsung dan signifikan terhadap kinerja berlangsung secara kemitraan antara
pegawai, (5) motivasi kerja berpengaruh karyawan dengan atasan secara langsung,
langsung dan signifikan terhadap kinerja menyangkut harapan yang jelas dan saling
pegawai, (6) gaya kepemimpinan pengertian tentang pekerjaan yang harus
terhadap kinerja pegawai berpengaruh dilakukan. Menurut Armstrong (2009)
positif dan signifikan melalui motivasi menyatakan manajemen kinerja adalah
kerja pegawai, (7) komunikasi pimpinan sebuah proses sistematis untuk
terhadap kinerja pegawai berpengaruh

E-ISSN: 2714-8866 100


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

memperbaiki kinerja organisasi dengan e. Pengukuran, pengukuran manajemen


mengembangkan kinerja individu dan tim kinerja diperlukan untuk mengetahui
sebagai sarana untuk mendapatkan hasil perkembangan pencapaian standar,
yang lebih baik, dengan memahami dan target dan waktu yang tersedia;
mengelola kinerja dalam kerangka kerja f. Perbaikan kinerja, dengan perbaikan
yang disepakati tentang tujuan yang kinerja diharapkan tujuan organisasi
terencana, standar, dan persyaratan dimasa depan dapat dicapai dengan
kompetensinya (Heri. 2019, p. 2). lebih baik. Organisasi, tim maupun
Wibowo (2015), mengemukakan individu di masa depan dapat
bahwa manajemen kinerja bekerja atas menetapkan target kuantitatif yang
prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan lebih tinggi atau dengan kualitas
tujuan bersama agar dapat mencapai hasil yang lebih tinggi;
yang diharapkan. Prinsip dasar g. Berkelanjutan, manajemen kinerja
manajemen kinerja menjadi fondasi yang merupakan suatu proses yang
kuat bagi kinerja organisasi untuk sifatnya berlangsung terus menerus,
mencapai tujuan. Prinsip dasar berkelanjutan, bersifat evolusioner,
manajemen kinerja adalah: dimana kinerja secara bertahap selalu
a. Startegis, manajemen kinerja bersifat diperbaiki sehingga menjadi semakin
strategis artinya membahas masalah baik;
kinerja secara lebih luas, lebih urgen, h. Menciptakan budaya, budaya
dan dengan tujuan jangka panjang. terbentuk dari sekelompok orang
Manajemen kinerja terorganisasi yang mempunyai
mengintegrasikan berbagai aspek tujuan, keyakinan dan nilai-nilai
dalam organisasi dari masalah teknis yang sama dan dapat diukur melalui
dan teknologis, finansial, sumber pengaruhnya pada motivasi;
daya manusia, budaya organisasi, i. Pengembangan, kinerja suatu
mekanisme kerja, kepentingan organisasi tergantung kompetensi
stakeholder dan lainya; sumber daya manusia didalamnya,
b. Perumusan tujuan, manajemen baik sebagai individu maupun
kinerja dimulai dengan melakukan sebagai tim. Sumber daya manusia
perumusan dan mengklarifikasi adalah aset bagi organisasi. Untuk
terlebih dahulu tujuan yang hendak meningkatkan kinerja, organisasi
dicapai organisasi. Selanjutnya harus berupaya mengembangkan
tujuan yang sudah dirumuskan sumber daya manusianya secara
dirinci lebih lanjut menjadi tujuan di berkelanjutan;
tingkat yang lebih rendah sesuai j. Kejujuran, kejujuran menampakan
dengan jenjang organisasi yang diri dalam komunikasi umpan balik
dimiliki; yang jujur di antara manajer, pekerja
c. Perencanaan, perencanaan kinerja dan rekan kerja. Kejujuran
menyangkut pendefinisian tujuan mempunyai beberapa segi dan
dan sasaran organisasi, membangun tingkatan, dan mereka yang
strategi menyeluruh untuk mencapai menggunakan proses penilaian untuk
tujuan tersebut dan mengembangkan menggali kebenaran secara luas akan
hirarki perencanaan secara memperoleh manfaat terbesar;
komprehensif untuk k. Pelayanan, setiap aspek dalam proses
mengintegrasikan dan kinerja harus memberikan pelayanan
mengkoordinasikan aktivitas; kepada setiap stakeholder, yaitu
d. Umpan balik, manajemen kinerja pekerja, manjer, pemilik dan
memerlukan umpan balik terus pelanggan. Prinsip pelayanan
menerus. Umpan balik dapat merupakan tanda yang paling kuat
dipergunakan untuk meninjau untuk pengukuran, perencanaan dan
kembali perencanaan kinerja; coaching pekerja. Belajar membantu
orang lain dengan baik merupakan

E-ISSN: 2714-8866 101


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

proses pembelajaran jangka panjang terbuka dan jujur serta mendorong


dimana manajer membantu orang terjadinya komunikasi dua arah
lain agar menjadi lebih baik, dan antara atasan dan bawahan. Dengan
belajar tentang apa yang dapat komunikasi dua arah, bawahan lebih
berjalan dan tidak bisa berjalan; memahami apa yang diinginkan
l. Tanggung jawab, tanggung jawab atasan. Sebaliknya, atasan lebih
merupakan prinsip dasar di belakang memahai apa yang terjadi dan apa
pengembangan kinerja. Sudah yang diinginkan oleh bawahan.
menjadi tanggung jawab manajer Komunikasi membangun saling
untuk memastikan keberhasilan pengertian bersama. Komunikasi dua
bawahannya. Dengan memahami dan arah akan menumbuhkan perasaan
menerima tanggung jawab atas apa saling dapat dipercaya dan
yang mereka kerjakan dan tidak berdampak pada peningkatan
kerjakan untuk mencapai tujuan perasaan tanggung jawab;
mereka, pekerja belajar tentang apa kinerja karyawan dapat diukur
yang perlu mereka perbaiki; dengan menggunakan dimensi Kualitas
m. m. Bermain, dengan menerapkan Kerja, Kuantitas Kerja, Ketepatan Waktu,
prinsip bermain dalam manajemen Efektivitas Biaya, Perlu Pengawasan, dan
kinerja orang mendapat kepuasan Interpersonal Impact. Dimensi kualitas
dari apa yang mereka kerjakan. kerja dapat diukur dengan menggunakan
Apabila tidak menerapkan prinsip indikator 1) terbuka pada pengetahuan-
bermain, bekerja akan menjadi pengetahuan bara seperti mengikuti
beban; pelatihan, kursus dan Iain-lain, untuk
n. n. Rasa Kasihan, rasa kasihan memperdalam pengetahuan dalam bidang
merupakan prinsip bahwa manajer pekerjaan, 2) melakukan cara-cara yang
memahami dan empati terhadap kreatif dan inovatif untuk mendapatkan
orang lain. Rasa kasihan seorang hasil pekerjaan yang baik.
manajer akan melupakan kesalahan Dimensi kuantitas kerja dapat diukur
dibelakang mereka dan mulai dengan dengan indikator 1) melakukan
sesuatu yang baru. Tetapi seorang pekerjaan rutin yang diselesaikan
manajer harus membiarkan bawahan berdasarkan deadline yang sudah
mengalami konsekuensi wajar dari ditentukan instansi, dan 2) bersedia
tindakannya sehingga mereka belajar melakukan pekerjaan dadakan atau
dan memperbaiki dirinya; pekerjaan tambahan sesuai target.
o. o. Konsensus dan kerja sama, Dimensi ketepatan waktu dapat
manajemen kinerja mengandalkan diukur dengan indikator 1) menyelesaikan
pada konsensus dan kerjasama antara pekerjaan sampai selesai dengan baik, dan
atasan dan bawahan daripada tepat waktu, 2) selalu datang dan pulang
menekankan pada kontrol dan tepat waktu. Dimensi efektivitas biaya
melakukan paksaan. Manajemen dapat diukur dengan menggunakan
kinerja bekerja atas dasar kontrak indikator 1) tetap bekerja semaksimal
kesepakatan atara atasan dan mungkin walaupun kadang alat yang
bawahan. Dengan demikian, digunakan untuk bekerja kurang
bawahan menyadari dan bertanggung maksimal, 2) menggunakan fasilitas
jawab atas kontrak kinerja yang kantor sesuai kebutuhan pekerjaan.
sudah disetujuinya sebagai standar Dimensi perlu pengawasan dapat diukur
kinerja. Sementara itu, bagi atasan, dengan menggunakan indikator 1) tetap
kontrak kesepakatan merupakan bekerja semaksimal mungkin walaupun
jaminan akan tercapainya kinerja kadang alat yang digunakan untuk bekerja
organisasi; kurang maksimal, 2) menggunakan
p. p. Komunikasi dua arah, fasilitas kantor sesuai kebutuhan
manajemen kinerja memerlukan pekerjaan. Dimensi interpersonal impact
gaya manajemen yang bersifat dapat diukur dengan menggunakan

E-ISSN: 2714-8866 102


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

indikator 1) melakukan klarifikasi apabila lain, 2) menyadari akan adanya


ada berita yang salah mengenai kepentingan yang berbeda, 3) mengakui
perusahaan, dan 2) dapat bekerja sama pentingnya kehadiran orang lain, 4) tidak
dalam tim dengan baik sesuai dengan memaksakan kehendak, 5) komunikasi
timnya. dua arah, dan 6) saling memerlukan.

2. Komunikasi Interpersonal 3. Gaya Kepemimpinan


Pemimpin Hanafi (2019) mengungkapkan
Interpersonal communication bahwa penelitian di Ohio State University
adalah proses komunikasi yang melihat efektivitas kepemimpinan melalui
berlangsung antara dua orang atau lebih dua variabel yang disebut sebagai: (1)
secara tatap muka, di mana pengirim struktur inisiatif (inistiating structure),
dapat menyampaikan pesan secara dan (2) perhatian (consideration).
langsung dan penerima dapat menanggapi Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pesan secara langsung. Komunikasi kepemimpinan dengan perhatian yang
interpersonal adalah penyampaian pesan tinggi merupakan kepemimpinan yang
oleh satu orang dan penerimaan pesan efektif. Penelitian ini juga menemukan
oleh lawan bicara atau sekelompok kecil bahwa efektivitas kepemimpinan
orang, dengan berbagai dampaknya dan tergantung pda situasi kerja, bukan pada
dengan peluang untuk memberikan gaya kepemimpinan semata-mata. Hanafi
umpan balik segera (Effendy. 2003). (2019) menyatakan bawa studi yang
Riinawati (2019) mengemukakan dilakukan oleh Universitas of Michigan
mengenai paradigma Harold D. Lasswell yang dipelopori oleh Rensis Likert
dimana komunikasi dinyatakan sebagai menemukan bahawa gaya kepemimpinan
proses penyampaian pesan oleh yang berfokus pada karyawan (employee
komunikator kepada komunikan melalui centered) merupakan gaya kepemimpinan
media yang menimbulkan efek tertentu. yang lebih efektif dibandingkan dengan
Riinawati juga menyatakan bahwa ilmu fokus pada produksi. Penelitian ini juga
komunikasi juga menyelediki gejala menemukan bahwa kebanyakan
komunikasi dengan pendekatan secara pemimpin yang efektif mempunyai
ontologis (apa itu komunikasi), secara hubungan yang baik dengan bawahan, dan
aksiologis (bagaimana berlangsungnya dalam pengambilan keputusan bergantung
komunikasi yang efektif) dan secara pada kelompok, bukan pada individu.
epistemologis (untuk apa komunikasi itu Pemimpin juga mendorong karyawan
dilaksanakan). menentukan dan mencapai sasaran yang
Dimensi sikap mendukung dapat tinggi.
diukur dengan menggunakan idikator 1) Robin dan Timothy (2015)
memiliki komitmen untuk mendukung meyakini sebuah faktor kunci dalam
terselenggaranya kerjasama (interaksi keberhasilan kepemimpinan adalah gaya
yang terbuka), 2) memberikan respon kepemimpinan dasar individu. Teori atau
terhadap lawan bicara, 3) pemaparan model kontingensi Fiedler sering disebut
gagasan bersifat deskripstif naratif bukan teori situasional karena teori ini
bersifat evaluatif, dan 4) pengambilan mengemukakan kepemimpinan yang
keputusan bersifat akomodatif. Dimensi tergantung pada situasi. Fiedler dalam
sikap positif dapat diukur dengan Yadiman (2020) mengidentifikasi tiga
menggunakan indikator 1) para pelaku dimensi kontingensi situasional, yaitu:
komunikasi harus menunjukkan sikap a. Leader – Member Orientation
yang positif, dan 2) menghargai (hubungan pribadi antara pemimpin
keberadaan orang lain sebagai seseorang dengan para anggotanya) adalah
yang penting. derajat kepercayaan diri,
Dimensi kesetaraan dapat diukur kepercayaan, dan menghormati yang
dengan menggunakan indikator 1) mana para anggota miliki dalam diri
menempatkan diri setara dengan orang pemimpin mereka;

E-ISSN: 2714-8866 103


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

b. Task Structure, tingkat struktur tugas bawahan dalam pengambilan


yang diberikan oleh pemimpin untuk keputusan organisasi.
dikerjakakan oleh anggota Kurt Lewin (1939) berhasil
organisasi; mengidentifikasi tiga gaya kepemimpinan
c. Position Power, tingkat kekuasaan pokok yang berbeda, khususnya yang
yang diperoleh pemimpin organisasi terkait dengan pengambilan keputusan
karena kedudukan. Ketiga gaya utama kepemimpinan
Menurut Yadiman (2020) Path menurut Kurt Lewin, adalah:
Goal Theory yang ditulis oleh Robert a. Gaya Kepemimpinan Otokratis,
House (1971) menjelaskan kepemimpinan pemimpin yang menerapkan gaya
sebagai keefektifan pemimpin yang otokratis mengambil keputusan tanpa
tergantung dari bagaimana pemimpin berkonsultasi dengan orang lain.
memberi pengarahan, motivasi dan Gaya otoktratis tepat diterapkan jika
bantuan untuk pencapaian tujuan para tidak diperlukan masukan dari
pengikutnya. Path Goal Theory pengikut pada proses pengambilan
menekankan pada cara-cara pemimpin keputusannya;
memfasilitasi kinerja dengan menunjukan b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
pada bawahan bagaimana kinerja adalah kebalikan dari gaya otokratis,
diperoleh melalui pencapaian rewards dimana pemimpin selalu melibatkan
yang diinginkan. Kepuasan kerja dan pengikut dalam pengambilan
kinerja tergantung pada harapan-harapan keputusan, meskipun keputusan
bawahan. Kepuasan dan kinerja kerja akhir berbeda dari apa yang
bawahan bergantung pada leadership dikatakan pemimpin, namun
behavior dan leadership style. Teori ini pemimpin selalu berusaha
memprediksikan empat macam memfasilitasi consensus dalam
leadership style, yaitu: pengambilan keputusan secara
a. Directive Leadership, Pemimpin berkelompok. Gaya kepemimpinan
yang memberikan bimbingan khusus demokratis akan menuai masalah
pada bawahannya dengan besar jika muncul banyak pendapat
menetapkan standar kinerja, namun tidak ada cara yang jelas utuk
mengkoordinasi kinerja kerja dan mencapai keputusan akhir yang adil;
meminta karyawan untuk mengikuti c. Gaya kepemimpinan Laissez-Faire
aturan-aturan organisasi; meminimalkan keterlibatan
b. Supportive Leadership, gaya pemimpin dalam proses pengambilan
kepemimpinan ini menunjukkan keputusan, dan karenanya
perhatian pada kebutuhan pribadi memungkinkan para pengikut untuk
bawahannya. Pemimpin jenis ini membuat keputusan sendiri, namum
berusaha mengembangkan kepuasan mereka masih harus bertanggung
hubungan interpersonal diantara para jawab untuk hasil kerjanya;
karyawan dan berusaha menciptakan Menurut Peter (2016), The
iklim kerja yang bersahabat di dalam Leadership Grid menggambarkan lima
organisasi; gaya kepemimpinan utama yaitu 1)
c. Achievment Oriented Leadership, otoritas-kepatuhan, 2) country-club
Pemimpin yang menetapkan tujuan management, 3) manajemen yang miskin,
yang menantang pada bawahannya 4) manajemen jalan tengah, dan 5)
dan meminta bawahan untuk manajemen tim. Grid Kepemimpinan
mencapai level performance yang adalah contoh dari model praktis
tinggi; kepemimpinan yang didasarkan pada dua
d. Paricipative Leadership, Pemimpin perilaku kepemimpinan utama yaitu tugas
yang menerima saran-saran dan dan hubungan. Hal ini sejajar dengan ide
nasihat-nasihat bawahan dan dan temuan yang muncul dalam penelitian
menggunakan informasi dari di Ohio State dan University of Michigan.

E-ISSN: 2714-8866 104


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

Gaya kepemimpinan dalam Instrumen penelitian yang


penelitian ini diukur dengan digunakan dalam penelitian ini berbentuk
menggunakan dimensi 1) perilaku kuesioner jawaban tertutup dengan
direktif, 2) perilaku konsultatif, 3) menggunakan skala likert. Kuesioner
perilaku partisipatif, dan 4) perilaku disusun dan dikembangkan oleh peneliti
delegatif. Indikator yang digunakan untuk berdasarkan deskripsi teori yang telah
mengukur dimensi perilaku delegatif diuraikan pada bab-bab sebelumnya
adalah 1) penjelasan tugas atau pekerjaan, kemudian instrumen-instrumen tersebut di
2) pengambilan keputusan oleh atasan, uji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji
dan 3) pengendalian terhadap perilaku validitas digunakan untuk mendapatkan
bawahan. Indikator yang digunakan untuk validitas yang tinggi dari instrumen
mengukur dimensi perilaku konsultatif penelitian sehingga bisa memenuhi
adalah 1) penyampaian ide dari bawahan, persyaratan.
2) keterlibatan anggota dalam Sedangkan uji reliabilitas
pembahasan suatu masalah, dan 3) dilakukan guna memperoleh gambaran
penekanan akan pentingnya hubungan yang tetap mengenai apa yang diukur. Uji
antar pribadi. validitas pada setiap variabel
Indikator yang digunakan untuk menggunakan teknik korelasi Product
mengukur dimensi perilaku partisipatif Moment Pearson (Sugiono, 2016:p.132),
adalah 1) keterlibatan anggota dalam dengan ketentuan, suatu butir atau item
perumusan tujuan, dan 2) keterlibatan dinyatakan valid jika koefisien
anggota dalam pengambilan keputusan. korelasinya lebih besar dari 0,30
Indikator yang digunakan untuk (Sugiono, 2016:p132). Uji reliabilitasnya
mengukur dimensi perilaku delegatif menggunakan rumus (Alpha Chronbach).
adalah 1) Pengambilan keputusan ada Menurut Usman dan Akbar, koefisien
pada bawahan, dan 2) bawahan memiliki reliabilitas (α) di atas 0,80 sudah
kontrol dalam pelaksanaan tugas. memperlihatkan bahwa instrumen reliabel
(Husaini, 1996:p.291).
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian yang digunakan 1. Teknik Pengumpulan Data
dalam penelitian ini adalah penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga
Verifikatif dan metode yang digunakan data yang akan dikumpulkan, yaitu data,
adalah metode survei. Penelitian ini Komunikasi Interpesonal Pimpinan, Gaya
bersifat korelasional karena penelitian Kepemimpinan, dan Kinerja Karyawan.
berusaha menyelidiki hubungan antara Teknik pengumpulan data tentang
beberapa variabel penelitian yaitu variabel Komunikasi Interpesonal Pimpinan, Gaya
Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1) Kepemimpinan, dan Kinerja Karyawan
dan Gaya Kepemimpinan (X2) sebagai menggunakan kuesioner tertutup dengan
variabel prediktor, serta variabel Skala Likert. Selanjutnya kuesioner
Peningkatan Kinerja Karyawan pada PT diberikan kepada pegawai yang menjadi
Onamba Indonesia (Y) sebagai variabel objek penelitian yang berjumlah 74 orang.
kriterion.
Teknik Analisis Data
Populasi dan Sampel Analisis data dilakukan melalui tiga
Populasi target dan populasi tahapan, yaitu tahap deskripsi data, tahap
terjangkau dalam penelitian ini adalah uji persyaratan analisis, dan tahap
seluruh pegawai yang berjumlah 296 pengujian hipotesis.
orang. Besarnya sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 74 responden. a. Deskriptif
Sedangkan teknik penarikan sampel yang Tahap deskripsi data langkah-langkah
digunakan untuk menjawab permasalahan yang dilakukan pada tahap deskripsi data
dalam penelitian ini adalah purposive ini adalah membuat tabulasi data untuk
sampling. setiap variabel, mengelompokan data

E-ISSN: 2714-8866 105


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

secara interval dan menyusunnya dalam pengujian hipotesis ketiga variabel


bentuk tabel distribusi frekuensi, mencari digunakan teknik analisis regresi liniear
modus, median, rata-rata (mean), dan berganda.
simpangan baku. Deskripsi data dilakukan
dengan menggunakan program komputer HASIL DAN PEMBAHASAN
Microsoft Excel dan Software SPSS. Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Selain itu pada bagian ini dilakukan Pemimpin (X1) terhadap Kinerja
perhitungan nilai indeks dan penentuan Karyawan Pada PT. Onamba
kriteria dari nilai indeks yang diperoleh Indonesia (Y)
untuk masing-masing indikator dan Hipotesis pertama yang diajukan
dimensi berdasarkan kriteria. dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh variabel Komunikasi
b. Uji Hipotesis Interpersonal Pemimpin (X1) dengan
Sebagai tindak lanjut analisis dalam Kinerja Karyawan Pada PT Onamba
penelitian ini peneliti menggunakan Indonesia (Y). Hasil analisis regresi
analisis regresi linier sederhana dan sederhana variabel Komunikasi
berganda. Penerapan analisis regresi Interpersonal Pemimpin (X1) terhadap
menekankan beberapa kriteria uji sebagai Kinerja Karyawan Pada PT Onamba
berikut: Indonesia (Y) menunjukkan Bentuk
1. Tahap Uji Persyaratan Analisis Uji pengaruh kedua variabel tersebut dapat
persyaratan analisis yang akan dibentuk dengan persamaan Ŷ = 28,35 +
dilakukan adalah uji normalitas dan uji 0,266X1. Hubungan linear tersebut secara
homogenitas. Uji normalitas dilakukan statistik signifikan. Hasil ini menunjukkan
untuk mengetahui normal tidaknya persamaan regresi Ŷ = 28,35 + 0,266X1
sebaran data yang akan dianalisis dapat digunakan untuk memprediksi
sedangkan uji homogenitas untuk pengaruh variabel Kinerja Karyawan Pada
memastikan kelompok data berasal PT Onamba Indonesia (Y) dengan
dari populasi yang homogen. Uji mempergunakan variabel Komunikasi
normalitas menggunakan uji Lilliefors, Interpersonal Pemimpin (X1). Kekuatan
sedangkan uji homogenitas pengaruh Komunikasi Interpersonal
menggunakan uji Bartlet (Sudjana, Pemimpin (X1) terhadap Kinerja
2010:p.216). Karyawan Pada PT Onamba Indonesia
2. Pengujian hipotesis dalam penelitian (Y) adalah 0,392. Artinya ada pengaruh
ini menggunakan analisis regresi linear positif antara Komunikasi Interpersonal
sederhana dan berganda. Uji statistik Pemimpin (X1) terhadap Kinerja
yang digunakan adalah uji-t dan uji-F. Karyawan Pada PT Onamba Indonesia
Uji-t digunakan untuk menguji tingkat (Y) sebesar 39,2%, sehingga semakin baik
signifikansi koefisien regresi (tolak Ho Komunikasi Interpersonal Pemimpin (X1)
Jika t-hitung > t-tabel), sedangkan uji- akan semakin meningkatkan Kinerja
F digunakan untuk menguji tingkat Karyawan Pada PT Onamba Indonesia
keterhandalan model (melibatkan (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan
koefisien determinasi atau R2). Proses adanya kesesuaian dengan hasil penelitian
analisis regresi untuk Uji-F Reindy Gustyawan, Yuliani Rachma Putri
menggunakan Analysis of Variance dan Dini Salmiyah Fithrah Ali (2015) dan
(ANOVA) dengan kriteria uji jika F- penelitian Farisya Wulandari (2019) yang
hitung > F-tabel maka model regresi menyatakan ada pengaruh positif antara
yang terbentuk memiliki tingkat Komunikasi Interpersonal Pemimpin (X1)
keterhandalan. terhadap Kinerja Karyawan.
Kriteria regresi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier 2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X2)
berganda, serta korelasi sederhana dan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT
parsial, semua pengukuran dilakukan Onamba Indonesia (Y)
pada taraf siginifikansi =0.05. Untuk

E-ISSN: 2714-8866 106


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

Hipotesis ke dua yang diajukan dan Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap


dalam penelitian ini adalah terdapat Kinerja Karyawan Pada PT Onamba
pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Indonesia (Y) menghasilkan persamaan
(X2) dengan Kinerja Karyawan Pada PT regresi Ŷ = 5,517 + 0,185X1 + 0,830X2.
Onamba Indonesia (Y). Hasil analisis Persamaan ini signifikan secara statistik.
regresi sederhana variabel Gaya Persamaan regresi tersebut mampu
Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja menjelaskan 52,10% variasi yang terjadi
Karyawan Pada PT Onamba Indonesia pada Kinerja Karyawan di PT Onamba
(Y). Hasil ini menunjukkan bentuk Indonesia (Y) dapat ditentukan oleh
hubungan kedua variabel tersebut dapat Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1)
digambarkan dengan persamaan Ŷ = dan Gaya Kepemimpinan (X2) yang
14,522 + 0,894X2. Hubungan kedua secara bersama-sama melalui persamaan
variabel tersebut secara statistik regresi Ŷ = 5,517 + 0,185X1 + 0,830X2.
signifikan. Hasil ini menunjukkan Artinya Komunikasi Interpersonal
persamaan regresi Ŷ = 14,522 + 0,894X2 Pimpinan (X1) dan Gaya Kepemimpinan
dapat digunakan untuk memprediksi (X2) secara bersama-sama dapat
pengaruh variabel Kinerja Karyawan Pada memprediksi Kinerja Karyawan Pada PT
PT Onamba Indonesia (Y) dengan Onamba Indonesia (Y) sebesar 52,10%,
mempergunakan variabel Komunikasi sedangkan sisanya 47,9% belum dapat
Interpersonal Pemimpin (X1). Kekuatan dijelaskan, dalam arti berasal dari variabel
pengaruh Gaya Kepemimpinan (X2) lain yang tidak digunakan dalam
terhadap Kinerja Karyawan Pada PT penelitian ini. Hasil penelitian ini ada
Onamba Indonesia (Y) adalah 0,622. kesesuaian dengan hasil penelitian yang
Artinya ada pengaruh positif antara Gaya dilakukan oleh Lufi Rizki Pradana, Sri
Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja Wahyu Lelly Hana Setyanti dan Tatok
Karyawan Pada PT Onamba Indonesia Endhiarto (2106).
(Y) sebesar 62,2%, sehingga semakin baik Rekapitulasi hasil penelitian dan
Gaya Kepemimpinan (X2) maka akan kontribusi setiap variabel terhadap
semakin meningkatkan Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan dapat dilihat pada
Pada PT Onamba Indonesia (Y). Hasil Tabel berikut:
penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Istiqomah Qodriani Fajrin, Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
Heru Susilo (2018) dan Rendyka Dio (Kontribusinya terhadap Kinerja
Siswanto dan Djambur Hamid (2017) Karyawan)
yang menyatakan ada pengaruh positif Independen Statistik Hasil Uji Besarnya
Variabel Deskript Hipotesis Kontribu
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja if si (R2)
karyawan. Komunikasi - Nilai Nilai t- - Nilai
Interpersonal Rata-rata hitung: kontribusi
Pimpinan Skor 3,664 : 15,37%
Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) butir: Keputusa- Nilai
Pimpinan (X1) dan Gaya 3,54 n: H1 kontribusi
- Kriteria: Diterima faktor
Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja Baik lain:
Karyawan Pada PT Onamba Indonesia 84,63%
Gaya - Nilai Nilai t- - Nilai
(Y) Kepemimpin Rata-rata hitung: kontribusi
an (X2) Skor 7,229 : 43,82%
butir: Keputusa- Nilai
Hipotesis ke tiga dalam penelitian 3,72 n: H2 kontribusi
ini adalah terdapat pengaruh positif antara - Kriteria: Diterima faktor
Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1) Baik lain:
56,18%
dan Gaya Kepemimpinan (X2) secara Komunikasi - Nilai Nilai F- - Nilai
bersama-sama dengan Kinerja Karyawan Interpersonal Rata-rata hitung: kontribusi
Pada PT Onamba Indonesia (Y). Hasil Pimpinan Skor 35,946 : 52,10%
(X1) dan butir: Keputusa- Nilai
analisis regresi berganda pengaruh Gaya 3,69 n: H3 kontribusi
Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1) Kepemimpin Diterima faktor
an (X2)

E-ISSN: 2714-8866 107


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

- Kriteria: lain: menggambarkan Kinerja karyawan


Baik 47,9%
secara komprehensif yang ada di PT
Berdasarkan Tabel 1. semua
Onamba Indonesia.
hipotesis diterima yang berarti bahwa
4. Instrumen penelitian yang dijadikan
variabel Komunikasi Interpersonal
alat untuk menjaring data keempat
Pimpinan, Gaya Kepemimpinan
variabel disusun sendiri oleh peneliti,
mempunyai kontribusi terhadap Kinerja
jadi bukan merupakan instrumen baku.
Karyawan di PT Onamba Indonesia. Hal
Namun demikian dalam rangka
ini sesuai dengan hasil penelitian Reindy
penyusunan instrumen tersebut
Gustyawan, Yuliani Rachma Putri dan
peneliti telah berusaha untuk
Dini Salmiyah Fithrah Ali (2015) dan
menempuh suatu proses penyusunan
penelitian Farisya Wulandari (2019) yang
yang benar. Mulai dari penentuan
menyatakan ada pengaruh positif antara
indikator dari masing-masing
Komunikasi Interpersonal pimpinan
konstruk, pembuatan kisi-kisi
dengan Kinerja Karyawan. Hasil
sehingga dikembangkan menjadi butir-
penelitian ini juga memiliki kesesuaian
butir pertanyaan beserta taraf skalanya
hasil penelitian yang dilakukan oleh Heru
dikonsultasikan pada pembimbing dan
Susilo (2018), Rendyka Dio Siswanto dan
selanjutnya diujicobakan untuk
Djambur Hamid (2017) yang menyatakan
menentukan kesahihan (validitas) dan
ada pengaruh positif antara gaya
kehandalannya (reliabilitas).
kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
Kendati demikian, hasil-hasil yang
Selain itu hasil penelitian ini ada
diperoleh dalam penelitian ini tetap dapat
kesesuaian dengan hasil penelitian yang
dipandang sebagai suatu kenyataan
dilakukan oleh Lufi Rizki Pradana, Sri
empirik yang dapat dipertanggung
Wahyu Lelly Hana Setyanti dan Tatok
jawabkan, karena penelitian dilakukan
Endhiarto (2106).
berdasarkan pedoman metodologi.
3. Keterbatasan Penelitian
Kemudian daripada itu, apapun hasil yang
Jika kita mengamati suatu objek,
diperoleh dalam penelitian ini merupakan
maka hal yang mustahil untuk
informasi pendahuluan. Sehingga masih
mendapatkan sesuatu yang pasti. Oleh
perlu dikaji ulang melalui penelitian untuk
sebab itu, walaupun pelaksanaan
mendapatkan hasil yang dapat
penelitian ini telah diupayakan secara
digeneralisasikan.
optimal, namun tetap tidak luput dari
kekurangan dan kelemahan. Sumber
PENUTUP
kekurangan yang diperkirakan akan
Berdasarkan hasil pembahasan
menimbulkan bias terhadap hasil
disimpulkan beberapa hal berikut:
penelitian ini antara lain:
Ada pengaruh positif dan signifikan
1. Instrumen yang digunakan dalam
antara Komunikasi Interpersonal
pengambilan data sangat sederhana
pimpinan (X1) dengan Kinerja Karyawan
dan hanya sekali diujicobakan,
Pada PT Onamba Indonesia (Y). Artinya
sehingga belum dapat menjamin untuk
semakin baik Komunikasi Interpersonal
mengungkap seluruh aspek yang akan
pimpinan (X1) akan semakin
diteliti, sekalipun telah melalui proses
meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT
validasi melalui uji validitas dan
Onamba Indonesia (Y); Ada pengaruh
reliabilitas.
positif dan signifikan antara Gaya
2. Pengambilan sampel dalam penelitian
Kepemimpinan (X2) dengan Kinerja
ini menggunakan teknik random
Karyawan Pada PT Onamba Indonesia
sampling dengan asumsi seluruh objek
(Y). Artinya semakin baik Gaya
penelitian relatif homogen.
Kepemimpinan (X2) maka akan semakin
3. Kuesioner yang digunakan untuk
meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT
mengungkap semua variabel dalam
Onamba Indonesia (Y); Ada pengaruh
bentuk pernyataan tertutup, sehingga
positif dan signifikan antara Komunikasi
belum sepenuhnya mampu
Interpersonal Pimpinan (X1) dan Gaya

E-ISSN: 2714-8866 108


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

Kepemimpinan (X2) secara bersama-sama sebagai bahan perbaikan dalam rangka


dengan Kinerja Karyawan Pada PT peningkatan kinerja karyawan;
Onamba Indonesia (Y). Artinya Hasil penelitian telah menunjukkan
Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1) ada pengaruh positif yang signifikan
dan Gaya Kepemimpinan (X2) secara antara Gaya Kepemimpinan dengan
bersama-sama dapat memprediksi Kinerja Kinerja Karyawan di PT Onamba
Karyawan Pada PT Onamba Indonesia Indonesia, sehingga perusahaan harus
(Y). Variabel Gaya Kepemimpinan (X2) terus mempertahankan indikator-
memiliki kontribusi terbesar jika indikator Gaya Kepemimpinan yang telah
dibandingkan dengan variabel dinilai baik oleh karyawan. Selain itu hasil
Komunikasi Interpersonal Pimpinan (X1); penelitian ini telah mengidentifikasi
Temuan penelitian ini memiliki implikasi indikator-indikator Gaya Kepemimpinan
bagi perusahaan sebagai berikut: Hasil yang masih memiliki hasil penilaian yang
penelitian ini dapat digunakan sebagai rendah. PT Onamba Indonesia harus
bahan pertimbangan mengenai perbaikan memperhatikan indikator-indikator ini
Kinerja Karyawan di PT Onamba sebagai bahan perbaikan dalam rangka
Indonesia melalui peningkatan peningkatan kinerja karyawan;
Komunikasi Interpersonal Pimpinan
mengingat komunikasi interpersonal telah Hasil penelitian telah menunjukkan
memberikan kontribusi yang cukup besar; ada pengaruh positif yang signifikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan antara Komunikasi Interpersonal
sebagai bahan pertimbangan mengenai Pimpinan dan Gaya Kepemimpinan
perbaikan Kinerja Karyawan di PT dengan Kinerja Karyawan di PT Onamba
Onamba Indonesia melalui peningkatan Indonesia, sehingga perusahaan harus
Gaya Kepemimpinan mengingat Gaya terus mempertahankan indikator-
Kepemimpinan telah memberikan indikator Komunikasi Interpersonal
kontribusi yang besar; Hasil penelitian ini Pimpinan dan Gaya Kepemimpinan yang
dapat digunakan sebagai bahan telah dinilai baik oleh karyawan. Selain
pertimbangan mengenai perbaikan itu hasil penelitian ini telah
Kinerja Karyawan di PT Onamba mengidentifikasi indikator-indikator
Indonesia melalui peningkatan Komunikasi Interpersonal Pimpinan dan
Komunikasi Interpersonal Pimpinan dan Gaya Kepemimpinan yang masih
Gaya Kepemimpinan secara bersamaan, memiliki hasil penilaian yang rendah. PT
karena kedua variabel ini secara empiris Onamba Indonesia harus memperhatikan
telah memengaruhi Kinerja Karyawan indikator-indikator ini sebagai bahan
dengan nilai kontribusi yang besar; perbaikan dalam rangka peningkatan
Terkait dengan hasil penelitian maka kinerja karyawan;
peneliti memberikan beberapa Secara empiris Komunikasi
rekomendasi berikut: Hasil penelitian Interpersonal Pimpinan dan Gaya
telah menunjukkan ada pengaruh positif Kepemimpinan telah memengaruhi
yang signifikan antara Komunikasi Kinerja Karyawan dengan nilai kontribusi
Interpersonal Pimpinan dengan Kinerja sebesar 51,10%. Hasil ini menunjukkan
Karyawan di PT Onamba Indonesia, masih terdapat variabel-variabel lain yang
sehingga perusahaan harus terus memengaruhi kinerja karyawan di PT
mempertahankan indikator-indikator Onamba Indonesia. Varaibel-variabel
Komunikasi Interpersonal Pimpinan yang tersebut adalah:
telah dinilai baik oleh karyawan. Selain a. Kemampuan Karyawan dan Motivasi
itu hasil penelitian ini telah Kerja terutama pada Keterampilan
mengidentifikasi indikator-indikator (skill) karyawan, karena masih
Komunikasi Interpersonal Pimpinan yang ditemukan karyawan tidak
masih memiliki hasil penilaian yang menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
rendah. PT Onamba Indonesia harus kurang kreatif, dan inisiatif. Hal ini
memperhatikan indikator-indikator ini disebabkan karena atasan kurang

E-ISSN: 2714-8866 109


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

memperhatikan kebutuhan bawahan, Hanafi, Mamduh M. (2019). Manajemen


terutama kebutuhan akan pelatihan (2rd ed.). Yogyakarta: UPP STIM
yang dapat meningkatkan skillnya. YKPN.
Pelatihan diberikan pada saat Husaini Usman dan Purnomo Setiady
karyawan akan ditempatkan di posisi (2006). Metodologi Penelitian
baru atau di proses kerja baru. Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Pelatihan untuk peningkatan skill Peter, Northouse, Guy. (2016).
belum dilakukan secara merata; Leadership: Theory and Practice.
b. Motivasi kerja dan Kondisi California: Sage Publications, Ltd.
Lingkungan Kerja; Riinawati, (2019). Pengantar Teori
c. Kurangnya kerjasama, Karyawan tidak Manajemen Komunikasi Dan
mampu/tidak berani untuk Organisasi, Penerbit: Pustaka Baru
menciptakan kerja sama dengan atasan Press.
maupun rekan kerja. Hal ini karena Sutrisno, Edy. (2011). Manajemen
atasan bersikap otoriter pada saat Sumber Daya Manusia (Cetakan
memberikan tugas; kelima). Jakarta: Kencana Prenada
d. Suasana keakraban dengan atasan Media Group.
maupun rekan kerja antar bagian Gustyawan, Reindy, Rachma, Yuliani
kurang tercipta. Karyawan merasa Putri, Dini Salmiyah Fithrah Ali.
segan kepada atasan sehingga (2015). Pengaruh Komunikasi
hubungan yang terjadi hanya sebatas Interpersonal Terhadap Kinerja
hubungan kerja. Sedangkan Karyawan Di Divisi Sekretaris
keakraban dengan rekan kerja hanya Perusahaan PT. Dirgantara
terjadi dikelompoknya, sehingga Indonesia (Persero). E-Proceeding
keakraban antar bagian kurang terjalin; of Management: Vol. 2, No.2
Kinerja Karyawan di PT Onamba Agustus 2015. p.2323.
Indonesia tidak hanya terkait dengan Istiqomah Qodriani Fajrin dan Heru
Komunikasi Interpersonal Pimpinan dan Susilo (2018), Pengaruh Gaya
Gaya Kepemimpinan, ada beberapa faktor Kepemimpinan Terhadap Kinerja.
lain yang memengaruhi kinerja karyawan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
di PT Onamba Indonesia seperti budaya Vol. 61 No.4 Agustus 2018 p.119-
organisasi, kepuasan kerja, prestasi kerja, 124.
pendidikan dan pelatihan, insentif, Kurt Lewin, et.al., 1939,”Patterns of
kecerdasan emosional, dan banyak lagi aggresive behavior in
faktor-faktor yang diduga terkait dengan experimentally Created ‘Social
kinerja karyawan sehingga perlu dilakukan Climates’”, The Journal of Social
penelitian lebih lanjut dengan Psychology,S.P.S.S.I,
menambahkan faktor-faktor tersebut ke Bulletin,Vol.10,1939, p.271-299
dalam model penelitian. Lufi Rizki Pradana, Sri Wahyu Lelly
Hana Setyanti dan Tatok Endhiarto
REFERENSI (2106). Pengaruh Gaya
Armstrong, M. (2009) Armstrong’s Kepemimpinan Dan Komunikasi
Handbook of Human Resource Pimpinan Terhadap Kinerja
Management Practice. 11th Pegawai Melalui Motivasi Kerja
Edition, Kogan Page Limited, Pada Dinas Koperasi Dan UMKM
London. Kabupaten Jember. Jurnal Bisnis
Effendy, Onong U. (2003). Ilmu dan Manajemen Vol. 10, No. 2 Mei
Komunikasi Teori dan Praktek. 2016 p.127-143.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rendyka Dio Siswanto dan Djambur
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Hamid (2017). Pengaruh Gaya
teori dan filsafat komunikasi. Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Bandung: Citra Aditya Bakti. Karyawan (Studi pada karyawan
divisi Human Resources

E-ISSN: 2714-8866 110


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj
Service Management Triangle: Jurnal Manajemen Jasa
Vol. 2 No. 2 November 2022

Management Compensation and


Benefits PT Freeport Indonesia).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 42 No.1 Januari 2017 p.189-
198.
Wulandari, Farisya (2019). Pengaruh
Komunikasi Antar Pribadi
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
e Jurnal Katalogis, volume 5
Nomor 3, Maret 2019 p.137-144.
Yadiman (2020). Leadership &
Entrepreneurship. Bandung

BIODATA PENULIS
Dewi Fitriah
Seorang mahasiswa Pascasarjana
Magister Manajemen Universitas
Adhirajasa Reswara Sanjaya.

A Rohendi
Seorang dosen Pascasarjana Magister
Manajemen Universitas Adhirajasa
Reswara Sanjaya.

E-ISSN: 2714-8866 111


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsj

Anda mungkin juga menyukai