OLEH:
LA ODE MUHAMMAD ARWAN
NIM.
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, strategi instansi
Kabupaten Muna masih belum memuaskan. Kinerja pemerintahan masih jauh dari indikator
(kewajaran), responsibility (tanggung jawab yang jelas), dan efficiency (peningkatan efisiensi).
Untuk meningkatkan kinerja pegawai dan perbaikan efisiensi organisasi, manajemen sumber
daya manusia selalu memegang peran aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga Kepemimpinan yang terampil, yang bertanggung jawab
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muna dengan jumlah pegawai seluruhnya sebanyak
33 Orang menunjukan belum memuaskan dan optimal Kinerja pegawainya. Hal ini dipengaruhi
antara lain kurangnya Motivasi dari pegawai untuk bekerja dengan baik bukan hanya semata-
mata menjalankan rutinitas kantor. Dan yang lebih berpengaruh juga terhadap kinerja Pegawai
pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muna adalah perilaku pemimpinnya. Setelah
beberapa kali berganti Pimpinan kami mengamati bahwa Pimpinan yang rajin bertegur sapa,
perhatian dan mempunyai komunikasi yang baik serta berlaku adil terhadap semua bawahanya
lebih disenangi dibandingkan dengan Pimpinan yang lebih banyak diam, tidak membangun
komunikasi yang baik dengan bawahanya hanya semata-mata menjalankan tugasnya sebagai
Pimpinan datang ke kantor duduk diruangan sampai waktu pulang baru keluar ruangan.
Kondisi ini ternyata memberikan dampak yang kurang baik terhadap Kinerja Pegawai
selaku bawahanya. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak diapresiasi
oleh Pimpinan sehingga mereka jadi tidak bersemangat untuk menjalankan tugasnya dengan
baik. Terakhir yang juga menjadi penyebab tidak maksimalnya Kinerja Pegawai di Dinas
terutama dibidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah karena berhubungan langsung dengan
para pengelola Koperasi dan Pelaku UKM. Pengamatan sementara yang menjadi empirical gap
adalah keputusan pimpinan yang berhubungan dengan pekerjaan baik langsung maupun tidak
langsung adalah bersifat top-down, dimana PNS yang menjadi ujung tombak hanya menjadi
pelaksana kebijakan pihak manajemen pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muna, kondisi
ini berakibat pada rendahnya kinerja pegawai. Kurangnya penghargaan atas apa yang telah
dicapai oleh pegawai tidak memberikan nilai tambah bagi kantor Dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Muna, tetapi hanya sekedar pekerjaan itu selesai sudah merupakan suatu yang baik
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas maka teori utama (grand theory)
yang menjadi dasar dalam mengukur dan mengkaji hubungan antara variabel dalam penelitian ini
adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan perilaku organisasi. Malthis dan
formal dari organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dari bakat personil untuk
mewujudkan kinerja dan sasaran organisasi. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Robbins dan
Judge (2015:47) bahwa perilaku organisasi adalah bidang ilmu yang menyelediki dampak
perilaku individu dalam organisasi dengan tujuan dan menerepakan pengetahuan untuk
Berdasarkan pada teori MSDM dan perilaku organisasi untuk mengkaji konstruks dan
menguji hubungan antara variabel penelitian ini difokuskan pada kajian kinerja pegawai. Kinerja
pegawai (performance) adalah ukuran untuk mengidentifikasi hasil pencapaian pegawai terhadap
tugas organisasional. Dalam studi ini, teori yang digunakan untuk menjelaskan konstruk kinerja
pegawai adalah performance theory yang dikemukakan oleh Edwin Flippo (2002); Dessler
(2015) dan Sedarmayanti (2016). Lebih lanjut pengukuran kinerja pegawai dalam riset ini
dioperasionalkan melalui SKP yang merujuk pada PP No. 30 tahun 2019 dan Perka BKN No.1,
2013 bahwa kinerja PNS secara sistemik mengintegrasikan antara SKP yang terdiri dari tiga
indikator: (1) kuantias, (2) kualitas, dan (3) waktu. Kemudian perilaku kerja yang penilainya
terdiri dari enam indikator: (1) orientasi pelayanan, (2) komitmen, (3) inisiatif kerja, (4) dan
kerjasama. Peningkatan kinerja pegawai pada organisasi publik secara teoritis maupun empiris
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara parsial maupun simultan antara lain:
Pertama, perilaku pemimpin yang menjadi rujukan teori dikemukakan oleh Luthans
(2011) dalam Path Goal Teori bahwa fungsi pemimpin dapat mempengaruhi motivasi, kepuasan
dan kinerja bawahan. Gibson et al. (2012) menyatakan perilaku pemimpin memiliki dampak atas
orang lain mampu memberikan kontribusi atau komitmen yang tinggi dalam upaya efektivitas
pencapain kinerja pegwai. Terdapat research gap penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Selvarajan et al. (2018) menemukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja. Selanjutnya, Mathew et al. (2018) menemukan bahwa kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, kemudian kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai oleh Teguh Pambudi (2017). Namun
terdapat kesenjangan hasil penelitian oleh Adya & Nasharuddin (2017) kepemimpinan
berpengaruh tidak signifikan pada kinerja dan Sri Rahardjo (2014) menemukan kepemimpinan
Kedua, motivasi kerja teori yang dijadikan dasar pengujian adalah teori motivasi yang
merujuk pada Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory dikutip dari Robbin, & Judge
(2015:166). Selanjutnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dalam penelitian ini
juga diadopsi dari model teori the path goal bahwa motivasi mempengaruhi kinerja Luthans
(2011). Pendapat yang sama oleh Greenberg dan Baron (2008) dalam teori expectancy bahwa
motivasi adalah salah satu faktor yang menentukan kinerja pegawai. Terdapat research gap
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eva Silvani & Triatmato (2017) motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja, namun terdapat kesenjangan hasil penelitian oleh Arifin
(2015) menemukan motivasi kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
Ketiga, komitmen organisasi menurut Amstrong (2009:215) terdapat hubungan yang kuat
antara komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Konsisten dengan pendapat Griffin et al.
(2014) bahwa salah satu faktor yang menentukan kinerja adalah motivasi kerja. Kreitner dan
diri dengan organisasi dan berkomitmen untuk mencapai kinerja organisasi. Terdapat research
gap penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Salim Musabah et al. (2017) komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, namun terdapat kesenjangan hasil penelitian
oleh Wiwik Harwiki (2016), menemukan komitmen organisasi berpengaruh tidak tidak
universal maupun kontingensi yakni melalui peran mediasi motivasi kerja dan komitmen
organisasi. Pendekatan dalam pengujian mediasi motivasi kerja dan komitmen organisasi
menggunakan pendekatan Knowledge Based View (KBV). Pendekatan KBV menyatakan bahwa
jika organisasi ingin memiliki kinerja yang tinggi, sangat penting untuk menguasai menajemen
menemukan praktek terbaik MSDM memberikan kontribusi terhadap kinerja sesuai tujuan
Pengujian peran mediasi motivasi kerja dan komitmen organisasi merujuk pada teori
kontingensi (Thompson, 1967) menjelaskan bahwa teori atau metode yang ada dapat diterapkan
dalam segala kondisi, namun tidak ada cara terbaik untuk merancang sebuah organisasi, sehingga
dapat dilakukan baik secara universal maupun kontingensi. Pendekatan terbaik untuk
sesuai struktur dan proses yang terjadi pada lingkungannya, dalam rangka memaksimalkan
Berdasarkan fenomena dan reseach gap pada penelitian ini menginvestigasi pengaruh
perilaku kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasi dan terhadap kinerja pegawai
baik secara langsung maupun melalui peran mediasi motivasi kerja dan komitmen organisasi.
Dengan demikian dipandang perlu adanya penelitian lanjutan khususnya pada Dinas Koperasi
dan UKM Kabupaten Muna. Hasil telaah teoritis, penelitian terdahulu, dan fenomena yang ada
pengaruh perilaku pemimpin, motivasi kerja dan komitmen organisasi dalam upaya
meningkatkan kinerja pegawai masih menjadi perdebatan baik secara teoritis maupun empiris,
sehingga diperoleh celah yang penting dan menarik untuk diteliti lebih lanjut.
PENJELASAN
JUDUL PENELITIAN:
3. Paragraf 6, 7, 8, 9 dan 10 merupakan teori tiap variable, research gap tiap variable penelitian