Anda di halaman 1dari 18

LITERATUR ANAK USIA SEKOLAH SAMPAI REMAJA

(Perkembangan Motorik)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah oleh dosen pembimbing


Aria Kusuma Yuda Rianto, S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh:

Mohammad Sya’ban FAdhillah 1810631070031

V/G/PJKR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan lagi maha
penyayang, saya panjatkan dengan rasa puja puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang
sudah memberikan atas rahmat Nya dan serta hidayah nya dan inayah Nya, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Perkembangan Motorik” dengan judul
“lieratur anak usia sekolah sampai remaja.”
Makalah yang kami buat ini, secara lengkap dan dikerjakan dengan maksimal.
Salah satunya ini bisa mendapatkan bantuan dari semua macam pihak sehingga ini bisa
memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu saya disini hanya bisa
menyampaikan dengan sebanyaknya ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, kami juga bisa menyadari dengan keseluruhan bahwa masih ada
kekurangan dari segi susunan kalimat tersebut atau dari tata bahasanya.
Untuk itu dengan tangan yang sudah terbuka kami siap menerima semua segala
saran atau kritik dari pembaca agar kami dapat mengasah dalam makalah ilmiah yang
lebih baik.
Dengan akhir kata ini kami juga berharap mudah-mudahan dengan makalah ini
bisa memberikan untuk kita semua dari sisi manfaat atau pengetahuan yang luas kepada
yang membaca.

Subang, 14 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

Daftar isi.............................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1. Latar Belakang.......................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
a. Pengertian Anak Usia Sekolah...........................................................................2
b. Perkembangan Anak Sekolah.............................................................................2
c. Faktor - factor yang mempengaruhi Perkembangan Anak Sekolah....................2
d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Anak.............................................2
e. Pengertian Remaja..............................................................................................2
f. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja.....................................2
g. Masalah Kesehatan yang muncul sebagai implikasi dari Pertumbuhan dan
Perkembangan remaja................................................................................................2
h. Pedoman bagi orang tua dalam perawatan dan pengasuhan remaja....................2
3. Tujuan....................................................................................................................2
a. Mengetahui pengertian Anak usia sekolah dan Remaja......................................2
b. Mengetahui Pekembangan Anak sekolah dan Remaja.......................................2
BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Pengertian Anak Sekolah......................................................................................3


B. Perkembangan Anak Sekolah................................................................................3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak sekolah........................6
D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Anak................................................7
E. Pengertian Remaja.................................................................................................8
F. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja.........................................8
G. Masalah Kesehatan yang muncul sebagai implikasi dari Pertumbuhan dan
Perkembangan remaja................................................................................................9
H. Pedoman bagi orang tua dalam perawatan dan pengasuhan remaja.....................10
BAB III............................................................................................................................10

ii
PENUTUP.......................................................................................................................10

A. KESIMPULAN.......................................................................................................11
B. SUMBER............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing masing
aspek memiliki tahapan yang akan dilalui anak. Pada masa usia dini, anak
mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik fisik motorik, kognitif, emosi,
psikososial dan bahasa. Demikian pula perkembangan bahasa,perkembangan ini
dipengaruhi perkembangan yang lain, terutama berkaitan dengan fisik dan
intelektual anak.Perkembangan bahasa sangat penting karena dengan
menguasainya anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemampuan mental secara luas berkaitan dengan kemampuan dan ketrampilan
berbahasa Lenore (dalam Kurniasih 2009:18) mengatakan hal ini semakin nyata
dikarenakan sebagai salah satu faktor penting yang dapat mengarahkan
kemampuan mental seseorang adalah kosakata dan kemampuan verbal seseorang
itu sendiri.
Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan
seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke
masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan
(Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin mencari identitas dirinya dan
lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri
(Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini tidak selalu berjalan mulus,
tetapi sering bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini
sebagai masa-masa storm and stress(Irwanto, 2002). Suatu masa di mana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Dengan demikian remaja mudah terkena pengaruh dari lingkungan (Gunarsa,
2006).
Masa remaja awal berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam
perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini dapat ditandai dengan “menarche”
atau
1
2

haid pertamapada anak perempuan. Variasi pada usia saat terjadinya pubertas
menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak. Hal ini sebagai
akibat dari ketidakmatangan sosial dan kognitif (daya pikir) mereka, dihubungkan
dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock, 2005).

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang beberapa pokok
pembahasan yang mengenai Literarur Anak Usia Sekolah Samapai Remaja Dan
pembahasan yang akan dipaparkan oleh Kami yaitu :

a. Pengertian Anak Usia Sekolah

b. Perkembangan Anak Sekolah

c. Faktor - factor yang mempengaruhi Perkembangan Anak Sekolah

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Anak

e. Pengertian Remaja
f. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

g. Masalah Kesehatan yang muncul sebagai implikasi dari Pertumbuhan dan


Perkembangan remaja

h. Pedoman bagi orang tua dalam perawatan dan pengasuhan remaja

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Mengetahui pengertian Anak usia sekolah dan Remaja

b. Mengetahui Pekembangan Anak sekolah dan Remaja


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Sekolah

Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang
tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang
bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi
pemebentukan karakteristik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini
menjadi pengalaman inti anak yang dianggap mula bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan lannya.
Selain itu usia sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar
pengetahuan dalam menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Diyantini, et al. 2015).

B. Perkembangan Anak Sekolah

Perkembangan jika dalam bahasa inggris disebut development. Menurut Santrock


development is the pattern of change that begins at conception and continues
through the life span, yang artinya perkembangan adalah perubahan pola yang
dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan. Perkembangan
berorientasi pada proses mental sedangkan pertumbuhan lebih berorientasi pada
peningkatan ukuran dan struktur. Jika perkembangan berkatan dengan hal yang
bersifat fungsional, sedangkan pertumbuhan bersifat biologis. Misalnya, jika
dalam perkembangan mengalami perubahan pasang surut mulai lahir sampai mati.
Tetapi jika pertumbuhan contohya:
seperti, pertumbuhan tinggi badan dimula sejak lahir dan berhenti pada usia 18
tahun (Desmita, 2015). Beberapa komponen yang termasuk dalam perkembangan
yaitu :

 Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana indvidu mempelajari dan memimkirkan
lingkungannya. Perkembangan kognitif juga digunakan dalam psikolog untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan, dan penglohan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua

3
4

proses psikologis yang berkaitan dengan individu. Selain berkaitan dengan


individu juga mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya (Desmita, 2015).
Mengacu pada tahap perkembangan kognitif dari Piaget, maka anak pada masa
kanak-kanak akhir berada pada tahap operasional konkret yang berlangsung kira-
kira usia 7-11 tahun (tahap operasional konkret. Pada tahapan ini, pemikiran logis
menggantikan pemikiran intuitif. Anak sudah mampu berpikir rasional dan
melakukan aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret
dan dalam situasi konkret. Anak telah mampu mampu memperlihatkan
keterampilan konversi, klasifikasi, penjumlahan, pengurangan, dan beberapa
kemampuan lain yang sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan
dasar sekolah. Cara berpikirnya sudah kurang egosentris yang ditandai dengan
desentrasi yang besar, yaitu sudah mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi
dan juga menghubungkan satu dengan yang lainnya (Soetjiningsih, 2012).
Pada tahap operasional konkret, anak-ank dapat memahami :
1. Konservasi, yaitu kemampuan anak untuk memahami bahwa suatu
zat/objek/benda tetap memiliki substansi yang sama walaupun mengalami
perubahan dalam penampilan. Ada beberapa macam konservasi seperti konservasi
jumlah, panjang, berat, dan volume.
2. Klasifikasi, yaitu kemampuan anak untuk mengelompokkan
/mengklasifikasikan benda dan memahmi hubungan antarbenda tersebut.
3. Seriaton, yaitu kemampuan anak mengurutkan sesuai dimensi kuantitatifnya.
Misalnya sesuai panjang,besar dan beratnya.
4. Transitivity, yaitu kemampuan anak memikirkan relasi gabungan secara logis.
Jika ada relasi antara objek pertama dan kedua, da nada relasi antara objek kedua
dan ketiga, maka ada relasi antara objek pertama dan ketiga.
 Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg, perkembangan moral terjadi melalui tiga tingkatan dan
terdiri dari enam stadium, dan masing-masing stasium akan dilalui oleh setiap
anak walaupun tidak pada usia yang sama namum perkembangan selalui melalui
urutan ini (Soetjiningsih, 2012), yaitu :
a. Tingkatan I : Penalaran moral yang pra conventional
Merupakan tingkatan terendah dari penalaran moral. Pada tingkatan ini
baik dan burk diinterpretasikan melalui reward (imbalan) dan punishment
(hukuman)
Stadium 1 : moralitas heteronom
Penalaran moral terkait dengan hukuman (punishment), anak bepikir
bahwa mereka harus patuh karena takut hukuman (tingkah laku dinilai benar bila
tidak dihukum, dan sebaliknya).
Stadium 2 : individualisme, tujuan instrumental, dan pertukaran
Pada tahap ini penalaran individu yang memikirkan kepentingan diri
sendiri adalah hal yang benar dan hal ini juga berlaku untuk orang lain. Karena
itu, menurut anak apa yang benar adalah sesuatu yang melibatkan pertukaran yang
setara. Mereka berpikir jika mereka akan baik terhadap dirinya.
b. Tingkatan II : Penalaran moral yang conventional
Individu memberlakukan standart tertentu, tetapi standar ini
ditetapkan oleh orang lain, misalnya orang tua sekolah.

Stadium 3 : Ekspektasi interpersonal mutual, hubungan dengan orang lain,


dan konformitas interpersonal.
Pada tahap ini, anak menghargai kepercayaan, perhatian, dan
kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar dari penilain moral. Anak
mengadopsi standar moral orang tua agar dianggap oleh orang tua sebagai
anak yang bak. Dengan kata lain, mereka merupakan tahap orientasi anak
atau person yang baik.

Stadium 4 : Moralitas sistem sosial


Penilaian moral didasari oleh pemahaman tentang keteraturan di
masyarakat, hukum, keadilan, dan kewajiban. Sebagai contoh, anak
berpikir supaya komunitas dapat bekerja dengan efektif perlu dilindungi
oleh hukum yang diberlakukan terhadap anggotanya. Dengan kata lain,
merupakan tahap orientasi pelestarian otoritas dan aturan sosial (aturan
sosial yang ada harus dijaga).

Tingkatan III : Penalaran moral yang post-conventional


Individu menyadari adanya jalur moral alternative , mengeksplorasi
pilihan ini, laly memutuskan berdasarkan kode moral personal.
Stadium 5 : kontrak atau utilitas sosial dan hak individu
Pada tahap ini individu menalar bahwa nilai, hak, dan prinsip lebih utama
atau lebih luas darpada hukum. Individu mengevaluasi validitas hukum yang ada,
dan melindungi hak asasi dan nilai dasar manusia. Dengan kata lain, merupakan
orientasi control legalitas (untuk kehidupan bersama yang teratur).
Stadium 6 : Prinsip etis universal
Individu mengembangjan standar moral berdasarkan hak asasi manusia
universal. Ketika dihadapkan dengan pertentangan antara hukum dan hat nurani,
individu menalar bahwa harus diikuti adalah hati nurani, meskipun keputusan ini
dapat memberikan resiko. Dengan kata lain merupakan orientasi atas dasar prinsip
dan konsiensia sendiri (ukuran penilaian adalah konsiensia sendiri) (Soetjiningsih,
2012).
Pada masa kanak-kanak akhir usia 6-12 tahun, penalaran moral anak ada
pada angkatan II, yaitu pada moral yang conventional (tahapan selengkapnya
dapat dilihat pada uraian sebelumnya tentang masa anak awal). Pada tingkat
conventional ini individu memberlakukan satndar tertentu, tetapi standar ini
ditetapkan oleh orang lain, misalnya orang tua atau pemerintah (Soetjiningsih,
2012). Perkembangan moral pada masa kanak-kanak akhir, sebagai berikut:
a. Anak berbuat baik bukan untuk mendapatkan kepuasan fisik, tetapi untuk
mendapatkan kepuasan psikologis yang diperoleh melalui persetujuan
sosial.
b. Lingkungan merupkan ruang lingkup yang lebih luas, kaidah moral
sebagian besar lebih ditentukan oleh norma-norma yang terdapat dalam
kelompoknya.
c. Usia sekitar 10-12 tahun sudah mengenal konsep moralitas,
seperti kejujuran, keadilan, dan kehormatan.
d. Perbuatan baik buruk dilihat dari apa motif melakukan hal tersebut.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak sekolah

Proses perkembangan pada anak dapat terjadi secara cepat maupun lambat
tergantung dari individu atau lingkungannya. Proses tersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor perkembangan anak, yaitu :
1. Faktor Herediter
Faktor herediter dapat diartikan sebagai pewarisan
atau pemindahan karakteritik biologis individu dari pihak
kedua orang tua ke anak atau karakteristik biologis individu
yang dibawa sejak lahir yang tidak diturnkan dari pihak
kedua orang tua. Kita juga dapat menyebutkan bahwa sifat-
sifat atau ciri-ciri padi aseorang anak adalah keturunan
(Lestaari, 2011).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang
memegang perananan penting dalam mempengaruhi
perkembangan anak. Faktor lingkungan secara garis besar
dibagi menjadi faktor prenatal dan post natal. Lingkungan
post natal secara umum dapat di golongkan menjadi
lingkungan biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon), lingkungan
fisik (cuaca, musim, keadaam geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi), lingkungan psikososial
(stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman,
kelompok sebaya, stress, sekolah), dan lingkungan keluarga
(Candrasari, et al. 2017)

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Anak

Selain adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak,


terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak diantaranya, yakni:
1. Sekolah Sekolah
merupakan salah satu lembaga yang berperan
dalam pengaruh pembentukan perilaku siswa. Baik
buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana
pendidkan, dan kedisiplinan dalam sekolah. Selan dari
terciptanya kedisiplinan ,yakni juga dari kebiasaan belajar,
dan pengendalian diri dari siswa (Tim Penulis Poltekkes
Depkes Jakarta, 2010)
2. Keluarga
Keluarga adalah sebagai lingkungan pertama dan
yang utama bagi perkembangan anak. Anak usia 4-5 tahun
dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut
jenis kelamin, sehingga peran ibu dan ayah atau orang tua
pengganti (seperti nenek, kakek, dan orang dewasa, dan
lainnya) sangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak
berjalan dengan lancer, maka dapat timbul proses
identifikasi yang salah (Tim Penulis Poltekkes Depkes
Jakarta, 2010).
3. Media Massa
Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh
kemajuan yang pesat di bidang tekonologi informasi. Selain
membawa kegembiraan yang menyenangkan serta wawasan
luas. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat
ini membuat anak atau remaja dipenuhi dengan tayangan
dan berita yang kurang mendidik. Dikhawatirkan akan
muncul nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan
kehidupan yang ada. Selan itu juga nila yang diserap akan
mempengaruhi perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari
(Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta, 2010).
E. Pengertian Remaja

Remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun (WHO).


Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap,
yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia14-17 tahun) dan
remaja akhir (usia 17-20 tahun). Mereka ada yang berada di dalam sekolah
(berbasis sekolah) dan di dalam kelompok masyarakat (berbasis masyarakat).
banyak hal yang menarik bila kita membahas tentang kelompok ini antara lain:
jumlah populasi yang cukup besar yaitu 18,3% dari total penduduk (> 43 juta),
keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik,
psikologis maupun sosial di mana mereka memasuki masa yang penuh dengan
strorm and stress, yaitu masa Pubertas.

F. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak
kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun)karakteristik seks
sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja
perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan
rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik seks sekunder ini
tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17
tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan
pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang
secara fisik.
2. Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru
serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis
kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka
telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan
identitas intelektual sudah terbentuk.
3. Identitas
Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya
ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba
berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri
meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan, idealistis.
Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran
jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.
4. Hubungan dengan orang
tua Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua
adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap
ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja
pada tahap pertengahan mengalami konflik utama terhadap
kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi dorongan besar
untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan emosional dan
dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik ketika
remaja akhir.
5. Hubungan dengan sebaya Remaja
pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman
sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh
perubahan yang cepat; pertemanan lebih dekat dengan jenis
kelamin yang sama, namun mereka mulai mengeksplorasi
kemampuan untuk menarik lawan jenis. Mereka berjuang untuk
mengambil tempat di dalam kelompok; standar perilaku dibentuk
oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh sebaya adalah hal
yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok
sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk
pertemanan individu. Mereka mulai menguji hubungan antara pria
dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang permanen

G. Masalah Kesehatan yang muncul sebagai implikasi dari


Pertumbuhan dan Perkembangan remaja

Beberapa ciri yang khas dari perkembangan remaja dapat dilihat bahwa
masa awal remaja adalah tahap dimana remaja mengalami krisis karena adanya
perubahan cepat yang memunculkan sesuatu yang dirasakan baru dan berbeda
pada aspek fisik maupun psikososial mereka. Pertumbuhan organ seks primer
(menstruasi/mimpi basah)berimplikasi terhadap munculnya hasrat seksual dan
ketertarikan terhadap lawan jenis. Pertumbuhan karakteristik seks sekunder seperti
penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-
laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis yang terlambat atau terlalu
dini seringkali menimbulkan perasaan malu/minder/kurang percaya diri karena
merasa keadaan mereka berbeda dengan sebayanya. Keinginan untuk mencari
nilai dan energi baru, meningkatnya kecintaan terhadap diri sendiri serta
banyaknya fantasi terhadap kehidupan merupakan dunianya remaja. Keberadaan
keluarga dan teman sebaya menjadi kebutuhan yang penting bagi remaja untuk
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Bila melihat kembali data masalah
kesehatan remaja pada bagian awal tulisan ini dapatlah ditarik benang merah
bagaimana keterkaitan antara pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan
masalah kesehatan yang terjadi. Banyak data menunjukan bahwa masalah
kesehatan remaja berawal dari perilaku yang berisiko. Meningkatnya angka
kejadian seks pranikah pada remaja dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang
timbul sebagai bentuk dorongan untuk melepaskan energi yang meningkat seiring
pertumbuhan seks sekunder. Perilaku merokok dan mengkonsumsi alkohol dan
menggunakan obat-obat terlarang lebih
banyak terbentuk dari standar perilaku yang dibentuk oleh kelompok sebaya
dimana mereka terikat di dalamnya. Kelompok sebaya memiliki pengaruh kuat
bagi remaja dalam proses mereka mencari nilai-nilai baru.

H. Pedoman bagi orang tua dalam perawatan dan pengasuhan remaja

 Terima remaja sebagai manusia biasa.


 Hargai ide-ide remaja, termasuk kesukaan dan ketidaksukaan serta harapan.
 Biarkan remaja mempelajari sesuatu dengan melakukan, meskipun pilihan
dan metodenya berbeda dari orang dewasa.
 Berikan pada remaja batasan-batasan yang jelas dan masuk akal.
 Perjelas aturan rumah dan konsekuensinya untuk pelanggaran.
 Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan aturan rumah.
 Mungkinkan peningkatan kemandirian dalam batasan keamanan dan
kesejahteraan.
 Bersikaplah selalu ada tetapi hindari penekanan terlalu jauh terhadap remaja
 Hargai privasi remaja.
 Cobalah untuk berbagi perasan remaja tentang senang dan sedih.
 Dengarkan dan cobalah untuk terbuka pada pandangan-pandangan remaja,
bahkan ketika mereka tidak setuju dengan pandangan-pandangan orang
tua.
 Cobalah untuk memperjelas komunikasi.
 Bantu remaja dalam memilih tujuan karir yang tepat dan menyiapkan
untuk peran orang dewasa.
 Berikan kasih sayang tanpa menuntut. Sadari bahwa:
 Remaja bertujuan untuk mendapatkan kemandirian.
 Remaja sensitif terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya.
 Teman-teman merupakan hal yang sangat penting bagi remaja.
 Remaja mempunyai kebutuhan yang kuat untuk memiliki.
 Remaja memandang segala sesuatu sebagai baik atau buruk.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Timbulnya perilaku berisiko dipengaruhi banyak faktor seperti faktor


internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan masa transisi yang
dialami remaja dimana terjadinya perubahan fisik dan psikososial yang pesat pada
masa pubertas. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan konflik tidak hanya
dalam diri remaja itu sendiri tetapi juga dengan lingkungan sekitar. Faktor
eksternal juga berpengaruh terhadap kemampuan remaja untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya, misalnya lingkungan keluarga dan sekolah. Salah
satu upaya dalam mencegah bertambah meningkatnya perilaku berisiko pada anak
remaja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan peran pengasuhan oleh
keluarga. Lingkungan keluarga dan sekolah seharusnya dapat menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang remaja. Keluarga
merupakan lingkungan terkecil tempat anak tumbuh dan berkembang yang
merupakan bagian yang sangat penting dalam pengasuhan anak. Keluarga dapat
memberikan peranan dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai moral bagi
anak remaja. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam
mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang akan menjadi teman dimana
bersama teman dan kelompoknyalah mereka akan melewati sebagian besar masa
remajanya. Terbentuknya pribadi remaja dimulai dari pengasuhan dalam keluarga.
Terutama pada tahap-tahap awal tumbuh kembang remaja, hubungan yang
harmonis dengan keluarga sebaiknya tetap terjaga. Kedekatan dengan orang tua
atau anggota
B. SUMBER

http://eprints.ums.ac.id/18571/2/BAB_I.pdf

http://eprints.ums.ac.id/23679/2/BAB_I.pd

f
https://core.ac.uk/download/pdf/234037379.pdf

Anda mungkin juga menyukai