Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK DISKUSI DAN MODERATOR

Untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Retorika PAI

Disusun Oleh:

Adjeng Dwi Cahyanie (021011562)

Dea Pramesty Cahyani (021011567)

Muhammad Risky (021011579)

Dosen Pengampu:

Tongat M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

DELI SERDANG – SUMATERA UTARA

2024

i
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan
kebatilan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT., maka tak seorang
pun dapat menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh-Nya maka tak
seorang pun dapat memberi petunjuk kepadanya. Sholawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, juga pada orang-
orang yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya.

Dengan rahmat dan pertolongan-Nya Alhamdulillah makalah Retorika PAI


ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak sekali kekurangan penulis dalam
menyusun makalah ini baik menyangkut isi atau yang lainnya, mudah-mudahan
semua itu dapat menjadikan cambuk bagi penulis agar lebih meningkatkan
kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami yang selanjutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Lau Bakeri, 11 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Diskusi...........................................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Diskusi............................................................................3
C. Jenis-jenis Diskusi...........................................................................................4
D. Langkah-langkah Metode Diskusi...................................................................7
E. Hambatan Metode Diskusi...............................................................................8
F. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi....................................................9
G. Pengertian Moderator....................................................................................10
H. Tugas dan Tanggung Jawab Moderator.........................................................13
I. Langkah-Langkah Melaksanakan Tugas Sebagai Moderator.........................14
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai calon seorang guru, hendaknya mahasiswa perlu menyiapkan
mental yang kuat sebelum praktik pembelajaran disekolah. Persiapan mental
berkenaan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar baik persiapan, pelaksanaan, evaluasi, maupun tindak lanjut kegiatan
belajar mengajar.
Agar calon guru memperoleh kesiapan mental yang memadai serta
membentuk pribadi calon guru yang semakin baik, maka perlu dilaksanakan
pengajaran mikro secara kontiniu. Oleh karena itu pengajaran mikro harus
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai keadaan kelas yang
sesungguhnya. Tanpa dan proses pelatihan yang secara terus menerus tidak
akan memperoleh kesiapan mental yang memadai. Karena tanpa kesiapan
mental mahasiswa akan menemui kesulitan ketika praktik pembelajaran di
depan kelas yang sesungguhnya.
Di dalam pengajaran mikro terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar
yang akan membuat calon guru mempunyai persiapan mengajar yang efektif.
Di mana seorang calon guru harus dapat mengembangkan tingkah laku siswa
yang diinginkan dan meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosioemosional yang
positif, serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Tujuan mengelola
kelas itu sendiri adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar
dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan
suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diskusi?
2. Apa manfaat dan tujuan diskusi?
3. Apa saja jenis diskusi?

1
4. Apa saja langkah-langkah dalam melaksanakan diskusi?
5. Apa saja hambatan dalam metode diskusi?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode diskusi?
7. Apa pengertian moderator?
8. Apa saja tugas dan tanggung jawab moderator?
9. Bagaimana langkah-langkah menjadi moderator?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian diskusi
2. Agar mahasiswa mengetahui manfaat dan tujuan diskusi
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis diskusi
4. Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah dalam melaksanakan diskusi
5. Agar mahasiswa mengetahui hambatan dalam metode diskusi
6. Agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan metode diskusi
7. Agar mahasiswa mengetahui pengertian moderator
8. Agar mahasiswa mengetahui tugas dan tanggung jawab moderator
9. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana langkah-langkah menjadi
moderator

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diskusi
Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi merupakan cara
mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema
atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan
secara bersama.
Cara mengajar dengan metode diskusi ini berarti ada proses interaksi
antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman,
maupun informasi, untuk memecahkan masalah. Pelaksanaan metode diskusi
dalam proses belajar mengajar akan dapat memper
Diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan
dengan proses berfikir kelompok. Menurut Isjoni, diskusi adalah salah satu
strategi belajar mengajar yang dilakukan seorang guru disekolah, dalam diskusi
ini orang berinteraksi antara dua atau lebih individu saling tukar menukar
pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah. (Isjoni, 2007)
Menurut Kamisa, diskusi adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu
masalah atau mencari kebenaran, atau pertemuan ilmiah yang di dalamnya
dilakukan tanya jawab guna membahas suatu masalah. (Kamisa, 2013)
Adapun berdiskusi yang penulis maksud di sini yaitu kemampuan siswa
dalam melaksanakan diskusi di dalam kelas sehingga semua siswa yang
mengikuti kegiatan diskusi mampu menjadi individu yang aktif dan berani
dalam menyampaikan/mengemukakan gagasan, ide, dan pendapat atau saran
yang ingin siswa sampaikan dalam berdiskusi.

B. Tujuan dan Manfaat Diskusi


Adapun tujuan dari diskusi, yaitu:
1. Siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.

3
2. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu
untuk melatih kehidupan yang demokratis.
3. Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam
pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama. (Isjoni, 2007)

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari berdiskusi dan kerja sama, yaitu:

1. Diskusi lebih banyak melatih siswa berfikir secara logis (dalam diskusi ada
proses adu argumentasi)
2. Argumentasi yang dikemukakan mendapat penilaian dari anggota yang lain
sehingga hal ini dapat meningkatkan kemampuan berfikir dalam
memecahkan suatu masalah
3. Umpan balik dapat diterima secara langsung sehingga hal ini dapat
memperbaiki cara berbicara, baik yang menyangkut faktor kebahasaan
maupun faktor nonkebahasan
4. Peserta yang pasif dapat dirangsang secara aktif berbicara oleh moderator
atau peserta yang lain
5. Peserta diskusi turut memberikan saham, turut mempertimbangkan gagasan
yang berbeda-beda, dan turut merumuskan persetujuan bersama tanpa nafsu
untuk menang sendiri.

C. Jenis-jenis Diskusi
Menurut Subroto (2002), metode diskusi terdiri dari beberapa jenis, antara
lain yaitu sebagai berikut:
1. Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau juga disebut diskusi kelompok adalah proses
pemecahan masalah yang diakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai
peserta diskusi. Pada diskusi kelas, peserta duduk setengah lingkaran, guru
bertindak sebagai pemimpin, dan topik sudah direncanakan. Prosedur yang
digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru membagi tugas
sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator,
siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli
tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-

4
15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan
setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah memberi
tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi. (Subroto,
2002)
2. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara
umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang
harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan
hasil diskusinya. (Subroto, 2002)
3. Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
Symposium dilakukan untuk memberi wawasan yang luas kepada siswa.
Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang
dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil
kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya. (Subroto, 2002)
4. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang panelis peninjau yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di
hadapan audiensi. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya.
Dalam diskusi panel audiensi tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan
hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi.
Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode
lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan
hasil pembahasan dalam diskusi. (Subroto, 2002)
5. Buzz Group
Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat duduk
diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap

5
muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah
pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan
mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang muncul. (Subroto, 2002)
6. Syindicate Group
Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan
tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru
menjelaskan garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya,
dan kemudian tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek
tertentu. Guru diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber informasi
atau referensi yang dijadikan rujukan oleh para peserta. (Subroto, 2002)
7. Informal Debat
Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi 2 tim yang agak seimbang
besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal. Kelas dibagi menjadi dua tim
dan mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal. Yang diperdebatkan bersifat
problematik bukan bersifat faktual. (Subroto, 2002)
8. Fish Bowl
Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin
oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur
setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap
peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi
yang seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkok. Selama
diskusi kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pendapatnya
dapat duduk di kursi yang kosong yang telah disediakan. Apabila ketua
diskusi mempersilahkan bicara maka dia boleh bicara dan kemudian
meninggalkan kursi tersebut setelah selesai berbicara. (Subroto, 2002)
9. The Open Discussin Group

6
Kegiatan dalam bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar
lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam
mengemukakan pendapat, mendengarkan dengan baik, dan memperhatikan
suatu pokok pembicaraan dengan tekun. Jumlah anggota kelompok yang
baik terdiri antara 3-9 orang peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu
para siswa mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah,
memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan dapat menilai
kembali pendapatnya. (Subroto, 2002)
10. Brainstorming
Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri 8-
12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat
menumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil belajar yang
diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa
percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau
dianggap benar. (Subroto, 2002)

D. Langkah-langkah Metode Diskusi


Menurut Hamdayama (2015), agar dalam pelaksanaan metode diskusi
berjalan dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah melaksanakan
metode diskusi dengan tepat, yaitu sebagai berikut:

1. Langkah Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis dan tim perumus
manakala diperlukan.

7
2. Pelaksanaan Diskusi
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi.
b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan, dan lain sebagainya.
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi.
2. Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
diskusi sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

E. Hambatan Metode Diskusi


Hambatan dalam diskusi biasanya adalah setiap orang menginginkan
segera dicapainya persetujuan atau kesimpulan. Sikap seperti ini menghalangi
jalan menuju terjadinya perubahan sikap para siswa oleh mereka sendiri.
Perubahan sikap ini lebih penting dari pada yang lain dalam proses belajar
mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap yang dimaksudkan adalah
setiap siswa mau mendengarkan pendapat orang lain, sensitif dan kritis
terhadap pendapat yang berbeda, maupun menghadapi pendapat orang lain
yang berbeda, dalam konteks yang sama dan sebagainya. Dalam hubungan ini

8
sama sekali tidak bijaksana apabila guru selalu mengkritik pendapat siswa,
apalagi kritik secara pribadi kepada siswa.

Menurut Arief (2002), untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat


beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendapatkan hasil diskusi
menjadi lebih baik, antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Pemimpin diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara pergantian.


2. Pemimpin diskusi yang diberikan kepada murid perlu bimbingan dari pihak
guru.
3. Guru mengupayakan agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.
4. Mengusahakan agar semua siswa dapat giliran bicara, sementara siswa lain
belajar mendengarkan pendapat teman-temannya.
5. Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan
yang diinginkan.

F. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi


Setiap metode pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan metode diskusi. Menurut Arief
(2002), kelebihan dan kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan metode diskusi adalah:
a. Suasana kelas lebih hidup sebab siswa menyerahkan perhatian atau
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
b. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti sikap toleran,
demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
c. Kesimpulan diskusi mudah dipahami siswa karena mereka mengikuti
proses berpikir sampai pada proses kesimpulan.
d. Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-
aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan
sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.
e. Membantu murid dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

9
f. Tidak terjebak dalam pemikiran individu yang terkadang sudah penuh
prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat
mempertimbangkan alasan-alasan atau pikiran-pikiran orang lain.
2. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan metode diskusi adalah:
a. Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi, acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil
diskusi.
b. Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu
yang terlalu panjang.
c. Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah dan sistematis.

G. Pengertian Moderator
Moderator merupakan orang yang bertindak sebagai penengah (hakim,
wasit), pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah acara
pembicaraan/pendiskusian masalah". Moderator juga sebagai pengatur,
pengarah jalannya diskusi, pemimpin diskusi yang memediasi serta
memfasilitasi sebuah pertemuan. Hal-hal yang dibicarakan akan disesuaikan
dengan kebutuhan undangan yang hadir dan keinginan penyelenggara acara
sehingga dapat berjalan kondusif sesuai dengan topik acara yang sedang
berlangsung. Biasanya moderator diperlukan pada acara seminar, presentasi,
diskusi, rapat, simposium, lokakarya dan sebagainya. (Salmaniah Siregar &
Tamsil, 2022)
Untuk menjadi seorang moderator dituntut profesional dan intelligent.
Sebelum memulai acara, moderator harus melakukan persiapan salah satunya
yaitu melakukan riset dengan nara- sumber yang akan mempresentasikan
materinya. Moderator boleh membuat pendekatan kepada narasumber dengan
cara berbicara atau mengobrol secara non formal agar mendapatkan
pengetahuan tentang biografi dan kualifikasinya. Misalnya dengan mengobrol
ringan untuk mendapatkan proximity (kedekatan) sehingga antara moderator

10
dan narasumber tidak merasa canggung dan menghindari misunderstanding
pada saat acara berlangsung. (Salmaniah Siregar & Tamsil, 2022)
Moderator bertugas menjadi pendamping dalam presentasi. Sukses
tidaknya ataupun lancar tidaknya sebuah presentasi dan diskusi sangat
bergantung bagaimana peran moderator mengatur waktu presentasi, tanya
jawab, serta menghidupkan presentasi menjadi menarik. Moderator harus bisa
mengatur durasi acara yang sudah ditetapkan, durasi presentasi narasumber,
durasi tanya jawab, alokasi waktu dan jumlah sesi yang akan direncanakan
sehingga acara dapat berjalan sesuai dengan run down. Moderator perlu
membekali diri dengan membawa catatan kecil atau Q-Card sebagai poin- poin
acara yang penting untuk disampaikan pada saat acara. berlangsung. Antara
presenter dan moderator seharusnya. mampu membangun komunikasi terlebih
dahulu, kalau perlu merancang skenario presentasi sebelum memulai jalannya
diskusi. (Salmaniah Siregar & Tamsil, 2022)
Untuk menjadi seorang moderator harus memiliki wawasan yang luas.
Jika tidak, ia akan terkesan ragu dalam memimpin suatu forum. Seorang
moderator yang berwawasan luas jika memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Mempunyai latar belakang dan latar belakang pendidikan yang
memumpuni.
2. Bersedia menerima saran dan kritik sehingga menjadi pemacu diri.
3. Mampu mengemas acara sedemikian rupa.
4. Wawasan yang disajikan tidak bermaksud menggurui serta bukan sesuatu
yang klasik tetapi merupakan sebuah. informasi yang baru untuk audiens.

Selain memandu jalannya presentasi dan diskusi, serta mengenalkan para


pembicara, moderator juga memiliki tugas menyimpulkan pembicaraan.
Lancarnya sebuah pembicaraan seminar atau diskusi tergantung kepada
kepiawaian moderator. Moderator tidak perlu banyak berbicara, yang
terpentingharus bisa bicara dengan baik dan menguasai teknik-teknik
berbicara. Secara umum, tugasnya moderator adalah membukaacara,
mengenalkan pembicara, menyampaikan topik yang akan dibahas,

11
membacakan tertib acara, mengarahkan untuk mengatur jalan acara,
menyampaikan kesimpulan sementara dan menutup diskusi. Jika
memperkenalkan pembicara, lakukan dengan tidak memakan waktu.
Pengenalan adalah gambaran materi atau hal-hal yang akan disampaikan.
(Salmaniah Siregar & Tamsil, 2022)
Berikut contoh cara memperkenalkan pembicara tamu :
1. An opening; "para hadirin, kini saatnya kita mendengarkan pemaparan yang
akan disampaikan oleh pembicara kita yaitu...". Pengenalan harus mampu
menarik perhatian audiens sehingga subjek menjadi penting untuk dibahas.
2. A body; menjelaskan tema pembicaraan, mengapa pembicara memiliki
kompeten memaparkan materi/tema tersebut
3. A conclusion; mengakhiri dengan mempersilahkan pembicara untuk
memulai presentasinya.

Dalam tugasnya sebagai fasilitator diskusi, moderator harus


memperhatikan feedback dari audiens. Hal ini untuk melihat seberapa jauh ide
yang telah tersampaikan ketika pemberian materi oleh narasumber, materi
dapat diterima/dimengerti atau ditolak. Jika kita mengetahui ide kita dapat
diterima dan dimengerti publik, maka terwujud kesamaan ide. Sebaliknya, jika
kita tidak mengetahui bahwa ide kita tidak dimengerti dan tidak diterima,
berarti tidak tercipta kesamaan ide. Maka kita perlu merevisi strategi kita.
(Salmaniah Siregar & Tamsil, 2022)
Moderator adalah sebutan umum bagi seorang pemandu acara diskusi,
seminar, atau talkshow. Dialah yang membuka, memberi kata pengantar,
memimpin dan mengendalikan jalannya acara, termasuk mengatur waktu
presentasi dan mekanisme acara. Dia pula yang memperkenalkan pembicara
atau pembawa makalah (introducing the speaker) sesuai dengan data
biografinya. (M. Romli, 2012)
Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu suatu
kegiatan diskusi. Moderator sering kita jumpai dalam acara diskusi atau debat,
misalnya debat mahasiswa di televisi. Sedangkan, pembawa acara adalah orang

12
yang membawakan acara, yang terikat oleh etika protokoler dan banyak
improvisasi dalam membawakannya. Acara yang dibawakan pembawa acara
ini bersifat resmi, misalnya pengajian atau rapat. (Mahardika, 2015)
Dari definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa moderator
bukanlah MC dan MC berbeda dengan moderator. MC hanya bertugas
membacakan susunan acara dalam sebuah forum tanpa memiliki hak untuk
mengintervensi isi dari acara itu sendiri. Dia tidak boleh banyak berbicara,
kecuali sebatas susunan acara yang ia bawakan. Dia tidak boleh seperti
moderator yang sedikit banyak menyampaikan maksud dan tujuan dari
presentasi, sedikit berkreasi terhadap materi yang disampaikan oleh pembicara,
maupun menjadi "juru damai" dan "juru runding" suatu forum. (Mahardika,
2015)
Dengan demikian, sudah jelas bahwa tugas seorang moderator adalah
memimpin, mengatur, dan memandu kegiatan diskusi. Moderator adalah orang
yang paling berkuasa dalam kegiatan debat atau diskusi yang dipimpinnya.
(Mahardika, 2015)
Moderator mempunyai hak untuk memilih siapa yang diberi kesempatan
untuk bertanya kepada penyaji. Moderatorlah yang mengatur jalannya diskusi.
Moderator sebaiknya menyampaikan "aturan main" sebelum kegiatan diskusi
dimulai. Aturan main di sini misalnya menentukan berapa lama penyaji
menyampaikan materi dan menentukan jumlah season pertanyaan. Selain
memimpin dan mengatur diskusi, moderator juga harus memandu diskusi.
Moderator tidak boleh pergi meninggalkan diskusi sebelum acara ditutup.
Melalui pemanduan, moderator dapat membuat suasana diskusi menjadi santai
atau tegang.

H. Tugas dan Tanggung Jawab Moderator


Untuk melaksanakan tugas dengan baik, seorang moderator harus
memahami tugas dan tanggung jawabnya seperti berikut: (Sukma, 2019)

13
1. Membuka dan memberikan pengantar mengenai acara yang akan
dilangsungkan, termasuk menjelaskan tata tertib atau aturan yang harus
dipatuhi oleh peserta.
2. Memperkenalkan pembicara kepada para peserta secara lebih detail dan
akrab. Bahkan, tidak jarang moderator membacakan profil, latar belakang,
serta prestasi pembicara dengan sangat lengkap. Hal ini dilakukan untuk
meyakinkan para peserta bahwa pembicara yang dihadirkan berkompeten di
bidangnya. (Sukma, 2019)
3. Mengatur jalannya diskusi, termasuk mempersilakan pembicara untuk
melakukan presentasi serta mem- buka sesi tanya jawab. Moderator
memiliki hak untuk memilih peserta yang boleh menyampaikan pertanyaan.
(Sukma, 2019)
4. Menjaga agar diskusi tetap berjalan sesuai dengan rencana dan topik yang
dibahas. Moderator berhak menegur atau memberikan peringatan ketika
diskusi mulai mengarah pada pembahasan rawan konflik, misalnya
menyinggung SARA. (Sukma, 2019)
5. Moderator berperan sebagai jembatan antara pem- bicara dan peserta
sehingga diskusi dapat berlang- sung tanpa ada kesenjangan. Oleh sebab itu,
seorang moderator biasanya memiliki pengetahuan cukup mengenai tema
yang sedang didiskusikan.
6. Moderator berhak menegur atau bahkan mengusir peserta yang melanggar
aturan, membuat keributan, atau melakukan hal-hal yang dirasa
mengganggu jalannya diskusi. (Sukma, 2019)
7. Merangkum hasil diskusi dan membacakannya pada akhir acara. Hal ini
dilakukan untuk menyegarkan ingatan peserta dan menunjukkan bahwa
tujuan dari acara yang dilaksanakan telah tercapai.

I. Langkah-Langkah Melaksanakan Tugas Sebagai Moderator


Agar tugas sebagai moderator berjalan dengan baik, lakukan persiapan
matang dengan menerapkan beberapa langkah berikut ini.
1. Mencari Informasi tentang Narasumber

14
Sebagaimana sudah dijelaskan, salah satu tugas moderator ialah
mengenalkan pembicara kepada peserta sedetail mungkin. Sehubungan
dengan itu, Anda sebagai moderator perlu mencari tahu segala informasi
tentang pembicara yang akan menjadi narasumber dalam acara. Selain itu,
patut diketahui pula materi yang nantinya akan disampaikan. Dalam hal ini,
mintalah salinan handout kepada panitia jika ada. (Sukma, 2019)
2. Mempelajari Materi
Jika sudah mendapatkan informasi tentang narasumber dan materi yang
akan disampaikan, pelajari materi tersebut lebih dalam. Harapannya, saat
acara akan dimulai, materi sudah cukup dikuasai. Dari situ, Anda dapat
memberikan pengantar yang tepat sebelum narasumber berbicara. (Sukma,
2019)
3. Mempelajari Rundown Acara
Seperti halnya seorang MC, moderator juga perlu mempelajari rundown
acara. Hal ini bertujuan untuk memastikan setiap sesi dapat berjalan sesuai
durasi yang telah ditentukan. (Sukma, 2019)
4. Mempersiapkan Catatan dan Alat Tulis
Sebelum acara berlangsung, sebaiknya persiapkan juga catatan seperti
biodata diri sendiri (untuk dibacakan MC), profil pembicara atau
narasumber yang nanti akan dibacakan, serta catatan mengenai hal-hal yang
akan dikatakan. Ini penting agar apa yang Anda sampaikan selama acara
bisa runtut dan sesuai rule. Alat tulis seperti kertas kosong dan pulpen juga
perlu disiapkan untuk membuat catatan selama acara berlangsung. (Sukma,
2019)
5. Siapkan Pakaian yang Sesuai
Seperti halnya MC, seorang moderator juga perlu mempersiapkan
pakaian yang tepat untuk dikenakan. Pastikan Anda dalam hal ini sudah
mengenakan sesuai dress code (jika sudah ditentukan) sehingga tidak salah
kostum. Jika panitia tidak memberi ketentuan, pilihlah pakaian yang sesuai
dengan situasi. Utamakan pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman
dikenakan. (Sukma, 2019)

15
6. Berkoordinasi dengan Panitia
Pada saat hari-H, usahakan untuk datang lebih awal. Lakukan
koordinasi kembali dengan panitia mengenai acara agar persiapan lebih
matang dan berjalan dengan lancar. (Sukma, 2019)
7. Bangun Komunikasi dengan Narasumber
Saat narasumber sudah hadir, berikan sambutan hangat. Ajak
narasumber untuk duduk di tempat yang sudah disediakan. Ajak pula
berbincang untuk membangun komunikasi yang baik. Pada kesempatan ini,
Anda bisa mengonfirmasi apakah profil yang akan dibacakan sudah benar
atau ada yang perlu ditambahkan. Hal-hal lain seperti durasi dan teknis
acara bisa sekaligus dikomunikasikan. (Sukma, 2019)
8. Buka Sesi Presentasi untuk Narasumber
Saat MC sudah menyerahkan waktu kepada moderator, artinya kendali
panggung sudah beralih. Saatnya bagi moderator untuk membuka sesi
presentasi dengan memperkenalkan narasumber kepada peserta.
Selanjutnya, moderator memberikan pengantar yang tepat mengenai topik
yang akan dibahas. (Sukma, 2019)
9. Mengatur Jalannya Diskusi dan Tanya Jawab
Bagian ini merupakan tugas yang paling penting. Moderator harus
dapat memastikan diskusi berjalan dengan lancar. Dalam hal ini, kelancaran
suatu dis- kusi sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan moderator. Seorang
moderator harus mampu mengendalikan suasana agar tetap kondusif selama
diskusi berlangsung. Saat sesi tanya jawab, moderator memiliki kendali
penuh, seperti memilih penanya serta memotong pertanyaan yang bertele-
tele. (Sukma, 2019)
10. Tutup Diskusi dengan Kesimpulan dan Ajakan Bertindak Nyata
Begitu kegiatan diskusi dan tanya jawab dirasa cukup, tugas moderator
adalah menutup acara. Dalam hal ini, moderator harus menutup dengan
kesimpulan yang mewakili intisari diskusi disertai kalimat berupa ajakan
untuk bertindak. Dengan demikian, diskusi diharapkan telah sampai pada
tujuan yang ingin dicapai. (Sukma, 2019)

16
Menjadi seorang moderator di sebuah acara perlu membuat run down
serta langkah-langkah yang harus dilakukan mulai dari awal acara sampai akhir
acara. (Salmaniah Siregar & Tamsil, 2022) Langkah-langkah tersebut antara
lain:
1. Melakukan pembukaan
2. Mengucapkan sambutan selamat datang
3. Menguraikan latar belakang dengan singkat dan tujuan. seminar/diskusi/
presentasi
4. Memperkenalkan pembicara
5. Menentukan waktu dan mekanisme tanya jawab
6. Mengundang pembicara menyajikan materi/presentasi
7. Merangkum inti presentasi dari pemateri
8. Mempersilahkan peserta untuk bertanya
9. Mengucapkan terima kasih kepada pembicara dan peserta
10. Menutup diskusi/seminar/presentasi

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas praktik diskusi dan peran moderator dalam
memfasilitasi diskusi yang efektif. Kesimpulan utamanya adalah bahwa
moderator memiliki peran penting dalam mengarahkan, mengelola, dan
memastikan kelancaran diskusi, serta menciptakan lingkungan yang inklusif
dan berdaya guna bagi semua peserta. Diskusi yang baik memerlukan struktur
yang jelas, kehadiran moderator yang terampil, serta partisipasi aktif dari
semua peserta.
B. Saran
Dalam penyusunan tulisan ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup
kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi,
maupun penyusunannya.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan sumbangsih pembaca untuk
penyempurnaan tulisan selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga
tulisan ini dapat memberi manfaat. Semoga makalah ini dapat menambah
sedikit ilmu kita tentang praktek diskusi dan moderator.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, H. (2024). MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Teori dan


Implementasinya pada Satuan Pendidikan. Lamongan: Academia
Publication.

Darmadi, H. (2019). Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. An1mage.

Egok, A. S. (2019). Profesi Kependidikan. Semarang: CV. Pilar Nusantara.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia Malaysia.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kamisa. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Cahaya Agency.

M. Romli, A. S. (2012). Kiat Memandu Acara Panduan Praktis Menjadi MC dan


Moderator. Bandung: Nuansa Cendekia.

Mahardika, D. (2015). Cerdas Berbicara di Depan Publik. Yogyakarta: Buku


Kita.

Merentek, T. C., Lantang, D., Joufree Rotty, V. N., & Lumapow, H. R. (2023).
Kebijakan Pendidikan. Tomohon: UKIT Press.

Salmaniah Siregar, N. S., & Tamsil, I. S. (2022). BUKU AJAR PUBLIC


SPEAKING. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Subroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukma, A. (2019). Bukan Speaking Biasa. Yogyakarta: Laksana.

19

Anda mungkin juga menyukai