Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK

HOMEROOM

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas kelompok


“Makalah mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok”

Dosen Pengampu :
Dr. Naharus Surur, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Aditya Taufan (K3121002)


2. Aisyah Nursabila Pratiwi (K3121005)
3. Amar Santoso (K3121011)
4. Archika Fadhilah Sausan (K3121015)
5. Begita Ayunaia Nugraha (K3121018)
6. Ersa Aulia Risqi (K3121033)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah dengan judul “Teknik Bimbingan Kelompok
Homeroom” ini dapat disusun hingga selesai dan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok yang bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Naharus Surur, S. Pd., M.
Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok. Serta ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Kami selaku penyusun, menyadari kekurangan yang
ada pada makalah ini dikarenakan oleh keterbatasan dalam pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, 14 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan....................................................................................2
D. Manfaat ........................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................4
PEMBAHASAN .....................................................................................................4
A. Pengertian ....................................................................................................4
B. Ciri-ciri .........................................................................................................5
C. Tujuan ..........................................................................................................5
D. Manfaat ........................................................................................................5
E. Cara dan Tahapan pelaksanaan ................................................................ 6
F. Waktu Pelaksanaan ....................................................................................9
G. Kelebihan dan Kelemahan .......................................................................10
BAB III ..................................................................................................................11
PENUTUP .............................................................................................................11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat.


Masa remaja juga merupakan periode yang penting, dimana pada masa remaja
sebagai masa peralihan dan perubahan, di mana pada masa ini perubahan remaja
atau siswa lebih cenderung memiliki gejala-gejala yang negatif. Salah satunya
adalah : emosi yang tinggi, tidak mandiri, kesalahan dalam bicara, dan bertingkah
laku. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam
sikap dan pola perilaku anak. Salah satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan
sosial dimana siswa dapat mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan
teman sebaya baik pria maupun wanita serta mencapai peran sosial pria dan wanita.
Berkaitan dengan hubungan sosial, siswa harus menyesuaikan diri dengan
orang di luar lingkungan keluarga, seperti kelompok teman sebaya (peer group).
Kuatnya pengaruh kelompok sebaya terjadi karena siswa lebih banyak berada di
luar rumah bersama dengan teman sebaya sebagai kelompok. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sarwono (dalam skripsi Syamsu, 2010:2) “perubahan perilaku seseorang
dalam mengikuti tekanan-tekanan dari kelompok untuk dapat menerima norma-
norma kelompok disebut konformitas”.

Dalam pelaksanaannya, bimbingan konseling memiliki salah satu layanan


yang biasa disebut dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan
layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok (Prayitno dan Amti,
2004: 309) yang diupayakan munculnya perubahan sikap dalam perilaku secara
tidak langsung, melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan
kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri suatu
pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok
(Winkel, 2004 543).
Bimbingan kelompok memiliki beberapa teknik yang dilakukan sebagai
strategi dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Teknik ini

1
berfungsi untuk memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang
ingin dicapai, juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan
bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh
mengikuti kegiatannya.

Dengan teknik homeroom diharapkan dapat meningkatkan kemampuan


berkomunikasi siswa. Selain untuk melatih saling interaksi, diskusi kelompok dapat
pula dimanfaatkan untuk pengembangan kreativitas berpikir siswa dan dapat
menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran, sehingga bentuk ini dapat
menumbuhkan kemampuan dan gairah kepada siswa. Dengan teknik homeroom
diharapkan dapat merangsang siswa untuk mau berinteraksi dengan orang sekitar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan homeroom?


2. Bagaimana ciri-ciri dalam teknik homeroom?
3. Apakah tujuan dan manfaat dalam teknik homeroom?
4. Bagaimana cara dan tahapan dalam homeroom?
5. Kapankah waktu pelaksanaan teknik homeroom?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan teknik homeroom?

C. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud homeroom


2. Untuk mengetahui ciri-ciri dalam teknik homeroom
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat homeroom
4. Untuk mengetahui cara dan tahapan dalam homeroom
5. Untuk mengetahui kapan waktu pelaksanaan teknik homeroom
6. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan teknik homeroom

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk hal sebagai berikut:

2
● Memperoleh khazanah keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling
yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
● Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Bimbingan dan Konseling tentang pengaruh Bimbingan Kelompok
terhadap Sikap Konformitas.
2. Manfaat Praktis
Dalam tataran praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan sebagai berikut:

● Bagi kalangan profesi guru Bimbingan dan Konseling atau konselor


sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi keperluan
Bimbingan Kelompok untuk memahami kondisi siswa, sehingga dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapinya khususnya dalam hal
konformitas yang negatif.
● Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi para peserta didik pada umumnya, konselor
sekolah dan mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
pada khususnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Homeroom merupakan salah satu teknik pelaksanaan bimbingan yang


dilakukan dalam suatu ruangan (kelas) guna kegiatan bimbingan belajar dalam
usaha memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. “Kegiatan Homeroom dapat
dipergunakan sebagai salah satu cara dalam bimbingan belajar. Melalui kegiatan ini
pembimbing dan murid dapat berdiskusi tentang berbagai aspek, dalam kesempatan
ini diadakan tanya jawab, membuat rencana suatu kegiatan dan berdiskusi dengan
demikian siswa dapat mengutarakan dengan leluasa dan terbuka”. Teknik
Homeroom teknik yang dilakukan konselor dalam membantu siswa memecahkan
masalah-masalah atau mengembangkan potensi siswa dalam suasana yang
menyenangkan melalui kegiatan sehingga timbul rasa nyaman dan terbuka.

Sedangkan menurut Nursalim “ Homeroom adalah suatu kegiatan bimbingan


kelompok yang dilakukan dalam ruang atau kelas dalam bentuk pertemuan antara
konselor atau guru dengan kelompok untuk membicarakan beberapa hal yang
dianggap perlu terutama hal- hal atau masalah- masalah yang berhubungan dengan
pelajaran, kegiatan sosial, masalah tata tertib dan moral, cara berpakaian, atau
masalah- masalah lain di luar sekolah”.

Senada dengan pendapat yang di atas Anas Salahudin mengemukakan


pendapatnya tentang pengertian teknik Homeroom yaitu “ suatu program kegiatan
yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal peserta didiknya lebih
baik, sehingga dapat membantunya secara efisien”.

Sedangkan menurut Nidya Damayanti Teknik Homeroom merupakan “ teknik


yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah/ kelas
seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik Homeroom


adalah teknik menciptakan suasana kekeluargaan yang digunakan untuk

4
mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa baik di dalam kelas maupun di
luar kelas pada saat jam pelajaran atau di luar jam jam pelajaran untuk
membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama bidang belajar, sosial,
pribadi dan karir.

B. Ciri-ciri
Terdapat Ciri-ciri dalam teknik Homeroom, antara lain:
a. Bersifat kekeluargaan
b. Bersifat terbuka
c. Bebas
d. Menyenangkan

C. Tujuan
a. Menjadikan peserta didik akrab dengan lingkungan
b. Untuk memahami diri sendiri (mampu menerima kekurangan dan kelebihan
diri sendiri ) dan memahami orang lain dengan (lebih) baik
c. Siswa nyaman dengan dirinya sendiri
d. Untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
e. Untuk mengembangkan sikap positif
f. Untuk menjaga hubungan sehat dengan orang lain
g. Untuk mengembangkan minat
h. Sadar akan kepentingan sendiri

D. Manfaat
Manfaat teknik homeroom menurut Pietrofesa,dkk (dalam Tatiek Romlah, 2006:
123) yaitu:

a. Karena siswa mengikuti homeroom yang dipimpin oleh guru atau konselor
tertentu selama satu tahun atau lebih, maka kontinuitas dan kemajuan
kegiatan bimbingan dapat direncanakan dengan lebih baik.
b. Waktu yang lama dalam mengikuti kegiatan homeroom memungkinkan
untuk membina kepercayaan dan kohesivitas kelompok, yang merupakan
elemen-elemen penting untuk bimbingan kelompok yang efektif.

5
c. Bila kegiatan homeroom diorganisasikan sesuai dengan tingkat kelas
kelompok sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, maka dapat
diprogramkan kegiatan-kegiatan bimbingan kelompok yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
d. Apabila struktur kegiatan homeroom dilaksanakan di seluruh sekolah, maka
program kegiatan bimbingan yang terkoordinasi dapat dilaksanakan.

Di bawah ini merupakan contoh dari beberapa aktivitas yang dapat


dilakukan seorang guru kepada muridnya ketika melaksanakan program
homeroom, yaitu:

1. Mengenali potensi murid.


2. Focus kepada potensi murid yang dapat ditingkatkan dan
difungsikan secara tepat.
3. Membantu murid dalam meningkatkan potensinya.
4. Memberikan peluang kepada murid agar murid mendapatkan
pengalaman sebagai individu yang berguna dan dapat mencapai
perkembangan diri yang optimal.
5. Mengarahkan murid ke arah yang lebih baik agar murid dapat
memahami dan menjalani hubungan yang baik antar individu
dengan individu, maupun individu dengan kelompok.

E. Cara dan Tahapan pelaksanaan

Cara pelaksanaan bimbingan kelompok teknik homeroom menurut Nursalim


(2002) yaitu:

a. Konselor/guru menyiapkan ruangan atau kelas yang diperlukan dengan


segala sarana dan prasarananya
b. Menghubungi siswa dari berbagai kelas dengan jumlah terbatas untuk
berkumpul
c. Konselor/guru menjelaskan tujuan kelompok homeroom dilaksanakan
d. Dialog terbuka antara konselor dan kelompok homeroom dilaksanakan

6
e. Menyimpulkan hasil kegiatan

Dari cara pelaksanaan diatas dapat dijabarkan mengenai tahap tahap


dalam bimbingan kelompok teknik homeroom, yaitu:

a. Pembentukan
Konselor menyiapkan ruangan yang diperlukan dengan segala
sarana dan prasarana, kemudian menghubungi siswa dari berbagai kelas
dengan jumlah 6-8 orang untuk berkumpul. Pemilihan siswa terbatas
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya, konselor
menjelaskan tujuan bimbingan kelompok teknik homeroom
dilaksanakan dan menjelaskan aturan bimbingan kelompok teknik
homeroom

b. Peralihan
1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
pada kegiatan bimbingan kelompok teknik homeroom
2) Mengamati dan menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap
memasuki tahap selanjutnya
3) Membahas suasana yang terjadi
4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
5) Bila perlu kembali pada beberapa aspek tahap pertama

c. Kegiatan
1) Pemimpin kelompok mengungkapkan suatu masalah atau topik
2) Tanya jawab antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok
tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau
topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok
3) Anggota kelompok membahas masalah atau topik tersebut secara
mendalam sampai tuntas
4) Kegiatan selingan

7
d. Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan
kelompok teknik homeroom akan segera berakhir, mengemukakan
pesan dan kesan, merencanakan kegiatan selanjutnya serta
menyimpulkan hasil kegiatan.

Pada tahapan pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian


bukan pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil
yang telah dicapai pada kelompok itu. Ada beberapa hal yang dilakukan
pada tahap ini, yaitu:

1) Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan segera


berakhir
2) Pemimpin dan kelompok mengemukakan kesan dan hasil
kegiatan
3) Membahas kegiatan lanjut
4) Mengemukakan pesan dan harapan

Tahapan-tahapan dalam teknik Homeroom ini dimulai dengan


perkenalan yang dilanjutkan dengan kontrak forum dan tujuan
dilaksanakan kegiatan teknik home room dalam mengembangkan
kecerdasan Interpersonal, setelah itu menanyakan apakah sudah siap
untuk meneruskan kegiatan teknik Homeroom, selanjutnya tahap
kegiatan yang akan membahas kecerdasan Interpersonal secara
mendalam, pada tahapan pengakhiran anggota kelompok mengutarakan
hasil kegiatan pesan kesan dan harapan.

Pada tahap kegiatan peneliti pelaksanaan teknik Homeroom diisi


dengan permainan seperti berkomunikasi tanpa kata, permainan “di beri
apa, kalau aku jadi dia, apa maunya”, motivasi dan lainnya.

Terdapat tugas tugas yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan


bimbingan kelompok:

8
a. Memilih permainan/ latihan yang tepat bagi kelompok yang
bersangkutan dengan memperhatikan tujuan, jumlah peserta, umur
peserta, waktu, situasi kelompok, pengalaman fasilitator
b. Mengatur ruangan latihan
c. Membawakan/mengantar latihan atau permainan

Sedangkan peraturan peraturan untuk permainan bimbingan


kelompok juga sangat penting agar kegiatan kelompok tersebut berjalan
dengan baik dan lancar serta membawakan akibat yang menyenangkan
dan memuaskan bagi peserta, sebaiknya kelompok menyetujui
peraturan pada awal pertemuan, peraturan peraturan ini bisa ditulis di
papan tulis atau di kertas karton dan ditempel di dinding ruang
pertemuan hingga sewaktu waktu sehingga dapat dibaca kembali oleh
peserta. Peraturan peraturan tersebut bisa berupa;

a. Berusaha untuk terbuka terhadap pengalaman yang baru


b. Setiap orang bertanggung jawab untuk dan atas dirinya sendiri
c. Bersedia untuk berbagi pengalaman
d. Jangan menginterpretasi orang lain

F. Waktu Pelaksanaan

Homeroom dilaksanakan pada saat peserta didik membutuhkan / memerlukan


bantuan dalam memecahkan dan menyelesaikan masalahnya sendiri melalui media
kelompok dengan suasana kekeluargaan.

Program ini dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi


sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban.

9
G. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan yang akan didapat siswa selama menggunakan teknik homeroom


dalam bimbingan kelompok antara lain :

1) Karena siswa mengikuti kegiatan “homeroom” yang dipimpin oleh guru


atau konselor tertentu selama satu tahun atau lebih maka kontinuitas dan
kemajuan kegiatan bimbingan dapat direncanakan dengan lebih baik.
2) Waktu yang lama dalam mengikuti kegiatan “homeroom” memungkinkan
untuk membina kepercayaan dan kohesivitas kelompok, yang merupakan
elemen-elemen penting untuk bimbingan kelompok yang efektif
3) Bila kegiatan homeroom diorganisasikan sesuai dengan tingkat kelas siswa,
maka dapat diprogramkan kegiatan-kegiatan bimbingan kelompok yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4) Apabila struktur kegiatan homeroom dilaksanakan di seluruh sekolah, maka
program kegiatan bimbingan yang terkoordinasi dapat dilaksanakan.

Sedangkan kelemahan utama dari metode bimbingan ini adalah bahwa


metode ini tidak akan berjalan dengan mulus jika tidak dalam bentuk kelompok.
Kelemahan lainnya adalah sulitnya untuk menggiring siswa pada kondisi yang
nyaman dalam sebuah proses bimbingan, apalagi kalau metode ini digunakan
berkaitan dengan kasus negatif yang dilakukan oleh siswanya. Selain itu, masih
adanya persepsi dan image negatif di benak para siswa terhadap kegiatan bimbingan
di sekolah, sehingga ada anggapan bahwa siswa yang sering keluar masuk ruang
bimbingan adalah siswa bandel atau bermasalah.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang dilaksanakan di sekolah tidak


jauh berbeda dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu untuk
membantu setiap peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi-potensi yang dimilikinya.

Dengan adanya bimbingan kelompok memungkinkan beberapa individu


peserta didik untuk dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin
dalam memecahkan masalahnya. Dalam pemberian layanan bimbingan kelompok
tentunya tidak terlepas dari adanya teknik yang akan digunakan. Salah satu
tekniknya yaitu homeroom yang pastinya memiliki manfaat, tujuan, kelebihan dan
kekurangan ketika menggunakan teknik tersebut.

Dalam teknik homeroom sendiri memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui


agar proses bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar dan pemberian
layanan dalam pengembangan diri bagi peserta didik dapat terlaksana.

B. Saran

Berdasarkan hasil referensi serta kesimpulan yang merupakan hasil pokok


dari pembahasan, maka saran yang diajukan dari kelompok kami adalah sebagai
berikut:

a) Bagi konselor, ketika memberikan layanan bimbingan kelompok hendaknya


harus lebih bervariatif dan meningkatkan pemberian layanan penguasaan
konten dengan menguasai teknik yang ada dalam bimbingan kelompok
untuk membantu siswa dalam memecahkan permasalahan dan
meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya.

11
b) Bagi kepala sekolah, hendaknya memfasilitasi konselor agar dapat
memperdalam dan mengembangkan layanan bimbingan dan konseling
khususnya dalam penguasaan teknik bimbingan kelompok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anas Salahudin.Bimbingan & Konseling (Bandung: Pustaka Setia 2010)


hal.96

Hildegard Wenzler dkk proses pengembangan diri(jakarta; PT Gramedia


1993) hal.11-13

Nidya damayanti panduan bimbingan konseling (Yogyakarta:Araska, 2012)

Nursalim dan Suradi. Layanan Bimbingan Dan Konseling (Surabaya: Unesa


University Press 2002) hal.201

Prayitno. layanan bimbingan dan konseling kelompok (Jakarta; GHALIA


INDONESIA 1995)

Romlah, Tatik. Teori & Praktek Bimbingan Kelompok (Malang: Universitas


Negeri Malang 2006) hal.78

Sejathi. (2011). Ciri-ciri Motivasi Belajar. Artikel Pendidikan. Di akses dari:


http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2115321-ciri-cirimotivasi-
belajar/

Sukari, D. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah (Surabaya,


Usaha Nasional)

13

Anda mungkin juga menyukai