Anda di halaman 1dari 15

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM DAN

TEKNIK FIELD TRIP

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Teori Bimbingan Kelompok
Dosen Pengampu :
Dr. Naharus Surur, M. Pd

Disusun Oleh :
Ainnun Fadilla. N K3119009
Becka Lauda. P K3119023
Evi Intan. P K3119037
Lutfiani Dwi. O K3119055
Reza Irsyad. K K3119069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kuasa-
Nya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah teori bimbingan kelompok yang
berjudul “Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Dan Teknik Field Trip” ini tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada nabi akhir zaman
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti sekarang ini, sehingga nikmatnya cahaya islam dapat kita
rasakan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M. Pd. selaku
dosen mata kuliah teori bimbingan kelompok dan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk menyempurnakan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi semua pihak.

Surakarta, 23 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... 1


KATA PENGANTAR …………………………………………………………….2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 4
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………….. 5
D. Manfaat Penulis ……………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….6
A. Teknik Homeroom ……………………………………………………………. 6
1. Pengertian ………………………………………………………………….. 6
2. Ciri-ciri dan Tujuan ……………………………………………………….. 7
3. Manfaat …………………………………………………………………….. 7
4. Tahapan …………………………………………………………….. ……... 8
B. Teknik Field Trip ……………………………………………………………… 10
1. Pengertian ………………………………………………………………….. 10
2. Ciri-ciri dan Tujuan …………………………………………………………11
3. Manfaat …………………………………………………………………….. 11
4. Kelebihan dan Kekurangan ………………………………………………… 11
5. Tahapan …………………………………………………………………… 12
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….14
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 14
B. Saran …………………………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari
manusia lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling
membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu
proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok ,antara anggota
yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling pengaruh
mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok
itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya bibingan
kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah
bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah
bimbingan kelompok seringkali dikaitkan dengan bagian dari program bimbingan
dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan belajar dari individu-individu siswa,
dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh
berbeda jika di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya,
yaitu membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa
dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam
memecahkan masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing
dalam kegiatan kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan
kegiatan kelompok ke arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan
dirinya sendiri dalam menanggulangi masalahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom?
2. Apa ciri-ciri dan Tujuan Teknik Homeroom?
3. Apa Manfaat Teknik Homeroom?
4. Bagaimana Tahapan-tahapan Pelaksanaan Teknik Homeroom?
5. Apa Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Field Trip?
6. Apa ciri-ciri dan Tujuan Teknik Field Trip?
7. Apa Manfaat Teknik Field Trip?
8. Apa Kelebihan dan Kekurangan Teknik Field Trip?
9. Bagaimana Tahapan-tahapan Pelaksanaan Teknik Field Trip?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom
2. Untuk Mengetahui ciri-ciri dan Tujuan Teknik Homeroom
3. Untuk Mengetahui Manfaat Teknik Homeroom
4. Untuk Mengetahui Tahapan-tahapan Pelaksanaan Teknik Homeroom
5. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbngan Kelompok Teknik Field Trip
6. Untuk Mengetahui ciri-ciri dan Tujuan Teknik Field Trip
7. Untuk Mengetahui Manfaat Teknik Field Trip
8. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Teknik Field Trip
9. Untuk mengetahui Tahapan-tahapan Teknik Field Trip
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
perkembangan ilmu dalam bidang Bimbingan dan Konseling, serta
menambah pengetahuan tentang layanan bimbingan kelompok, khususnya
bimbingan kelompok teknik homeroom
2. Manfaat Praktis
i. Bagi Siswa
Dapat dijadikan sebagai sarana siswa untuk meraih prestasi belajar yang
lebih baik lagi menggunakan bimbingan kelompok teknik homeroom
dan teknik field trip
ii. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Dapat digunakan dalam melakukan pendampingan siswa di sekolah.
Serta dapat memberikan layanan Bimbingan dan Konseling khususnya
bimbingan kelompok teknik homeroom dan teknik field trip.
iii. Bagi Sekolah
Sekolah dapat membuat layanan bimbingan kelompok teknik homeroom
dan teknik field trip sebagai program sekolah yang dapat membantu
siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahannya.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teknik Homeroom

1. Pengertian Teknik Homeroom

Pietrofesa dalam Tatiek Romlah, 2006: 123, homeroom adalah teknik


untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam
pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor.
Yang ditekankan dalam pertemuan homeroom adalah terciptanya suasana
yang penuh kekluargaan seperti suasana rumah yang menyenangkan. Dengan
suasana yang menyenangkan dan akrab, siswa merasa aman dan diharapkan
dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak dapat dibicarakan dalam
kelas pada waktu 30 jam pelajaran bidan studi.

Sedangkan menurut Nursalim Homeroom adalah suatu kegiatan


bimbingan kelompok yang dilakukan dalam ruang atau kelas dalam bentuk
pertemuan antara konselor atau guru dengan kelompok untuk membicarakan
beberapa hal yang dianggap perlu terutama hal- hal atau masalah- masalah
yang berhubungan dengan pelajaran, kegiatan sosial, masalah tata tertib dan
moral, cara berpakaian, atau masalah- masalah lain di luar sekolah

Senada dengan pendapat yang di atas Anas Salahudin mengemukakan


pendapatnya tentang pengertian teknik Homeroom yaitu suatu program
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal peserta
didiknya lebih baik, sehingga dapat membantunya secra efisien

Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik


homeroom adalah salah satu teknik bimbingan konseling kelompok yang
dilakukan diluar jam pelajaran dan dibentuk dengan suasana kekeluargaan
yang dipimpin oleh guru pembimbing. Dalam pertemuan homeroom yang
ditekankan adalah terciptanya suasana yang penuh kekeluargaan seperti
suasana rumah yang menyenangkan dan akrab, sehingga, siswa merasa aman
dan nyaman sehingga dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak
dapat dibicarakan dalam kelas pada waktu jam pelajaran bidang studi.
2. Ciri-ciri dan Tujuan Teknik Homeroom

Terdapat Ciri-ciri dalam teknik Homeroom, antara lain:

a. Besifat kekeluargaan

b. Bersifat terbuka

c. Bebas

d. Menyenangkan

e. Berkelompok

Tujuan dari pelaksanaan teknik Homeroom

a. Menjadikan peserta didik akrab dengan lingkungan

b. Untuk memahami diri sendiri ( mampu menerima kekurangan dan


kelebihan diri sendiri ) dan memahami orang lain dengan (lebih) baik

c. Siswa nyaman dengan dirinya sendiri

d. Untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok

e. Untuk mengembangkan sikap positif

f. Untuk menjaga hubungan sehat dengan orang lain

g. Untuk mengembangkan minat

h. Sadar akan kepentingan sendiri.

3. Manfaat Teknik Homeroom

Manfaat teknik homeroom menurut Pieterofesa,dkk (dalam Tatiek Romlah)


yaitu:

a. Kontunuitas dan kemajuan kegiatan bimbingan dapat direncanakan


dengan lebih baik. Karena siswa mengikuti homeroom yang dipimpin
oleh guru atau konselor tertentu selama satu tahun atau lebih.

b. Dapat membina kepercayaan dan kohesivitas kelompok

Waktu yang lama dalam mengikuti kegiatan homeroom memungkinkan


untuk membina kepercayaan dan kohesivitas kelompok, yang
merupakan elemen-elemen penting untuk bimbingan kelompok yang
efektif.
c. Kegiatan bimbingan kelompok dapat diprogramkan sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa. Apabila kegiatan homeroom
diorganisasikan sesuai dengan tingkat kelas kelompok sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.

d. Apabila struktur kegiatan homeroom dilaksanakan diseluruh sekolah,


maka program kegiatan bimbingan yang terkoordinasi dapat
dilaksanakan.

Dari uraian diatas tentang manfaat teknik homeroom dapat


disimpulkan bahwa dengan dilaksanakan homeroom pada siswa maka
kegiatan bimbingan dapat direncanakan lebih baik dan juga layanan
bimibngan kelompok dapat diprogramkan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dan akan lebih baik lagi apabila kegiatan
homeroom dilaksanakan secara rutin.

4. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Teknik Homeroom

Secara umum, pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan


teknik Homeroom hampir sama dengan pelaksanaan bimbingan kelompok
pada umumnya, yang membedakan hanya suasana kekeluargaan yang
diciptakan.

a. Tahap Pembentukan

Pada tahap ini konselor mempersiapkan sarana dan fasilitas yang


dibutuhkan saat melakukan bimbingan kelompok dengan menggunakan
teknik home room. Konselor dapat menyiapkan sekaleng permen vas
bunga serta karpet untuk alas duduk yang mungkin akan diperlukan saat
konseling menginginkan suasana yang lain. Konselor bisa menanyakan
langsung kepada anggota kelompok suasana bimbingan kelompok yang
seperti apa yang membuat mereka merasa nyaman selama bimbingan.
Misalnya saja setting tempat yang diinginkan siswa seperti apa duduk
diatas bangku atau lebih memilih lesehan (duduk di bawah dengan
menggunakan alas). Dengan demikian konselor bisa mengatur suasana
yang diinginkan para anggota secara maksimal titik pada tahap
pembentukan juga dilakukan pengakraban dengan beberapa permainan
misalnya permainan "Sebut dan hafal" Ini untuk mengakrabkan antar
anggota. Selain itu permainan "Jujur atau berani". Permainan ini
digunakan untuk mengungkapkan kepercayaan diri konseling serta
pengenalan pemimpin kelompok dengan para anggota

b. Tahap Peralihan

Pada tahap ini pemimpin kelompok dapat bertanya tentang


kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan bimbingan
kelompok dengan teknik homeroom konselor memastikan dengan
bertanya langsung kepada anggota kelompok apakah suasana dan situasi
bimbingan kelompok sudah membuat para anggota merasa nyaman atau
belum sehingga anggota bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Pemimpin kelompok mengutarakan topik misalnya pentingnya


memahami diri dalam keterbukaan diri selanjutnya membahas secara
mendalam sesuai dengan tujuan awal kegiatan dan memberikan latihan-
latihan kegiatan titik selain itu konselor sebagai pemimpin kelompok
juga harus mengatur jalannya proses kegiatan. Konselor tetap menjaga
suasana dan situasi kelompok agar tetap nyaman sesuai keinginan
anggota kelompok. Suasana bimbingan dibuat senyaman mungkin
senyaman suasana di rumah dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan.
Dalam hal ini konselor menawarkan kepada anggota kelompok apakah
anggota memilih suasana lesehan atau ada opsi lain yang membuat
anggota lebih nyaman dengan cara duduk diatas kursi dengan 1 meja dan
mengelilingi meja tersebutyang tetap santai tanpa adanya perdebatan.

d. Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini anggota kelompok dan pemimpin kelompok


menyimpulkan dari hasil bimbingan kelompok serta mengungkapkan
dan menanyakan kesan-kesan setelah mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok

B. Teknik Field Trip

1. Pengertian Teknik Field Trip


Teknik Field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu
bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain
dan sebagainya (Roestiyah, 2001:85).
Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa teknik karyawisata atau
field trip adalah teknik belajar dan mengajar di mana siswa dengan
bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud
untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang pergi
untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai metode belajar mengajar
lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar. Sedangkan menurut Syaiful Sagala
(2006: 214) metode field trip ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para
peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah.
Dari penjelasan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
teknik field trip adalah salah satu teknik yang digunakan dalam bimbingan
konseling kelompok yang dilaksanakan yang dimana guru pembimbing
megajak anggota kelompok untuk mengunjungi suatu tempat atau objek
tertentu untuk memperoleh pengalaman belajar.
2. Tujuan Teknik Field Trip
Tujuan pelaksanaan teknik Field Trip :
1) Menambah peserta didik
2) Memperoleh pengalaman belajar di lapangan secara langsung
3) Merangsang kreativitas peserta didik
4) Meningkatkan perencanaan karir bagi peserta didik.
3. Manfaat Teknik Field Trip
Manfaat dari teknik Field Trip, antara lain sebagai berikut:
1) Peserta didik akan memperoleh pengalaman langsung. Pengalaman ini
dapat memperdalam pengetahuan dan pengertian siswa karena akan lebih
banyak menarik perhatian peserta didik.
2) Dengan field trip dapat mengumpulkan bahan-bahan untuk pelajaran,
misalnya dengan cara observasi, wawancara dan sebagainya, serta dapat
mengumpulkan benda-benda untuk alat peraga.
3) Memperluas atau memperbesar minat dan perhatian anak. Misalnya
dengan kunjungan ke pabrik, perindustrian, kesenian dan lain-lain.
4) Memperkaya pengajaran di dalam kelas.
5) Membuktikan benar tidaknya pengertian yang diperoleh di dalam kelas.
Sumber di luar kelas merupakan laboratorium tempat anak-anak
mengadakan observasi, eksperimen dan lain-lain.
4. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Field Trip
Asmani (2010: 152-153), menyatakan ada beberapa kelebihan dan
kekurangan menerapkan metode field trip dalam pembelajaran. Kelebihan
penerapan metode field trip dalam pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Peserta didik dapat memahami dan menghayati langsung keadaan di
lokasi field trip,
b. Peserta didik dapat memperdalam dan memperluas pengalaman,
c. Peserta didik dapat menemukan sumber informasi pertama untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi,
d. Peserta didik memperoleh pengetahuan integratiftentang objek yang
ditinjau,
e. Membuat materi pembelajaran di sekolah lebih relevan dengan
kenyataan, dan
f. Pembelajaran dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik.
Sedangkan kekurangan metode field trip menurut Asmani (2010: 154)
diantaranya yaitu:
a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak,
b) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang,
c) Unsur rekreasi sering menjadi prioritas sedangkan unsur studinya
terabaikan,
d) Merlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap gerak-gerik siswa di
lapangan,
e) Biayanya cukup mahal, dan
f) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran dan
keselamatan peserta didik, terutama field trip jangka panjang dan jauh.
5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Teknik Field Trip
Tahap-tahap pelaksanaan teknik field trip antara lain,
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, guru pembimbing perlu melakukan beberapa hal
antara lain: menetapkan tujuan bimbingan kelompok dengan jelas,
menghubungi pihak yang bertanggung jawab pada lokasi yang akan
menjadi tujuan field trip, menyusun rencana pelaksanaan dan tata tertib,
menyusun tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik,
mempersiapkan sarana, dan membagi peserta didik dalam kelompok.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru pembimbing melakukan beberapa hal
antara lain: menyampaikan tata tertib dan tugas peserta didik, memimpin
rombongan dan mengatur kegiatan field trip, memperingatkan peserta
didik untuk memenuhi tata tertib yang sudah disepakati bersama dan
mengerjakan tugas-tugas kelompok, mengawasi aktivitas-aktivitas siswa,
dan memberi petunjuk bagi peserta didik yang memerlukan penjelasan.
3) Tahap akhir
Pada tahap akhir, guru pembimbing melakukan beberapa hal antara
lain: menyuruh peserta didik berdiskusi mengenai hasil kegiatan field
trip, menyelesaikan tugas kelompok, membahas hasil pekerjaan
kelompok, dan menindaklanjuti hasil kegiatan field trip dengan
memberikan tugas secara individu untuk menulis deskripsi lokasi yang
telah dikunjungi.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang dilaksanakan di sekolah tidak jauh


berbeda dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu untuk
membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan potensi-potensi yang di milikinya.

Dengan adanta bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat


memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan
masalahnya. Dalam pemberian layanannya tidak lepas dari adanya teknik yang
akan digunakan. Seperti homeroom dan field trip. Kedua teknik memiliki manfaat
dan tujuan yang berbeda serta terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada
ketika menggunakan teknik tersebut.

Dari tiap teknik memiliki tahapan-tahapan yang berbeda dan harus dilalui agar
proses bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar dan pemberian layanan
dalam pengembangan diri bagi siswa dapat terlaksana.

2. Saran

Berdasarkan hasil referensi serta kesimpulan yang merupakan hasil pokok dari
pembahasan, maka saran yang diajukan dari kelompok kami adalah sebagai
berikut:

a) Bagi konselor, ketika memberikan layanan bimbingan kelompok hendaknya


harus lebih bervariatif dan meningkatkan pemberian layanan penguasaan
konten dengan menguasai teknik yang ada dalam bimbingan kelompok untuk
membantu siswa dalam memecahkan permasalahan dan meningkatkan
potensi yang ada dalam dirinya.

b) Bagi kepala sekolah, hendaknya memfasilitasi konselor agar dapat


memperdalam dan mengembangkan layanan bimbingan dan konseling
khususnya dalam penguasaan setiap teknik bimbingan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Bebas, M. S. A. S. (2018). Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room


Untuk. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 1(2).

Hamdi, Z., Ningsih, N. R., Irfan, M., & Husni, M. (2021). Keefektifan Metode Field
Trip Dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam
Ganti Tahun Pembelajaran 2021-2022. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 5022-
5032.

Hasibuan, N. A. (2013). PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN


KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP
BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN
AJARAN 2012/2013 (Doctoral dissertation, UNIMED).

Satria, M., & Ibrahim, S. T. (2021). EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN


KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOMEROOM DALAM MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN BELAJAR DI SMPN 12 BANDAR LAMPUNG (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., & Perdana. (2018). Bimbingan
Kelompok Teknik Field Trip. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Kelompok, A. B. (n.d.). TEKNIK FIELD TRIP DALAM BIMBINGAN KELOMPOK.


8–42.

Lailani, T., & Wibowo, M. E. (2019). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa


Melalui Layanan Penguasaan Konten Teknik Homeroom. Indonesian Journal of
Guidance and Counseling: Theory and Application, 8(1), 33–37.

Rifirdaus, M. (2012). Tinjauan Mengenai Metode Pembelajaran, Metode Field Trip ,


Hasil Belajar, Limbah dan Penanganannya. 11–45.

Anda mungkin juga menyukai