Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS VIDEO TENTANG DINAMIKA KELOMPOK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Bimbingan Kelompok

Dosen: Meilla Dwi Nurmala, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Choirunnisa

(2285190007)

Agustia Rizqina Putri


N (2285190032)

Alya Rihhadatul Aisy (2285190053)

Mela Nurhayati (2285190054)

Semester/Kelas : 3/A

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis Video tentang Dinamika Kelompok” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah tugas Teori
Bimbingan Kelompok. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pengampu dan semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa
makalah inin jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan atau kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya menjadi makalah yang lebih baik lagi, serta apabila terdapat banyak kesalahan dari
makalah ini kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Tujuan Dari Bimbingan Kelompok....................................................................3
2.2 Fasilitator...........................................................................................................................................4
2.3 Analisis Video Kelompok..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
https://youtu.be/YKtbufpPRJ0

1.1 Latar Belakang


Pada awalnya orang dewasa seperti juga anak-anak harus diberi pelajaran, kuliah
ceramah, untuk mengenal kekuatan dan kekurangan dirinya dengan segala akibatnya
terhadap kelompok. Hasilnya dapat diterapkan dan dihayati sebelum memperoleh
pengalaman langsung dalam hidupnya. Sebaliknya apabila manusia belajar tanpa harus
mengenal teori apa-apa, bagaikan orang yang dilempar dalam air untuk belajar berenang,
mungkin lambat laun akan dapat juga berenang akan lain halnya jika cara tersebut
menjadi cara yang tepat dan efisien untuk mengajari berenang.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka diupayakan penggabungan ilmiah
dengan pengalaman realistis, yang dikenal dengan sebutan latihan dinamika kelompok
sebagai suatu pendekatan laboratoris. Dalam latihan ini sejumlah orang dikumpulkan
dalam kelompok dan melakukan berbagai kegiatan bersama dalam kurung waktu tertentu,
misalnya satu minggu atau beberapa hari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa permainan peran,
pengamatan, diskusi yang dirancang agar para peserta dapat mengalami sendiri
bagaimana ia dipengaruhi kelompok dan bagaimana tingkah lakunya mempengaruhi
orang lain dalam kelompok bersama-sama dengan pembimbing mereka merenungkann
hasil pengalamannya sehingga akan mengenal satu sama lain beserta segala daya dan
gaya keterlibatannya dalam kelompok. Demikian pula dengan pendapat umpang balik
dari sesama anggota kelompok akan diketahui sifat kelompok, suasana kelompok serta
arti keberadaan dirinya dan setiap anggota dalam kelompok. (Amir, 2009)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan tujuan dari bimbingan kelompok?
2. Apa yang dimaksud dengan fasilitator?
3. Apa saja yang terdapat pada analisis video kelompok?

1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah


1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari bimbingan kelompok.
2. Mengetahui penjelasan mengenai fasilitator.
3. Mengetahui saja yang terdapat pada analisis video kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Dari Bimbingan Kelompok


Yang kita ketahui bahwa layanan bimbingan kelompok adalah suatu layanan
bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok
itu menjadi besar, kuat, dan mandiri (Prayitno, 1995). Layanan bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli
(Nurihsan dkk, 2005). Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi atau
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah
sosial (Ibid, h.23.) Mereka memperoleh berbagai bahan dari Guru Pembimbing yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat, serta dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil
keputusan. Dalam layanan tersebut, para siswa dapat diajak untuk bersamasama
mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting,
mengembangkan nilai-nilai tentang hal tersebut dan mengembangkan langkah-langkah
bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok (Sukardi, 2000).

Adapun tujuan dari layanan bimbingan kelompok yaitu untuk mengembangkan


langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok
dengan demikian dapat menumbuhkan hubungan yang baik antar anggota kelompok,
kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi
lingkungan, dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang di
inginkan sebagaimana terungkap di dalam kelompok (Hallen, 2005)

Tujuan layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal yang berkaitan


dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.

b. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok

c. Bimbingan secara kelompok lebih ekonomis dari pada melalui kegiatan bimbingan
individual.

d. Untuk melaksanakan layanan konseling individu secara lebih efektif (Romlah dkk,
2001)

Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan
konseling yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang dapat hidup secara
harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
secara optimal.
2.2 Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang untuk memahami
tujuan/capaian bersama dan membantu untuk merencanakan upaya-upaya yang bisa
dilakukan untuk mencapai tujuan tanpa mempunyai kepentingan khusus dalam proses
diskusi. Tugas utama Fasilitator adalah membantu semua orang untuk dapat mengeluarkan
pendapat, pikiran dan melakukan yang terbaik dalam sebuah pertemuan atau diskusi.
(Muchran,2014)

Fasilitasi merupakan proses untuk membantu peserta untuk belajar dengan cara
terbaik yang memungkinkan dengan menggunakan kegiatan-kegiatan yang mengarahkan
individu dan kelompok untuk mencapai/meningkatkan pemahaman yang lebih baik. Dapat
dikatakan seorang fasilitator berarti “seseorang yang membuat sesuatu menjadi mudah” Atau
“Tindakan Yang Dapat Membuat Sesuatu Lebih Mudah” Fokus Utama Fasilitator Fokus
seorang fasilitator pada muatan dan proses sebuah pertemuan/lokakarya. (Muchran,2014)

Berlaku sebagai pemimpin “muatan dan proses” Muatan = daftar tugas/aktivitas,


subjek dan materi pembahasan. Proses = rangkaian pelaksanaan pembahasan dilakukan,
termasuk:

a. Metode yang digunakan,


b. Prosedur yang dilakukan,
c. Format pertemuan,
d. Alat-alat yang digunakan
e. Gaya/cara berinteraksi
f. Norma/aturan kelompok
g. Dinamika kelompok
h. Suasana kelompok

Etika Fasilitator

Ada berbagai kemungkinan dan cara dimana peran dan fungsi fasilitator bisa hilang
kendali atau digunakan secara tidak benar. Hal ini sering terjadi tanpa disadari baik oleh
peserta pertemuan maupun fasilitator. Masalah ini menjadi tanggungjawab fasilitator itu
sendiri untuk mencegah adanya penyalahgunaan posisinya sebagai seorang fasilitator.
Menjaga integritas seorang fasilitator memang jauh lebih mudah jika fasilitator sudah
memikirkan dengan seksama etika seorang fasilitator. Etika minimal yang harus dipegang
seorang fasilitator adalah sebagai berikut: (Muchran,2014)

1. Fasilitator bukan “Manusia Super”.


Jangan pernah menjadi “tempat tumpuan” dan jangan merasa mampu
“menyelesaikan semua masalah”. Fasilitator harus tetap sebagai “Manusia”. (Benny,
2014)
2. Bukan Seorang Diktator.
Peserta belajar mungkin menyerahkan sebagian dari wewenang mereka
sebagai peserta kepada fasilitator. Atau tidak jarang, peserta meminta kepada
fasilitator untuk membuat keputusan, mendefinisikan suatu situasi dan lain-lain.
Godaan untuk menggunakan wewenang yang didelegasikan kepada fasilitator untuk
mengisi kebutuhannya sendiri akan menjadi kuat. Kebutuhan sendiri seorang
fasilitator itu, seperti meningkatnya harga diri, manipulasi dari suatu situasi demi
untuk keuntungan diri sendiri, dan sebagainya. Kalau seorang fasilitator berada dalam
situasi tersebut, maka harus segera sadar diri. (Muchran, 2014)
3. Bukan Manipulator.
Sebuah potensi penyalahgunaan yang sama timbul dari kenyataan bahwa
fasilitator itu memainkan suatu peranan yang cerdik dan tanpa memerintah. Fasilitator
yang pasif, ramah, bermaksud baik bisa menjadi manipulatif dalam cara-cara dimana
seorang pemimpin yang agresif dan kuat tidak akan pernah bisa menghindarinya.
Perbedaan antara seorang manipulator yang sangat mempesona dan seorang diktator
yang keras sekali mungkin hanya soal apakah peserta pertemuan menyadari atau tidak
bahwa mereka sedang dikuasai dan diawasi oleh pemimpin mereka. Itu menjadi
tanggungjawab fasilitator untuk tidak menggunakan teknik-teknik fasilitasi untuk
mengontrol peserta sebuah pertemuan/lokakarya. Ini memang sungguh terjadi bagi
para peserta pertemuan, dan tidak pada peranan kepemimpinan apa saja secara
terbuka, yang sedang menggunakan teknik-teknik ini dalam suatu pertemuan atau
lokakarya. (Muchran,2014)
4. Bukan satu-satunya.
Tidak ada standard eksternal yang dapat digunakan untuk menilai fasilitator.
Siapa saja boleh menyebut dirinya sebagai “fasilitator”, dan hal ini tidak perlu
mencerminkan pengalaman, keterampilan-keterampilan, atau pemahaman seseorang
tentang proses pelatihan. Sayang sekali, ada orang yang menyebut dirinya, menuntut
dari peserta pertemuan atau kelompok sasaran suatu pembayaran yang tinggi, tanpa
meninggalkan sesuatu yang bernilai yang abadi pada mereka. Kami harap para
pembaca panduan ini akan menggunakan informasi yang kami sajikan untuk menjadi
lebih efektif dalam membantu kelompok agar berfungsi dengan baik dan dalam saling
berbagi keterampilan-keterampilan dengan yang lainnya, bukan untuk keuntungan
pribadi (Muchran,2014).
5. Menjadi seorang fasilitator tidak berarti bahwa fasilitator sudah mempunyai
kualifikasi sebagai seorang ahli psikoterapi,
baik bersama dengan sekelompok orang atau perorangan berdasarkan situasi.
Mengingat cakupan “memandu” atau “memfasilitasi” tekanannya pada nilai-nilai dan
perasaan manusia, fasilitator sering dilihat sebagai nara sumber bagi berbagai masalah
psikologis pribadi maupun masalah organisasi. Jadi kadangkadang para peserta
menghubungi para fasilitator, baik langsung maupun tidak langsung, dengan
kebutuhan emosi mereka. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai suatu pernyataan
atas kekurangan nara sumber yang tersedia bagi permasalahan pribadi dari pada
sebagai suatu komentar atas keterampilan anda sebagai seorang ahli terapi. Harap
berhati-hati. (Muchran,2014)
6. Harus diingat juga bahwa fasilitator, tidak dapat berharap bahwa fasilitator akan
mencapai kebutuhan emosionalnya sendiri dalam bekerja dengan peserta pelatihan.

Jika fasilitator menggunakan situasi fasilitasi untuk memuaskan beberapa keinginan pribadi
(perlu perhatian, respek, kekuasaan, bersahabat, menemukan kekasih), maka hal fasilitator
tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik dalam memenuhi kebutuhankebutuhan peserta
pertemuan. Sering dalam pertemuan, kelompok-kelompok orang-orang menciptakan
persepsi-persepsi secara sepihak di antara mereka, yang mengakibatkan pada interaksi-
interaksi yang intensif. Jika fasilitator menjadi terlibat secara khusus dengan seorang peserta
(atau sekelompok kecil peserta) dan dia mengabaikan yang lainnya, boleh jadi dia akan
dilihat sebagai seorang penyokong dari seseorang atau orang-orang dimana dia terlibat
bersama. Hal ini bisa merusak seluruh peserta pertemuan. Jika ditemukan sesuatu daya tarik
tertentu, ikuti terus menurut kesempatan yang ada. (Muchran,2014)

2.3 Analisis Video Kelompok


Permainan dalam pembelajaran artinya rancangan suatu proses belajar mengajar
dengan cara bermain untuk mencapai sasaran akhir pembelajaran. Permainan ini bertujuan
untuk menghilangkan/ mengurangi kemonotonan dalam pembelajaran dan untuk menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan karena terkesan santai. Permainan biasanya
dapat menghilangkan rasa takut anak didik untuk berlatih/berpatisispasi. Selain itu,
permainan dapat menghilangkan perasaan malu dan perasaan dipaksa untuk berlatih
berbicara.

Dari analisis video yang kelompok kami lakukan bahwa video dengan judul “Game
Menjinakan Bom&Ballon Train, Dinamika Kelompok LDK Sekolah Indonesia Riyadh 2018”
yang di upload oleh akun IPS NUSANTARA pada tahun 2018 di laman akun jejaring berbagi
video Youtube menjelaskan mengenai permainan dinamika kelompok yang di lakukan oleh
beberapa anak. Di dalam video terdapat 3 permainan yang di lakukan, yaitu memasukan karet
dalam botol kemudian memindahkan posisi botol tersebut yang dimana permainan tersebut
dapat di mainkan oleh 7 orang dengan 1 orang sebagai penginstruksi atau fasilitator dan 6
anggota lainnya berkerjasama untuk menyelesaikan permainan tersebut dengan mata tertutup
kain.

Adapun permainan kedua yang dapat disebut kereta balon (balloon train) yang dapat
di mainkan oleh 7-8 anggota. Dimana mereka berbaris seperti bermain kereta api, di
permainan ini anggota di arahkan untuk mencapai kemenangan dengan cara menjaga karet
tersebut agar tidak jatuh. Selanjutnya masih menjadi kelanjutan dari permainan karet balon,
para peserta meledakkan balon yang telah mereka pakai untuk permainan kereta balon.

Sebelum melakukan kegiatan permainan ini anggota dianjurkan untuk menyiapkan


alat alat yang akan dipergunakan dalam permainan ini, lalu anggota kelompok merangkai lalu
setelah semua siap anggota kelompok dapat memulai permainan tersebut.

Dari pemaparan analisis video dinamika kelompok tersebut dapat di temui beberapa
manfaat salah satunya adalah permainan dinamika kelompok dapat membantu dalam tumbuh
kembang kognitif seorang anak. Tokoh besar yang mengungkapkan teori perkembangan
kognitif adalah Jean Piaget (1896-1980). Teori Piaget lazim disebut sebagai teori
strukturalisme dan konstruksionisme. Di samping mengungkapkan tahap-tahap
perkembangan kognisi, Piaget juga merumuskan bahwa proses pembelajaran yang baik
bersifat aktif, konstruktif, terkait dengan skema, ketidakseimbangan, aksi, asimilasi, dan
akomodasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa


layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan konseling yang
bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang dapat hidup secara harmonis, dinamis,
produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara optimal dan
dari pemaparan analisis video dinamika kelompok tersebut dapat di temui bebetapa manfaat
salah satunya adalah permainan dinamika kelompok dapat membantu dalam tumbuh
kembang kognitif seorang anak

3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dan kami sebagai penulis dapat
mengetahui dan memahami mengenai pengertian dinamika kelompok, diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kami serta membantu pembaca. Kami
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.73.

Achmad, Juntika, Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.17

Amir, Andi Mascunra. 2009. Penerapan Dinamika Kelompok. Jurnal Academica Fisip Untad.
VOL. I. ISSN 1411- 3341

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2000),h.48


Ibid, h.23.

Muchran, Benny Boy (2014). Buku Saku Fasilitator. Jakarta

Prof. Dr. Prayitno, M.SC.ED, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Profil), (Ghalia Indonesia: Jakarta,1995), h.61.

Tatiek, Romlah, Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2001) , h.14.

Anda mungkin juga menyukai