KELOMPOK
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Mikro Konseling
Disusun Oleh :
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkankepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Perbedaan Dan Persamaan Bimbingan Kelompok Dan Konseling
Kelompok”. Shalawat dan salam tercurah kanpenuh kepada Rasulullah Saw. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yenti Arsini, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah “Mikro Konseling” yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada kami.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan berbagai sumber
referensi dasar yang relevan dari buku maupun sumber lainnya memang sengaja dipilih dan
digunakan untuk memperkuat pembahasan ini, agar mudah dipahami. Penulis sangat berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai “Perbedaan Dan Persamaan Bimbingan
Kelompok Dan Konseling Kelompok”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai
kekurangan, baik dari segi teknis maupun isi, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun baik dari dosen maupun dari mahasiswa sekalian.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok Dan Dinamika Kelompok..... 3
B. Perbedaan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok.........................................6
C. Peranan Pemimpin Kelompok/PK...................................................................................7
D. Perbedaan Materi Bimbingan Kelompok dan Konseling kelompok...............................7
E. Tujuan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok.............................................. 8
F. Prinsip Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok............................................. 10
G. Fungsi Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok..............................................11
H. Asas Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok................................................12
BAB III..................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan, layanan konseling kelompok merupakan upaya
bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar
untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling Perencanaan tersebut
berisi bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut waktu, pembagian
tugas para pelaksana dan sarana atau pra sarana untuk mendukung kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bimbingan Kelompok
Bimbingan merupakan upaya memfasilitasi individu agar memperoleh pemahaman
Stentang penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Lingkungan yang dimaksud ialah
lingkungan di mana individu itu tumbuh dan berkembang. baik di sekolah, keluarga, maupun
masyarakat yang lebih luas. Sedangkan kelompok merupakan sarana atau media penghubung
bagi individu-individu yang tergabung di dalamnya, yang memungkinkan partisipasi aktif bagi
para anggota untuk dapat berbagi pengalaman, pengembangan wawasan, sikap dan
keterampilan, pencegahan munculnya masalah, atau pengembangan pribadi anggota. Layanan
Bimbingan Kelompok merupakan proses pengarahan yang dilakukan oleh seorang
pembimbing (fasilitator) di dalam lingkup kelompok dalam satu waktu. Menurut Titiek Romlah
dalam bukunya bahwasanya bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan individu dalam situasi kelompok dengan tujuan mencegah timbulnya suatu masalah
yang menghambat pengembangan potensi individu.
Prayitno mendefinisikan layanan bimbingan kelompok sebagai kegiatan pemberiaan
informasi dalam suasana kelompok dan adanya penyusunan rencana untuk pengambilan
keputusan yang tepat dengan adanya dinamika kelompok sebagai wahana untuk pencapaian
tujuan kegiatan bimbingan konseling (Bambang Syamsul Arifin 2015). Berdasarkan dari uraian
tersebut bahwa bimbingan kelompok pada dasarnya adalah usaha kegiatan yang memanfaatkan
dinamika kelompok atau kumpulan sekelompok individu yang membentuk suatu kelompok
sebagai upaya bimbingan yang dilakukan dan dilaksanakan seseorang (fasilitator) dengan
tujuan mengembangkan suatu aspek yang terdapat dalam diri individu berupa sikap,
keterampilan, dan keberanian yang dimensinya bersangkut paut dengan orang lain yang
bersifat social (Lilis Satriah 2017).
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan
perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan
motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi
secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri. Dengan memperhatikan dua pendapat di
3
atas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah proses konseling yang dilakukan
dalam situasi kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam bentuk kelompok
yang dinamis untuk memfasilitasi perkembangan individu dan membantu individu dalam
mengatasi masalah yang dihadapinya secara bersama-sama.
2. Konseling KelompoK
Konseling kelompok adalah konseling yang terdiri dari 4-8 klien yang bertemu dengan
1-2 konselor . Dalam prosesnya, konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah,
seperti kemampuan dalam membangun hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri,
dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah. Pengertian tersebut yang
mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan Penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dalam Perkembangan dan pertumbuhannya.
Gazda (1984) menjelaskan pengertian konseling kelompok Sebagai berikut:
"Konseling ketompok merupakan suatu proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan
pada usaha dalam berfikir dan tingkah taku tingkah laku, serta melibatkan pada fungsi- fungsi
terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan. kenyataan, membersihkan jiwa,
saling percaya mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan. Fungsi-
fungsi dan terapi itu diciptakan dan dipelihara dalam wadah kelompok kecil melalui
sumbangan perorangan dalam anggota kelompok sebaya dan konselor. Konseli-konseli dalam
anggota kelompok-kelompok adalah individu normal yang mempunyai berbagai masalah yang
tidak memerlukan penanganan perubahan kepribadian lebih lanjut. Konselikonseli konseling
kelompok menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan
terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu dan untuk mempelajari atau menghilangkan
sikap-sikap serta perilaku tertentu.
Dari di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan konseling kelompok pada
hakikatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku
yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkap-kan diri kepada sesama
anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapatdimanfaatkan untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilainilai kehidupan dan segala tujuan
hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya"layanan
konseling Lebih jauh dengan layanan kelompok, siswa dapat diajak untuk mengemukakan
masalah untuk bersama-sama membahas dalam kelompok untuk mengentaskannya, serta dapat
mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang bermakna. dalam kelompok tersebut dengan
4
demikian, selain dapat menumbuhkan hubungan yang baik antara anggota kelompok
kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai kondisi dan situasi
lingkungan, dapat juga mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang
di inginkan sebagaimana yang terungkap dalam kelompok.
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada
individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal
sehingga dapat mewujudkan diri. Dengan memperhatikan dus pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah proses konseling yang dilakukan dalam situasi
kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam bentuk kelompok yang dinamis
memfasilitasi perkembangan individu dan untuk atau membantu individu dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya secara bersama-sama (Komalasari, Gantina 2014).
3. Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok atau group dynamic, muncul di Jerman pada menjelang tahun
1940-an, diilhami oleh teori kekuatan medan yang terjadi di dalam sebuah kelompok, akibat
dari proses interaksi antar anggota kelompok. Teori ini dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi
Jerman penganut aliran gestalt psycology. Salah seorang tokohnya adalah Kurt Lewin yang
terkenal dengan Force-Field Theory. Mereka melihat sebuah kelompok sebagai satu kesatuan
yang utuh, bukan sebagai kumpulan individu-individu yang terlepas satu sama lain. Kesatuan
ini muncul sebagai resultan dari adanya gaya tarik menarik yang kuat diantara unsurunsur yang
terlibat di dalamnya. Unsur-unsurnya adalah manusia yang ada dalam organisasi, yang masing-
masing bertindak sebagai ego, dengan gaya-gaya tertentu, sehingga terjadilah saling tarik
menarik, yang akhirnya menghasilkan resultan gaya yang kemudian menjadi
kekuatankelompok. Kemampuan utama untuk mendukung penerapan teori Lewin tersebut
tergantung pada seberapa baik organisasi menguatkan perilaku kelompok yang telah dipelajari
dan disiapkan.
Dinamika kelompok terdiri dari dua kata, yaitu ‘dinamika’ yang artinya bergerak dan
‘kelompok’ yang berarti sekumpulan atau perhimpunan orang. Dinamika berasal dari bahasa
Yunani yaitu Dynamics yang berarti “Kekuatan” dan sering diartikan force atau influence. Jadi
definisi dinamika adalah tingkah laku yang mempengaruhi warga yang secara langsung yang
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Istilah lain juga kedinamisan atau keteraturan
yang jelas dalam hubungan psikologis. Pengertian lainnya dinamika adalah sesuatu yang
5
mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapatmenyesuaikan diri
secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi
antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam
kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok
yang bersangkutan dapat berubah.
Dinamika merupakan suatu pola atau proses pertumbuhan, perubahan atau
perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau suatu sistem ikatan yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi antara unsur yang satu dengan yang lain, karena adanya pertalian
yang langsung diantara unsur-unsur tersebut. Pengertian dinamika ini lebih menekankan pada
gerakan yang timbul dari dalam dirinya sendiri, artinya sumber geraknya berasal dari dalam
kelompok itu sendiri, bukan dari luar kelompok, diilhami oleh teori kekuatan medan yang
terjadi di dalam sebuah kelompok, akibat dari proses interaksi antar anggota kelompok
Dinamika Kelompok secara harfiyah merupakan sebuah kata majemuk, terdiri dari dinamika
dan kelompok, yang menggambarkan adanya gerakan bersama dari sekumpulan orang atau
kelompok dalam melakukan aktivitas organisasi.
6
serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam Perkembangan dan pertumbuhannya.
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada
individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal
sehingga dapat mewujudkan diri.
7
yang dinamis untuk memfasilitasi perkembangan individu dan membantu individu dalam
mengatasi masalah yang dihadapinya secara bersama-sama.
Tujuan pelaksanaan konseling kelompok ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan
diri konseli. Kepercayaan diri dapat ditinjau dalam kepercayaan diri lahir dan batin yang
dimplementasikan ke dalam tujuh ciri yaitu, cinta diri dengan gaya hidup dan perilaku untuk
memelihara diri, sadar akan potensi dan kekurangan yang dimiliki, memiliki tujuan hidup yang
jelas, berfikir positif dengan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana hasilnya, dapat
berkomuni kasi dengan orang lain, memiliki ketegasan, penampilan diri yang paik, dan
memiliki pengendalian perasaan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yakni pengembangan pribadi,
pembahasan topik-topik atau masalah-masalah umum secara luas dan mendalam yang
bermanfaat bagi para anggota kelompok sehingga terhindar dari permasalahan yang berkaitan
dengan topik atau masalah yang dibahas. Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk
membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu
bimbingan kelompok juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota
kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan.
8
g. Melatih siswa untuk mengenali dan memahami dirinya
Tujuan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara
bersama-sama guna memperoleh berbagai bahan materi dari konselor yang ada di sekolah
sebagai Narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun pelajar.
9
F. Prinsip Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
10
Dari beberapa pendapat di atas, maka konseling kelompok secara prinsip bias
dijabarkan sebagai berikut:
a. Konseling kelompok dilaksanakan oleh konselor atau seseorang yang ahli dengan
beberapa orang klien atau anggota kelompok yang berkisar 8-10 orang;
b. Konseling kelompok berfokus pada pengentasan masalah klien atau anggota kelompok
yang terjadi saat ini dan disadarinya;
c. Melibatkan unsur terapeutik dan therapy;
d. Pelaksanaan konseling kelompok memanfaatkan dinamika kelompok dan lingkungan
kelompok yang lebih akrab;
e. Konseling kelompok dilaksanakan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan anggota kelompok dalam menyelesaikan masalahnya sehingga memiliki
nilainilai kehidupan yang baik dan sikap bertanggung jawab atas hidupnya.
1) Bimbingan Kelompok
Fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan
kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan. Melalui layanan bimbingan
kelompok akan melahirkan dinamika kelompok, yang dapat membahas berbagai hal yang
beragam (tidak terbatas) yang berguna bagi peserta didik dalam berbagai bidang bimbingan
(bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier). Menurut Sukardi fungsi utama layanan
bombingan yang didukung oleh bimbingan kelompok ada dua, yaitu fungsi pemahaman dan
pengembangan dengan penjabaran sebagai berikut.
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemamhaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor
dan personel Sekolah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerja sama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis
11
dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya
Fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan
kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan. Fungsi pemahaman yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang menghasilkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri
dan pemahaman terhadap lingkungan sosial peserta didik.
2) Konseling Kelompok
Dengan memperhatikan definisi konseling kelompok sebagaimana telah disebutkan di
atas, maka kita dapat mengatakan bahwa konseling kelompok mempunyai dua fungsi, yaitu
fungsi layanan kuratif, yaitu layanan yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami
individu, serta fungsi layanan preventif; yaitu layanan konseling yang diarahkan untuk
mencegah terjadinya persoalan pada diri individu. Juntika Nurihsan mengatakan bahwa
konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan.
Konseling kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa individu yang dibantu
mempunyai kemampuan normal atau berfungsi secara wajar di masyarakat, tetapi memiliki
beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi
dengan orang lain. Sedangkan, konseling kelompok bersifat penyembuhan dalam pengertian
membantu individu untuk dapat keluar dari persoalan yang dialaminya dengan cara
memberikan kesempatan,dorongan, juga pengarahan kepada individu untuk mengubah sikap
dan perilakunya agar selaras dengan lingkungannya. Ini artinya, bahwa penyembuhan yang
dimaksud di sini adalah penyembuhan bukan persepsi pada individu yang sakit, karena pada
prinsipnya, objek konseling adalah individu yang normal, bukan individu yang sakit secara
psikologis.
12
tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Para peserta berjanji tidak akan
membicarakan hal-hal yang bersifat rahasia di luar kelompok.
b) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan terbuka mengelarkan pendapat, ide,
saran, dan apa saja yang dirasakannya dan dipikirkannya, tidak merasa takut, malu
ataupun ragu-ragu, dan bebas berbicara tentang apa saja, baik tentang dirinya, sekolah,
pergaulan, keluarga dan sebagainya.
c) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat menampilkan dirinya secara spontan
tanpa disuruh-suruh ataupun maliu-malu atau dipaksa oleh teman yang lain atau oleh
pembimbing kelompok.
d) Asas Kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan yang dilakukan dalam kelompok
tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan peraturan yang berlaku, semua yang
dilakukan dan dibicarakan dalam bimbingan kelompok harus sesuai dengan norma
adat, norma agama, norma hukum, norma ilmu, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
13
Terakhir Asas kekinian masalah yang dibahas dalam kegiatan konseling kelompok
harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat inisedang
dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang
membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu
kecil.
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Brown Richard E.2009. Electric Power Distribution Reliability Second Edition,CRC Press
Taylor & Francis Group, United States of America.
Bambang Syamsul Arifin, Dinamika kelompok, Bandung: CV Pustaka Setia, 2015, hlm 21
Gazda, G. M. (1984). Group Counseling: A Developmental Approach. Allyn and Bacon
Gladding, S. T. (2009). Counseling: a Comprehensive Profession. Pearson Education, Inc.
Komalasari, Gantina. Wahyuni, Eka dan Karsih, Teori dan Teknik Konseling, Jakarta: PT.
Indeks, 2014
Lilis Satriah, Bimbingan dan Konseling Kelompok (seting Masyarakat), Bandung: Fokus
Media,2017 hlm 17
Lubis, N. L., & Hasnida. (2016). Konseling Kelompok (Pertama). Kencana. Prayitno.
(2012). Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. UNP Press.
Perusse, R., Goodnough, G. E., & Lee, V. V. (2009). Gorup Counseling in the Schools.
Psychology in the Schools, 46(3), 274–283.
Sanyata, S. (2010). Teknik dan Strategi Konseling Kelompok. Jurnal Paradigma, V(09), 105–
120.
Yandri, H., Alfaiz, A., & Juliawati, D. (2019). Pengembangan Keterampilan Berpikir Positif
melalui Layanan Konseling Kelompok bagi Anggota Ikatan Mahasiswa Pemuda
Pelajar Semurup, Kota Padang. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(4), 509–516
Supriatna, Mamat. 2003. Konseling kelompok : Wawasan Konsep, Teori, dan Aplikasi
dalam Rentang Sepanjang Hayat. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Bandung.
16
17