Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK


“Konsep Bimbingan dan Konseling Kelompok”

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Khairani, M.Pd, Kons
Dr. Netrawati, S.Pd, M.Pd.
Lisa Putriani, M.Pd.

Oleh:
KELOMPOK 1

Agil Magri Azizil Rojak (19006238)


Naufal Fawwaz Ramadhan (19006189)
Putri Melinda (19006197)
Rani Mulya (19006210)
Rizka Fadhilah (19006239)
Tata Novita (19006224)
Yurike (19006234)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang memberikan pengetahuan kepada kita dan terus mencari nilai-
nilai kehidupan yang sejatinya adalah ridha ilahi. Shalawat dan salam kepada nabi
Muhammad SAW yang berjuang demi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.

Makalah ini diajukan unuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Kelompok dengan tujuan agar pembaca bisa
mengetahui dan memahami “Konsep Bimbingan dan Konseling Kelompok”.
Makalah ini penulis susun tentunya dengan berbagai sumber yang ada. Penulis
berharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh Karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap penulis nantikan demi
kesempurnaan penulisan ini kedepannya.

Padang, 30 Agustus 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3

A. Pengertian Kelompok, Pengertian Kerumunan.............................. 3


B. Faktor-Faktor Pengikat dalam Kelompok .................................... 5
C. Pengertian Bimbingan Kelompok ................................................. 5
D. Tujuan Bimbingan Kelompok....................................................... 6
E. Pengertian Konseling Kelompok .................................................. 7
F. Tujuan Konseling Kelompok ........................................................ 8
G. Syarat-Syarat Permainan Kelompok ............................................. 9

BAB III PENUTUP .............................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari
manusia lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya
saling membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan
terjadilah suatu proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan
kelompok ,antara anggota yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan
terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam
kehidupan kelompok itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di
selenggarakannya bibingan kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah
bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah
bimbingan kelompok seringkali dikaitkan dengan bagian dari program
bimbingan dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan belajar dari individu-
individu siswa, dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh
berbeda jika di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya,
yaitu membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin
sesuai dengan potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat
memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan
masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan
kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok
ke arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri
dalam menanggulangi masalahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kelompok dan kerumunan?
2. Apasajakah faktor-faktor pengikat dalam kelompok?

1
3. Apakah yang dimaksud dengan bimbingan kelompok?
4. Apakah tujuan bimbingan kelompok?
5. Apakah yang dimaksud dengan konseling kelompok?
6. Apakah tujuan konseling kelompok?
7. Apasajakah syarat-syarat permainan kelompok?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kelompok dan kerumunan.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor pengikat dalam kelompok.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian bimbingan kelompok.
4. Untuk mengetahui dan memahami tujuan bimbingan kelompok.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengertian konseling kelompok
6. Untuk mengetahui dan memahami tujuan konseling kelompok
7. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat permainan kelompok.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok, Pengertian Kerumunan


Pada dasarnya kelompok terbentuk karena adanya suatu kumpulan dua
orang atau leboh. Kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk mencapai tujuan dan
yang mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok sebagai satu yang
berarti. Kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat yang
mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan yang
saling berinteraksi. Setiap kelompok juga memiliki karakteristik sendiri-
sendiri.
Pengertian Kelompok Menurut Ahli
Untuk dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai kelompok ini, maka kita
dapat merujuk pada beberapa pendapat para ahli, diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Merton
Kelompok ini merupakan sekumpulan orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola yang sudah mapan, sedangkan di dalam
kelompok itu terdapat rasa solidaritas disebabkan karna adanya nilai
bersama serta juga karna adanya tanggung jawab bersama.
b. Menurut Homans (1950)
Mengatakan bahwa kelompok ini merupakan sejumlah individu
yang berkomunikasi satu dengan lainnya itu dalam jangka waktu tertentu
yang jumlahnya juga tidak terlalu banyak, sehingga hal itu memberikan
kesempatan bagi seluruh anggota untuk berkomunikasi secara langsung.
c. Menurut Joseph De Vito (1997)
Kelompok ini merupakan sekumpulan individu yang berhubungan
antara satu sama lain yang mempunyai tujuan bersama serta ada suatu
organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok itu
dikembangkan norma-norma yang dianggap ialah sebagai dasar
berperilaku anggotanya.

3
Kerumunan dapat diartikan individu-individu yang bergabung atau
menghimpunkan diri untuk mengerubungi sesuatu. Kerumuman adalah
sekumpulan orang yang bersama-sama ada disuatu tempat dengan sistem yang
tidak teratur karena sering terjadi secara spontan, sehingga dianggap memiliki
sifat yang sementara karena kebanyakan orang yang berkumpul akan segera
membubarkan diri jika dirasa orang-orang yang ada disekelilingnya juga
membubarkan diri.
Adapun definisi kerumunan dan kelompok menurut para ahli, antara lain;
a. Dmash Ivanov
Kerumunan adalah berkumpulnya setiap orang yang tidak memiliki
keteraturan sehingga tersusun secara spontan. Meski demkian, kerumunan
dianggap sebagai contoh kelompok sosial yang bersifat sementara,
lantaran akan berakhir dan tidak terorganisirkan.
b. E Bon
Kerumunan adalah bertempatnya sejumlah kumpulan individu dan
kelompok yang hanya bersifat sementara tanpa direncanakan.

Berkumpulnya sejumlah orang yang masing-masing tidak mempunyai


hubungan itu membentuk apa yang disebut dengan kerumunan, sedangkan
berkumpulnya sejumlah orang yang saling berkaitan satu sama lain
membentuk apa yang disebut dengan kelompok. Pada tingkat yang paling
awal, sjumlah orang berkumpul membentuk kerumunan, selanjutnya
kerumunan itu dapat berkembang menjadi kelompok, yaitu apabila ke dalam
kerumunan itu dimasukkan ikatan-ikatan atau “kualitas” tertentu yang
mengenai orang-orang yang berkumpul itu.

4
B. Faktor-Faktor Pengikat dalam Kelompok
Kumpulan orang-orang atau kerumunan dapat berubah menjadi kelompok
apabila di dalamnya muncul dan berkembang faktor-faktor pengikat sebagai
berikut (Prayitno, 2017):
1. Interaksi antara orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau kerumunan
itu.
2. Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan.
3. Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai.
4. Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau
kepentingan bersama.
5. Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.

C. Pengertian Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno (1997:36), bimbingan kelompok adalah: “layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) yang berguna untuk
menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk
perkembangan dirinya sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu”.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang melatihkan keterampilan berkomunikasi kepada siswa dan
membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan dalam
berkomunikasi. Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang
diberikan dalam suasana kelompok. Gazda (1978) mengemukakan bahwa
bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan
yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok
diselenggrakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal,
vokasional, dan sosial. Telah lama dikenal bahwa berbagai informasi
berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program dan peta sosiometri

5
siswa serta bagaimana mengembangkan hubungan antarsiswa dapat
disampaikan dan dibahas dalam bimbingan kelompok. Dengan demikian jelas
bahwa kegiatan dalam bimbingan kelompok ialah pemberian informasi untuk
keperluan tertentu bagi para anggota kelompok (Prayitno dan Amti, 2004).

D. Tujuan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang melatihkan keterampilan berkomunikasi kepada siswa dan
membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan dalam
berkomunikasi. Tujuan khusus bimbingan kelompok menurut Prayitno dan
Erman Amti (1994: 108) sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan
temantemannya.Semakin rendah tingkat kecemasan berkomunikasi siswa,
semakin berani ia dalam berkomunikasi atau berpendapat.
2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman
dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya
4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok
5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.
6. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya
dengan orang lain.

Selain itu, tujuan bimbingan kelompok yaitu memberikan layanan-layanan


penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-
masalah manusia pada umumnya, menghilangkan keteganganketegangan
emosi, menambah pengertian mengenai dinamika kepribadian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok bertujuan menghilangkan
ketegangan-ketegangan emosi yang dialami siswa, salah satu nya kecemasan
saat berkomunikasi. Dapat dikatakan layanan bimbingan kelompok dapat

6
membantu mengurangi tingkat kecemasan berkomunikasi siswa, salah satunya
kecemasan berbicara dalam kelompok kecil (Aswida, 2012).

E. Pengertian Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Disana ada
konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya
minimal dua orang). Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah
klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan
masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan. Menurut
Gadza, dkk menyatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses
antara pribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar
dan melibatkan fungsi-fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling
mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung.
Prayitno menjelaskan bahwa konseling kelompok adalah usaha pemberian
bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada orang-orang yang
membutuhkan untuk mengentaskan masalah yang sedang dihadapinya dalam
suasana kelompok
Menurut Tohirin (2015) konseling kelompok adaalah sebagai suatu upaya
pemberian bantuan kepada individu yang mengalami maslah-maslah pribadi
melalui kegiatan kelompok agar perkembangan yang optimal. Menurut Dewa
Ketut Sukardi konseling kelompok merupakan konseling yang di
selenggarakan dalam kelompok,dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yang terjadi didalam kelompok itu. Masalah-Masalah yang dibahas merupakan
masalah perorangan yang muncul di dalam kelomppok itu,yang meliputi
berbagai maslaah dalam segenap bidnang bimbingan(bidang bimbingan
pribadi,sosial,belajar,dan karir).

7
F. Tujuan Konseling Kelompok
Menurut Prayitno, tujuan umum konseling kelompok adalah
mengembangkan kepribadian peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan sosial,komunikasi,kepercayaan diri,kepribadian,dan mampu
memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan tujuan
khusus konseling kelompok yaitu:
1. Membahas topik yang mengandung masalah actual, hangat dan menarik
perhatian anggota kelompok.
2. Terkembangnya perasaan, pikiran, perpesi, wawancara dan sikap terarah
kepada tingkah laku dalam bersosialisasi atau komunikasi.
3. Terpecahkanya masalah individu yang bersangkutan dan di perolehnya
imbasan pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok
yang lain.
4. Individu dapat mengatasi maslaahnya dengan cepat dan tidak
menimbulkan emosi.

Menurut Winkel menjelaskan bahwa tujuan konseling kelompok ialah


sebagai berikut:

1. Masing-masing konseli memahami dirinya dengan lebih baik dan


menemukan dirinya sendiri
2. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama
lain,sehingga mereka dapat seling memberikan bantuan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase
perkembangan mereka
3. Para Koneling memperoleh kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri
dan mengarahkan hidupnya sendiri,mula-mula dalam kontak antar pribadi
didalam kelompok dan kemudian dalam kehidupan sehari-hari diluar
lingkungan kelompoknya
4. Para konseling menjadi lebih peka terhadap orang lain dan lebih mampu
menghayati perasaan orang lain

8
5. Masing-masing konseling menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka
capai,yang di wujudkan dalam sikap dan perilaku yang lenih konstruktif
6. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan
manusia sebagai kehidupan bersama,yang mengandung tuntutan untu
menerima orang lain dan harapan yang akan di terima oleh orang lain.
7. Masing-masing konseli semakin menyadari bahwa hal-hal yang
memprihatinkan bagi dirinya kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam
hati orang lain
8. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
secara terbuka dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling


kelompok adalah berkembangnya perasaan, pikiran, persepsi wawasan, sikap,
kemampuan sosial, kemampuan untuk komunikasi dan bersosialisasi dengan
anggota kelompok serta terpecahkan masalahmasalah yang ada dianggota
kelompok,sehingga anggota-anggota kelompok apat berkembang secara
optimal.

G. Syarat-Syarat Permainan Kelompok


Permainan dapat digunakan sebagai teknik dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling. Dalam menggunakan permainan sebagai suatu
teknik, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Permainan digunakan sebagai alat dalam bimbingan sehingga tujuannya
bukan untuk permainan itu sendiri tetapi mencapai tujuan bimbingan
2. Setiap permainan yang akan digunakan selalu dirancang sebelumnya
3. Dalam pelaksanaannya harus fleksibel karena sangat dipengaruhi kondisi
dinamika kelompok pada saat berlangsungnya permainan
4. Pemimpin dituntut untuk kreatif dan berani mengambil suatu tindakan
yang tidak bisa diantisipasi sebelumnya
5. Untuk mencapai hasil yang maksimal, selalu diakhiri dengan diskusi
refleksi dan kesimpulan hasil permainan dikaitkan dengan tujuan layanan.

9
Permainan dapat digunakan sebagai alat untuk:

1. Mendiagnosis perilaku individu dalam kelompok


2. Membangun hubungan baik dengan orang lain
3. Sebagai media belajar memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
4. Membantu anggota kelompok dalam mengungkap perasaan
5. Mengatasi tekanan-tekanan melalui mekanisme katarsis dalam proses
permainan
6. Menanamkan kebiasaan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu permainan pengakraban yang dapat dilaksanakan dalam


bimbingan dan/atau konseling kelompok diselenggarakan adalah rangkaian
nama. Permainan ini berintikan penggabungan atau perangkaian nama dari
semua nggota kelompok, termasuk pembimbing kelompok. Permainan
rangkaian nama dilaksanakan pada awal kegiatan kelompok, yaitu pada tahap
pembentukan. Hal ini dilakukan agar semua peserta mengenal dan hafal nama
semua anggota kelompok, dan dengan demikian akan meningkatkan
keakraban dan kebersamaan antar sesama anggota kelompok. Setiap anggota
kelompok (termasuk Guru Pembimbing) berusaha mengenal dan menyebutkan
dengan benar nama-nama semua anggota kelompok; dengan demikian semua
anggota akan merasa diakui oleh anggota lainnya. Permainan rangkaian nama
ini menuntut pemusatan perhatian dan dapat membawa suasana yang
menggembirakan, sehingga suasana kelompok menjadi lebih hangat dan
menyenangkan. Permainan ini amat efektif untuk para anggota kelompok yang
baru pertama kali bertemu.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berkumpulnya sejumlah orang yang masing-masing tidak mempunyai
hubungan itu membentuk apa yang disebut dengan kerumunan, sedangkan
berkumpulnya sejumlah orang yang saling berkaitan satu sama lain
membentuk apa yang disebut dengan kelompok. Menurut Prayitno (1997:36),
bimbingan kelompok adalah: “layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari
Guru Pembimbing) yang berguna untuk menunjang pemahaman dan
kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan dirinya sebagai
individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan/atau tindakan tertentu”. Sedangkan konseling kelompok adalah
usaha pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada orang-
orang yang membutuhkan untuk mengentaskan masalah yang sedang
dihadapinya dalam suasana kelompok.

B. Saran
Semoga dengan materi yang pemakalah sajikan ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca. Pada akhir makalah ini, pemakalah meminta maaf atas segala
kekurangan, dalam penulisan makalah ini. Pemakalah menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah disebabkan karena kemampuan
pemakalah yang masih terbatas. Pemakalah mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, dengan kritik dan saran itu mudah-mudahan menjadi motivasi
bagi pemakalah sehingga dihari yang akan datang bisa menjadi lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aswida, W., & Syukur, Y. (2012). Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok


dalam Mengurangi Kecemasan Berkomunikasi Pada Siswa. Konselor, 1(2).
Dewa, Ketut S. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Lumongga, D. N. (2017). Konseling Kelompok.Jakarta: Kencana.

Prayitno., Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Rineka Cipta.
Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Jakarta : Ikrar Mandiriabadi.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Frofil).
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tohirin. 2015. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: Grafindo Persada.

12

Anda mungkin juga menyukai