Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP DASAR KONSELING

“KONSEP DASAR ASESMEN DAN CARA


MENGAPLIKASIKANNYA”
Dosen Pengampu : Helsa Nasution, M.Pd.

DISUSUN

Oleh

KELOMPOK 8
Indah Mutia Sari (0102201006)

Muhammad Fajaruddin (0102201067)

Zahwa Rembune (0102201046)

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T. A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Asasmen dan Cara
Mengaplikasikannya” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh
alam.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Konseling. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang konsep dasar asasmen dan cara
mengaplikasikannya bagi para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Helsa
Nasution, M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Konsep Dasar Konseling.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 22 Juni 2021

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I ..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2
BAB II .................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................3
A. Pengertian Asesmen ...............................................................................................3
B. Tujuan Asesmen ....................................................................................................4
C. Fungsi Asesmen .....................................................................................................4
1. Fungsi Formatif ..................................................................................................4
2. Fungsi Sumatif ...................................................................................................4
E. Bentuk-Bentuk Asesmen Dalam Bimbingan Konseling ..........................................5
1. Asesmen Teknik Tes .......................................................................................5
2. Asesmen Teknik NonTes ................................................................................6
F. Kode Etik Penggunan Asesmen .............................................................................7
BAB III................................................................................................................................8
PENUTUP ...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan ..................................................................................................8
B. Saran ............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya Konselor Sekolah/ Guru Bimbingan dan Konseling memiliki peranan
yang utama dalam membantu peserta didik mencapai perkembangan yang optimal dalam
empat bidang yakni Pribadi, Sosial, Akademik dan Karier. Ditegaskan menurut Prayitno
dan Amti (2004), bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya.

Need Assesment adalah pekerjaan konselor yang utama dan pertama dalam membuat
Program BK. Sehingga Need Asessement menjadi kunci utama dalam pengembangan
Program BK selanjutnya.Dalam pelaksanaan suatu strategi konseling, Need Assesment
memegang peranan penting dalam pengimplementasian strategi selanjutnya.

Menurut Nursalim (2013) tahap-tahap umum dalam proses konseling meliputi:


Pembinaan Hubungan (Rapport), Asesmen Masalah, Perumusan Tujuan, Seleksi Tujuan,
Seleksi Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi dan Tindak Lanjut dan yang terakhir
adalah Terminasi. Jelas dipaparkan di atas bahwasannya tahapan asesmen merupakan
tahap yang sangat penting sebelum menentukan tujuan dalam proses
konseling.Pemberian bimbingan akan efektif jika didasarkan pada data yang akurat.

Menurut Berdie,dkk dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi karangan


Mamat Supriatna, menyatakan bahwa jika konselor ingin melakukan kegiatan bimbingan
secara efektif atau melakukan kerja apa saja dengan konseli, maka konselor harus
mengetahui segala sesuatu yang ada pada konselinya tersebut. Lebih banyak informasi
yang diketahui, maka konselor akan dapat bekerja dengan lebih baik dengan
konselingnya

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian asesmen ?


b. Apa tujuan asesmen ?
c. Apa fungsi asesmen ?
d. Bagaimana kedudukan asesmen dalam bimbingan konseling ?
e. Apa saja bentuk-bentuk asesmen dalam bimbingan konseling ?
f. Apa kode etik penggunaan asesmen ?

1
C. Tujuan Penulisan

a. Untik mengetahui apa pengertian dari asesmen


b. Untuk mengetahui apa tujuan dari asesmen
c. Untuk mengetahui apa fungsi dari asesmen
d. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan asesen dalam bimbingan konseling
e. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk asesmen dalam bimbingan konseling
f. Untuk mengetahui kode etik penggunaan asesmen

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asesmen adalah kegiatan


mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi tentang peserta
didik dan lingkungannya untuk memperoleh gambaran tentang kondisi individu dan
lingkungannya sebagai bahan untuk memahami individu dan pengembangan program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.

Berikut merupakan pengertian asesmen menurut beberapa ahli :

o Boyer & Ewel, Mendefinisikan asesmen sebagai proses yang menyediakan


informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang
institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi.
o Eko Putro Widoyoko mendefinisikan assessment atau penilaian adalah
kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun
aturan-aturan tertentu.
o Robert M Smith (2002) mendefinisikan asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan
pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
o Nana Sudjana mendefinisikan asesmen sebagai proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
o Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, asesmen adalah
proses sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran informasi
untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan.

Melalui asesmen yang dilakukan kepada mahasiswa, akan diperoleh data-data yang
berguna untuk lebih mengenal dan memahami kondisi mahasiswa. Data-data yang
dikumpulkan adalah : identitas mahasiswa seperti nama, jenis kelamin, tempat dan
tanggal lahir, alamat tempat tinggal, pendidikan; latar belakang keluarga; karakteristik
mahasiswa, seperti aspek-aspek fisik terkait dengan kesehatan dan keberfungsiannya,
kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya terkait dengan
pilihan studi lanjutan, bidang pekerjaan, olah raga, seni, dan keagamaan, masalah-
masalah yang dialami, kepribadian, atau tugas-tugas perkembangannya.

3
B. Tujuan Asesmen

Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan data- data tentang mahasiswa secara lebih
luas, lengkap, dan mendalam sehingga diperoleh gambaran tentang mahasiswa tersebut
secara komprehensif.

Menurut Hackney dan Cornier dalam buku Landasan Bimbingan dan Konseling di
Indonesia karangan Lahmuddin Lubis, terdapat 12 tujuan assessment, yaitu:

1. Melancarkan proses pengumpulan informasi.


2. Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat.
3. Mengembangkan rencana tindakan yang efektif.
4. Menentukan tepat atau tidaknya konseli menjalani rencana tertentu.
5. Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan.
6. Meningkatkan wawasan insight mengenai diri konseling.
7. Mampu menilai lingkungan.
8. Meningkatkan proses konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan relevan.
9. Mengindikasikan kemungkinan peristiwa tertentu akan terjadi.
10. Meningkatkan minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian.
11. Menghasilkan pilihan-pilihan.
12. Memfasilitasi perencanaan dan pembuatan keputusan.

Perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan assessment yang telah disebutkan di atas dapat
juga berkembang kepada tujuan lain.

C. Fungsi Asesmen

Dalam kegiatan belajar mengajar, assessment atau penilaian mempunyai peranan


yang penting. Karena assessment mempunyai dua fungsi yakni fungsi formatif dan fungsi
sumatif.

1. Fungsi Formatif

Fungsi dimana assessment dipakai untuk memberikan umpan balik atau feedback
terhadap para guru untuk dijadikan dasar ketika memperbaiki dan membenarkan
proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial untuk para peserta didik.

2. Fungsi Sumatif

Yaitu fungsi sebagai penentu nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran
tertentu, sehingga selanjutnya bisa dijadikan bahan memberikan laporan, menentukan
kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya siswa.

4
D. Kedudukan Asesmen Dalam Bimbingan Konseling

Asesmen memiliki kedudukan yang strategis dalam kerangka kerja bimbingan dan
konseling. Karena memiliki posisi sebagai dasar dalam perancangan program bimbingan
dan konseling yang sesuai kebutuhan, dimana kesesuaian program dan gambaran
komprehensif mahasiswa dapat mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan
konseling yang diberikan.

Melalui asesmen yang dilakukan kepada mahasiswa akan diperoleh gambaran


permasalahan yang dihadapi mahasiswa yang mencerminkan adanya kebutuhan yang
diperlukan, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyusun suatu program layanan
bimbingan dan konseling yang berorientasi pada kebutuhan mahasiswa.

Demikian pula dengan asesmen yang dilakukan terhadap lingkungan pendidikan


mahasiswa diharapkan dapat memperoleh informasi tentang kebutuhan lingkungan
mahasiswa terhadap layanan bimbingan dan konseling.

Data-data yang dapat dikumpulkan antara lain tentang: harapan lembaga pendidikan
dan masyarakat (tenaga pengajar dan orang tua mahasiswa), sarana dan prasarana
pendukung program bimbingan dan konseling, kompetensi yang diharapkan dimiliki
mahasiswa melalui layanan bimbingan dan konseling, kualifikasi tenaga bimbingan yang
tersedia, dan kebijakan lembaga pendidikan.

E. Bentuk-Bentuk Asesmen Dalam Bimbingan Konseling

Asesmen dalam bimbingan dan konseling dibedakan menjadi asesmen teknik nontes
dan asesmen teknik tes.

1. Asesmen Teknik Tes

Asesmen tenik tes digunakan oleh petugas bimbingan dan konseling yang telah
memiliki sertifikat untuk menggunakan asesmen teknik tes. Kondisi ini bukan berarti
petugas bimbingan dan konseling yang belum/tidak memiliki sertifikat tidak dapat
menggunakannya, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerjasama atau
melakukan referal kepada lembaga psikologi yang memiliki kewenangan tersebut.
Lembaga psikologi akan melakukan tes psikologis sesuai dengan kebutuhan dan akan
menyerahkan hasil analisisnya. Adapun jenis-jenis assessment teknik tes sebagai
berikut:

a. Tes Prestasi

Tes prestasi adalah ukuran tingkat perolehan atau pembelajaran seseorang


dalam suatu subjek atau tugas.

5
b. Tes Bakat

Tes bakat bisa didefinisikan sebagai sifat yang mencirikan kemampuan


individu melakukan performa di wilayah tertentu atau mencapai pembelajaran
yang dibutuhkan bagi perporma di wilayah tertentu.

c. Tes Minat

Tes ini merupakan tes yang mengukur kegiatan/ kesibukan macam apa
yang paling disukai seseorang.

d. Tes Kepribadian

Istilah kepribadian memiliki banyak sekali pemaknaan dan definisinya.


Konsep kepribadian termasuk yang sulit ditangani secara tepat jika berkaitan
dengan pengetasan standar.

2. Asesmen Teknik NonTes

Assessment teknik non tes paling banyak digunakan oleh konselor. Prosedur
perancangan, pengadministrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif
lebih sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami. Adapun jenis-jenis
assessment teknik non tes sebagai berikut:

a. Daftar Cek Masalah (DCM)

Daftar cek masalah (DCM) merupakan daftar cek yang khusus disusun
untuk merangsang atau memancing pengutaran masalah-masalah atau
problem-problem yang pernah atau sering dialami seseorang individu.

b. Alat Ungkap Masalah Umum(AUM-U)

AUM umum merupakan salah satu jenis teknik non tes yang digunakan
oleh konselor untuk mengungkapkan masalah-masalah umum yang dialami
oleh konseling.

c. Wawancara (interview)

Suatu teknik memahami individu dengan cara melakukan komunikasi


langsung (face to face relation) antara pewawancara (interviewer) dengan
yang diwawancarai (interviewee) untuk memperoleh keterangan atau
informasi tentang individu.

6
F. Kode Etik Penggunan Asesmen

Pelaksanaan kegiatan asesmen dalam BK hendaknya mengikuti aturan dan ketentuan


yang berlaku dalam kode etik penggunaan asesmen dalam BK. Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN) merupakan kode etik testing, yaitu suatu jenis tes hanya
diberikan oleh petugas bimbingan dan konseling yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.

Kode etik tersebut adalah :

 Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau ciri
kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan.

 Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada konseli dan orangtua
mengenai alasan digunakannya tes di samping arti dan kegunaannya.

 Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau petunjuk
yang berlaku bagi tes tersebut.

 Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh
dari hasil konseli sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing
wajib diperlakukan setara denga data dan informasi lain tentang konseling.

 Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada hubungan
dengan usaha bantuan kepada konseling.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asesmen adalah kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data


atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya untuk memperoleh gambaran
tentang kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan untuk memahami individu dan
pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan
kebutuhan.

Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan data- data tentang mahasiswa secara lebih
luas, lengkap, dan mendalam sehingga diperoleh gambaran tentang mahasiswa tersebut
secara komprehensif.

Assessment atau penilaian mempunyai dua fungsi yakni fungsi formatif dan fungsi
sumatif.

Asesmen memiliki kedudukan yang strategis dalam kerangka kerja bimbingan dan
konseling. Karena memiliki posisi sebagai dasar dalam perancangan program bimbingan
dan konseling yang sesuai kebutuhan, dimana kesesuaian program dan gambaran
komprehensif mahasiswa dapat mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan
konseling yang diberikan.

Asesmen dalam bimbingan dan konseling dibedakan menjadi asesmen teknik nontes
dan asesmen teknik tes.

B. Saran

Hendaknya asesmen pada bimbingan konseling dapat dilaksanakan secara optimal


sesuai dengan poin-poin dan etentuan yang sudah dibuat agar dapat dilaksanakan dan
dapat membantu peserta didik untuk mampu mengarahkan perilakunya ke hal-hal positif
sehingga mampu membentuk karakter dan kepribadian peserta didik yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin (2007). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar.Yogyakarta : Pustaka pelajar

Friedenberg, L. (1995). Psychological Testing : Design, Analysis and Use. Boston : Allyn &
Bacon.

Gay, L.R., (1985). Educational Evaluation and Measurement : Competence for Analysis and
Application. Columbus, Ohio: Bell and Howeln Company.

Moore, Gary W. (1983). Developing and Evaluating Educational Research. Boston: Little Brown
and Company.

Nurkancana, Wayan. (1983). Tes dan Pengukuran. Yogyakarta: Andi Ofset

Shertzer, Bruce. (1981). Career Planning: Fredom to Choose. Boston: Houghton Mifflin Co.

Sumadi Suryabrata. (2000). Pengembangan alat ukur psikologi: Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit
Andi Yogyakarta.

Sunardi dan Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas
Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Tenga Perguruan Tinggi.

Supriatna, Mamat (Eds). (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Rajawali Pers.

Yusuf, Syamsu & Juntika Nurihsan. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung:Rosda.

Anda mungkin juga menyukai