Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan Konseling


Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Bimbingan Konseling”

Dosen Pengampu :
Dian Oktary, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 11
Annisa Fadila (2305112739)
Irena Listya (2305114438)
Vanya Nayla Abdullah (2305125388)

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur telah terucap kepada Allah SWT. Karena atas limpahan berkat dan rahmat-
Nya lah pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Tugas – tugas
Perkembangan dan Penyesuaian Keluarga pada Masa Dewasa”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Psikologi Perkembangan” di
Program Studi Bimbingan dan Konseling (FKIP) Universitas Riau.
Ucapan terimakasih pun pemakalah sampaikan kepada dosen pengampu pada mata kuliah ini
yaitu Ibu Dra. Tri Utami, MS. Karena atas pemberian tugas makalah ini, pemakalah bisa lebih
banyak memperoleh ilmu dan pengetahuan khususnya tentang Tugas – tugas Perkembangan dan
Penyesuaian Keluarga pada Masa Dewasa.
Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun pemakalah berharap dengan ketidaksempurnaan tersebut bisa menjadi
bahan perbaikan dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 08 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling................................................................................2
2.2 Tujuan Bimbingan Konseling......................................................................................3
2.3 Guru mata Pelajaran....................................................................................................3
2.4 Peran guru mata Pelajaran...........................................................................................4
2.5 Peran Guru Dalam Menyiapkan Lingkungan Belajar Siswa………………………...6

2.6 Peran guru mata Pelajaran dalam BK........................................................................10


BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan mempunyai peran dan tanggungjawab
sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran harus berjalan secara sinergis dan
saling melengkapi sehingga membentuk suatu sistem yang harmonis. Peran guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga kegiatan
belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini terasa cukup
untuk menggambarkan, bahwa tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan segudang
materi dengan teori-teori konsep yang begitu rumit, tetapi seorang guru juga memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling kepada para peserta
didiknya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para murid.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa aitu bimbingan konseling?


2. Apa tujuan dari bimbingan konseling
3. Bagaimana peran guru mata Pelajaran dalam BK

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu bimbingan konseling


2. Untuk mengetahui tujuan dari bimbingan konseling
3. Untuk mengetahui peran guru mata Pelajaran dalam BK

1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Istilah "bimbingan" merupakan terjemahan dari kata "guidance" jika diterjemahkan
artinya bantuan atau pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan herarti
bantuan atau tuntutan atau pertolongan: tetapi tidak semua bantuan atau pertolongan berarti
konteksnya bimbingan. Bantuan atau pertolongan yang bermakna bimbingan konteksnya
sangat psikologis.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang
atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar
individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Selanjutnya menurut Prayitno dan Erman Amti, bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Definisi dari bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus dari
seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan
menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang
normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi lingkungannya (Hallen A, 2005).
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, bimbingan yang memiliki arti khusus bantuan
atau pertolongan. Secara lebih dalam merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang berpengalaman atau ahli kepada individu atau kelompok untuk memberikan
bantuan baik dalam proses perkembangannya maupun penyelesaian masalah. Dengan tujuan
agar individu dapat menjadi pribadi yang mandiri menentukkan cita-citanya. dalam
menyelesaikan masalahnya dan
Setelah mengetahui definisi dari bimbingan, penulis mencoba menemukan arti dari
konseling. Istilah konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris "counseling" di dalam kamus
memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan

2
pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan artinya, secara etimologis berarti pemberi
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Menurut Prayitno dan Erman Amti, konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (di sebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami masalah (di sebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.

2.2 Tujuan Bimbingan Konseling


Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu konseli agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan (psikomotorik). Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah adalah agar konseli dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di
masa yang akan dating.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta lingkungan
kerjanya;
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuain dengan
lingkungan sekolah, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

2.3 Guru Mata Pelajaran

Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan informasi


tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Di sekolah salah satu tugas utama
guru adalah mengajar. Dalam kesempatan mengajar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifat-
sifat, kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas
sebagai pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua.
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru dalam bimbingan dan
konseling adalah :
a) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

3
b) Mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
d) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti kegiatan yang dimaksudkan itu.
e) Menangani masalah siswa.
f) Mengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan
dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

2.4 Peran Guru


Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan dilakukan oleh seorang guru
mata pelajaran ketika ia diminta mengambil bagian dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
a. Guru sebagai informator
Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator, terutama berkaitan
dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini,
guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling,
tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.
b. Guru sebagai fasilitator
Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan konselor,
guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata
pelajaran yang diajarnya. Maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar, guru dapat
merancang program perbaikan (remedial teaching) dengan mempertimbangkan tingkat
kesulitan yang dialami dan penyesuaian dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi
siswa yang pandai guru dapat memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan
(enrichment).
c. Guru sebagai mediator

4
Dalam kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru
dapat berperan sebagai mediator antara siswa dan konselor. Hal itu tampak misalnya saat
seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah.
d. Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswadalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat
siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam memberi
kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan sulit
terlaksana mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan dan konseling pada sekolah-
sekolah kita.
e. Guru Sebagai Kolaborator
Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru dapat
berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan
berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran, atau dalam pelaksanaan
kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan
lainnya yang relevan.

Guru mata pelajaran merupakan salah satu personel sekolah yang mempunyai peranan
penting dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Tugas dan tanggung jawab
utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Akan tetapi, bukan berarti
guru sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran memiliki peranan sebagai informatory yaitu
berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui
peranan ini, guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan
konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa, peran guru sebagai fasilitator yaitu
ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif.

5
Dibandingkan konselor, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu
dikuasai siswa pada mata pelajaran yang diajarnya, peran guru sebagai mediator yaitu saat
seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah, peran guru sebagai motivator guru dapat
berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
layanan konseling, dan peran guru sebagai kolaborator yaitu dalam penyelenggaraan
berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran, atau dalam pelaksanaan
kegiatan pendukung. Meskipun setiap guru ada perbedaan pada cara memberikan pelayanan,
tetapi mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu membentuk pribadi siswa yang lebih
baik dan berkualitas.

2.5 Peran Guru Dalam Menyiapkan Lingkungan Belajar Siswa


guru mengemban peranan-peranan sebagai berikut:
1. Guru sebagai Model
Anak atau siswa berkembang ke arah idealisme dan kritis. Mereka membutuhkan guru
sebagai model yang dapat dicontoh dan dijadikan teladan.
Karen itu, guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan, keterampilan dan
kepribadian. Kelebihan in tampak dalam disiplin pribadi yang tinggi dalam bidang-
bidang intelektual, emosional, kebiasaan-kebiasaan yang sehat, silap yang demokratis,
terbuka, dan sebagainya. Dalam menjalankan peranan in, guru harus senantiasa dalam
keterlibatan secara emosional dan intelektual dengan siswanya. Dia senantiasa berusaha
memberikan bimbingan menciptakan iklim kelas yang menyenangkan dan
menggairahkan siswa untuk belajar, menyediakan kesempatan bagi anak terlibat dalam
perencanaan dersama dengan guru, memungkinkan secara direktif.
2. Guru sebagai Perencana
Guru berkewaiiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan meniadi rencana-rencana
yang operasional. Tujuan-tujuan umum harus diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan secara
spesifik dan operasional. Dalam perencanaan ini, siswa harus dilibatkan sehingga
menjamin relevansinya dengan Perkembangan, kebutuhan dan tingkat pengalaman
mereka. Peranan ini menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan kondist

6
masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa, metode belajar
yang serasi dan materi yang sesuai dengan minatnya.
3. Guru sebagai Peramal
Peran guru sebagai peramal tau pendiagnosis kemajuan belajar murid erat kaitannya
dengan tugas mengevaluasi kemajuan belajar siswa. Penilaian memiliki arti yang penting,
baik bagi siswa, orangtua dan guru sendiri. Bagi siswa agar mereka mengetahui seberapa
jauh mereka telah berhasil dalam studinva, bagi orangtua agar mereka mengetahui
kemajuan belajar anakya, dan bagi guru penting untuk menilai dirinya sendiri dan
efektivitas pengajaran yang telah diberikannya. Dalam pada itu, data yang terkumpul
tentang diri siswa sebagian menunjukkan beberapa kelemahan yang memerlukan
perbaikan melalui prosedur bimbingan yang efektif. Dalam menjalankan peranan ini,
seharusya guru mampu melaksanakan dan mempergunakan tes-tes yang telah dibakukan,
melaksanakan tes formatif, sumatif, sera memperkirakan perkembangan anak didiknya.
4. Guru sebagai Pemimpin
Guru adalah pemimpin dalam kelasnya sekaligus sebagai anggota kelompok-kelompok
dari siswa. Banyak tugas yang sifatnya manajerial yang harus dilakukan ole guru, seperti
memelihara ketertiban kelas, mengatur ruangan, bertindak sebagai pengurus rumah tanga
kelas, menyusun laporan bagi pihak yang memerlukannya.
5. Guru sebagai Petujuk Jalan Kepada Sumber-sumber
Guru berkewajiban menyediakan berbagai sumber yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengalaman yang banyak. Lingkungan sumber itu perlu ditunjukkan kepada
siswa kendati pada hakikatnya siswa sendiri yang berusaha menemukannya. Tentu saja,
sumber-sumber yang ditunjukkan itu adalah sumber-sumber yang coco untuk membantu
proses belajar mereka.
Curtis mengemukakan bahwa guru memiliki komponen-komponen lingkungan tertentu,
yang terdiri dari: (1) sumber-sumber guru, (2) sumber-sumber manusia, (3) sumber-
sumber masyarakat, (4) sumber-sumber media, dan (5) sumber-sumber kepustakaan. Jadi,
jelaslah bahwa sumber belajar itu memang sangat luas. Kemampuan guru menyediakan
dan menunjukkan jalan ke arah sumber-sumber tersebut sangat diperlukan. Kemampuan
ini merupakan bagian integral dari kompetensi profesional guru. Barangkali perlu pula
kita catat uraian singkat dari Norman Mackenzie dan kawan-kawannya, bahwa dalam

7
rangka inovasi pendidikan, diperlukan sumber yang layak dan kaya pengetahuan. Dia
menyatakan bahwa dalam rangkaian New Recources in laming, televisi, laboratorium
bahasa, sumber audio visual, teaching maching. than komputer dan program
instruksional, semua merupakan sumbs. informasi untuk belajar. Sumber-sumber belajar
itu sangat diperiukan, terutana dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
6. Guru sebagai Fasilitator Belajar
Sebagai fasilitator, guru berperan sebagai pembantu dalam pengalaman belajar,
membantu perubahan lingkungan seta membantu terjadinya proses belaiar yang serasi
dengan kebutuhan dan keinginan. Guru berkewaiiban sebagai berikut.
1. Menciptakan iklim kelas atau pengalaman kelas.
2. Membantu membuka rahasia dan menjelaskan maksud-maksud individu dalam kelas.
3. Mengimplementasikan tujuan-tujuan yang bermakna bagi siswa.
4. Mengorganisasi dan mempermudah serta memperluas sumber-sumber belajar.
5. Menjawab ekspresi kelompok kela dengan menerima kepuasan intelektual dan sikap
emosional siswa.
6. Memandang dirinya sebagai sumber yang fleksibel untuk dimanfaatkan oleh
kelompok.
7. Bertindak sebagai peserta anggota kelompok dan memberikan pendapatnya sebagai
individu.
8. Tetap berhati-hati terhadap pernyataan yang dalam dan kuat.
9. Berusaha menyadari dan menerima keterbalasannva sendiri.

Peranan sebagai fasilitator mengandung implikasi bagi guru dalam bentuk peranan
sebagai berikut.
1) Guru sebagai perimpin dalam proses kelompok. Dalam proses kelompok teriadi
pengembangan dan pertumbuhan sosial melalui proses sosialisasi yang sesuai,
perkembangan bagi intelektual, dan pengembangan berbagai keterampilan sosial
lainnya. Hal ini karena belajar bekerja dalam kelompok kecil maupun besar adalah
waib. Guru harus memalami sepenuhnya akan arti kelompok dan memberikan
rangsangan tingkah laku konseptual serta menerima umpan balik darinya. Agar
mampu mengemban tugasnya dalam proses kelompok it, guru dituntut memiliki

8
berbagai keterampilan, misalnya cara memilih pemimpin, merumuskan tujuan-tujuan
kelompok, mendiskusikan nilai-nilai serta memperimbangkan nilai-nilai, serta
mempertimbangkan cara pemecahan yang mungkin dari kelompok.
2) Memberikan bimbingan dan pelayanan kepada siswa. Dalam rangka mempermudah
dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar, sudah tentu banyak masalah
dan current issues yang dihadapi oleh siswa baik dalam segi belajar maupun dalam
segi pribadi. Bimbingan yang diberikan oleh guru adalah pemberian fasilitas belajar
bagi siswa sebab melalui bimbingan itu, guru dapat mendorong dan membantu siswa
mengatasi kesulitannya dan sekaligus memberi jalan yang seharusya ditempuh oleh
siswa agar berhasil.
3) Model peranan. Guru senantiasa perlu menempuh kerja sama dengan siswa-siswanya.
Para siswa berkecenderungan meniru tingkah laku guru dan orangtua atau orang
dewasa lainnya, kendati kita tidak tahu persiapan dan bagaimana peniruan itu
dilakukan. Karena itu, guru senantiasa harus waspada dan menyadari perlunya
penguasaan model-model berbagai peranan orang dewasa. Melalui bermain peranan
dalam kelas dan pengalaman kelompok, siswa dilatih keterampilannya dalam
memainkan peranan-peranan tertentu.

Peranan guru dalam pembinaan kurikulum


Dalam hal in perlu dibahas beberapa pokok masalah, yakni: (1) pengertian-pengertian yang
diperlukan para guru dewasa in, (2) beberapa masalah tentang profesi, (3) usaha mendorong
siswa agar berpartisipasi, (4) ciri-ciri pengajaran yang berhasil, (5) pendekatan guru terhadap
kurikulum yang lebih baik, (6) perbaikan kurikulum sebagai pertambahan pemahaman diri,
dan (7) hubungan guru-siswa.
Guru adalah titik pokok dari suatu kurikulum. Berkat usaha guru, timbul kegairahan belajar
siswa. Karena itu, guru harus memiliki bermacam-macam tingkat keterampilan, mungkin
karena bakatnya yang baik sebagai guru, atau karena persiapannya yang lebih baik. Karena
guru mengemban peranan terhadap pembinaan kurikulum yang lebih baik, untuk
memperbaiki kurikulum perlu dilakukan perbaikan terhadap latihan guru dalam: penguasaan
pelajaran, psikologi, dan metode pengajaran.

9
Kegagalan atau keberhasilan situasi belajar mengajar sangat bergantung pada seni dan
keterampilan guru. Guru harus terbuka dan menyentuh kehidupan siswa, terutama dalam
pelaksanaan perubahan kurikulum. Pi samping perlu mendapat dukungan administratif, guru
perlu pula memiliki ide-ide sendiri. Apa yang dinginkan oleh guru, misalnya pendalaman
pemahaman dan perluasan horizon intelektual.

2.6 Peran dan Tugas Guru dalam BK


Prayitno dkk (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru kelas dan guru mata
pelajaran dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut
guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan
yang dimaksudka
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi
kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutan

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat urgen dalam rangka
tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Peran guru dalam memberikan
bimbingan konseling kepada siswa seperti siswa yang merasa ada kesulitan dalam
belajarnya, sehingga dengan perannya guru perlu mencari sumber-sumber kesulitan
belajar yang dialami siswa. Guru dengan perannya dalam melaksanakan bimbingan
konseling memberikan bantuan kepada siswa sesuai dengan batas kemampuan yang
dimiliki guru dan batas kewenangannya dalam memecahkan masalah pribadi siswa
yang dipandang guru tepat untuk menangani permasalahan

11
DAFTAR PUSTAKA

Fenti Hikmawati, (2010). Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.

Prayitno dan Erman. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Pusat
perbukuan, Depdiknas.

Nawahelida, Laila. Peran Guru Bidang Studi Terkait dengan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. academia.edu. Diakses pada 8 November 2023.
https://www.academia.edu/36528370/Peran_Guru_Bidang_Studi_Terkait_dengan_Pelayanan_Bi
mbingan_dan_Konseling_di_Sekolah

Fitriah, Nurul.(2017). Script: Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelayanan Bimbingan dan
Konseling. Diakses pada 9 November 2023.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35196/2/NURUL%20FITRIAH-
FITK.pdf

Salahuddin, Anas.(2010). Bimbingan & Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

12
13

Anda mungkin juga menyukai