Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN GURU DALAM BIMBNGAN KONSELING DAN PENGELOLA


STRESS DALAM PEKERJAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Etika dan Profesi Guru yang diampu oleh :

Dra. Susilawati, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Lesi Putri Febriani (20591102)


2. Umi Andani (21591221)
3. Weni Sari (21591231)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
CURUP TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilláh segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang mana
karena berkat, rahmat dan ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi Guru. Shalawat beserta salam kami ucapkan
kepada Allah Swt. Semoga disampaikan kepada nabi Muhammad Saw.

Kami selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Etika dan profesi guru yang telah memberikan tugas kepada kami serta dukungan dan
arahannya dalam menyelesaikan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran
tugas kami, serta pada tim anggota kelompok yang selalu kompak dan konsisten dalam
penyelesaian tugas ini.

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami menyadari karena semakin luas
pembicaraan semakin terlihat jelas segi-segi kelemahan dari makalah ini. Tetapi hal itu
merupakan sebagai jalan yang tidak bisa dihindari untuk perbaikan kedepannya. Oleh karena
itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami
penulis dan para pembaca semuanya. Aamiin.

Curup, 20 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ........................................................ 6


B. Peran Guru Dalam Bimbingan dan Konseling.............................................7
C. Pengertian Stress dan Sumber Stress Dalam Pekerjaan...............................9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran guru dalam pendidikan tidak hanya dalam menyampaikan pembelajaran.


Tetapi juga dalam hal membimbing siswa tersebut agar mencapai kematangan emosional
dan sosial sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan
inteleknya. Kegiatan ini sering dinamakan bimbingan dan konseling yang menangani
masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran. Tetapi secara tidak
langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu.

Setiap siswa memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga mereka
akan menghadapi kesulitan dalam menerima pelajaran yang berbeda pula. Untuk
menghadapi hal ini, siswa perlu dihadapkan pada seorang guru yang memang ahli dalam
hal tersebut. Biasanya siswa akan dapat menceritakan semua kesulitan ketika proses
belajar maupun masalah- masalah yang tidak dapat dipecahkan dan tidak mau
menceritakan permasalahan tersebut kepada orang lain, termasuk teman dan orang
tuanya. Maka siswa tersebut akan mengalami stres yang akan mengganggu saat
pelajaran.

Karena itu, peran guru dalam bimbingan konseling dan pengelolahan stress dalam
pengerjaan sangatlah penting untuk menunjangkan dalam suatu kinerja yang professional
dan berkualitas. Tanggung jawab guru adalah membantu peserta didik (siswa) agar
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Potensi pesrta didik
yang harus dikembangkan bukan hanya menyangkut masalah kecerdasan dan
keterampilan, melainkan menyangkut seluruh aspek kepribadian. Sehubungan dengan hal
tersebut, guru tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman atau kemampuan dalam
bidang belajar dan pembelajaran tetapi juga dalam bidang bimbingan dan konseling.
Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Dengan memahami konsep-konsep bimbingan
dan konseling, guru diharapkan mampu berfungsi sebagai fasilitator perkembangan

4
peserta didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun mental
spiritual.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa layanan bimbingan dan
konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan konseling
dan pengelolahan stress dalam pekerjaan. Kehadiran dan peran guru kelas maupun guru
mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah serta pengelolahan
stress dalam pekerjaan sangat diperlukan agar layanan dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang guru itu dapat berlangsung dengan baik dan dapat membuahkan
hasil maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Pembahasan berikut akan mengurai
tentang peran guru dalam penyelenggaraan bimgingan dan konseling dan pengelolahan
stress dalam pekerjaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Bimbingan dan Konseling?


2. Bagaimana Peran Guru Dalam Bimbingan dan Konseling?
3. Pengertian Stress dan Sumber Stress Dalam Pekerjaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Bimbingan dan Konseling


2. Untuk mengetahui Peran Guru Dalam Bimbingan dan Konseling
3. Untuk mengetahui Pengertian Stress dan Sumber Stress Dalam Pekerjaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan


“conseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar
kata “guide” yang berarti :Mengarahkan (to direct), Memandu (to pilot), mengelola (to
manage) dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan
inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa
konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.

Menurut Frank Parson (1908) bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada
individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta
mendapat suatu kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. (Prayitno, 2009)

Rochman Natawidjaja (1978) bimbingan adalah proses pemberian bantuan


kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Menurut bimo Walgito (1982) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Istilah konseling (counseling) di artikan sebagai penyuluhan.Tetapi kegiatan


konseling ini sifatnya lebih khusus, tidak sama dengan kegiatan penyuluhan lainya
seperti, penyuluhan dalam bidang pertanian danpenyuluhan dalam keluarga berencana.
Untuk menekankan kekhususanya itulah dipakai istilah Bimbingan dan Konseling.
Pelayanan konseling menuntut keahlian khusus sehingga tidak semua orang yang dapat
memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini (Winkel; 1978)

Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976) Konseling adalah
suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor)
membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam

6
hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang.

Menurut Bimo Walgito (1982) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan
wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya unuk
mencapai hidupnya. (Prayitno, 2009)

Berdasarkan pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling itu


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pada umumnya dilaksanakan secara individual.


2. Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.
3. Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli.
4. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi klien.
5. Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya
dengan kemampuanya sendiri.

B. Peran Guru Dalam Bimbingan dan Konseling

Bimbingan di sekolah dapat digolongkan ke dalam bimbingan belajar pribadi,


social dan juga karier. Walaupun secara teoritis ke empat jenis bimbingan itu dapat
dibedakan, tetapi dalam praktik satu sama lain akan terkait erat dan tidak dapat
dibedakan dan dipilih-pilih secara tegas. Secara ringkas layanan bimbingan yang
dimaksud akan dibahas dalam uraian berikut ini :

1. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam


mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program kurikuler sekolah.
Bimbingan ini antara lain :

a. Cara belajar, baik belajar secara kelompok atau individual.


b. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
c. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
d. Cara mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
e. Cara, proses, dan Prosedur tentang mengikuti pembelajaran.

7
2. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya membantu peserta didik


mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan
lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, dan
identitas layanan diri. Bertolak dari orientasi ekologi perkembangan manusia dalam
bimbingan, peran guru dalam membantu perkembangan peserta didik adalah sebagai
berikut :

a. Bersikap peduli terhadap anak adalah sikap peduli mengandung arti memberi
perhatian penuh kepada peserta didik sebagai seorang pribadi dan memahami apa
yang terjadi pada dirinya.
b. Bersikap konsisten yaitu sikap konsisten ialah bagaimana membantu peserta didik
untuk merasakan konsekuensi tindakannya dan bukan karena persamaan
perlakuan yang diberikan guru.
c. Mengembangkan lingkungan yang stabil adalah guru harus berupaya
mengembankan struktur program dan tatanan yang dapat menumbuhkan perasaan
peserta didik bahwa dirinya hidup dalam dunia yang memiliki keteraturan,
stabilitas dan tujuan.
d. Bersikap permisif adalah sikap permisif ialah memberikan keleluasaan dan
menumbuhkan keberanian peserta didikuntuk menyatakan diri dan menguji
kemampuannya serta bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman
perilaku peserta didik
3. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial diarahkan kepada upaya membantu peserta didik


mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan berinteraksi didalam
kelompok.Keterampilan sosial yaitu kecakapan berinteraksidengan orang lain, dan
cara-cara yang digunakan dalam interaksi tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan
dalam konteks kehidupan sosial tertentu. Di dalam kehidupan anak sekolah,
kacakapan tersebut adalah kecakapan interaksi dengan kelompok teman sebaya atau
orang dewasa.

4. Bimbingan karier

Bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan


pemahaman peserta didik atau ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya,

8
pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pkerjaan dan rang lain, dan
pengembangan kegiatan yang positif. Bimbingan karier di sekolah juga berkaitan
erat dengan upaya membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan tidak
disukai, kecakapan diri, disiplin, dan mengontrol kegiatan sendiri.

C. Pengertian Stress dan Sumber Stress Dalam Pekerjaan


1. Pengertian Stress

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental.
Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress
dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental.
Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.

Sementara A. Baum (Shelley E. Taylor, 2003) mengartikan stres sebagai


pengalaman emosional yang negatif yang disertai perubahan-perubahan biokimia,
fisik, kognitif, dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah peristiwa stres
tersebut atau mengakomodasi dampak-dampaknya.

Robbins (2001) menyatakan bahwa stress adalah suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress
dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang
mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam
ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Stress adalah Reaksi terhadap permasalahan kehidupan yang dialami (Dadang


Hawari, 1997). Pengalaman emosional negatif yang disertai perubahan biokimia,
fisik, kognitif dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah dan mengakomodasi
dampaknya (A. Baum, 2003). Perasaan tidak enak, tidak nyaman, tertekan baik fisik
maupun psikis sebagai respon terhadap stressor yang mengganggu, mengancam,
mengganggu kesejahteraan hidupnya. (Ardita, 2011)

Stres dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap individu.


Pengaruh positif yaitu mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan
kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatif yaitu
menimbulkan perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau dipresi dan memicu

9
berjangkitnya penyakit sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi dan
stroke.

Berdasarkan beberapa pengertian sebagaimana tersebut di atas dapat


disimpulkan bahwa stres adalah ketegangan fisik maupun psikis yang dialami
individu sebagai reaksi (respons) terhadap kondisi atau kejadian tertentu (stimulus)
yang menyebabkan ketidaknyamanan pada dirinya.

2. Stres pada setiap periode kehidupan


a. Stres pada masa bayi

Situasi stres yang umumnya dialami bayi merupakan pengaruh lingkungan


yang tidak ramah (unfamiliar) dan adanya keharusan untuk menyusaikan diri
dengan tuntutan atau peraturan orang tua. Tuntutan atau peraturan yang harus
diikuti oleh bayi itu diantaranya: menerima penyapihan dari ibunya, belajar cara
makan dan mematuhi jadwal waktunya.

b. Stres pada masa anak

Stres pada anak biasanya bersumber dari keluarga, sekolah dan teman
mainnya. Stres yang bersumber dari keluarga seperti : kurang curahan kasih sayang
dari orang tua dan perubahan status keluarga “seperti dari serba kecukupan menjadi
serba kekurangan atau broken home”. Sementara itu sumber stres yang berasal dari
sekolah seperti sikap dan perlakuan guru yang kasar, kurang berhasil dalam bidang
akademis, tidak naik kelas, kesulitan dalam mengerjakan tugas dari guru dan
keadaan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar.

c. Stres pada masa remaja

Yang menjadi sumber utama stress pada masa ini adalah konflik atau
pertentangan antara dominasi, peraturan atau tuntutan orang tua dengan kebutuhan
remaja untuk bebas atau independen dari peraturan tersebut.

d. Stres pada masa dewasa

Stres yang dialami orang dewasa pada umumnya bersumber dari faktor :
kegagalan perkawinan, ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga, masalah
nafkah hidup atau kehilangan pekerjaan dan lainnya.

3. Gejala Stres

10
Gejala Fisik Gejala Psikis

Sakit kepala Gelisah atau cemas

Sakit lambung Kurang berkonsentrasi

Darah tinggi Sikap bodoamat (apatis)

Sakit jantung Sikap pesimis

Sulit tidur Hilang rasa humor

Mudah lelah Bukam beribu bahasa

Keringat dingin Malas belajar

Selera makan berkurang Melamun

Sering buang air kecil Sering marah

4. Sumber atau pemicu Stres (Stressor)

Faktor pemicu stres dapat diklasifikasikan di dalam beberapa kelompok berikut :

a. Stressor Fisik – Biologi,k seperti penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik,
wajah yang kurang cantik atau ganteng, dan postur tubuh yang di persepsi tidak
ideal.
b. Stressor Psikologik, seperti negative thinking atau buruk sangka, frustasi, iri hati
atau dendam, sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi dan keinginan
yang di luar kemampuan.
c. Stressor Sosial, seperti yang pertama, iklim kehidupan keluarga “hubungan antara
anggota keluarga yang tidak harmonis, perceraian, suami atau istri selingkuh,
suami atau istri meninggal, anak yang nakal, sikap dan perlakuan orang tua yang
keras, tingkat ekonomi keluarga yang rendah”. Yang kedua, faktor pekerjaan “sulit
mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK, jenis pekerjaan yang tidak sesuai
dengan minat dan kemampuan serta penghasilan tidak sesuai dengan tuntutan
kebutuhan sehari-hari”.

Keterkaitan antara stressor, respons, dan dampak strees dapat dilihat bagan berikut:

11
Faktor yang mengganggu kestabilan (stress) organism berasal dari dalam maupun dari
luar . factor yang berasal dari dalam diri organisme adalah

1) Faktor dalam
a. Faktor biologis meliputi faktor genetika, pengalaman hidup, ritme biologis,
tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit dan abnormalitas adaptasi.
b. Faktor psikologis yang di duga menjadi pemicu stres diantaranya:
1. Persepsi adalah sistem pancaindra. Ingatan, motivasi, gen keturunan dan
interprestasi dari sinyal yang diterima oleh pancaindra bersatu membentuk
persepsi. Dari kenyataan ini jelas bahwa perilaku seseorang dapat
mengontrol persepsi.
2. Perasaan dan emosi merupakan aspek psikologis yang kompleks dari
keadaan homeostatic yang normal (normal homeostatic state) yang berawal
stimulus psikologis. Macam emosi yang paling berkaitan dengan stres
antara lain:
a. Kecemasan (enxiety)
b. Rasa bersalah dan rasa khawatir (guilt dan worry)
c. Rasa takut (fear)
d. Marah (anger)
e. Cemburu (jealousy)
f. Kesedihan dan kedudukan (loss and bereavement)
3. Situasi adalah kondisi dimana dia berada pada suatu waktu. Empat tipe
situasi yang dapat menimbulkan stress adalah ancaman,“fenomena rindu
disaat dekat”, frustrasi dan konflik.
4. Pengalaman hidup meliputi keseluruhan kejadian psikologis seorang
individu selama hidupnya. Pengalaman hidup dapat dibagi ke dalam
katagori
a. Perubahan hidup adalah peristiwa dimana reaksi penanganan hal penting
perlu untuk dilakukan, seperti dalam hal perceraian, kecelakaan,
kesibukan.
b. Masa transisi kehidupan adalah masa “titi balik” (turning point) atau
masa transisi dalam kehidupannya
c. Krisis kehidupan dapat diartikan sebagai perubahan status yang radikal
dalam kehidupan seseorang yang mengandung baginya.

12
5. Keputusan hidup bukan berarti keputusan yan diambil individu dalam
kesehariannya untuk menentukan pilihan yang ada, namun keputusan hidup
memiliki konsekuensi psikologis yang lama yang akan menentukan jalan
hidup dan kesehatan mental individu.
6. Perilaku (behavior) secara umum didefinisikan sebagai semua output dari
setiap tingkatan hierarki dari sistem syaraf, sperti sensasi. Perasaan, emosi,
kesadaran, penilaian.
7. Respons perlawanan (fight) dan melepaskan atau melarikan diri (flight)
2) Faktor lingkungan atau luar
a. Lingkungan fisik, seperti cuaca (sangat panas atau sangat dingin), peristiwa
alam (gempa bumi, banjir, longsor), minimnya air bersih, lingkungan yang
kotor, perlengkapan kerja yang tidak memadai.
b. Lingkungan biotic yaitu manusia modern cenderung menjadi pemangsa
(predator) bagi mahluk lainnya. Meskipun begitu mereka juga masih rentan
untuk dimangsa. Pemangsa manusia dewasa ini bukan lagi seekor harimau,
melainkan makhluk microscopic, seperti : bakteri dan virus yang
menyebabkan timbulnya penyakit atau kerusakan pada tubuh.
c. lingkungan sosial yang menjadi sumber stres manusia pada dasarnya adalah
manusia itu sendiri, yaitu manusia dalam lingkungan kehidupan sosial yang
lebih luas. Lingkungan sosial yang dapat di katagorikan sebagai sumber stres,
diantaranya : kehidupan perkotaan, gaya hidup modern, suasana tempat kerja,
dan iklim kehidupan keluarga ( ketidakharmonisan antar anggota keluarga
atau antar orang tua dengan anak, anak yang kurang mendapat perhatian orang
tua).
5. Mengelolah Stress Dalam Pekerjaan
a. Proses Coping
Pengelolaan stress = coping. Coping →upaya untuk mengatasi, mengurangi
atau mentoleransi ancaman dan beban perasaan yang tercipta karena stress.

b. dukungan Sosial
Bantuan dari orang terdekat, misalnya: teman, saudara, orangtua, suami/istri,
Pembina keagamaan. Fungsi: emosionalsupport, Appraisal support, informational
support, instrumental support

13
c. Kepribadian

Ada beberapa tipe diantaranya :

1. Hardiness (ketabahan, daya tahan), memiliki sikap komitmen, internal locus


control, kesadaran akan tantangan, terlepas dari pandangan negatif
2. Optimisme, cenderung mengaharapkan hasil yang baik, efektif dalam
mengcopestress dan dapat mereduksi dampaknya.
3. Humoris, toleran dalam menghadapi stress, melepaskan emosi negatf dan
mengurangi dampak negatif stress terhadap suasana hati.
d. Copin Negatif
1) Giving-up (withdraw)
2) Agresif
3) Memanjakan diri(indulging your self)
4) Mencela diri sendiri(blaming your self).
5) Mekanisme pertahanan diri (defence).1

BAB III

PENUTUP

1
Ardita, R. (2011). Pengelolaan stress dalam pekerjaan. 2.

14
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan makalah pada kelompok kami dapat disimpulkan


bahwa untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang
dihadapi siswa seringkali memerlukan layanan yang professional dari seorang guru.
Jadi , seharusnya di setiap sekolah hendaknya ada seorang guru yang mempunyai
keahlian khusus dalam menangani masalah-masalah ( bimbingan dan konseling ) yang
dihadapi oleh siswa yang dapat mengganggu dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan bantuan guru
tersebut. Namun, jika di sekolah tersebut tidak ada guru bimbingan dan konseling maka
siswa yang mempunyai masalah dan tidak dapat memecahkan masalah tersebut akan
merasa frustasi yang dapat mengakibatkan stress.

B. Saran

Penulis tentunya menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih
memahami lagi Materi Kompetensi Profesional Guru pada mata kuliah Etika dan Profesi
Guru. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk kami mememinta kritik dan
saran nya yang bersifat relevan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Ardita, R. (2011). Pengelolaan stress dalam pekerjaan. 2.

15
Djam’an Satori. (No Year). Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Prayitno, E. A. (2009). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjipto dan Raflis Kosasih. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

16

Anda mungkin juga menyukai