Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bimbingan Konseling


Dosen Pengampu Drs. Hadi Susiono, M.pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1 :
Azra Arifah
Arien Hadawiyah
Zaky Hasbullah Sahaf
Muhammad Rohim

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL (STAIRA)
BATANG KUIS
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling” meskipun bentuknya
sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya pada semester ini
meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat
dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini,
karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Batang kuis,16 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A.    LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C.    TUJUAN....................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN BK....................................................................................................................2
1. Pengertian Bimbingan Secara Etimologi...............................................................................2
2. Pengertian Bimbingan Secara Terminologi...........................................................................2
B. Pengertian Konseling.................................................................................................................3
1. Pengertian Konseling Secara Etimologi.................................................................................3
2. Pengertian Konseling Secara Terminologi.............................................................................3
C. TUJUAN BK.............................................................................................................................4
D.   ARAH PELAYANAN BK.........................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A.    KESIMPULAN..........................................................................................................................9
B.     SARAN.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang
tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan
masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi
sebelum itu  agas Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat
yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan
Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai
dalam saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya
memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat
berarti sama, namun dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang
berbeda.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1.      Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.      Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?
3.       Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah?
C.    TUJUAN
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, serta
pelayanan yang ada pada Bimbingan dan konseling kepada calon tenaga pendidik agar tidak
terjadi kesalah pahaman mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang sebenarnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BK
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki
beberapa arti :
a. menunjukkan jalan (showing the way),
b. memimpin (leading),
c. memberikan petunjuk (giving instruction),
d. mengatur (regulating),
e. mengarahkan (governing), dan
f. memberi nasihat (giving advice).
2. Pengertian Bimbingan Secara Terminologi
Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal
ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan
yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari
setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat
pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus dalam
hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuansecara
maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya maupun
masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).
Djumhur dan M. Surya  memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu proses
pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self

2
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan
untuk mengarahkan diri sendiri (self direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri
(realization), sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :  bantuan yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta
gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
B. Pengertian Konseling
1. Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya
dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel),
anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas,
konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan
bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).
2. Pengertian Konseling Secara Terminologi
Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar
pribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman
dan kecakapan menemukan masalahnya (Tohirin, 2011: 22).
James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu di mana seorang Counselor membantu Counsele supaya ia lebih
baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan
hubungan langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya dalam
merubah sikap dan tingkah lakunya.
Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s school (1964)
mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang di
mana yang seseorang di bantu oleh yang lainnya untuk meningkatan pengertian dan
kemampuan dalam menghadapi masalahnya.
Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college, berpendapat
bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara dua orang yang berusaha
memecahkan masalah dengan mempertimbangkan bersama sama, sehingga akhirnya orang

3
yang lebih muda atau orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya
di bantu oleh orang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and Diciplinemengemukakan
bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan langsung di mana yang seorang terlibat
dalam situasi itu karena latihan dan keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat
kepercayaan dari yang lain, berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan,
memecahkan, dan menanggulangi masalah penyesuaian diri.
Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih secara
profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa
atau konflik atau pengambilan keputusan (Tohirin, 2011: 23).
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak
atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah
klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan
norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan
Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal
balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
C. TUJUAN BK
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar
norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu
memandirikan siswa dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan pada
ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu
lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan
peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan
seiring dengan visi profesi konseling, yaitu terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri,
dan bahagia.

4
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu
supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi
tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan
itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan
konseling di sekolah:
1.      Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai
sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal
kelebihan dan kekurangan mereka.
2.      Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan
mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa
adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3.      Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu
hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4.      Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada
akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan
yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5.      Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan
mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.
Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa adalah:
1)      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

5
2)      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3)      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
4)      Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
5)      Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6)      Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat dan harga dirinya.
7)      Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas dan kewajibannya.
8)      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesama manusia.
9)      Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
2.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik) siswa
adalah:
1)      Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2)      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti
semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3)      Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4)      Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
5)      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6)      Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa (kebanyakan
bagi siswa SMA) adalah:
1)      Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.

6
2)      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang
kematangan kompetensi karier.
3)      Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan
norma agama.
4)      Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya
masa depan.
5)      Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6)      Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7)      Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang
siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya
kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
8)      Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya dalam bidang pekerjaan apa
dia mampu, dan apakan ia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
D.   ARAH PELAYANAN BK
a.      Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling elementer,
yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan
sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki
peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK
atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant
persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.
b.      Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan
tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa
akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara

7
optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya
merupakan pelaksanaan pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan
pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam
penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK yang
dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan
tugas perkembangan siswa.
c.       Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap
pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir
Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor
memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor
dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan
peminatan
d.      Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa
Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah
peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan
pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di
atas.     
e.       Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil
satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait
dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya
tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi
siswa. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan
kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas
(agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id).

8
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang
sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi
lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat
yang paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling
merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan
Konseling yaitu (a) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri
sendiri. (c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk dapat
menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk mengenal diri
sendiri dan lingkungannya. Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti
pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, terapeutik, dan peminatan.
B.     SARAN
Seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing
siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan dan
Konseling agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta didik hendaknya membimbing
mereka agar menjadi pribadi yang berkualitas pula.

9
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers.
Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa
Raya.
Syamsu, Yusuf dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Rosdakarya.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : PT Grafindo Persada.
https://nellysside.wordpress.com/2013/09/25/pelayanan-bimbingan-dan-konseling
pada satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-2013-2/
http://agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tujuan-arah
pelayanan.html

10

Anda mungkin juga menyukai