Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“PENGERTIAN, LATAR BELAKANG, DAN KEDUDUKAN


BIMBINGAN KONSELING”

KELOMPOK 1 :
1. Neelam Puspitasari ( 4201417028 )
2. Cindy Nur Fadila ( 4201417047 )
3. Irvan Syarul ( 1102418035 )
4. Fahriyan Syawrizal Al Hafidz ( 1102418053 )

Dosen Pengampu : Dian Purbo Utomo, S.Pd., M.Pd.

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Semarang
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyusun makalah yang membahas tentang “Pengertian,
Latar Belakang, dan Kedudukan Bimbingan Konseling” ini hingga selesai, Selanjutnya salawat
dan salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang pengampu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya pada semester ini meskipun baru memasuki awal
perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Terlepas dari semua hal tersebut,kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
menyempurnaan makalah ini.

Semarang, 18 Agustus 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI............................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
I.1. Latar Belakang ............................................................ Error! Bookmark not defined.
I.2. Rumusan Masalah .........................................................................................................5
I.3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................6
II.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling ..........................................................................6
II.2 Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling ..................................................8
II.3. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling..........................................................9
BAB III................................................................................... Error! Bookmark not defined.2
PENUTUPAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.2
III.1 KESIMPULAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.3
III.2 PENDAPAT ............................................................ Error! Bookmark not defined.3
III.3 DAFTAR PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined.4

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Seseorang pasti mengalami suatu permasalahan yang mana permasalahan dapat terjadi
dalam berbagai lingkungan yang ada seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah hingga
dalam lingkungan bermasyarakat. Di lingkungan sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang
tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan
masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum
itu agar Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan
mutlak adalah dikuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh
semua personel sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Sedangkan konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun
sebagai teknik. Konseling menurut Rochman Natawidjaja yaitu satu jenis pelayanan yang
merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseli merupakan bagian terpadu dari bimbingan dua
orang individu, dimana konselor berusaha membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang.Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan
karir.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam
saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya memiliki arti
yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun
dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda. Bimbingan Sekolah
sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah karena berhubungan dengan psikologis dari

4
peserta didik di lingkungan sekolah. Oleh Karena itu kedudukan Bimbingan Sekolah sangatlah
penting dalam memberikan pelayanan Bimbingan di lingkungan sekolah.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:

1. Apa pengertian dari Bimbingan dan Konseling?


2. Bagaimana persamaan dan perbedaan Antara Bimbingan dan Konseling?
3. Mengapa Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan?
4. Apa saja latar belakang perlunya Bimbingan dan Konseling?

I.3 TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling

2. Memahami persamaan dan perbedaan anatar Bimbingan dan Konseling

3. Memahami latar belakang dan kedudukan dari Bimbingan dan Konseling

5
BAB 2
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari “Guidance and Counseling” dalam
Bahasa Inggris dimana secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan. Namun bantuan dalam
arti sebenarnya, tidak setiap bantuan adalah bimbingan. Konseling sendiri secara etimologis
berasal dari bahasa Latin yait “Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
dengan kata “menerima” atau “memahami”. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya
masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert,
dalam Prayitno 2004 : 101).
Bimbingan dan Konseling memiliki pengertian masing-masing, dimana istilah Bimbingan dan
Konseling didefinisikan oleh banyak ahli. Pengertian istilah Bimbingan sendiri diartikan oleh para
tokoh seperti Abu Ahmadi (1991: 1) yang menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan,
mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga
dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito
(2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam
McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan

6
diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri.

Pada prinsipnya pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh mengandung unsur-unsur
pokoksebagai berikut :

1. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Dalam Artian bimbingan bukan

merupakam suatukegiatan yang terjadi secara insidental, atau kebetulan semata.

2. Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu baik perorangan maupun kelompok.

3. Bantuan diberikan kepada semua individu tanpa terkecuali.

4. Bantuan diberikan dengan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara

optimal.

5. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan pendekatan secara pribadidengan menggunakan

berbagai teknik dan media.

Berdasarkan unsur pokok diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses
pemberian banttuanyang dilakukan oleh seseorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
individu agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri.

Sementara itu pengertian istilah Konseling sendiri didefinisakan oleh para Ahli seperti Jones
(Insano, 2004 : 11) yang menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional
antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Menurut Bernard & Fullmer (dalam Prayitno dan E. Amti,1998 : 101) konseling meliputi
pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan
potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasi ketiga hal tersebut. Pada dasarnya masing-masing rumusan konseling yang
dikemukakan oleh para ahli mengandung hal-hal pokok sebagai berikut :
1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan

7
komunikasi secara langsung.
2. Interaksi Antara konseli dan konselor berlangsung dalam waktu yang relative lama dan
terarah pada pencapaian tujuan.
3. Tujuan dari hubungan konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
4. Model interaksi di dalam konseling terbatas pada dimensi verbalyaitu konselor dan konseli
saling bicara.
5. Konseling merupakan proses yang dinamis.
6. Konseling didasari atas penerimaan-penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.
Menurut Leona, E. Tylor(1953:2) ada lima karakteristik yang merupakan prinsip konseling seperti;
a. Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat
b. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang fundamentalyang berhubungan dengan
pola hidup
c. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan
d. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual
e. Konseling menyangkut hubungan seseorang dengan orang lain
Tujuan utama konseling sendiri adalah kemandirian, artinya kemandirian dalam pemahaman,
pengembangan diri dan pemecahaan masalah oleh konseli sendiri.
Dari uraian diatas yang telah dipaparkan kami dapat mengambil kesimpulan dari definisi
Bimbingan Konseling itu sendiri dimana Bimbingan dan konseling adalah suatu bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

II.2 Perasmaan dan perbedaan antara Bimbingan dan Konseling


Pandangan mengenai bimbingan dan konseling masing-masing memiliki alasan dan latar
belakang yang berbeda namun tetap mengenai sautu definisi yang sama. Dengan
memperhatikan pengertian bimbingan dan konseling yang telah diuraikan, bimbingan dan
konseling memiliki persamaan dan perbedaan sebagaiaman diuraikan di bawah ini :
A. Persamaan
Istilah bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan
tertentu. Persamaan yang lebih jelas antara keduanya terletak pada satu tujuan yang ingin
dicapai yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, sama-sama diterapkan
dalam program perssekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di

8
lingkungan masyarakat tempat kedua kegiaatan itu terselenggarakan. Dengan kata lain,
bimbingan tersebut merupakan satu kesatuan dengan konseling.
B. Perbedaan
Kegiatan Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan yang terpadu dalam
program pendidikan. Perbedaannya terletak paad segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakannya. Dari segi si, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan
usaha memberikan informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih
menekankan pada fungsi pencegahan sedangkan konseling merupakan bantuan yang
dilakukan dalam pertemuan tatap muka anatara dua orang yakni konseli dan konselor.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala
sekolah atau orang yang telah dewasa kepada indivdu lain (siswa) yang memerlukannya.
Sementara kegaiatan konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah
terdidikdan terlatih. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan
bentuk khusus dari bimbingan yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli secara individu.

II.3 Latar belakang perlunya Bimbingan dan Konseling


A. Latar Belakang Psikologis
Latar belakang prikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah laku
individu yang menajadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah
atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang
psikologi perlu dikuasai, yaitu tentang:
1. Motif dan motivasi
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan, dan
menopang tingkah laku manusia.
a) Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon
efektif, dan kecenderungan mendapat kan kesenangan.
b) Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu
orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

9
c) Untuk menjaga atau menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan – dorongan dan kekuatan – kekuatan individu.
2. Pembawaan dasar dan lingkungan
Pembawaan adalah suatu konsep yang dipercayai/dikemukakan oleh orang-orang
yang mempercayai adanya potensi dasar manusia yang akan berkembang sendiri atau
berkembang dengan berinteraksi dengan lingkungan. Ada pula istilah lain yang biasa
diidentikkan dengan pembawaan, yakni istilah keturunan dan bakat. Sebenarnya ketiga
istilah tersebut tidaklah persis sama pengertiannya. Pembawaan ialah seluruh
kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang
selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).
Pembawaan tersebut berupa sifat, ciri, dan kesanggupan yang biasa bersifat fisik
atau bisa juga yang bersifat psikis (kejiwaan). Warna rambut, bentuk mata, dan
kemampuan berjalan adalah contoh sifat, ciri, dan kesanggupan yang bersifat fisik.
Sedangkan sifat malas, lekas marah, dan kemampuan memahami sesuatu dengan cepat
adalah sifat-sifat psikis yang mungkin berasal dari pembawaan. Pembawaan yang
bermacam-macam itu tidak berdiri sendiri-sendiri, yang satu terlepas dari yang lain.
Seluruh pembawaan yang terdapat dalam diri seseorang merupakan keseluruhan yang erat
hubungannya satu sama lain; yang satu menentukan, mempengaruhi, menguatkan atau
melemahkan yang lain. Manusia tidak dilahirkan dengan membawa sifat-sifat pembawaan
yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan struktur pembawaan.
Struktur pembawaan itu menentukan apakah yang mungkin terjadi pada seseorang.
Adapun beberapa masalah psikologis yang memerlukan bimbingan konseling di
sekolah seperti uraian dibawah ini ;
1. Masalah perkembangan individu
Dimana setiap individu dari waktu ke waktu akan terus tumbuh dan berkembang
dimana tujuan dari proses pertumbuhan dan perkembangan ini adalah mencapai
kedewasaan yang optimal sehingga dibutuhkan adanaya bimbingan dan konseling
didalamya.
2. Masalah Perbedaan Individu
Beberapa aspek perbedaan individu yang perlu mendapat perhatian ialah perbedaan
dalam hal-hal sebagai berikut :1) kecerdasan, 2)kecakapan, 3)hasil belajar, 4)bakat, 5)
sikap, 6) kebiasaan, 7)latar belakang keluarga (lingkungan)

10
3. Masalah Kebutuhan Individu
Beberapa kebutuhan individu yang harus kita perhatikan menurut Maslow mencakup
kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan dicintai, harga diri dan akualisasi diri.
4. Masalah Penyesuaian Diri
Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai lingkungan yang memberi kemudahan
untuk tercapainya penyesuaian diri yang baik sehingga dapat menanggulangi terjadinya
gejala-gejala salah suai seperti agresif, membolos, mencuri dan lainnya. Oleh karena
itu peranan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri
siswa dengan lingkungan disekitarnya.
5. Masalah Belajar
Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar dapat
berhasil dalam belajar sehingga disinilah peranan bimbingan dan konseling sangat
diperlukan dalam keberhasilan proses belajar.
B. Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai
faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya
merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah
dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan
sosial budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial budaya
dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial budaya yang melatar
belakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula
dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila
perbedaan dalam sosial budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul
konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses
perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi
maupun sosialnya.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan
klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang
berbeda. Pederson dalam Prayitno mengemukakan lima macam sumber hambatan yang
mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu :
1. perbedaan bahasa

11
2. komunikasi non-verbal
3. stereotipe
4. kecenderungan menilai
5. kecemasan
C. Latar Belakang Paedagogis
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana
dikemukakan dalam GBHN adalah: “Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”. Dan pengertian dan
tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan
kepribadian secara optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap
kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang
berkembang optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan
setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai dengan
potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka
kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan
instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak
didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara
optimal.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam
pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal.
Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak
didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.

Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan konseling; dilihat dan
segi pendidikan.

1. Dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan
kepribadian. Maka dalam hal ini proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang
lebih luas dari pada sekedar pengajaran; yaitu dengan pendekatan pribadi melalui layanan
bimbingan dan konseling.
2. Pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi
perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Siswa sebagai
subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.

12
3. Guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar, tetapi lebih luas lagi yaitu
sebagai pendidik guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam
mendidik para siswanya diwujudkan melalui layanan bimbingan.

Peranan Guru sangatlah penting dalam pendidikan dimana guru memiliki tanggung
jawab untuk mendidik siswa. Guru hendaknya mengenal dan memahami tingkat
perkembangan anak didik, sistem memotivasi / kebutuhan , pribadi, kecakapan dan lainnya.
Disamping harus dapat memahami siswa guru juga haeus dapat mengenal dan memahami
dirinya senidiri.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Bimbingan dan konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan
beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial-kultural, pedagogis,dan
psikologis.
3. Latar belakang sosial-kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang
juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan.Latar belakang pedagogis
berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan
kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian, dan hakikat peranan guru sebagai
pendidik. Latar belakang psikologis, berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi
yang unik,dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara
psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi
keunikan masing-masing.

III.2 Saran
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya
bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi
meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan
sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan

13
seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian
yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi
kepada anak didik melalui bimbingan.

DAFTAR PUSTAKA

Shetzer, Bruce dan Stone, Shelley. 1981. Fudamental of Guidance. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Emti,Erman.,majohan. 1991.Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan
Niamah. 2012. Pengertian Bimbingan Konseling Menurut Pendapat Beberapa Ahli.
(di unduh melalui : http://warnaa-warnii.blogspot.com)
Thantawy R. 1998. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Pamator Pressindo
Awalya, Mugiarsi, Hartati, Saraswawati.2016. Bimbingan dan Konseling. Semarang:
Universitas Negeri Semarang
https://id.wikipedia.org/wiki/Bimbingan_dan_Konseling_(BK)

14

Anda mungkin juga menyukai