Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING”


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “BIMBINGAN DAN KONSELING”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


1. Aulia Tifani Nim : 2003011188
2. Siti Sapur Nim : 2003011152
3. Syatira Hafsah Nim : 2003011157
4. Winda Mardayanti Nim : 2003011177

DOSEN PEMBIMBING:
Agus Saputra, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI S1 PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah,makalah tentang KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW

Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan manfaat besar untuk pendidikan


diindonesia pada umumnya dan untuk pendidik pada khususnya. Walaupun pada mula
penyusunan makalah ini mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi penting
untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk dibaca, namun Alhamdulillah
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Tersirat penghargaan dan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini.

Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik serta
mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan
masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat dinantikan. Semoga
makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umat manusia dan menjadi amal
saleh bagi semua umat manusia.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................................

BAB II Pembahasan.......................................................................................................................

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling...................................................................................


B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah....................................................................................
a. Bimbingan Akademik......................................................................................................
b. Bimbingan Sosial Pribadi................................................................................................
c. Bimbingan Karier.............................................................................................................
d. Bimbingan Keluarga........................................................................................................
C. Tujuan Dari Bimbingan dan Konseling.................................................................................
D. Fungsi Dari Bimbingan dan Konseling..................................................................................
a. Fungsi Pemahaman..........................................................................................................
b. Fungsi Preventif...............................................................................................................
c. Fungsi Pengembangan.....................................................................................................
d. Fungsi Penyembuhan.......................................................................................................
e. Fungsi Penyaluran............................................................................................................
f. Fungsi Adaptasi...............................................................................................................
g. Fungsi Penyesuaian..........................................................................................................
E. Prinsip Dari Bimbingan Konseling........................................................................................
F. Jenis Layanan Bimbingan......................................................................................................

BAB III Kesimpulan........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah.
Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan
untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri
berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil
atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil
bersama.’Pada bimbingan dan konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem
pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984
semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994
berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.
Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru
diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan
sampai saat ini terus berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional
Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan
konselor masih ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai
berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para
siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan
konseling, pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang harus
dipertanggungjawabkan secara profesional pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan
keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus tercermin dalam
idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru penting artinya dalam
rangka mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis pekerjaan ini
seharusnya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar lingkup pendidikan.
Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling
yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh mereka yang memang
memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika suatu jabatan fungsional dilakukan
oleh orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keprofesian yang benar,
maka sangat besar kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan
kegiatan, dan penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah
yang terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada
dewasa ini.

B. Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.  Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
3.  Apa  tujuan Bimbingan Konseling?
4.  Apa saja Fungsi  Bimbingan Konseling?
5.  Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
6.  Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
2. Untuk memahami  pengertian Bimbingan dan Konseling, ragam bimbingan, tujuan,
fungsi, prinsip, serta jenis-jenis layanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda mengenai bimbingan
tergantung dan jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. Untuk itulah agar dapat
secara luas dan komprehensif mengetahui definisi bimbingan, penulis kemukakan beberapa definisi dari
para ahli sebagai berikutT: Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa
Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to direct), (2)
memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki atau
perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan proses pemberian
bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh guru
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri”.
Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara
maksimum dalam mengarahkan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi
masyarakat."
Dari definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang
berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian tetap
terdapat unsur dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai berikut :
a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang
seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan: serangkaian tahapan kegiatan yang
sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan  dalam hal
ini menunjukkan bahwa pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi
hanya berperan sebagai fasilitator di mana yang aktif dalam  mengembangkan diri,
mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c. Individu yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun  wanita
dalam perseorangan maupun kelompok dan individu dalam hal ini yaitu individu yang
sedang berkembang . Tetapi bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu disesuaikan
dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah  individu yang komprehensif.
Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang
yang dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan si sistem nilai tentang kehidupan
yang baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam kondisi yang dinamik.
Adapun pengertian konseling berasal dari. bahasa Inggris "to counsel" yang secara etimologis
"to give advice" artinya memberi saran dan nasihat.
Dalam bukunya, Winkel memaparkan pengertian konseling (counseling)  dikaitkan
dengan kata "counsel yang diartikan nasihat (to obtain counsel) : anjuran (to give counsel) dan
pembicaraan {to take counsel), dengan demikian dari pengertian counselling di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa konseling diartikan sebagai pemberian saran dan nasihat, pemberian anjuran
dalam pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Kemudian istilah konseling mengalami perkembangan yang di kemukakan dengan
berbeda-beda tapi 'intinya sama dan Burks dan Steffle mengartikan konseling adalah:
Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan
seorang klien. Hubungan ini biasanya orang per orang, meskipun Sering kali melibatkan lebih
dari dua orang, meskipun sering kali melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut
dirancang untuk membantu para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan
belajar mencapai tujuan yang  ditentukan  sendiri  melalui  pilihan-pilihan  yang bermakna dan
penyelesaian masalah-masalah emosional atau antar pribadi. Dari pengertian di atas menjelaskan
bahwa adanya hubungan yang harmonis antara konselor dan klien yang nantinya tercipta proses
yang dirancang atau direncanakan untuk membantu klien membuat pilihan-pilihan dalam
mengarahkan masalahnya.
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa : "Konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Sementara Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa "konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan wawancara yang
dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain:
a. Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya Keterampilan khusus dalam
bidang konseling
b. Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face
c. Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya, menemukan
jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran
bagi pemberian bimbingan, Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah
konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang
integral, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. dengan pandangan
ini bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian konseling,
dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.
B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah
Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut
masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan
Bimbingan Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan satu persatu mengenai ke empat
bimbingan diatas.
a. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun
yang termasuk maslah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta
penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar
mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing
membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tuntutan program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang
diharapkan.
b. Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu
dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam masalah-
masalah sosial pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf.
Pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan
dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.
Bimbingan sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang
kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan
sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tetap.
c. Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan, dan penyelesaian maslah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap
jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman
kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan
penyelesaian masalah-maslah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan
individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karier terkait
dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu
dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan,
ataupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya
memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan
karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan atau jabatan, membantu individu
pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Dengan kata
lain, bimbingan karier  membantu individu mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier
merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai
dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan
karier, individu dapatmengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya sehingga mampi mewujudkan dirinya secara bermakna.

d. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan kelurga yang
utuh dan harmonis, memberdayakan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau
berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan kelurga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami
tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap
menghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota
keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis,  dan
bahagia.  Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga seperti keamanan dan keselamatan,
kesejahteraan ekonomi dan materi, kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta
kebutuhan- kebutuhan spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.

C. Tujuan Dari Bimbingan dan Konseling


1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan
mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab,
yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
h. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan
sesama manusia.
i. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah:
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
D. Fungsi Dari Bimbingan Konseling
a. fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki                pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
b. fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c. fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi
sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu
konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming),home room, dan karyawisata.
d. fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e. fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f. fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli
secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
g. fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
E. Prinsip Dari Bimbingan Konseling
a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli.
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli,
baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi.


Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip
ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif.
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses
bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. 
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-
masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling.
  Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi
dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan
untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan
yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. 
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah,
tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan
pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.
F. Jenis Layanan Bimbingan
Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai
kegiatan layanan bimbingan, di antaranya adalah sebagai berikut,
a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungan.
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-
luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek- aspek fisik,
akademis ,kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, latar belakang
keluarga, dan lainnya. Yntuk mengumpulkan data sisiwa dapat menggunakan teknik
tes dan non tes. Teknis tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sedangakan
yang non tes meliputi: observasi, angket, wawancara.
b. Konseling.
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan
ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik
secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
c. Penyajian Informasi dan Penempatan.
Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang
berbagai aspek kehidupan yg di perlukan individu, seperti menyangkut aspek (a)
karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya, (b) sekolah-sekolah lanjutan,
(c) bahaya minuman keras, obat-obatan terlarang, (d) pentingnya menyesuaikan diri
dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang di junjung tinggi masyarakat.
d. Penilaian dan Penelitian.
Layanan penilaian di laksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan
apa saja yang dilaksanakan dapat di capai. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap
program bimbingan maupun terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan
penilitian. Penilitian ini di maksudkan untuk mengembangkan program bimbingan
dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya, menelaah tentang kebutuhan
bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan
perkembangannya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa
Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1)
mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage)
dan (4) menyetir (to steer).
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh
seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan
pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."
2. Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan
menurut masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi,
Bimbingan Karir, dan Bimbingan Keluarga.
3. Tujuan  pemberian pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat: merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potensi yang di milikinya
seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,  menghadapi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4. Fungsi bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan,
perbaikan, penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
5. Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan
atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai
kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1)
pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling,
(3) penyajian informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai