Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : M. Iksan,M.A

Oleh:
M. Farhan Ahdana (18150052)
Bahrun Naja Ilyasa (18150095)

Imron Zaki Aviq (18150102)


Adhimatul Ilmiyah (18150111)
Nur Badriyatus Sa’idah (18150121)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang berkat Rahmat-Nya
kami kelompok dua dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Hakikat bimbingan dan konseling” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
bimbingan konseling yang diampu oleh ustadz M. Iksan,M.A

Makalah ini berisi tentang Hakikat bimbingan dan konseling, serta bahan dan cara
pembuatan media dalam pembelajaran bahasa arab. Dalam pembuatan makalah ini melibatkan
beberapa pihak yang ikut berperan dalam doa dan ada pula yang memberikan saran juga
bimbingannya. Oleh sebab itu kami mengucapkan terimakasih atas semuanya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Meskipun telah disusun secara baik dan maksimal kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami mohon bantuan pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan makalah berikutnya
dapat lebih baik lagi.

Malang, 21 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ...1

Kata Pengantar ...2

Daftar Isi ...3

Bab I ...4

Pendahuluan ...4

A. Latar Belakang ...4


B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Pembahasan ...5

Bab II ...6

Pembahasan ...6

A. Hakikat BK ...6
B. Jenis Bimbingan dan Konseling ...10
C. Jenis-Jenis Layanan dalam Bimbingan dan Konseling ...12

Bab III ...17

Penutup ...17

Kesimpulan ...17

Daftar Pustaka ...18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting untuk keberlangsungan generasi dan sumber daya
manusia yang berkualitas di Indonesia. Tentu saja pendidikan memiliki tujuan, agar
tujuan pendidikan dapat tercapai, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan
pendidikan, kesuksesan dalam proses pengajaran merupakan salah satu faktor yang
sangat dominan. Untuk itu perlu sekali dalam proses pengajaran diciptakan suasana yang
kondusif, agar siswa benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses tersebut. Dalam
kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif, media merupakan salah
satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model, metode, maupun
strategi pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas juga mengalami perkembangan.
Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber belajar tetapi tidak lagi
satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru menggunakan sumber
belajar lain yang disebut sebagai media untuk pembelajaran peserta didiknya. Oleh
karena itu sebelum guru menggunakan media dalam proses belajar mengajar, maka guru
dituntut untuk mengetahui bagaimana teknik pemilihan media pembelajaran agar media
yang digunakan dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat
yang berbeda-beda. Di negara yang telah maju, media telah mempengaruhi kehidupan
hampir sepanjang waktu. Waktu yang terpanjang, yang paling berpengaruh itu adalah
waktu yang digunakan para siswa untuk bersekolah.
Dalam makalah ini penulis akan membahas hakikat bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hakikat bk dalam pembelajaran?
2. Apa saja jenis bimbingan konseling ?
3. Apa saja jenis-jenis layanan dalam bimbingan konseling?

4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hakikat bk dalam mengajar
2. Untuk mengetahui jenis bimbingan konseling dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis layanan dalam bimbingan konseling.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Bimbingan Konseling

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun
membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.

Prayitno dan Erman Amti , mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Djumhur dan Moh. Surya, berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding),
kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya
(self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan
potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik
keluarga, sekolah dan masyarakat.

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan ynag dilakukan oleh seorang ahli terhadap
seorang atau beberapa orang individu yang dilakukan secara terus menerus dalam pemecahan
masalahnya dan agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sedangkan konseling, secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan”
atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam Bahasa

6
Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”

Menurut Prayitno dan Erman Amti, konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.

Winkel,mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan


dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap
konseli agar konseli dapat menemukan dan menyelesaikan masalahnya sendiri yang dilakukan
melalui wawancara.

2. Perbedaan dan Persamaan Bimbingan Konseling

a. Persamaan antara bimbingan dan konseling

Persamaan antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan
sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua
kegiatan itu diselenggarakan.

b. Perbedaan antara bimbingan dan konseling

Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan.

Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan
dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan,
sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara
dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.

7
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah,
orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah
terdidik dan terlatih.

Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan
oleh konselor kepada klien secara individu.

B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan pendidikan nasional bangsa
dan usaha dasar pembangunan nasional. Cita-cita nasional seperti tercantum pada pembukaan
undang-undang dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Untuk mencapai cita-cita itu, dilaksanakan
pembangunan nasioanal yang merupakan rangkaian sejumlah program kegiatan di segala bidang
yang berlangsung secara terus menerus.

Dalam institusi pendidikan, untuk mencapai perkembangan peserta didik yang optimal,
lembaga pendidikan pada dasarnya membina tiga usaha pokok yaitu:

1. Bidang pengajaran.

Fungsi bidang ini ialah membekali siswa dengan pemahaman dan pengethuan, nilai dan
sikap, serta keterampilan yang dirancang dalam kurikulum pengajaran, baik melalui kegiatan
kurikuler maupun kokurikuler. Bidang pengajaran adalah bidang inti di sekolah karena
pendidikan sekolah terutama dilaksanakan lewat bidang pengajaran.

2. Bidang administrasi dan kepemimpinan.

Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah administrasi


dan kepemimpinan, yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara
efisien. Didalam bidang ini terletak tanggung jawab dan otoritas proses pendidikan yang pada

8
umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian
tugas staf dan pengawasan. Pada umumnya tugas ini menjadi tanggung jawab pimpinan dan para
petugas administrasi lainnya.

3. Bidang pembinaan siswa.

Bidang ini memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak ditangani
dalam rangka program pengajaran, namun diperlukan oleh siswa, serta memberi pelayanan agar
peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang
sedang ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Bidang ini terasa
penting sekali sebab proses belajar hanya akan berhasil dengan baik, apabila para peserta didik
berada dalam keadaan sejahtera, sehat dan dalam suasana tahap perkembangan yang opimal.

Kegiatan pendidikan yang baik dan ideal, hendaknya mencakup ketiga bidang tersebut.
Sekolah atau lembaga pendidikan yang hanya menjalankan program kegiatan intruksional
(pengajaran) dan administrasi saja, tanpa memperhatikan kegiatan bidang pembinaan pribadi
peserta didik, mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan cakap, serta bercita-
cita tinggi, tetapi mereka kurang mampu dalam memahami potensi yang dimilikinya, dan kurang
/ tidak mampu untuk mewujudkan dirinya dalam kehidupan masyarakat.

Hal tersebut menyebabkan mereka mengalami kegagalan dan kesuksesan sewaktu terjun
ke masyarakat atau lapangan kerja, meskipun nilai rapor atau IP yang diperolehnya cukup tinggi.
Hal inilah penyebab timbulnya apa yang sering disebut sebagai pengangguran intelektual atau
sarjana tidak siap pakai.

Selain itu timbulnya berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti
tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku sesksual
menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian
dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum sepenuhnya mampu
menjawab atau memecahkan berbagai persoalan tersbut (Tohirin, 2007: 2).

Winkel dan Sri Hastuti (2004:46) mengatakan bahwa diferensiasi dalam program-
program pendidikan sekolah yang menimbulkan kesulitan bagi peserta didik dalam program
pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan

9
pribadi peserta didik dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai keahlian
dalam bidang bimbingan dan konseling.

Dari uraian terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan, program
bimbingan dan konseling merupakan keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program
pendidikan pada umumnya. Apalagi dalam situasi sekarang ini, dimana fungsi sekolah atau
lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali para siswa dengan setumpuk ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk memenuhi tuntutan
peerubahan serta kemajuan yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan
pada uraian terdahulu bahwa perubahan dan kemajuan ini akan menimbulkan masalah,
khususnya bagi para peserta didik itu sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang terlibat di
dalam dunia pendidikan.

Dari pembahasan di atas, dapatlah ditemukan kedudukan pelayanan bimbingan dan


konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salah satu upaya
pembinaan pribadi peserta didik.

Indonesia merupakan negara yang sedang berkambang. Dalam upaya pembangunan


nasional Indonesia bertujuan untuk membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk
menjadi manusia seutuhnya.

Pembangunan ini adalah untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan
modernisasi, selain itu pembangunan ini juga untuk mengembangkan hakikat masyarakat
Indonesia yang individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiulitas. Empat dimensi ini perlu
dioptimalkan melalui pendidikan.

Pemerintah Indonesia telah memberlakukan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional


beserta berbagai aturan pelaksanaannya mencakup didalamnya pelayanan bimbingan konseling.
Tujuan pelayanan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan darintujuan pendidikan yaitu :
tujuan pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan
dengan jelas dalam UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional GBHN 2003.

Bimbingan konseling adalah memandirikan individu atau suatu proses usaha yang di berikan
konselor untuk menfasilitasi/ membantu konseli/ individu agar mampu mengembangkan potensi

10
atau mengatasi masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan peristiwa bimbingan setiap kali
dapat terjadi yaitu guru membimbing murid-muridnya, baik melalui pengajaran maupun non
pengajaran.

C. Jenis Bimbingan dan Konseling:

Jenis-jenis bimbingan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Bimbingan Akademik
Bimbingan ini adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk
mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai belajar dan dalam memilih jenis atau jurusan
yang sesuai dengan kemampuan siswa (Winkel, W.S.). Sedangkan menurut Ruth Strong
merumuskan bimbingan pendidikan ialah bantuan yang diberikan kepada siswa agar
siswa dapat memilih program yang sesuai untuk dirinya dan mencari kemajuan melalui
program yang dipilihnya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajr
mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing
membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu individu agar sukses dalm belajar dan agar mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang
diharapkan.
2. Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu
dalam memecahkan masalah masalah sosial priadi. Yang tergolong dalam masalah-
masalah sosial pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman denaga dosen,
serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuain diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk mememantapkan kepribadian dan
memngembangkan kemmpuan individu dalam menangani masalah-masalh dirinya
bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kan pada pencapaian pribadi yang

11
seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalan
yanag di alami oleh individu.
Bimbingan ini dikaitkan dengan pengembangan pribadi siswa dan hubungannya
dengan orang lain. Semakin dewasa individu semakin banyak masalah pribadi dan sosial
yang mereka hadapi.1

3. Bimbingan Karir
Bimbingan ini adalah proses bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut
mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia
kerjanya serta mempertemukan keduanya, sehingga akhirnya dapat mempersiapkan diri
dalam memasuki bidang kera tertentu dan membina diri dalam bidang pekerjaan tersebut
(Simposium Bimbingan Jabatan). Sedangkan menurut Kurikulum 1984 merumuskan
bimbingan jabatan sebagai bimbingan karir yang berarti proses bantuan kepada individu
agar memperoleh pemahaman diri dan dunia kerja, agar ia mampu mengarahkan diri ke
suatu bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya dan masyarakat.
4. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang
utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam
mencapai kehidupan yang bahagia.

D. Jenis-jenis Layanan Dalam Bimbingan dan Konseling


Menurut pandangan kita layanan adalah suatu tindakan sukarela dari satu pihak ke pihak
lain dengan tujuan hanya sekedar membantu atau adanya permintaan kepada pihak lain untuk

1
1Ubaidillah. 2013. Makalah Bimbingan dan Konseling: Macam- macam Bimbingan dan Konseling. Diakses pada
20 September 2020

2 Diny Sabila. 2014. Jenis-jenis Bimbingan dalam BK. Diakses pada 20 September 2020

12
memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, layanan atau pelayanan itu sendiri secara umum
menurut Purwadarminta adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain.2

Menurut Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 bahwasanya layanan bimbingan dan
konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor atau guru BK untuk memfasilitasi perkembangan klien agar dapat
mencapai kemandirian dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Layanan dalam Bimbingan dan Konseling
adalah serangkaian langkah yang diberikan kepada klien sebagai respon dari masalah yang
disampaikannya kepada konselor. Sebagai konselor yang professional, selalu tidak terburuburu
dalam memberikan jenis layanan apa yang seharusnya diberikan kepada klien. Konselor akan
berusaha memahami secara sekilas tentang apa masalah yang dialami klien lalu menentukan
jenis layanan apa yang sekiranya diberikan kepada klien. Berikut adalah jenis-jenis layanan
dalam bimbingan dan konseling :

1. Layanan Orientasi3
Hallen (2002:83) menegaskan bahwasanya layanan orientasi adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang
baru dimasukinya. Menurut Prayitno (2017:74) bahwa layanan orientasi adalah sebuah
layanan yang diberikan kepada klien untuk memberikan pemahaman kepada klien agar
dapat menjalani kehidupan yang lebih baik ke depan. Secara umum dapat dimaknai
bahwa orientasi berarti kedepan atau kearah yang baru. Dalam hal ini berarti layanan
orientasi adalah layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk memberikan
hal-hal yang kemungkinan tingkah laku yang akan ditampilkannya ke depan.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan salah satu layanan yang sangat penting
dilaksankan, mengingat tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan
layanan orentasi.Oleh karena itu, seorang konselor dapat memberikan layanan informasi.
Setiap orang membutuhkan informasi, dengan informasi, setiap individu mendapatkan

1 Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal.245.
2
Syafaruddin, DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep, Teori dan Praktik, (Medan : PERDANA
PUBLISHING, 2019 ), hal.58.

13
berbagai kondisi tentang sesuatu, sehingga dengan informasi itu, individu mendapatkan
berbagai hal untuk menambah wawasan, pemahaman yang lebih mantap.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran4
Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah usaha-usaha membantu siswa
merencanakan masa depannya selama masih disekolah atau madrasah dan sesudah tamat,
memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan
tertentu. Layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan oleh konselor sebaiknya
dilaksanakan dengan baik dan tepat. Dalam hal ini penempatan adalah tempat yang
disediakan oleh konselor untuk klien. Dimana tempat ini adalah tempat yang dijadikan
oleh klien sebagai wadah untuk mengasah bakat, minat, keterampilan dan lain-lain agar
segala kemampuan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Selanjutnya
penyaluran adalah kegiatan yang dilakukan oleh konselor untuk menyalurkan klien sesuai
dengan tempatnya masing-masing. Kegiatan ini dilakukan untuk memfasilitasi klien agar
selalu mengalami perkembangan kearah yang lebih baik. Upaya penyaluran yang
dilakukan oleh konselor tidak dibenarkan dilakukan secara sembarangan.Sebaiknya
dilakukan dengan berbagai dukungan data dan informasi sehingga dalam pelaksanaannya
tidak menjadi salah penyaluran.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten sejak semula disebut dengan layanan pembelajaran.
Tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling yang disesuaikan
dengan perkembangan kehidupan manusia, maka layanan ini diganti dengan sebutan
layanan penguasaan konten. Layanan ini diberikan agar klien memiliki keterampilan
tertentu sehingga ke depan para klien memiliki keahlian-keahlian yang dapat dijadikan
sebagai kemampuan pribadinya. Layanan ini perlu diberikan kepada klien agar wawasan,
kemampuan, pemahaman klien semakin bertambah sesuai dengan tuntutan
masyarakatnya.
5. Layanan Konseling Individual
Konseling individu merupakan bentuk layanan yang paling utama dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Dengan demikian konseling perorangan
merupakan ”jantung hati”. Implikasi lain pengertian ”jantung hati” adalah apabila

14
seorang konselor telah menguasai dengan baik apa, mengapa dan bagaimana pelayanan
konseling itu (memahami, menghayati dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan
ketrampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka diharapkan ia dapat
menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya tanpa mengalami banyak
kesulitan.
6. Layanan Bimbingan Kelompok5
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada klien
secara kelompok dengan jumlah anggota kelompok berkisar antara 10-15 orang. Dalam
pelaksanaannya bimbingan kelompok dipimpin oleh satu orang konselor yang telah
terampil dalam memimpin kegiatan kelompok. Oleh karena itu, seorang calon konselor
harus benar-benar mempelajari dan mendalami pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok agar pelaksanaan yang professional benar-benar dapat terwujud secara utuh.
7. Layanan Konseling Kelompok
Ohlsen dalam Mungin Eddy Wibowo (2005) menyatakan bahwa konseling
kelompok merupakan pengalaman terpenting bagi orang-orang yang tidak mempunyai
masalah-masalah emosional yang serius. Dalam konseling kelompok ada hubungan
antara konselor dengan anggota kelompok penuh rasa penerimaan kepercayaan dan rasa
aman. Dalam hubungan ini anggota kelompok (klien belajar menghadapi,
mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan atau pemikiran-pemikiran yang
mengganggunya yang merupakan masalah baginya. Dalam pelaksanaan konseling
kelompok, jumlah anggota kelompok berkisar antara 8-10 orang. Jumlah ini agak sedikit
dibanding dengan jumlah anggota bimbingan kelompok. Lebih lanjut ditambakan oleh
Prayitno (2017) bahwa pelaksanaan layanan ini dapat dilakukan dimana saja, baik dalam
ruang tertutup atau ruangan terbuka, asalkan kenyamanan dan keamanan klien dapat
terjaga dengan baik.
8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi adalah adalah layanan yang diberikan oleh seorang konselor
kepada klien (tepatnya dalam jenis layanan ini sangat akrab disebut dengan konsulti)
untuk memberikan berbagai pemahaman dan wawasan dalam menyelesaikan masalah

3
Syafaruddin, DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep, Teori dan Praktik, (Medan : PERDANA
PUBLISHING, 2019 ), hal.59.

15
orang ketiga (Tohirin, 2014). Lebih lanjut ditambahkan oleh Prayitno (2017) bahwasanya
layana konsultasi adalah layanan yang diberikan kepada klien untuk membantu klien
menyelesaikan masalah orang ketiga. Dalam hal ini klien datang kepada konselor untuk
meminta bantuan tentang bagaimana langkah yang diberikan kepada orang ketiga yang
masalahnya sedang ditangani oleh klien.6 Dalam pelaksanaan layanan konsultasi, penting
digaris bawahi bahwasanya yang bermasalah bukan kliennya, tetapi orang ketiga yang
meminta bantuan kepada klien untuk diselesaikan masalahnya. Sementara klien tersebut
kurang terampil dalam menyelesaikan masalah orang ketiga dan akhirnya klien meminta
bantuan kepada konselor senior yang dianggap mampu memberikan alternative solusi
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami oleh orang ketiga.
9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan yang diberikan kepada klien yang sedang
mengalami permasalahan persengkatan atau perselisihan. Akibat dari perselisihan ini
terjadilah suasana yang tidak efektif sehingga kedua saling membenci, memcaci dan
memaki. .Dengan demikian dapat dimaknai bahwasanya mediasi adalah kegiatan yang
mengantari atau menghubungkan dua hal yang semula terpisah, saling berbeda menjadi
bersatu dan saling terkait secara positif. Dalam pelaksanaan layanan mediasi, seorang
konselor sebaiknya tetap mewaspadai apa yang terjadi selama proses konseling. konselor
harus mampu bersikap netral dan tidak memihak kepada yang satu dan serta menjatuhkan
atau menyalahkan yang lain. Membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah
tidak malah sebaliknya membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Oleh
karena itu, keprofesionalan, analisis yang mendalam dan keterampilan sangat dibutuhkan
agar pertikaian yang sedang berlangsung dapat hilang secara berangsur.
10. Layanan Advokasi
Layanan advokasi adalah layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
untuk membantu klien mencari, menganalisis meminta kembali hak-hak klien yang
selama ini pernah hilang dari dirinya dan selanjutnya diambil dan diberikan kembali
kepada klien. Jauh dari itu konselor juga sebaiknya harus memberikan berbagai masukan
dan arahan tentang bagaimana menggunakan hak yang pernah hilang itu dengan sebaik-

4
Syafaruddin, DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep, Teori dan Praktik, (Medan : PERDANA
PUBLISHING, 2019 ), hal.64.

16
baiknya serta mensyukurinya. 7 Dalam pelaksanaannya di sekolah layanan ini berupaya
untuk memberikan hak-hak pendidikan kepada para siswa sehingga siswa benar-benar
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Selama ini sering kita mendengar
guru menuntut hak-hak yang seharusnya dikerjakan oleh siswa (pekerjaan rumah,
kedisiplinan dan lain sebagainya), tetapi kita juga harus memperhatikan dan memberikan
hak-hak yang seharusnya diberikan kepada siswa (contoh ketauladanan, metari pelajaran
yang berkualitas dan lain sebagainya).

5
Syafaruddin, DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep, Teori dan Praktik, (Medan : PERDANA
PUBLISHING, 2019 ), hal.66.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sebelum guru menggunakan media dalam proses belajar mengajar, maka guru dituntut
untuk mengetahui bagaimana teknik pemilihan media pembelajaran agar media yang digunakan
dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Ada beberapa jenis media
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran bahasa arab. Dilihat dari jenisnya, media
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu media visual, audio dan audiovisual. Dilihat dari daya liputnya,
media dibagi menjadi tiga, yaitu media dengan daya liput luas dan serentak, media daya liput
yang terbatas oleh ruang dan tempat dan media untuk pengajaran individual. Sedangkan dilihat
dari bahan pembuatannya, media dibagi menjadi dua, yaitu media sederhana dan media
kompleks. Dan juga terdapat tiga ciri pada media, ketiga ciri tersebut yaitu ciri fiksatif,
manipulatif dan distributif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah. 2013. Makalah Bimbingan dan Konseling: Macam- macam Bimbingan dan
Konseling. Diakses pada 20 September 2020
http://makalahs1.blogspot.com/2013/05/makalah-bimbingan-dan-konseling-
macam.html?m=1

Diny Sabila. 2014. Jenis-jenis Bimbingan dalam BK. Diakses pada 20 September 2020
https://dinysabila.wordpress.com/2014/01/05/jenis-jenis-bimbingan-dalam-bk/

Purwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka)

Syafaruddin. 2019. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep,


Teori dan Praktik. (Medan : PERDANA PUBLISHING)

19

Anda mungkin juga menyukai