Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

“Pengembangan Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Kelompok”

OLEH :

KELOMPOK 1

RASMI A1Q121046
WISNUH A1Q121081
APRIANI A1Q121004
MELINDA A1Q121039
RINA KAMELIA A1Q121016
DARTA LISTIANA A1Q121005
ICHA ARDILAWATI A1Q121065
NOVA INDAH YANI A1Q121013
TRI TESSA RAHMADHANI A1Q121021
ALYA ANANDA KURNIAWAN A1Q121059

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa
karena berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah
“Pengembangan Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Kelompok” sesuai
waktu yang telah di tentukan. Sholawat dan salam tak lupa kami curahkan kepada
Nabi Muhammmad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebrobokan
akhlak ke zaman penuh peradaban. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada dosen pengampu Mata Kuliah Praktikum Bimbingan dan
Konseling Kelompok Bapak Sumarlin S.Pd.,M.Pd. Makalah ini disusun dan dibuat
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum bimbingan
dan konseling kelompok.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari betul masih banyak


kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi kami dan pembaca terutama dalam dunia pendidikan.

Kendari, 26 Maret 2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia
lainnya. Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling
membutuhkan. dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu
proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok, antara anggota
yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling pengaruh
mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok itulah
yang dijadikan landasan di selenggarakannya bimbingan dan konseling kelompok.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk layanan pemberian bantuan
kepada individu yang mempunyai suatu masalah. Layanan bimbingan dan konseling
ini dapat dibagi menjadi 2, yakni bimbingan konseling individu dan bimbingan
konseling kelompok.

Bimbingan konseling individu dilakukan secara sendiri atau individual saja,


tidak ada orang lain yang ikut di dalamnya kecuali konselor dan individu itu sendiri.
Sedangkan bimbingan dan konseling kelompok itu dilakukan secara bersama-sama
dan berkelompok. Biasanya disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan apa
yang sedang dihadapi atau berdasarkan masalah-masalah yang sama antara seseorang
dengan orang lainnya. Dengan adanya pengelompokkan ini akan dapat lebih mudah
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara berkelompok.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling


Kelompok?
2. Apa Peran Dan Implementasi Layanan SKBK?
3. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Berpengaruh Pada Pengembangan SKBK?
4. Bagaimana Kreativitas dan Inovasi dalam Layanan SKBK?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling


Kelompok
2. Untuk Mengetahui Peran Dan Implementasi Layanan SKBK
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Pengembangan
SKBK
4. Untuk Mengetahui Kreativitas dan Inovasi dalam Layanan SKBK
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling


Kelompok

Menurut Putra (2011:72) dalam (Arif, 2018) pengembangan merupakan


penggunaan ilmu ilmu pengetahuan tekhnis dalam rangka memproduksi bahan baru
atau peralatan. Satuan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok (SKBK)
merupakan sebuah program yang berisi berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung yang diperlukan untuk mengembangkan sikap belajar, keterampilan,
kompetensi, dan kemahiran peserta didik dalam kelompok. Hal ini dilakukan melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, seperti pengembangan sikap belajar,
pendidikan karir, pendidikan belajar, dan pendidikan social. Satuan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling (BK) kelompok adalah serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan oleh konselor atau pembimbing untuk membantu sekelompok
individu dalam mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan, atau mencapai
tujuan tertentu. Kegiatan ini dapat berupa diskusi kelompok, permainan peran,
simulasi, presentasi, atau kegiatan lainnya yang dirancang untuk memfasilitasi
interaksi dan pertukaran pengalaman antaranggota kelompok. Melalui kegiatan BK
kelompok, peserta dapat belajar dari pengalaman satu sama lain, mendapatkan
dukungan sosial, dan memperluas pemahaman mereka tentang diri sendiri dan
lingkungan sekitar. Tujuan dari kegiatan BK kelompok adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan psikologis, pengembangan pribadi, dan pencapaian tujuan individu
dalam konteks kelompok yang mendukung dan berempat.

B. Peran Dan Implementasi Satuan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling


Kelompok

Perencanaan layanan SKBK dilakukan dengan beberapa tahap, seperti


membentuk kelompok, menjanjikan peserta didik, menetapkan jumlah peserta, dan
mengatur kegiatan layanan konseling kelompok. Pelaksanaannya dilakukan melalui
empat tahap: tahap pembentukan, tahap pelestarian, tahap kegiatan, dan tahap
pengakhiran. Hasil pelaksanaan dapat terlihat pada perubahan peserta didik, seperti
menghargai dan memperhatikan guru, mengembangkan sikap belajar, dan
mengkonsolidasikan kemahiran.
Peran dan implementasi Satuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
kelompok yaitu :

1. Peran
a. Membantu Identifikasi Masalah: BK kelompok membantu
mengidentifikasi masalah individu dan kelompok melalui pengamatan,
diskusi, dan evaluasi.
b. Pemberian Dukungan: Melalui interaksi dalam kelompok, anggota
mendapatkan dukungan emosional dan sosial dari sesama anggota dan
konselor.
c. Pengembangan Keterampilan: Kegiatan kelompok dirancang untuk
membantu anggota mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan
keterampilan pribadi lainnya.
d. Pemberian Informasi: Konselor menyediakan informasi yang relevan dan
berguna kepada anggota kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mereka.
e. Mendorong Pertukaran Pengalaman: Anggota kelompok dapat saling
berbagi pengalaman, strategi, dan solusi yang efektif dalam mengatasi
masalah atau tantangan yang dihadapi.
2. Implementasi
a. Perencanaan:Merencanakan kegiatan BK kelompok dengan
memperhatikan kebutuhan, minat, dan masalah yang relevan bagi anggota
kelompok.
b. Pelaksanaan: Menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun, termasuk memfasilitasi diskusi, mengelola interaksi kelompok,
dan memberikan dukungan kepada anggota.
c. Evaluasi: Melakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan BK kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta melakukan perubahan
atau penyesuaian sesuai dengan umpan balik dari anggota dan hasil
evaluasi.

 Prosedur Konseling Kelompok Dengan Bimbingan Kelompok

Prosedur kelompok merupakan salah satu strategi dalam memberikan layanan


bimbingan dan konseling.

Prosedur konseling kelompok dengan bimbingan kelompok, yaitu terdiri dari:


a. tahap pembentukan, dengan temanya pengenalan, perlibatan, dan pemasukan
diri; Bimbingan Konseling
b. tahap peralihan, dengan temanya pembangunan jembatan antara tahap
pertama dan tahap ketiga;
c. tahap kegiatan, dengan temanya kegiatan pencapaian tujuan;
d. tahap pengakhiran, dengan temanya penilaian dan tindak lanjut

Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok dijelaskan sebagai


berikut;

1. Teknik Ekspositori dalam Bimbingan Kelompok

Teknik ekspositori adalah salah satu teknik yang digunakan untuk


menyampaikan materi bimbingan dengan memberikan informasi atau penjelasan
kepada sekelompok konseli. Penyampaian informasi tersebut dapat diberikan secara
tertulis maupun secara lisan. Ekspositori secara lisan biasa juga disebut dengan teknik
ceramah.

2. Teknik Ekspositori Lisan (Ceramah)

Teknik ekspositori secara lisan atau teknik ceramah merupakan prosedur


pemberian layanan bimbingan dengan cara menyampaikan informasi atau penjelasan
secara lisan. Ceramah dapat diberikan dalam latar kelompok kecil, klasikal maupun
kelompok yang lebih besar lagi, misal pertemuan di aula yang dapat menampung
siswa dalam jumlah cukup banyak. Teknik ini tepat digunakan untuk menyampaikan
materi yang berupa konsep, fakta maupun generalisasi.

Prosedur Pelaksanaan Layanan dengan Teknik Ekspositori (Ceramah) Dalam


memberikan layanan bimbingan dengan teknik ekspositori, mengikuti prosedur
sebagai berikut:

 Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap persiapan yang dilakukan konselor
sebelum memberikan layanan dengan ceramah. Hasil dari kegiatan persiapan
ini diwujudkan dalam bentuk RPBK (Rencana Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling) Aktivitas konselor dalam perencanakan meliputi:
 Mengenali kebutuhan konseli.
 Merumuskan kompetensi atau tujuan bimbingan
 Mengembangkan materi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Materi dapat
berupa konsep, fakta maupun generalisasi, disusun secara sistimatis sesuai
dengan tujuan
 Merencanakan strategi atau prosedur pelaksanaan, langkah-demi langkah
direncanakan, sehingga tercermin kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan
oleh konselor. Dalam menyusun strategi, perlu pula diperhatikan variasi
teknik lain sebagai upaya mereduksi.

 Pelaksanaan
Setelah persiapan selesai dilakukan dalam wujud penyusunan RPBK,
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, maka layanan dengan teknik
ceramah dilaksanakan, maka prosedur pelaksanaan pada tahap ini adalah
sebagai berikut;

Tahap awal atau orientasi, disebut juga sebagai pembukaan, merupakan tahap
di mana konselor/ pembimbing membuka atau memulai kegiatan pelayanan. Aktivitas
konselor pembimbing pada tahap ini antara lain memberi salam pembuka, membina
hubungan dengan lebih hangat dan akrab, memberi motivasi, menyampaikan topik,
tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan, menyampaikan aturan-aturan atau asas-
asas dalam kegiatan yang akan dilaksanakan (kontrak kegiatan), seperti jika akan
bertanya,mengangkat tangan terlebih dahulu. Jika pelayanan diberikan kepada
kelompok yang baru terbentuk, maka konselor juga harus membantu para anggotanya
untuk saling mengenal satu dengan lainnya termasuk dengan pemimpin
kelompok/konselor.

Tahap peralihan atau transisi, peralihan dari pembukaan ke kegiatan inti.


Kegiatan konselor antara lain: menjelaskan aktivitas yang akan dilaksanakan pada
kegiatan inti, memelihara suasana kelompok agar tetap semangat, kompak dan fokus
pada tujuan. Tahap kegiatan inti, merupakan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
dengan cara memberikan informasi atau penjelasan secara lisan. Konselor perlu
memberi contoh- contoh untuk memperjelas informasi yang disampaikan, dapat pula
dilengkapi dengan media yang mendukung. Konseli dilibatkan dalam proses ini,
misal dengan tanya jawab, pemberian contoh maupun aktivitas lain sebagai selingan
untuk mengurangi kebosanan.
Tahap penutup, merupakan bagian akhir dari kegiatan pelaksanaan. Konselor
menyampaikan jika kegiatan akan berakhir, menyimpulkan hasil kegiatan baik pada
hasil proses maupun hasil akhir, membahas kegaiatan yang akan datang,
mengemukakan kesan dan harapan.

 Evaluasi

Konselor melakukan evaluasi terhadap layanan yang telah dilaksanakan,


apakah tujuan yang telah dirumuskan di RPBK dapat tercapai. Di samping evaluasi
hasil juga dilaksanakan evaluasi proses yang dapat digunakan sebagai pijakan dalam
mengembangkan program berikutnya.

 Ekspositori Tertulis

Ekspositori tertulis dapat diartikan sebagai cara yang digunakan dalam


memberikan pelayanan bimbingan, dengan menyampaikan informasi secara tertulis.
Cara komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan bimbingan
dilaksanakan dalam bentuk tulisan. Pembimbing atau konselor menyiapkan materi
bimbingan dalam bentuk tertulis dan bahan tersebut dapat dipelajari atau dibaca
secara mandiri oleh para konseli.

3. Teknik Diskusi Kelompok Dalam Bimbingan

Dalam konteks bimbingan kelompok, teknik diskusi kelompok dipandang


sebagai jantungnya teknik bimbingan kelompok. Sebab sebagian besar teknik
bimbingan kelompok menggunakan variasi teknik diskusi dalam proses
pelaksanaannya. Diskusi kelompok dapat dikatakan sebagai suatu percakapan yang
direncanakan antara 3 orang atau lebih, bertujuan untuk memperjelas ataupun
memecahkan suatu masalah yang dihadapi di bawah pimpinan seorang pemimpin
(Romlah, 2006).

 Prosedur Layanan Bimbingan dengan Teknik Diskusi Kelompok

Dalam melaksanakan layanan bimbingan dengan teknik diskusi kelompok, mengikuti


prosedur sebagai berikut:

 Perencanaan
Pada tahap ini konselor merancang layanan yang diwujudkan dalam RPBK.
Aktivitas yang dilakukan meliputi:
 Identifikasi masalah, identifikasi pengetahuan, sikap ataupun keterampilan
yang dibutuhkan konseli.
 Identifikasi pengetahuan dan pengalaman awal konseli
 Merumuskan tujuan layanan
 Meracang materi yang akan didiskusikan.
 Mengatur strategi pelaksanaan yang meliputi merancang kegiatan pada setiap
langkah pelaksanaan, termasuk menentukan model diskusi yang akan
digunakan, pengaturan waktu.
 Merumuskan hasil akhir diskusi yang diharapkan termasuk mekanisme
pelaporannya.

 Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan mulai pembukaan, pelaksanaan kegiatan inti dan


penutup. Berikut ini adalah tahapannya: Pada tahap awal atau pembukaan konselor
membuka kegiatan dengan mengadakan pembinaan hubungan baik, pemberian
motivasi dan penyampaian tujuan dan aktivitas yang akan dilaksanakan.

 Peralihan atau transisi

Tahap kegiatan inti, langkah-langkah kegiatan ini meliputi: (a) Membentuk


kelompok sesuai dengan model diskusi yang akan digunakan, pada tahap ini struktur
kelompok hendaknya dibentuk secara jelas ditunjuk siapa berperan sebagai apa
seperti ketua kelompok, sekretaris dan observer. Perlu disampaikan pula tugas dari
masing- masing pemegang peran, (b) menyampaikan materi atau bahan yang harus
didiskusikan oleh kelompok. Perlu diinformasikan pula bentuk hasil akhir atau
laporan yang diharapkan, mekanisme pelaporan serta batasan waktu dalam diskusi,
(c) pada waktu kelompok melakukan aktivitas diskusi maka konselor mengamati,
memantau aktivitas setiap kelompok, membuat catatan-catatan penting dari hasil
observasi, membantu kelompok yang menemui kesulitan, (d) sesuai dengan waktu
yang menemui kesulitan, (d) sesuai dengan waktu yang direncanakan maka setiap
kelompok melaporkan hasil diskusi. Pelaporan hasil tidak hanya terkait dengan materi
yang didiskusikan termasuk pula hasil observasi yang telah direkam oleh observer.

Pada tahap penutup konselor merefleksi hasil dan proses, merangkum hasil diskusi
dan mengadakan evaluasi hasil.

 Evaluasi
Pada tahap ini konselor melakukan evaluasi terhadap layanan yang telah
dilaksanakan, apakah tujuan yang telah dirumuskan di RPLBK dapat tercapai. Di
samping evaluasi hasil juga dilaksanakan evaluasi proses yang dapat digunakan
sebagai pijakan dalam mengembangkan program berikutnya.

4. Teknik Homeroom Dalam Bimbingan Kelompok

Pietrofesa dalam Tatiek Romlah (2006) homeroom adalah teknik untuk


mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam pelajaran dalam
suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor. Yang ditekankan dalam
pertemuan homeroom adalah terciptanya suasana yang penuh kekluargaan seperti
suasana rumah yang menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan dan akrab,
siswa merasa aman dan diharapkan dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak
dapat dibicarakan dalam kelas pada waktu 30 jam pelajaran bidan studi. Nana Sy.
Sukmadinata dalam Tatiek Romlah, 2006, menjelaskan homeroom adalah suatu
program pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi atau hubungan
bersifat kekeluargaan.

Cara Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Cara pelaksanaan


bimbingan kelompok teknik homeroom menurut Nursalim (2002) yaitu:
Konselor/guru menyiapkan ruangan atau kelas yang diperlukan dengan segala sarana
dan prasarananya. Menghubungi siswa dari berbagai kelas dengan jumlah terbatas
untuk berkumpul. Konselor/guru menjelaskan tujuan kelompok homeroom Dialog
terbuka antara konselor dan kelompok homeroom Menyimpulkan hasil kegiatan.

Dari cara pelaksanaan di atas dapat dijabarkan mengenai tahap-tahap dalam teknik
homeroom, yaitu:

 Pembentukan

Bimbingan kelompok, Konselor menyiapkan ruangan yang diperlukan dengan


segala sarana dan prasarana, kemudian menghubungi siswa dari berbagai kelas
dengan jumlah 6-8 orang untuk berkumpul. Pemilihan siswa terbatas berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya, konselor menjelaskan tujuan bimbingan
kelompok Teknik homeroom dilaksanakan dan menjelaskan aturan bimbingan
kelompok teknik homeroom.

 Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya pada
kegiatan bimbingan kelompok Teknik homeroom. Mengamati dan menawarkan
apakah anggota kelompok sudah siap memasuki tahap selanjutnya. Membahas
suasana yang terjadi. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. Bila perlu
kembali pada beberapa aspek tahap pertama.

 Pelaksanaan Teknik Homeroom

Pemimpin kelompok mengungkapkan suatu masalah atau topik. Tanya jawab


antara anggota kelompok dan pemimpin. kelompok tentang hal-hal yang belum jelas
yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
Anggota kelompok membahas masalah atau topik tersebutsecara mendalam sampai
tuntas.

 Pengakhiran

Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok


teknik homeroom akan segera berakhir, mengemukakan pesan dan kesan,
merencanakan. kegiatan selanjutnya serta menyimpulkan hasil kegiatan

C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Pengembangan SKBK

Berbagai faktor yang mempengaruhi pengembangan SKBK, yaitu:

a. Faktor Pendidik : Faktor pendidik yang berpengaruh pada pengembangan


SKBK antara lain adalah keterampilan pendidik, keterampilan pendidik, dan
keterampilan pendidik dalam mengembangkan kemahiran, keterampilan, dan
keterampilan dalam pengajaran.
b. Faktor Siswa : Faktor siswa yang berpengaruh pada pengembangan SKBK
antara lain adalah kemampuan siswa, keinginan siswa, dan keterampilan siswa
dalam mengembangkan kemahiran, keterampilan, dan keterampilan dalam
pengajaran.
c. Faktor Kelompok : Faktor kelompok yang berpengaruh pada pengembangan
SKBK antara lain adalah kemampuan kelompok, keinginan kelompok, dan
keterampilan kelompok dalam mengembangkan kemahiran, keterampilan, dan
keterampilan dalam pengajaran.
d. Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan yang berpengaruh pada
pengembangan SKBK antara lain adalah lingkungan yang mendukung
pengembangan kemahiran, keterampilan, dan keterampilan dalam pengajaran.
D. Kreativitas dan Inovasi dalam Layanan SKBK

Guru bimbingan dan konseling dapat mengembangkan inovasi dalam layanan


SKBK, seperti menggunakan permainan tradisional dalam melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling kelompok. Ini dapat membantu mengembangkan kreativitas
dan keterampilan guru dalam melaksanakan layanan SKBK.

Fullan & Stiegelbauer (1991) mengemukakan bahwa setiap inovasi harusnya


terdiri dari tiga elemen intrinsik, sebagai berikut:

1. Bentuk (form), bentuk fisik yang dapat diamati secara langsung dan
substansi yangterkandung dari sebuah inovasi. Misalnya, bentuk dari
pendekatan bimbingan dankonseling komprehensif dapat dipahami sebagai
layanan bimbingan dan konseling yang terintegrasi dengan proses
pendidikan di sekolah dengan komponen programyang dirancang secara utuh
dan saling berkaitan—layanan dasar bimbingan, layanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan system.
2. Fungsi (function), kontribusi atau manfaat yang dihasilkan dari inovasi
terhadapkehidupan anggota dalam sistem sosial. Misalnya fungsi yang
diperoleh daripendekatan bimbingan dan konseling komprehensif ini
adalah memfasilitasipencapaian tugas-tugas perkembangan konseli yang
memandirikan.
3. Makna (meaning), intensitas manfaat yang diberikan inovasi terhadap
penggunainovasi sehingga dapat dipersepsi sebagai sesuatu yang penting
dalam kehidupanindividu dalam sistem sosial. Misalnya, bahwa melalui
pendekatan bimbingan dankonseling komprehensif dapat mendorong
aksesibilitas semua peserta didik danpihak-pihak terkait kepala sekolah,
guru, staf administrasi sekolah, orang tua siswa,dan profesi lainnya untuk
terlibat dalam proses bimbingan dan konseling
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan satuan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok (SKBK)


merupakan sebuah program yang penting untuk mengembangkan sikap belajar,
keterampilan, kompetensi, dan kemahiran peserta didik dalam kelompok.
Perancangan, pelaksanaan, dan hasil dari layanan SKBK dapat diukur melalui
berbagai metode, seperti penelitian, analisis data, dan profil kinerja konselor. Sarana
dan prasarana, pendidikan karakter, efektifitas, dan kreativitas serta inovasi dapat
digunakan sebagai alat untuk mengembangkan layanan SKBK secara optimal
B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Henni Syafriana., Abdillah. (2019). Bimbingan Konseling “Konsep Teori


Dan Aplikasinya”. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia
(LPPPI).

Rochman, Arif Nur. (2022). Perkembangan Inovasi Baru Dalam Layanan Bimbingan
Dan Konseling. Article.

Fitria, L., Neviyarni, S., Syukur, Y., & Ahmad, R. (2021). Sarana dan prasarana
sebagai penunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menengah kejuruan.
AL-IRSYAD: Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 11(1), 15-21.
Capuzzi, D., & Stauffer, M. D. (2012). Introduction to group counseling. Pearson
Higher Ed.

Hasanah, Iswatun., (2022). Bimbingan Kelompok: Teori Dan Praktik. Jawa Timur :
CV. Duta Media

Anda mungkin juga menyukai