Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Dosen Pengampu:

Dr. Nasrul, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 6

Diana Prorida (2286206007)

Nadiah Lestiwi Ramadani (2286206093)

Nursaiyana (2286206102)

Trisya Anjani (2286206135)

Wardana Surya (2286206209)

Yuyun Ayu Supia (2286206141)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang Maha Esa, yag telah
melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu, makalah ini yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Belajar” pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Psikologi
Penddikan, Bapak Dr. Nasrul, M.Pd yang telah memberikan tugas terhadap
penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
mendatang.
Dengan demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan semoga usaha kami
membuat makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya.

Penulis

Bangkinang, November 2023

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Mendesain Lingkungan Fisik......................................................3
B. Menciptakan Lingkungan Yang Positf Untuk Pembelajaran......9
C. Menjadi Komunikator Yang Baik...............................................12
D. Menghadapi Perilaku Bermasalah...............................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................18
B. Saran............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai latihan dan pengalaman. Bisa juga dikatakan belajar adalah proses
adaptasi yang berlangsung secara progresif. Banyak aktivitas yang oleh
hampir setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar,
misalnya mendapatkan perbendaharaan kata-kata baru, menghafal syair,
menghafal nyanyian, dan sebagainya.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimilki oleh
seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dan pengajaran dari
pengajaran (guru) Menurut suprijono dalam (Sudjana 2009:5) hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap. apersepsi dan
keterampilan.Sedangkan menurut Hamalik dalam (Sudjana 2002: 155)
hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa,
yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah professional yang
dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik dibidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (efektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Selain itu, hasil belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan siswa. Belajar
sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak
macamnya. Untuk itu penulis akan berusaha membahasnya dalam pokok
bahasan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar"

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mendesain Lingkungan Dengan Baik?
2. Bagaimana Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk
Pembelajaran?
3. Bagaimana Menjadi Komunikator Yang Baik?
4. Bagaimana Menghadapi Perilaku Bermasalah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Mendesain Lingkungan Dengan Baik
2. Untuk Mengetahui Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk
Pembelajaran
3. Untuk Mengathui Bagaimana Menjadi Komunikator Yang Baik
4. Untuk Mengetahui Cara Menghadapi Perilaku Bermasalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas


1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Crake (dalam Santrock (2008:560) menyatakan bahwa dalam
memikirkan cara Anda mengorganisasikan ruang fisik kelas, Anda
harus bertanya kepada diri sendiri tipe aktivitas pengajaran apa yang
akan diterima murid (seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual,
dan lain-lain). Berikut ini beberapa gaya penataan kelas standar.
Berikut ini akan dijelaskan tentang gaya penataan kelas audiotorium,
gaya tatap muka, gaya off-set, gaya seminar, dan gaya klaster.
a. Gaya auditorium
Dalam gaya auditorium tradisional, semua murid duduk
menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid bertatap
muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya auditorium
sering kali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi
presentasi kelas.
b. Gaya tatap muka
Dalam gaya tatap muka murid saling menghadap.
Gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini
dibandingkan pada susunan auditorial.
c. Gaya off-set
Dalam gaya off-set, sejumlah murid (biasanya tiga atau
empat anak) duduk di bangku tetapi duduk berhadapan langsung
satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit
dibandingkan gaya tatap muka dan dapat efektif untuk kegiatan
pembelajaran koperatif.
d. Gaya seminar
Dalam gaya seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih)
duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.

3
Ini terutama efektif ketika anda ingin agar murid berbicara satu
sama lain atau berkomunikasi dengan Anda.
e. Gaya klaster
Dalam gaya klaster, sejumlah murid (biasanya empat
sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini
terutama efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
Charles (dalam Santrock : 2008 :553) menyatakan bahwa
pengelolaan kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan
pembelajaran murid. Kemudian lebih lanjut Santrock menyatakan
bahwa para pakar dalam bidang pengelolaan kelas melaporkan bahwa
ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola
kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan
pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid.
Pandangan baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri.
Slavin (2011 : 143) menyatakan bahwa pengelolaan ruang
kelas atau penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi
strategi yang digunakan guru untuk menciptakan pengalaman ruang
kelas yang positif dan produktif. Strategi tersebut untuk menyediakan
lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi
pencegahan dan tanggapan terhadap perilaku yang buruk tetapi juga,
yang lebih penting,penggunaan waktu kelas yang baik, penciptaan
atmosfer yang kondusif bagi ketertarikan dan penelitian, dan
pemberian kesempatan bagi kegiatan yang melibatkan pikiran dan
imajinasi siswa. Kelas yang tidak mempunyai masalah perilaku sama
sekali tidak dapat dianggap sebagai kelas yang dikelola dengan baik.
Menurut Winataputra (2003:16), penataan lingkungan belajar
yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya, lingkungan fisik
kelas yang baik adalah ruangkelas yang menarik, efektif, dan
mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Berkaitan

4
dengan hal tersebut prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh
seorang guru dalam menata lingkungan fisik kelas sebagai berikut:
visibility (keleluasaan pandangan)accesibility (kemudahan dicapai)
fleksibilitas (keluwesan) kenyamanan, dan keindahan.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa
tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas,
walaupun kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Tujuan
pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan pengajaran.
Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil
tidaknya proses belajar mengajar dalam kelas. Secara umum tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan
intelektual belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional dan sikap, serta apresiasi pada siswa.
Adapun secara khusus, tujuan pengelolaan kelas adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa
bekerja dan belajar, serta membantu siswa untukmemperoleh hasil
yang diharapkan.
Dari beberapa pengertian tujuan pengelolaan kelas di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pengelolaan kelas adalah
menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar proses belajar mengajar
dapat berlangsung dengan baik. Artinya upaya yang dilakukan oleh
guru agar masing-masing siswa dengan kemampuannya yang
heterogen dapat mengikuti materi yang disampaikan guru.
3. Jenis-Jenis Pengelolaan Kelas
Menurut Nurhadi upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan suasana yang diliputi oleh motivasi siswa yang
tinggi dapat dilakukan secara preventif maupun secara kuratif. Maka

5
pengelolaan kelas, apabila ditinjau dari sifatnya, dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Dikatakan secara preventif apabila upaya yang dilakukan atas dasar
inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari kondisi masa
menjadi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru
yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas
yang preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau pemberian
informasi yang dapat diberikan kepada siswa sehingga akan
berkembang motivasi yang tinggi, atau agar motivasi yang sudah baik
itu tidak dinodai oleh Tindakan siswa yang menyimpang sehingga
mengganggu proses belajar mengajar di kelas.
Keterampilan yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran ini, dapat
ditunjukkan melalui sikap tanggap guru, bahwa guru hadir bersama
anak didik. Guru tahu kegiatan mereka apakah memperhatikan atau
tidak. Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru
dapat menegur mereka walaupun sedang menulis di papan tulis.
b. Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan kelas yang
dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa
sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini
kegiatan pengelolaan kelas akan berusaha menghentikan tingkah laku
yang menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya
tingkah laku siswa yang mendukung terselenggaranya proses belajar
mengajar dengan baik. Guru harus mengetahui pusat perhatian siswa
pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah siswa-siswanya
di kelas tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar
ataukah tidak.
Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui apakah
mereka sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar

6
mengajar ataukah malah mengganggu proses kegiatan belajar
mengajar. Hal ini dapat diketahui ketika siswa ditunjuk untuk
menjawab atau melakukan perintah guru, akan memberikan jawaban
yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau konsentrasi) atau
terlihat terkejut.
Oleh karena itu, apabila terdapat anak didik yang menimbulkan
gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku
anak didik, misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang
mengakibatkan tingkah laku anak didik yang menyimpang tadi,
kemudian berusaha untuk menemukan pemecahannya.
4. Beberapa Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola
kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap
tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi
kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Beberapa
pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan adalah pendekatan
larangan dan anjuran, penghukuman atau pengancaman, penguasaan
atau penekanan, pengalihan atau pemasabodohan, pengubahan tingkah
laku, iklim sosio-emosional dan proses kelompok.
a. Pendekatan larangan dan anjuran
Pendekatan larangan dan anjuran adalah pendekatan dalam
pengelolaan kelas yang dilakukan dengan memberikan peraturan-
peraturan yang isinya melarang siswa melakukan sesuatu yang
mencemarkan kegiatan proses belajar-mengajar atau menganjurkan
siswa untuk melakukan sesuatu yang mendukung proses belajar-
mengajar. Larangan dan anjuran ini akan efektif apabila disusun
berdasarkan kontrak sosial, sehingga tidak dirasakan oleh siswa
sebagai pembatasan yang diberikan oleh sekolah, tetapi lebih
dirasakan sebagai kesepakatan bersama yang harus ditaati bersama.

7
b. Pendekatan penghukuman atau ancaman
Yaitu kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan
melakukan hukuman atau ancaman. Kegiatan ini dapat berupa
tindakan guru yang menghukum siswa dengan kekerasan, melarang
atau mengusir siswa darikegiatan tertentu, mengancam siswa bila
melakukan sesuatu yang dilarang, menghardik, mencemooh,
mentertawakan, menghukum seorang siswa untuk contoh siswa
yang lain, atau mungkin memaksa siswa meminta maaf karena
perbuatan yang tercela.
c. Pendekatan pengalihan atau pemasabodohan
Yaitu kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan
mengalihkan perhatian atau kegiatan atau membiarkan sama sekali
tingkah laku siswa yang menyimpang, dengan cara:
1) Meremehkan sesuatu kejadian atau tidak berbuat apa-apa sama
sekali
2) Menukar anggota kelompok dengan mengganti atau
mengeluarkan anggota tertentu
5. Langkah-langkah mendesain kelas
Menurut Weisntein, 1997 dan Mignano 1997 langkah-langkah
mendesain kelas yaitu:
a. Pertimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid. Jika anda
akan mengajar TK atau SD, perlu menciptakan Setting untuk
membaca dengan suara keras, mengajar membaca secara
berkelompok, tempat untuk berbagi pandangan, pengajaran
matematika, dan tempat pembelajaranketerampilan seni.
b. Buat gambar rencana tata ruang. Sebelum anda memindahkan
perabot, gambar beberaparancangan tata ruang dan kemudian pilih
salah satu yaang menurut anda paling baik.
c. Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas. Anda dapat
merencanakan tata ruangsebelum sekolah dimulai, tetapi setelah

8
sekolah dimulai, tanyakan kepada murid tentang bagaimana
pedapat mereka pendapat mereka tentang rencana tersebut.
d. Cobalah rancangan dan bersikapalah fleksibel dalam
mendesainnya. Beberapa minggu setelahmasuk sekolah evaluasilah
efektivitas tata ruang anda. Waspadalah pada problema yang
mungkinakan muncul akibat penataan itu. Misalnya, sebuah studi
menemukan bahwa ketika murid TK berkerumun di dekat guru
yang membacakan sebuah cerita, mereka kerap ribut sendiri

B. Menciptakan Lingkugan Yang Positif Untuk Pembelajaran


Murid memerlukan lingkungan yang positif untuk mendukung proses:
pembelajarannya. Untuk menciptakan lingkungan yang positif dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu mengelola kelas
secara efektif, mengelola aktivitas kelas secara efektif, dan manajemen
dalam menghadapi perilaku yang bermasalah.
1. Mengelola Kelas Secara Efektif
Menurut Marzano & Marzano (2003) berbagai hasil studi
menunjukkan bahwa pengelolaan kelas adalah salah faktor yang sangat
berpengaruh terhadap prestasi siswa.
Sudrajat(akhmadsudrajat.wordpress.com),menyatakan
bahwa pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu,
penetapan norma kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup
pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang
ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.

9
Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (managemen),
lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang
(siswa) dan barang atau fasilitas.Kelas adalah jenis lingkungan yang
khas.
Kelas memilki fitur-fitur atau perangkat khas yang
mempengaruhi penghuninya (siswa-guru). Selain bagaimana mengatur
siswa dan tempat duduk serta hal-hal yang diyakini guru tentang
pendidikan (Doyley, 1986: 2006). Ruang kelas bersifat
multidimensional. Ruang penuh sesak dengan orang, tugas-tugas, dan
tekanan waktu.Berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dapat
berefek ganda terhadap siswa. Misalnya memberikan giliran menjawab
kepada siswa yang berkemampuan rendah akan mendorong partisipasi
dan pemikiran mereka. Tepat di sisi lain, mungkin akan membuat
diskusi menjali lamban dan berbagai masalah managerial bila ia tidak
dapat menjawab. Berbagai persoalan yang dihadapi guru muncul
secara simultan.
Menurut Brophy dan Evertson (1978) ada empat tahap
umum mengelola kelas menurut kebutuhan terkait umur, yaitu:
a. Selama TK hingga tahun-tahun awal SD diperlukan pengajaran
langsung
b. Masa pertengahan SD selain rutinitas kelas, prosedur-prosedur
baru juga perlu diajarkan secara langsung, dipantau, dan
dipertahankan
c. Akhir masa SD anak-anak mulai kritis (menguji dan menentang
otoritas), oleh karena itu diperlukan penanganan yang lebih efektif
di samping senantiasa memberikan motivasi pada siswa yang lebih
tertarik kehidupan sosial ketimbang pendapat guru dan
d. Akhir SMA, tantangannya adalah mengelola kurikulum;
menyesuaikan materi dengan minat dan kemampuan siswa, serta
membantu siswa dalam self- managing.

10
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003)
yaitu:
1) Visibility (keleluasaan pandangan). Visibility artinya penempatan
dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang
guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula
guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
2) Accesibility (mudah dicapai). Penataan ruang harus dapat
memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar
tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa
dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain
yang sedang bekerja.
3) Fleksibilitas (keluwesan). Barang-barang di dalam kelas ditata dan
dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses
pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok
4) Kenyamanan. Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur
ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5) Keindahan. Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru
menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi
kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Untuk mengelola aktivitas di kelas secara efektif, seorang guru
sebaiknya menggunakan gaya manajemen kelas otoritatif. Gaya ini
berasal dari gaya parenting. Seperti halnya orang tua yang otoritatif,
guru yang menggunakan gaya manajemen kelas secara otoritatif akan
memiliki murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau

11
bekerja sama dengan murid lainnya, dan menunjukkan penghargaan
diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas yang otoritatif akan
mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku
yang independen. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan
regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam
mengelola aktivitas di kelas agar menjadi efektif, yaitu sebagai berikut.
a. Menunjukkan seberapa jauh guru mengikuti aktivitas yang sedang
berlangsung dikelas
b. Mengatasi situasi tumpang tindih secara efektif
c. Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
d. Melibatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang
e. Menunjukkan sikap menangkap
f. Membagi perhatian
g. Memusatkan perhatian
h. Memberikan petunjuk yang jelas
i. Teguran
j. Memberi Penguatan

C. Menjadi Komunitator yang Baik


Mengelola kelas dan memcahkan konflik secara konstruktif
membutuhkan keterampilankomunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari
komunikasi adalah keterampilan berbicra, mendengarkandan komunikasi
nonverbal.
1. Keterampilan Berbicara
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas
antara antara lain ( Florez, 1999).
a. Menggunakan tata bahasa dengan benar
b. Memilih kosatakata yang gampang dipahami dan tepat bagi level
grade murid anda.
c. Menerapkan startegi untuk meningkatkan kemampuan murid
dalam memahami apa yang andakatakan, seperti menekankan pada
kata-kata kunci, mengulang penjelasan,atau memantau pemahaman
murid.

12
d. Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat.
e. Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur
f. Menggunkan perencanaan dan pemikiran logis sebagai besar dasar
untuk berbicara secara jelasdi kelas.
2. Keterampilan Mendengar
Mengelola kelas secara efektif akan lebih mudah jika anda
mempunyai keterampilanmendengar yang baik. Mendengar adalah
keahlian penting dalam menjalani dan menjaga hubungan.Mendengar
yang aktif berarti memberi perhatian penuh pada pembicara,
memfokuskan diri pada isi intilektual dan emosional dari pesan.
Beberapa strategi untuk mengembangkan mendengarkan aktifSantrock
dan Halonen, 2002) yaitu :
a. Beri perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara. Ini akan
menunjukkan bahwa andatertarik pada apa yang dia katakan.
Pertahankan kontak mata dan sedikit condongkan badan
kepadaorang yang berbicara dengan anda.
b. Parafrasa. Nyatakan apa yang baru saja orang lain katakan kalimat
anda sendiri.
c. Sintesiskan tema dan pola. Situasi percakapan dapat menjadi penuh
dengan kepingan informasiyang kederangannya tidak saling
berhubungan dan membentuk makna. Pendengar yang aktif
akanmeringkaskan tema utama dan perasaan pembicara yang
disampaikan dalam percakapan yang panjang.
d. Beri umpan balik atau tanggapan dengan cara yang kompeten.
Tanggapan verbal atau nonverbalmembuat pembicara sedikit
mengerti seberapa jauh pesannya sampai sasaran. Pendengar yang
baikakan memberi tanggapan secara cepat, jujur, jelas, dan
informatif.

13
3. Berkomunikasi Secara Verbal
Selain apa yang anda katakan, anda juga dapat berkomunikasi
melalui tangan Anda, tatapanmata anda, menggerakkan mulut anda,
menyilangkan kaki anda, atau menyentuh orang lain. Berikut beberapa
contoh perilaku umum yang dilakukan orang untuk berkomunikasi
secara nonverbal:
a. Mengangkat alis sebagai tanda tak percaya.
b. Bersedekap untuk melindungi diri
c. Mengangkat bahu sebagai tanda tak peduli
d. Mengedipkan satu mata untuk menunjukkan kehangatan dan
persetujuan
e. Mengetukkan jari tanda tak sabar
f. Menepuk dahi sebagai tanda lupa sesuatu
Banyaknya pakar komunikasi percaya bahwa sebagian besar
komunikasi interpersonaldilakukan secara nonverbal. Bahkan orang
duduk di sudut ruangan sambil membaca buku sebenarnyasedang
mengkomunikasi sesuatu secara nonverbal, mungkin mereka sedang
ingin sendirian. Dan saatanda memperhatikan murid anda yang
menatap ke jendela dengan tatapan kosong, itu
mungkinmengindikasikan bahwa mereka sedang bosan. Sulit untuk
menutup-nutupi komunikasi nonverbal dankarenanya anda sebaiknya
menyadari bahwa komunikasi nonverbal dapat dan menyampaikan apa
yanganda aatau orang lain rasakan.
1) Ekspresi Wajah dan Komunikasi Mata, wajah seseorang
mengungkapkan emosi dan perhatianmereka. Senyum, merengut,
tatapan kebingunan, semuanya merupakan sebentuk komunikasi.
2) Sentuhan. Sentuhan dapat menjadi bentuk kominkasih yang kuat.
Menyentuh terutama dapatdipakai untuk menghibur seseorang
yang mengalami stress atau pengalaman buruk.
3) Ruang. Masing-masing dari kita memiliki ruang privat yang tidak
boleh dimasuki orang lain.Karena kelas biasanya penuh, maka

14
tidak mengejutkan jika murid mengatakan bahwa mereka
bisamenyimpan barang kesayangan mereka apabila mereka punya
ruang sendiri.
4) Diam, Dalam kultur modern yang cepat, kita bertindak seolah-olah
ada sesuatu yang salah yangsalah pada diri orang yang selalu diam
selama lebih dari dua detik setelah dia diberi tahu sesuatu.Dengan
diam, seorang pendengar yang baik akan dapat, mengamati mata
pembicara, ekspresiwajah, postur, dan isyarat komunikasi,
memikirkan tentang apa sedang dikomunikasi oleh oranglain,
bertanya-tanya apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain,
mempertimbangkan jawabanyaang paling cepat.

D. Menghadapi Perilaku Bermasalah

Sebaik apa pun anda merancang dan menciptakan lingkungan kelas


yang postif perilaku bermasalah akan muncul. Anda harus
menghadapinya dengan cara efektif dan tepat waktu.
1. Intervensi Minor
Menurut Everstson, Emmer dan Worsham, 2003, strategi
intervensi minor yang aktif antaralain adalah:
a. Gunakan isyarat nonverbal, jalin kontak mata dengan murid.
Kemudian beri isyarat denganmelakukan telunjuk jari di bibir
Anda, menggeleng kepala, atau mengggunakan isyarat tanganuntuk
mengehentikan perilaku ttersebut.
b. Terus lanjutkan aktivitas belajar. Terkadang transisi antar-aktivits
berlangsung terlalu lama atauterjadi kemandekan aktivitas saat
murid tidak melakukan apa-apa. Dalam situasi ini, muridmungkin
meninggalkan tempat duduknya , mengobrol, bercanda, dan mulai
ribut.
c. Dekati murid. Saat murid bertindak menyimpang, anda cukup
mendekatinya, maka biasanya diaakan diam.

15
d. Arahkan perilaku. Jika murid mengabaikan tugasnya, ingatkan
mereka tentang kewajibannya itu. Anda bisa berkata”baiklah,
ingat, semua anak harus menyelesaikan soal matematika itu.
e. Beri instruksi yaang dibutuhkan. Terkadang murid melakukan
kesalahn kecil saat mereka tidakmemahami cara mengerjakan suatu
tugas. Karena tidak tahu bagaiamana mengerjakannya,mereka lalu
bertindak keliru. Untuk mengatasinya anda harus memantau
pekerjaan murid danmemberi petunjuk jika dibutuhkan.
f. Suruh murid berhenti dengan nada yang tegas dan langsung. Jalin
kontak mata dengan murid, bersikaplah asertif, dan pantau situasi
sampai murid patuh. Strategi ini bisa dikombinasikandengan
strategi mengarahkan perilaku murid.
g. Beri murid pilihan. Beri tanggung jawab pada murid dengan
mengatakan bahwa dia punya pilihan yakni bertindak benar atau
mnerima konsekuensi negatif.
2. Intervensi moderat
Menurut Evertson, Emmer, dan Worsham, 2003 beberapa
model intervensi moderat untukmengatasi problem jenis yaitu
a. Jangan beri privilese atau aktvitas yang mereka inginkan. Anda
biasanya akan menyalahgunkan privilese yang mereka terima,
seperti diperbolehkan berjalan keliling kelas atau
mengerjakantugas dengan teman.
b. Buat perjanjian behavioral
c. Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas.
d. Kenakan hukum atau sanksi. Hukuman ini bisa berupa perintah
mengerjakan tugas berkal-kali. dalam perjalanan menulis, muird
mungkin dihukum dengan diberi soal tambahan.
3. Menggunakan Sumber Daya lain
Menggunakan sumber daya lain. Diantaranya orang-orang yang
dapat membantu andaagarmurid berbuat sesuai dengan aturan adalah
teman sebaya, orang tua, kepala sekolah, dan mentor.

16
4. Menghadapi Agresi
Kekerasan di sekolah telah menjadi perhatian yang besar.
Sudah lazim jika murid terlibat dalam perkelahian, melecehkan murid
lain, atau saling mengancam dengan kata atau bahkan dengan
senjata.Perilaku ini bisa menimbulkan kecemasan dan kemarahan,
tetapi adalah penting untuk bersiapmenghadapi kemungkinan ini dan
menghadapinya dengan tenang. Hindari debat atau konfrontasi
penuhemosi agar bisa memecahkan konflik dengan baik.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk


menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
Dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerja sama yang baik antar
guru dan siswa maka diperlukan pendekatan-pendekatan, prinsip-prinsip
dan komponen-komponen keteranpilan pengelolaan kelas, jika semua itu
dipenuhi akan mewujudkan suasana / halyang perlu diperhatikan oleh guru
agar mampu mengelola kelas secara efektif yaitu penataan ruangkelas serta
perlengkapannya, cara membuka dan menutup pelajaran, penampilan guru
serta pengelolaan pekerjaan peserta didik, pengelolan kelas untuk anak-
anak berkebutuhan khusus, pendekatan- pendekatan dalam pengajaran,
keteranpilan komunikasi untuk mengajar, mempertahankan perilakusiswa
yang sesuai.

B. Saran

Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami


berharap makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima
dengan baik. Tapi sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan
kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami
sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
kelebihan yang ada pada makalah kami.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41229936/BAB_I_pzikopend

https://id.scribd.com/document/388301625/Menciptakan-Lingkungan-Yang-
Positif-Untuk-Pembelajaran

https://www.academia.edu/41229936/BAB_I_pzikopend

Murniarti, Erni. 2020. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas, Menciptakan


Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran, Menjadi Komunitator yang
Baik dan Menghadapi Perilaku Siswa Bermasalah. Universitas Kristen
Indonesia: Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai