Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pengelolaan Kelas
Dosen pengampu: Ibu Maesaroh, S.Sos., M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Hesty Ayu Muslimah ( 1.01.21.033 )


2. Riska Widiastuti ( 1.02.22.036 )
3. Ujang Topik Hidayat ( 1.01.21.006 )
4. Nurhayati

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC)
Kompleks Islamic center , Jl. Tuparev No 111 Kertawinangun , Kedawung,
Cirebon 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya
di akhirat.

Tidak lupa, penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat dari-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Pengelolaan Lingkungan Belajar” sebagai tugas Mata Kuliah Manajemen
Pengelolaan Kelas di bawah bimbingan Dosen Pengampu yang terhormat
Maesaroh, S.Sos., M.Pd. Penyusun berharap dapat memberikan manfaat bagi
semua pembaca terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bidang studi
Manajemen Pengelolaan Kelas di dunia pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penelitian berikutnya.

Cirebon, 11 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Belajar.............................................2

B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar.........................................................3

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar............................................5

D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengelolaan Lingkungan Belajar....5

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................................11

B. Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah
suatu kondisi yang kondusif pada lingkungan belajar. Untuk mengkondusifkan
lingkungan belajar, diperlukan adanya pengelolaan ingkungan belajar. Guru
memiliki peranan penting dalam pengelolaan lingkungan belajar.
Suasana atau lingkungan belajar yang kondusif akan berpengaruh pada
proses belajar mengajar siswa cenderung mendorong anak untuk belajar dengan
tenang dan berkonsentrasi.
Pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang
dapat mempengaruhi perubahan prilaku anak sehingga dapat terpasilitasi dengan
baik. Pengelolaan lingkungan belajar yang baik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pengelolaan lingkungan belajar?
2. Apa saja tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan
belajar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar pengelolaan lingkungan
belajar.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari pengelolaan lingkungan
belajar.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan
belajar.
4. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan lingkungan belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Belajar
Sebelum membahas lebih lanjut tentang konsep lingkungan belajar, akan
memaparkan sedikit pengertian belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar
dari diri anak didik dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan yang
memungkinkan belajar siswa misalnya: gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit,
pabrik, dan tempat-tempat lain yang sengaja dirancang untuk tujuan belajar siswa
atau yang dirancang untuk tujuan lain tetapi kita manfaatkan untuk belajar siswa-
siswa kita. Dalam pendidikan, lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dan kegagalan siswa dalam belajar. Apabila belajar
dengan baik, tapi bila lingkungannya buruk maka mustahil dia bisa belajar dengan
baik. Sedangkan pengertian pengelolaan lingkungan belajar yaitu, pengelolaan
berasal dari kata kelola yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang
mempunyai arti ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut juga
memenejemen.
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan adalah pengadministrasian,
pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan lingkungan belajar adalah
suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses
belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak
dapat berlangsung.
Menurut Huta Barat lingkungan belajar yaitu lingkungan yanga alami dan
lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembapan
udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia. Pengelolaan
lingkungan belajar(kelas) mempunyai konsep yaitu:

2
1. Pengelolaan peserta didik (siswa)
Pengelolaan peserta didik perlu di tegaskan peraturan tentang penggunaan
ruang belajar dan tata tertib dalam pelaksanaan bembelajaran, maka
aturan-aturan sekolah pun terkait dengan pengelolaan peserta didik agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Aturan sekolah
tersebut di gunakan untuk menetapkan batasan-batasan untuk seorang
siswa.
2. Pengelolaan ruang belajar (kelas)
Dalam pengelolaan lingkungan belajar(kelas) ini guru mengatur ruang
belajar sesuai karakteristik mata pelajaran, ruang belajar harus memiliki
media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Dapat di
simpulkan guru mempunyai wewenang dalam pengelolaan lingkungan
belajarnya, sehingga guru terlebih dahulu dapat menyiapkan bahan ajar
sebelum pembelajaran.
3. Pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran di lakukan dengan cara team teaching yaitu
sebagai suatu sistem pelayanan dimana guru mengelola pembelajaran
dengan baik dengan materi yang sudah di siapkan guru. Seperti
pembelajaran dengan cara diskusi, kelompok.
4. Pengelolaan penilaian peserta didik
Penilaian di lakukan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran,
penilaian di lakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta
didik. Penilaian ini meliputi penilaian kognitif, praktik,dan sikap seorang
siswa. Sedangkan hasil penilaian ini digunakan sebagai dasar untuk
mengukur kemampuan peserta didik.

B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar


Tujuan pengelolaan lingkungan belajar seperti kelas, Secara umum tujuan
pengelolaan lingkungan belajar atau kelas adalah penyedian fasilitas bagi
bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional,
dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi

3
pada siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa tujuan.
Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun
kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan.
Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan pengajaran.
Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya
proses belajar mengajar dalam kelas. Adapun secara khusus, tujuan pengelolaan
kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan
belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan tujuan
pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas agar pembelajaran berlangsung
secara kondusif, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.

Sedangkan tujuan pengelolaan lingkungan belajar Menurut Arikunto


berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisian. Pengelolaan kelas sangat di perlukan karena dari hari ke hari
bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah-
rubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum
tentu.
Oleh karena itu Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Keberhasilan guru mengajar di
kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang kurikulum,

4
metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan
disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat
manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar


Menurut Kollough (1996) dalam Rusnidal (2005:52) mengungkapkan bahwa
ada sejumlah hal yang berkaitan dengan anak yang harus dipertimbangkan dalam
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif diantaranya:
1. Memahami anak
2. Memahami pola-pola belajar anak
3. Menghargai anak baik belajar sendiri maupun kelompok
4. Anak lebih menyukai belajar melalui proses yang di senangi untuk
memperoleh informasi atau ide-ide baru
5. Tugas terstruktur dan tidak terstruktur
6. Gambaran umum atau detail
7. Latar belakang pengalaman anak

Selanjutnya untuk dapat menciptakan lingkungan belajar perlu di


mengembangkan prinsip-prinsip berikut:
1. Mereflesikan selera anak (child’s tastes).
2. Berorientasi pada optimalisasi perkembangan dan belajar anak.
3. Berpijak pada efisiensi pembelajaran.

D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengelolaan Lingkungan Belajar


1. Memahami sifat yang dimiliki siswa
Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua anak
terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap atau pikiran kritis dan kreatif. Oleh karenanya,
kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah agar menjadi
tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi anugerah Tuhan itu.
Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian guru terhadap hasil karya
siswa, yang disertai pertanyaan guru yangmenantang dan dorongan agar

5
siswa melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang baik untuk
mengembangkan potensi siswa.
2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Jean Piaget dalam Syah (2008:29-32) menjelaskan tentang perkembangan
kecerdasan akal atau perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam
empat tahap, yakni:
a. Sensory-motor ( Sensori-motor / 0-2 tahun )
Tapan ini adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat
bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub-tahapan.
b. Pre-operational ( Pra-operasional / 2 -7 tahun )
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah
akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi
psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah
prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek.
Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika
tidak memadai Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan
kata-kata dan gambar.
c. Concrete-operational ( Konkret-operasional / 7 – 11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul
antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri
berupapenggunaan logika yang memadai.
d. Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun ke atas).
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia
sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir
secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dariinformasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
memahamihal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak

6
melihat segalasesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada
"gradasi abu-abu" di antaranya.

3. Mengenal siswa secara perorangan


Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah dengan cara
”tutor sebaya”. Dengan mengenal kemampuan siswa, apabila ia mendapat
kesulitan kita dapat membantunyasehingga belajar siswa tersebut menjadi
optimal.

4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar


Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan
dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas
sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan


memecahkan masalah. Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan
masalah karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan siswa
padamasalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kritisuntuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative
pemecahan masalah. Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahudan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan
tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa
berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis. Pertanyaan dengan

7
kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...” dan“Apa yang terjadi jika…” lebih
baik daripada pertanyaan dengan kata-kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di
mana?”,”Berapa?”,”Kapan?”, yang umumnya tertutup ( jawaban betul hanya
satu).

6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik


Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan). Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa
untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Materi yang
dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, pasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, kaligrafi, peta, diagram, model, benda
asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan
pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu
guru dalam kegiatan pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas sebuah masalah.

7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan sumber yangsangat
kaya Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar untuk bahan belajar
siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan objek kajian (sumber
belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat
siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang
kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh
indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,
membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik (feedback) dari guru kepada siswa merupakan
salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih

8
banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar
angka. Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan
beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik
sebagai makhluk individual. Beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik antara lain :
a. Memancing aspirasi anak didik
b. Memanfaatkan teknik alat bantu yang praktis (akseptabel)
c. Memilih bentuk motivasi yang akurat (misalnya memberi angka,
hadiah, pujian, memberi tugas, hukuman, dll.)
d. Menggunakan metode yang bervariasi

9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental


Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan para siswa sibuk
bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok danpara siswa
duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan ciri
berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena aktif secara mental (mentally
active) lebih berarti daripada aktif secara fisik (phisically active). Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: takut ditertawakan,
takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru
hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari
temannya maupun dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan prinsip PAIKEM

10. Pengelolaan Kelas


Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan

9
masalah tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak
didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka
dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajararan. Juga
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik
dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya
proses belajar mengajar.
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu
diperhatikan hal– hal sebagai berikut :

1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu,


yangdilengkapi oleh tugas – tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu
tertentu,tetapi bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku –
perilaku masing – masing individu dalam kelompok itu. Kelompok
mempengaruhi individu – individu dalam hal bagaimana mereka
memandang dirinya masing – masing dan bagaimana belajar.
4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota – anggota.
Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing
mereka di kelas dikala belajar.
5. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan
siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok,
makin puas anggota – anggota di dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan
oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah
maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian pengelolaan lingkungan belajar yaitu, pengelolaan berasal dari


kata kelola yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang mempunyai arti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut juga memenejemen.
Konsep pengelolaan lingkungan belajar yaitu pengelolaan peserta didik,
pengelolaan ruang belajar, pengelolaan pembelajaran di kelas, pengelolaan
penilaian peserta didik.
Tujuan pengelolaan lingkungan belajar yaitu mewujudkan situasi dan kondisi
kelas agar pembelajaran berlangsung secara kondusif, menghilangkan berbagai
hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar,
menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
pembelajaran. Inti dari tujuan pengelolaan lingkungan belajar itu agar terciptanya
suasana belajar mengajar yang kondusif agar tercapainya proses pembelajaran
yang baik.
Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar adalah sebagai berikut:
1. Mereflesikan selera anak (child’s tastes).
2. Berorientasi pada optimalisasi perkembangan dan belajar anak.
3. Berpijak pada efisiensi pembelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan belajar:
1. Memahami sifat yang dimiliki siswa.
2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa.
3. Mengenal siswa secara perorangan.
4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar.
5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental.
10. Pengelolaan kelas.

11
B. Saran

Sebagai seorang calon pendidik, sebelum terjun langsung ke dalam


lingkungan belajar seharusnya kita terlebih dahulu memahami pengelolaan
lingkungan belajar dengan baik. Demikian itu dapat terciptanya pengelolaan
lingkungan belajar yang terkendali.

12
DAFTAR PUSTAKA
_____.2014. Unsur-Unsur. Prinsip-Prinsip, dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Belajar. Ainiatul93.blogspot.com.
http://ainiatul93.blogspot.com/2014/06/unsur-unsur-prinsip-prinsip-tujuan-
dan.html diakses pada tanggal 10 November 2023.

_____.2022. Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini. Educhannel.id.


https://educhannel.id/blog/artikel/pengelolaan-lingkungan-belajar-anak-
usia-dini.html. diakses pada tanggal 10 November 2023.

Nawawi, Hadari. 1986. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Haji
Masagung.

Mariyana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta. Prenada


Media Group.

13

Anda mungkin juga menyukai