FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC)
Kompleks Islamic center , Jl. Tuparev No 111 Kertawinangun , Kedawung,
Cirebon 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya
di akhirat.
Tidak lupa, penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat dari-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Pengelolaan Lingkungan Belajar” sebagai tugas Mata Kuliah Manajemen
Pengelolaan Kelas di bawah bimbingan Dosen Pengampu yang terhormat
Maesaroh, S.Sos., M.Pd. Penyusun berharap dapat memberikan manfaat bagi
semua pembaca terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bidang studi
Manajemen Pengelolaan Kelas di dunia pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penelitian berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah
suatu kondisi yang kondusif pada lingkungan belajar. Untuk mengkondusifkan
lingkungan belajar, diperlukan adanya pengelolaan ingkungan belajar. Guru
memiliki peranan penting dalam pengelolaan lingkungan belajar.
Suasana atau lingkungan belajar yang kondusif akan berpengaruh pada
proses belajar mengajar siswa cenderung mendorong anak untuk belajar dengan
tenang dan berkonsentrasi.
Pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang
dapat mempengaruhi perubahan prilaku anak sehingga dapat terpasilitasi dengan
baik. Pengelolaan lingkungan belajar yang baik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pengelolaan lingkungan belajar?
2. Apa saja tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan
belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar pengelolaan lingkungan
belajar.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari pengelolaan lingkungan
belajar.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan
belajar.
4. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan lingkungan belajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Belajar
Sebelum membahas lebih lanjut tentang konsep lingkungan belajar, akan
memaparkan sedikit pengertian belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar
dari diri anak didik dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan yang
memungkinkan belajar siswa misalnya: gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit,
pabrik, dan tempat-tempat lain yang sengaja dirancang untuk tujuan belajar siswa
atau yang dirancang untuk tujuan lain tetapi kita manfaatkan untuk belajar siswa-
siswa kita. Dalam pendidikan, lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dan kegagalan siswa dalam belajar. Apabila belajar
dengan baik, tapi bila lingkungannya buruk maka mustahil dia bisa belajar dengan
baik. Sedangkan pengertian pengelolaan lingkungan belajar yaitu, pengelolaan
berasal dari kata kelola yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang
mempunyai arti ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut juga
memenejemen.
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan adalah pengadministrasian,
pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan lingkungan belajar adalah
suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses
belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak
dapat berlangsung.
Menurut Huta Barat lingkungan belajar yaitu lingkungan yanga alami dan
lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembapan
udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia. Pengelolaan
lingkungan belajar(kelas) mempunyai konsep yaitu:
2
1. Pengelolaan peserta didik (siswa)
Pengelolaan peserta didik perlu di tegaskan peraturan tentang penggunaan
ruang belajar dan tata tertib dalam pelaksanaan bembelajaran, maka
aturan-aturan sekolah pun terkait dengan pengelolaan peserta didik agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Aturan sekolah
tersebut di gunakan untuk menetapkan batasan-batasan untuk seorang
siswa.
2. Pengelolaan ruang belajar (kelas)
Dalam pengelolaan lingkungan belajar(kelas) ini guru mengatur ruang
belajar sesuai karakteristik mata pelajaran, ruang belajar harus memiliki
media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Dapat di
simpulkan guru mempunyai wewenang dalam pengelolaan lingkungan
belajarnya, sehingga guru terlebih dahulu dapat menyiapkan bahan ajar
sebelum pembelajaran.
3. Pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran di lakukan dengan cara team teaching yaitu
sebagai suatu sistem pelayanan dimana guru mengelola pembelajaran
dengan baik dengan materi yang sudah di siapkan guru. Seperti
pembelajaran dengan cara diskusi, kelompok.
4. Pengelolaan penilaian peserta didik
Penilaian di lakukan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran,
penilaian di lakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta
didik. Penilaian ini meliputi penilaian kognitif, praktik,dan sikap seorang
siswa. Sedangkan hasil penilaian ini digunakan sebagai dasar untuk
mengukur kemampuan peserta didik.
3
pada siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa tujuan.
Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun
kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan.
Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan pengajaran.
Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya
proses belajar mengajar dalam kelas. Adapun secara khusus, tujuan pengelolaan
kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan
belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan tujuan
pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas agar pembelajaran berlangsung
secara kondusif, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
4
metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan
disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat
manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
5
siswa melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang baik untuk
mengembangkan potensi siswa.
2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Jean Piaget dalam Syah (2008:29-32) menjelaskan tentang perkembangan
kecerdasan akal atau perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam
empat tahap, yakni:
a. Sensory-motor ( Sensori-motor / 0-2 tahun )
Tapan ini adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat
bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub-tahapan.
b. Pre-operational ( Pra-operasional / 2 -7 tahun )
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah
akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi
psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah
prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek.
Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika
tidak memadai Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan
kata-kata dan gambar.
c. Concrete-operational ( Konkret-operasional / 7 – 11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul
antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri
berupapenggunaan logika yang memadai.
d. Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun ke atas).
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia
sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir
secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dariinformasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
memahamihal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak
6
melihat segalasesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada
"gradasi abu-abu" di antaranya.
7
kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...” dan“Apa yang terjadi jika…” lebih
baik daripada pertanyaan dengan kata-kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di
mana?”,”Berapa?”,”Kapan?”, yang umumnya tertutup ( jawaban betul hanya
satu).
8
banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar
angka. Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan
beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik
sebagai makhluk individual. Beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik antara lain :
a. Memancing aspirasi anak didik
b. Memanfaatkan teknik alat bantu yang praktis (akseptabel)
c. Memilih bentuk motivasi yang akurat (misalnya memberi angka,
hadiah, pujian, memberi tugas, hukuman, dll.)
d. Menggunakan metode yang bervariasi
9
masalah tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak
didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka
dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajararan. Juga
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik
dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya
proses belajar mengajar.
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu
diperhatikan hal– hal sebagai berikut :
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
_____.2014. Unsur-Unsur. Prinsip-Prinsip, dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Belajar. Ainiatul93.blogspot.com.
http://ainiatul93.blogspot.com/2014/06/unsur-unsur-prinsip-prinsip-tujuan-
dan.html diakses pada tanggal 10 November 2023.
Nawawi, Hadari. 1986. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Haji
Masagung.
13