Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK KESULITAN BELAJAR

Anak yang mempunyai masalah berkesulitan belajar spesifik mempunyai berbagai dampak
baik dampak bagi diri sendiri, keluarga maupun berdampak di lingkungan tempat
tinggalnya. Dampak yang ditimbulkan anak yang berkesulitan belajar spesifik dapat dibagi
menjadi tiga:

A. Dampak fisiologis

Dampak fisiologis pada anak yang mengalami berkesulitan belajar spesifik salah satunya
karena faktor fisik dari anak itu sendiri. Biasanya seorang anak yang mengalami
berkesulitan belajar spesifik mempunyai kondisi tubuh yang lemah atau sering sakit-
sakitan bisa juga karena pola pertumbuhannya tidak seimbang/tak genap, sehingga
proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna.

Dampak fisiologis juga bisa dari koordinasi motorik yaitu bagi mereka mengalami
masalah motorik kasar akan berkesulitan melakukan aktifitas yang melibatkan otot
besar seperti kalau mereka berjalan terlihat kurang seimbang, sering jatuh, kikuk, dll.
Sedangkan bagi mereka yang mengalami masalah motorik halus mereka akan
berkesulitan melakukan aktifitas yang melibatkan otot kecil seperti sulit mengerakan
jari serta pergelangan tangan mereka, mereka juga akan mengalami kesulitan dalam
memakai baju sendiri, belajar makan, memasang atau melepas baju , kesulitan
mengunakan pensil atau krayon.

Selain sakit faktor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab
munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi
menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta
gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain
sebagainya.

B. Dampak Psikologis

Anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik adalah anak-anak yang mengalami


hambatan salah satunya dalam proses psikologis seperti: sensori-persepsi,
pemahaman/penggunaan bahasa, bicara, menulis atau kemampuan tidak sempurna
dalam mendengar, berpikir, bicara, membaca, mengeja, dan mengerjakan hitungan
matematik dan sebagainya.

1. Bagi anak yang berkesulitan belajar spesifik, dampak dari kesulitan sensori-
persepsi adalah:
a. Dalam penglihatan (visual): dampaknya siswa akan tampak kesulitan untuk
membedakan bentuk huruf, sulit membedakan angka, sulit mencari huruf-huruf
yang sama.

b. Dalam pendengaran (audiotori): mereka akan berkesulitan membedakan bunyi


huruf, sulit menggabungkan bunyi huruf ketika belajar membaca, kesulitan
mengingat hal-hal yang disampaikan melalui bahasa, kesulitan mengingat
arahan atau intruksi yang di berikan.

c. Dalam perabaan atau gerak (kinestetik): siswa akan sulit membedakan sesuatu
yang kasar atau halus, sulit mengidentifikasi jari-jarinya ketika di pegang oleh
individu lain. Dan juga lemah dalam ketrampilan bermain di lapangan sehingga
tampak tidak lincah saat bermain.

2. Kesulitan membaca

Dampak dari anak yang kesulitan membaca adalah menyebabkan anak membaca
dengan campur aduk dalam mengatur urutan huruf atau angka ketika menulis,
kemampuan membaca menjadi lambat, kemampuan memahami isi bacaan menjadi
rendah, dan kalau membaca sering banyak kesalahan. Seperti anak tidak paham
mengapa harus diurutkan I-B-U, bukan B-U-I. Tidak hanya itu kesulitan membaca
juga menyebabkan anak lambat dalam membaca juga menjadi anak yang
pemahamannya rendah. Padahal anak dengan hambatan membaca maka ia akan
mempunyai kecenderungan untuk enggan dan bahkan menolak untuk belajar
membaca.

3. Kesulitan belajar menulis

Dampak dari anak yang kesulitan menulis adalah jika kalau anak di berikan tugas
oleh guru untuk menyalin, anak akan terlambat menyelesai salinan tulisan, anak akan
sering salah menuliskan huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2dengan 5, 6
dengan 9, dan lain-lain, dan jika kalau anak menulis tulisannya jelek dan tidak terbaca
dan juga tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang.

4. Kesulitan belajar berhitung

Dampak dari anak yang kesulitan belajar berhitung adalah anak akan sulit
membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =, anakj juga akan sulit mengoperasikan
hitungan/bilangan, anak akan sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan
71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya

C. Dampak sosiologis

Dampak sosiologis anak yang mengalami berkesulitan belajar spesifik itu di karenakan
faktor sosial seperti cara mendidik anak oleh orang tua (keluarga) mereka di rumah.
Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan
anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan
perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis,
atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah dari orang tua. Hal ini tentunya juga
memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.

Licht (Smith, 1998) mengemukakan bahwa kegagalan yang sering dialami oleh anak
dengan kesulitan belajar mengarah pada perilaku adaptasi yang salah. Mereka sering
bersikap agresif dan mempunyai perilaku negatif secara verbal maupun non verbal
(McConaughly, Mattison, & Peterson, 1994; Sigafoos, 1995, dalam Pavri & Luftig) dan
juga merusak atau menarik diri (Clare & Leach, 1991; McIntosh, Vaughn, & Zaragosa,
1991 dalam Pavri & Luftig). Hal tersebut menyebabkan mereka mengalami kesulitan
interaksi sosial dan cenderung ditolak oleh teman-teman (Farmer & Rodkin, 1996;
Nabasoku & Smith, 1993 dalam Pavri & Luftig). Sehingga mereka kesulitan untuk
mengikuti pembicaraan memahami dan mengunakan bahasa untuk komunikasi dua arah
dengan orang lain. Biasanya mereka kesulitan untuk memulai percakapan, menjelaskan
dan menceritakan pengalaman, dan berkomunikasi dua arah dengan orang lain. Ketidak
mampuan komunikasi ini juga akan menyebabkan mereka berkesulitan memahami
kalimat baik yang di utarakan maupun tertulis. Juga dapat kesulitan dalam mengingat
nama orang dan juga tempat.

Kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial pada anak yang periakunya tidak
diterima oleh lingkungan sosialnya, baik oleh sesama anak, guru, maupun orang tua.
Sehingga anak akan merasa terkucilkan, kecewa, tidak percaya diri, merasa
tidak berguna dan merasa direndahkan sehingga mereka mencoba untuk
diakui keberadaannya dengan berperilaku negatif lainnya seperti sering
mengganggu, tidak sopan, tidak tahu aturan atau berbaga iprilaku negative lainnya.
Jika kesulitan penyesuaian perilaku sosial ini tidak secepatnya ditangani maka
tidak hanya menimbulkan kerugian bagi anak itu sendiri, tetapi juga bagi
lingkungan.

Dampak pada Keluarga

Kesulitan belajar yang terjadi pada seorang anak tidak hanya berdampak bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak saja, tetapi juga berdampak dalam kehidupan keluarga. Orangtua merasa
frustasi, marah, kecewa, putus asa,merasa bersalah atau menolak dengan kondisi anak. Orangtua
akan saling menyalahkan sehingga hubungan antar keluarga bisa menjadi kurang harmonis.
Dampak lain adalah bertambahnya dana yang dikeluarkan oleh keluarga untuk memberikan les
ataupun bimbingan khusus terkait kesulitan yang dialaminya (Videback, 2008)

Dampak pada Lingkungan Anak

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak dan tidak mungkin dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari anak, sehingga kesulitan belajar yang dialami anak sedikit banyak akan
berdampak pada interaksi anak dengan lingkungannya. Di lingkungan sekolah misalnya, apabila
dalam satu sekolah terdapat banyak anak yang mengalami kesulitan belajar, sekolah tersebut
akan dicap tidak baik. Akibatnya reputasi sekolah menurun dan akhirnya bisa menurunkan
kredibilitas sekolah.

Pada lingkungan tempat tinggal anak akan berdampak jika anak yang mengalami kesulitan
belajar memiliki perilaku malas, nakal dan impulsif. Perilaku seperti ini tentu saja memberi
contoh yang tidak baik pada anak-anak lain yang ada disekitarnya, yang jika tidak dilakukan
pengawasan akan ikut-ikutan berperilaku seperti itu (Videback, 2008).

Anda mungkin juga menyukai