1, 2015
Abstrak
Air hujan merupakan sumber air yang berlimpah, terutama pada musim penghujan. Sebaliknya bila air
hujan tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Karena itu sangatlah penting untuk mengelola air hujan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara menampung
air hujan dan kemudian meresapkannya kembali ke dalam tanah. Banyak Negara sudah membuktikan
hasil yang baik dalam memanfaatkan air hujan untuk berbagai keperluan. Republik Dominika,
Singapura, Jepang, China, Thailand dan Indonesia adalah 6 negara yang telah mempunyai banyak
penerapan pemanfaatan air hujan dengan sangat baik. Air hujan dapat digunakan sebagai sumber air
bersih untuk memenuhi kebutuhan air minum. Upaya pembuatan sumur resapan untuk air hujan agar
meresap kembali ke dalam tanah adalah suatu usaha yang sangat baik untuk memelihara dan
melestarikan potensi air tanah. Disamping itu, infiltrasi air hujan ke dalam tanah juga dapat mencegah
penurunan muka tanah. Karena pentingnya sistem pengelolaan air hujan, maka sebaiknya dimasukkan
dalam edukasi kurikulum dari tingkat dasar hingga sekolah menengah atas. Demikian juga halnya
dengan implementasi pemanfaatan air hujan yang harus didukung oleh peraturan dan regulasi yang
mengikat secara nasional.
Abstract
Rainwater is an abundant source of water, especially during the rainy season. But otherwise if it is not
managed properly, it can lead to disasters, such as floods or landslides. Therefore it is very important to
harness rainwater by doing the best way, ie by the rain harvesting and then infiltrating the water back
into the ground. Many countries have shown good results in the use of rainwater for various purposes.
Dominican Republic, Singapore, Japan, China, Thailand and Indonesia are 7 countries which have a lot of
implementing rainwater utilization system very well. Rainwater can be used as a source of clean water to
meet the drinking water needs. Artificial recharge for rain water lets the water goes to infiltrate back
into the soil is a powerful effort to maintain and preserve the ground water potential. Besides, infiltration
of rainwater into the soil also can prevent land subsidence. Because of the importance of rainwater
management system, it should be included in the educational curriculum both for elementary to upper
secondary level. Similarly, the obligation for proper implementation must also be supported by adequate
rules or regulations.
1
Haryoto Indriatmoko dan Nugro Raharjo : Kajian Pendahuluan Sistem Pemanfaatan Air Hujan JAI Vol.8 No.1, 2015
akibat perubahan fungsi atau penggunaan lahan, hujan dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-
serta pengerasan lahan, maka kesempatan air untuk hari dan bahkan untuk air minum. Untuk mencapai
meresap ke dalam tanah menjadi hilang atau jauh kualitas sebagai sumber air minum yang tidak
berkurang. membahayakan kesehatan, maka diperlukan
Pengurangan cadangan air tanah sebagai teknologi pengolahan air tepat guna yang sesuai
akibat dari pemakaian air tanah yang berlebihan dengan daerah tersebut.
tidak dapat lagi diganti oleh meresapnya air hujan ke
dalam tanah. Untuk alasan ini, maka diperlukan
suatu usaha meresapkan air hujan ke dalam tanah
seoptimal mungkin, baik secara alami maupun
artifisial (buatan). Di antara pemerintah daerah yang
telah membuat peraturan pembangunan sumur
resapan adalah Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta, yaitu dengan dikeluarkannya SK Gubernur
No. 115 Tahun 2001 tentang pembuatan sumur
resapan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Keputusan ini bersifat wajib bagi penanggung-jawab
bangunan. Yang dimaksud dengan penanggung-
jawab bangunan tersebut adalah pemilik/penyewa Gambar 1 : Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur
bangunan baik perorangan maupun badan hukum Resapan.
yang diberi hak atau kuasa untuk menempati atau
mengelola bangunan tersebut. 1.2. Tujuan dan Sasaran Kegiatan
Sumur resapan adalah sistem resapan
buatan yang dapat menampung air hujan yang Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan
langsung dari atap atau pipa talang bangunan kajian awal atau pendahuluan dalam pemanfaatan
(Sudinda,T, 2009). Resapan dapat berbentuk sumur, air hujan guna keperluan melestarikan air tanah.
kolam resapan, saluran porous dan yang sejenisnya. Berdasarkan kajian awal sistem pemanfaatan air
Proses terjadinya resapan dimulai dari bagian air hujan tersebut, sasaran kegiatan ini diarahkan untuk
hujan yang mengalir melalui saluran penghubung memperoleh perbandingan di berbagai negara
dan masuk tertampung dalam sumur resapan yang tentang sistem pemanfaatan air hujan. Dalam batas-
memungkinkan terjadinya infiltrasi ke dalam tanah. batas tertentu, selanjutnya hasil ini juga untuk
Proses meresapkan air hujan dengan mekanisme disosialisasikan kepada beberapa pemerintah
sumur resapan disebut juga dengan resapan buatan. daerah di Indonesia.
Proses resapan secara alami terjadi pada daerah-
daerah yang porous, misalnya sawah, tanah 1.3. Metodologi
lapangan, permukaan tanah yang terbuka, hutan,
halaman rumah yang tidak tertutup dan lain-lain. Air Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini
hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya adalah :
akan membasahi tanah, bangunan, tumbuh- Studi Literatur
tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut Dalam melakukan kajian pendahuluan untuk
jatuh pada daerah yang berpori, maka akan meresap sistem pemanfaatan air hujan di berbagai negara
ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan air tersebut di Asia khususnya, dibutuhkan informasi tentang
semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai situasi dan kondisi sistem pemanfaatan air hujan
memasuki daerah aquifer dan akhirnya menjadi air di 4 negara di Asia (Singapura, Jepang, China dan
tanah. Thailand), maka studi literatur yang berupa
Berdasarkan masalah yang ada serta informasi terkini di negara-negara tersebut
tuntutan keadaan untuk melestarikan lingkungan, haruslah dilakukan dengan seksama. Untuk
maka dipandang perlu untuk mulai membangun negara Indonesia sendiri literatur di bidang
sarana untuk menampung air hujan dan meresapkan hukum (peraturan dan keputusan kepala daerah
limpahan air hujan ke dalam sumur resapan. Air tertentu) tentang pengelolaan atau pemanfaatan
yang tertampung dalam sarana penampung air air hujan juga sangat bermanfaat untuk dijadikan
dasar-dasar pertimbangan, terutama dalam
pembahasan sistem pemanfaatan air hujan.
Disamping itu berdasarkan literatur yang ada,
beberapa permasalahan yang muncul akibat
tidak dilakukannya sistem pemanfaatan air hujan
juga akan dibahas dalam kajian ini. Studi Banding
2
Haryoto Indriatmoko dan Nugro Raharjo : Kajian Pendahuluan Sistem Pemanfaatan Air Hujan JAI Vol.8 No.1, 2015
Dalam kajian awal sistem pemanfaatan air hujan permanently without dangerous depletion
akan diungkapkan sejauh mana perbandingan di of the storage reserve”,
4 negara di Asia, yaitu Singapura, Jepang, China yang kemudian dikembangkan oleh Meinzer 1923
dan Thailand, dalam membuktikan bahwa sistem (lihat Freeze dan Cherry, 1979) yang mendefinisikan
pemanfaatan air hujan adalah cara yang baik “safe yield” sebagai :
dan harus diterapkan di masyarakat. Sementara “The rate at which water can be withdrawn
itu di Indonesia walaupun regulasi-regulasi from an aquifer for human use without
tentang sumur resapan sudah disosialisasikan, depleting the supply to the extent that
namun kenyataannya masih sangat lemah dalam withdrawal at this rate is no longer economically
hal monitoring dan penerapannya. Karena itu feasible”.
dengan melakukan studi banding, maka akan Sumberdaya air tanah yang meskipun secara geologi
dapat lebih nyata lagi untuk dapat mengambil memperlihatkan potensi yang besar, memiliki
manfaat positifnya. banyak faktor keterbatasan. Akumulasi dari
keterbatasan ini menghasilkan resultante berupa
Pembahasan sumberdaya air tanah yang tidak berlanjut, artinya
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan pemanfaatan air tanah secara jangka panjang atau
dan melaksanakan studi banding, maka tahap permanen, akan menimbulkan masalah negatif jika
berikutnya adalah pembahasan beberapa hal tidak dikelola dengan baik.
tentang pemanfaatan air hujan, khususnya di
Indoneia, berikut dengan contoh 2.2. Penurunan Muka Tanah.
implementasinya.
Dalam beberapa dekade terakhir ini sudah
2. PEMANFAATAN AIR HUJAN DALAM menjadi kenyataan bahwa pemanfaatan air tanah
PENGELOLAAN AIR TANAH yang tidak terkendali mengakibatkan dampak
negatif pada lingkungan (Freeze dan Cherry, 1979).
2.1. Pengelolaan Sumberdaya Air Tanah Di beberapa lokasi di dunia pemompaan air tanah
dari sistem aquifer-aquitar yang tidak terkonsolidasi
Tujuan utama dari pemanfaatan air tanah dengan baik mengakibatkan penurunan muka
adalah sebagai cadangan untuk memenuhi tanah. Poland dan Davis 1969 dan Poland 1972
kebutuhan air bersih, jika air permukaan sudah (lihat Domenico dan Schwartz, 1990) memaparkan
tidak memungkinkan lagi dimanfaatkan, baik secara insiden penurunan muka tanah sebagai akibat
kuantitatif (yang biasanya dilakukan oleh pengambilan cairan dari bawah tanah. Dalam
perusahaan air minum), maupun secara kualitatif pemaparannya insiden penurunan muka tanah ada
karena air permukaan sudah terkotori atau hubungannya dengan produksi minyak dan gas
tercemar sehingga membahayakan untuk bumi. Terdapat tiga kasus ladang minyak
dikonsumsi oleh penduduk secara langsung. Oleh Wilmington di Long Beach, California, dan
karena itu, alternatif pasokan air yang dilakukan mengambilan air tanah yang berlebihan di kota
dengan ekstraksi air tanah sifatnya hanya Meksiko, dan di lembah San Joaquin, California,
sementara dan terbatas pada air tanah dangkal. Amerika Serikat yang memperlihatkan kecepatan
Penggunaan air tanah harus tidak melebihi penurunan muka tanah hampir 1 meter setiap tiga
kapasitas maksimum, yaitu jumlah maksimum air tahun dalam pengamatan selama 35 tahun, yaitu
tanah yang secara teknis dapat diekstraksi tanpa dari tahun 1935 hingga tahun 1970.
mengganggu keseimbangan dan stabilitas pasokan. Jika pemompaan air tanah dapat
Istilah “safe yield” atau batas aman sebagai salah menyebabkan terjadinya kerucut depresi,
satu indikator penggunaan debit air tanah secara sebaliknya secara teoritis kegiatan penyuntikan atau
maksimum didefinisikan pertama kali oleh Lee 1915 pemompaan air ke dalam aquifer dapat menaikkan
(lihat Domenico dan Schwartz, 1990) sebagai muka air tanah atau menaikkan tinggi tekan air
berikut : tanah pada aquifer artesis. Proses ini secara analogi
“The limit to the quantity of water which adalah kebalikan dari proses pemompaan air tanah
can be withdrawn regularly and keluar atau ke atas (Freeze dan Cherry, 1979).
Secara fisik skema ini sudah pernah diterapkan di
beberapa tempat di dunia antara lain di California,
Amerika Serikat (Domenico dan Schwartz, 1990).
Teknologi ini dikenal dengan sebutan “Water
Factory 21”. Air baku yang disuntikkan ke dalam
tanah melalui sumur bor dengan dalam sesuai
dengan letak aquifer air tanah yang menjadi tujuannya. Skema imbuhan buatan (artificial
3
Haryoto Indriatmoko dan Nugro Raharjo : Kajian Pendahuluan Sistem Pemanfaatan Air Hujan JAI Vol.8 No.1, 2015
recharge) ini sudah dioperasikan sejak Oktober 1976 perawatan untuk menghilangkan partikel,
yang terletak di area pesisir Orange County, pertumbuhan mikroba, dan presipitat kimia (zat
California, Amerika Serikat. Proyek ini terdiri atas 23 padat). Sumur injeksi digunakan di banyak negara.
sumur injeksi yang membentang sepanjang 4 mil, Sebagai contoh, sumur tersebut telah menjadi
dengan jumlah volume air yang diinjeksikan bagian penting dari sistem pasokan air di Israel sejak
sebanyak 15 juta galon setiap hari untuk memasok tahun 1956. Masyarakat umumnya memandang
air tanah di kawasan tersebut yang juga sekaligus struktur resapan buatan sebagai cara yang lebih
membendung perambatan intrusi air laut di ramah lingkungan untuk mengelola air, bukan
kawasan pesisir tersebut. membangun bendungan untuk penyimpanan
kelebihan air permukaan. Namun penggunaan
2.3. Pengisian Air Tanah Buatan resapan buatan di setiap lokasi masih harus
menghadapi berbagai hambatan teknis, hukum, dan
Peningkatan tuntutan untuk pemenuhan keuangan.
kebutuhan air dan ditambah dengan keprihatinan
untuk perlindungan lingkungan membutuhkan
berbagai kiat manajemen air yang berinovasi.
Resapan buatan air tanah adalah proses
penambahan air ke aquifer melalui usaha manusia.
Banyak teknik dan tujuan yang berbeda untuk
menciptakan resapan buatan. Berbagai program
kegiatan telah dilaksanakan secara bervariasi, tetapi
biasanya melibatkan air permukaan yang disimpan
dalam aquifer untuk digunakan di waktu
mendatang. Pemulihan dari air tanah yang disimpan
umumnya adalah dengan sarana sumur resapan.
Meskipun maksud dari resapan buatan
pada umumnya adalah untuk meningkatkan
cadangan air tanah agar dapat digunakan
dikemudian hari, kegiatan insidental seperti irigasi, Gambar 2 : Generalisasi Penampang Resapan
pembuangan air hujan, kebocoran saluran, dan pipa buatan Dari Permukaan Tanah Menggunakan
air bocor juga dapat mengakibatkan resapan buatan Surface Spreading Techniques.
air tanah. Mengisi ulang secara buatan dan
penyimpanan aquifer serta pemulihannya adalah Pemilihan lokasi untuk resapan buatan
sistimatika manajemen yang sangat baik dan efektif sangat penting. Keberhasilan sudah dialami di
untuk membantu mengimbangi tuntutan beberapa jenis aquifer. Idealnya, aquifer yang akan
peningkatan pemanfaatan air dan sekaligus menyimpan, dan mengirimkan air dengan jumlah
melakukan upaya konservasi potensi air tanah. yang diinginkan, air resapan yang masuk diusahakan
Berbagai teknik, metode dan keadaan untuk proses untuk tidak mempengaruhi secara signifikan atau
ini sangat luas dan berkembang. tidak menurunkan kualitas kimia air. Selain itu,
Mengisi ulang secara buatan mempunyai permeabilitas aquifer dangkal seharusnya tidak
beberapa bentuk struktur. Salah satunya adalah membatasi infiltrasi dengan permukaan menyebar.
teknik permukaan menyebar (surface spreading Investigasi lokasi (situs) untuk resapan buatan harus
technique). Pengisian buatan dengan teknik ini mencakup pemetaan hidrogeologi aquifer tersebut
melibatkan air cadangan di permukaan di daerah di untuk mengidentifikasi karakteristik aquifer.
mana air bisa meresap ke aquifer dangkal. Teknologi lanjutan dengan menggunakan simulasi
Cekungan yang menebar, bendung di saluran komputer untuk pemodelan aliran air tanah dan
sungai, alur, parit, dan saluran air adalah contoh transportasi akan sangat membantu dalam
resapan buatan umum (lihat Gambar 2). menentukan besaran dan lokasi injeksi.
Teknik injeksi menggunakan sumur untuk Ketersediaan air sering menjadi
implementasi resapan buatan. Sumur injeksi pertimbangan yang paling penting bagi waktu
biasanya memasukkan air langsung ke aquifer resapan buatan. Dalam kebanyakan kasus hal ini
artesis di mana Surface Spreading Techniques tidak berpengaruh kuat terhadap cuaca musiman.
bisa dilakukan. Sumur injeksi juga membutuhkan Biasanya, resapan buatan dengan teknik
penyebaran menggunakan air permukaan tanpa
pengolahan sebagai sumbernya. Sedangkan teknik
injeksi telah menggunakan air yang diolah, yang (dengan air limbah yang biasanya diolah terlebih
disesuaikan untuk kondisi spesifik lokasi. Injeksi dahulu) merupakan pasokan yang lebih stabil dan
4
Haryoto Indriatmoko dan Nugro Raharjo : Kajian Pendahuluan Sistem Pemanfaatan Air Hujan JAI Vol.8 No.1, 2015
5
tangkapan permukaan untuk sistem pemanfaatan air hujan sebagai sumber utama pasokan air. Dibuat
air hujan. Sistem saluran mengumpulkan air hujan penggalian 20 meter kubik tanah liat dan
ke tangki penyimpanan sebesar 1.000 m 3 di bawah dikonstruksi berjajar tangki air bawah tanah di
tanah dan air hujan yang sudah tertampung tanah untuk menyimpan aliran permukaan. Metode
tersebut digunakannya untuk menyiram toilet dan tersebut sudah sangat umum di daerah ini. Usaha
pendingin udara. Melalui contoh ini, banyak fasilitas ini tidak bisa selalu membantu ketersediaan air yang
umum baru termasuk Balai Kota yang sudah mulai cukup dan orang-orang terpaksa untuk berjalan jauh
memperkenalkan sistem pemanfaatan air hujan. ke sungai untuk mengambil air atau bergantung
Pada tingkat masyarakat, fasilitas pemanfaatan air pada truk tangki air dari pemerintah.
hujan sederhana dan unik, "Rojison", telah didirikan
oleh penduduk setempat di distrik Mukojima Tokyo
untuk memanfaatkan air hujan yang dikumpulkan
dari atap rumah-rumah pribadi untuk penyiraman
kebun, pemadam kebakaran dan air minum dalam
keadaan darurat.
Gambar 3 : Skematik Sistem Pemanfaatan Air Hujan Gambar 5 : "Rojison", Fasilitas Pemanfaatan Air
Dari Atap. Hujan Yang Sederhana Dan Unik Di Tingkat
Masyarakat Desa Di Jepang.
11
Utilization Saves the hujan tidak 198 :
Earth – Form a diragukan akan
Friendship with mengatasi = −
Raindrops in Cities “. “Kekeringan Kota
Konferensi ini dan Banjir Kota”.
Keterangan:
mencari jalan untuk c. Pemanfaatan air
H = Kedalaman air (m)
untuk menyelaraskan hujan adalah
Q
hujan dengan tanggung jawab
rencana internasional
=
pembangunan kota. bersama yang
Sebagai hasilnya, lima mempertimbang
D
poin berikut - kan
e
ditetapkan: “pembangunan
b
a. Penduduk di berkelanjutan”
i
Asia, Amerika kota-kota.
t
Latin dan Afrika d. Pemanfaatan air
akan terus hujan secara
m
memadati kota langsung
a
besar dan dihubungkan
s
sebagai dengan polusi
u
hasilnya, kota udara dan hujan
k
akan asam.
menghadapi e. Menciptakan
(
masalah budaya air hujan
m
“Kekeringan baru di mana
3
Kota dan Banjir kota dapat hidup
/
Kota” seperti dengan lebih
d
yang dihadapi harmonis dimana
t
Tokyo, Jakarta hujan
)
dan lainnya. diperlukan.
b. Pelajaran bahwa
F
Tokyo telah Untuk
belajar membangun suatu
=
sepenuhnya sumur resapan agar
menolak hujan dapat memberikan
F
dan membuang kontribusi yang
a
air hujan ke got, optimum diperlukan
k
dan kearifan metoda perhitungan
t
baru Tokyo sebagai berikut
o
dalam teknik (Sunjoto, 1992):
r
pemanfaatan air
a. Menghitung debit minum, minimal bagi G
masuk sebagai para siswa di dalam e
fungsi lingkungan pesantren. o
karakteristik luas m
atap bangunan Tabel 1 : Tabel e
dengan formula Geometrik Sumur
n sumu t
rasional (Q=CIA, Resapan. r
Q=debit masuk, i
C=Koefisien Aliran c
(jenis atap),
I=Intensitas (
Hujan, A=Luas m
atap). )
b. Menghitung kedalama r optimum, K
ang r seb i b y
difo8)mulakan aga erikut (Formula Sunjoto =
11
(1)
P j
e e
r n
m i
e s
a
b f
i u
l n
i g
t s
a i
s
d
t a
a n
n
a p
h o
l
( a
m
/
l
d
e
t
t
)
a
k
R
= s
u
R m
a u
d r
i
u p
s a
d
s a
u
m j
u a
r r
a
( k
m
) s
T = Durasi aliran (dt) a
c. E l
v i
a n
l g
u
a p
s e
i n
11
g a
a k
r a
u n
h
“
g m
u u
n l
a t
i
m
e w
n e
e l
n l
t
u s
k y
a s
n t
e
k m
e ”
d .
a
l Jika akan untuk memanfaatkan air
a membangun sebuah hujan dan sekaligus
m sumur resapan dengan mengkonservasi air
a profil sumur seperti tanahnya. Bahkan
n yang disajikan pada dalam aplikasi di
Tabel 1, maka berbagai daerah telah
t perhitungan kedalaman dilakukan paduan antara
e sumur efektif dapat penampungan air hujan,
r dihitung dengan sumur resapan dan
k menggunakan formula pengolahan air hujan
o Sunjoto, dimana Faktor untuk memenuhi
r Geometri (F) tersebut kebutuhan air minum
e disesuaikan dengan bagi suatu komunitas
k bentuk-bentuk secara terbatas. Pusat
s potongan membujur Teknologi Lingkungan,
i sumur resapan yang BPPT telah
akan dibangun. mengaplikasikan
d Berdasarkan program paduan
e pengalaman berbagai tersebut di Pandeglang,
n negara yang telah tepatnya di Pesantren
g menerapkan sumur Daar El Fallah. Sistem
a resapan dan telah penampungan air hujan
n menunjukkan yang diterapkan dapat
keberhasilan program dilihat pada Gambar 8.
m tersebut, maka Dengan
e Pemerintah Indonesia kapasitas bak PAH yang
n telah mengeluarkan cukup besar, maka
g berbagai peraturan dan manfaatnya sangat
g perundang-undangan berarti, yaitu pada saat
u yang mengharuskan musim kemarau, air
n aplikasi sumur resapan hujan tersebut dapat
11
digunakan sebagai air seperti di
baku untuk kebutuhan Republik
air Dominika,
Singapura,
3. KESIMPULAN DAN Jepang, China,
SARAN Thailand dan
Indonesia.
3.1. Kesimpulan 4. Aplikasi
pemanfaatan
1. Air hujan air hujan di
sebenarnya suatu
adalah suatu komunitas
anugerah alam masyarakat
yang berlimpah tertentu
dan merupakan merupakan
sumber air yang bukti sarana
selayaknya edukasi positif
dimanfaatkan baik bagi
secara arif oleh masyarakat itu
manusia, sendiri maupun
terutama pada pemerintah
musim daerah
penghujan. setempat.
2. Pengelolaan
dan
pemanfaatan
air hujan yang
baik (dengan
sumur resapan)
akan membawa
manfaat yang
sangat besar,
yaitu sebagai
sumber air
bersih atau air
minum,
mencegah
bencana banjir,
tanah longsor,
mencegah
penurunan
muka tanah
dan sekaligus
melakukan
konservasi air
tanah.
3. Pemanfaatan
air hujan
sebagai sumber
air untuk
pemenuhan
kebutuhan air
minum maupun
air bersih sudah
dilakukan sejak
dulu di
berbagai
belahan dunia,
11
Gambar 8 : Gambar Disain Sumur PAH Dan Sumur Resapan Di Pesantren Di Daar El Fallah, Pandeglang.
Tabel 2 : Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah dalam tanah diwajibkan membuat sumur
Permeabilitas Rendah (SK. Gub DKI Jakarta No. 20 resapan yang dilengkapi dengan pemanenan air
Th. 2013). hujan.
3. Program konservasi air tanah pada khususnya
dan konservasi sumberdaya air pada umumnya
perlu dijadikan bagian dari kurikulum di sekolah
dari tingkat dasar hingga menengah atas, agar
setiap murid dapat memahami perlunya
mengelola sumberdaya air sesuai dengan
tingkatan kemampuannya. Dengan demikian
pada gilirannya, pengetahuan ini akan dibawa
ke lingkungan sekitar tempat tinggalnya dan
diharapkan dapat berbuat sesuatu untuk
mengkonservasi sumberdaya air.
3.2. Saran