Anda di halaman 1dari 15

PANEN AIR HUJAN

FARHAN
204110166
LATAR BELAKANG

Air menjadi kebutuhan pokok yang paling


mendasar bagi kehidupan di Bumi baik itu
manusia, hewan maupun tumbuhan. Namun,
permasalahan yang sering terjadi dan dialami di
Indonesia adalah  kelangkaan air bila kemarau
panjang terjadi. Kenapa tidak kita coba untuk
memanfaatkan hujan untuk keseharian kita?

2
PANEN AIR HUJAN

Panen Air Hujan atau rainwater


harvesting, adalah proses
mengalirkan air hujan yang jatuh
ke atap, kedalam tangki
penampungan

3
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Keuntungan mendasar dari sistem Kerugiannya adalah sebuah
rainwater harvesting adalah kenyataan bahwa kita tidak bisa
minimnya penggunaan energi mengetahui secara pasti seberapa
dalam proses penangkapan air banyak dan kapan hujan akan turun.
hujan.

4
PRINSIP DASAR
Sistem rainwater harvesting terdiri dari 3 komponen dasar yang
penting. Antara lain:
▪ Penangkap atau permukaan atap yang berfungsi untuk menangkap
air hujan.
▪ Sistem pengiriman untuk memindahkan air hujan yang sudah
ditangkap dari penangkap atau permukaan atap ke bak
penyimpanan.
▪ Bak penyimpanan atau tangki air untuk menyimpan air hingga air
itu dipergunakan.
5
PRINSIP DASAR
Gambar Komponen-Komponen Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use 6


PERTIMBANGAN SEBELUM PERANCANGAN
A. FAKTOR LINGKUNGAN (IKLIM)
Layak atau tidaknya suatu kawasan untuk diaplikasikan sistem rainwater
harvesting sangat bergantung kepada curah hujan pada kawasan tersebut.
Menurut buku Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006), curah hujan
merupakan kunci utama dalam mengetahui apakah penggunaan sistem
rainwater harvesting mampu bersaing dengan penggunaan sistem sumber air
dari PDAM.
Daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau pendek sekitar 1
hingga 4 bulan disertai dengan beberapa hujan badai berintensitas tinggi
merupakan daerah yang memiliki kondisi yang paling cocok untuk
pengaplikasian sistem rainwater harvesting. 7
PERTIMBANGAN SEBELUM PERANCANGAN
B. FAKTOR TEKNIS
Faktor Teknis yang dimaksud seperti :
▪ Penggunaan material penangkap air hujan yang tentu saja kedap air seperti
metal, keramik, asbestos, atau semen.
▪ Ketersediaan area untuk penyimpanan air hasil tangkapan.
▪ Jumlah pengguna air dan peruntukan penggunaan air.
▪ Ketersediaan sumber air lain seperti air permukaan atau air dari PDAM
sebagai alternatif ketika air hasil rainwater harvesting habis.
▪ Tersedianya pekerja dan material lokal yang cocok untuk perancangan dan
manajemen sistem rainwater harvesting. 8
PERTIMBANGAN SEBELUM PERANCANGAN
C. FAKTOR KEBUTUHAN AIR
Jumlah angka kebutuhan air per orang sangat beragam. Keragaman ini dimulai
dari perbedaan negara, komunitas tertentu, atau bahkan rumah tangga. Perlu
diingat pula jumlah penggunaan air juga bisa berubah secara drastis pada
musim yang berbeda. Didalam Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006)
dinyatakan bahwa dalam keadaan terdesak dan krisis air, sedikitnya manusia
dapat menggunakan sebanyak 15 Liter air untuk mandi dan kebutuhan higienis
lainnya dalam sehari.

9
PERTIMBANGAN SEBELUM PERANCANGAN
D. FAKTOR SOSIAL
Pertimbangan berikutnya adalah faktor sosial. Beberapa faktor tersebut antara
lain:
▪ Diharapkan ada alasan kuat yang melatar belakangi butuhnya
pengaplikasian sistem rainwater harvesting pada komunitas atau hunian
tertentu.
▪ Sebisa mungkin biaya desain harus terjangkau dan efektif.
▪ Semua anggota komunitas atau penghuni harus sepenuhnya mengerti,
terlibat dan turut ikut serta dalam mengoptimalisasi sistem rainwater
harvesting. 10
PERTIMBANGAN SEBELUM PERANCANGAN
E. FAKTOR FINANSIAL
Faktor terakhir yang cukup penting adalah faktor finansial. Tidak dipungkiri,
perancangan sistem rainwater harvesting membutuhkan biaya. Semua itu
kembali kepada metode desain, material yang dipilih, serta besarnya skala dan
kapasitas sistem rainwater harvesting tersebut.

11

PERTIMBANGAN SEBELUM
PERENCANAAN
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui sebelum
merancang sistem rainwater harvesting. Antara lain:
▪ Jumlah pengguna dan rata-rata konsumsi per harinya.
▪ Data curah hujan lokal dan data pola curah hujan lokal.
▪ Jenis pengguna pada sistem (Tidak berkala, berselang,
sebagian, penuh).
▪ Area penangkap air hujan (dalam m²).

12

PERANCANGAN SISTEM RAINWATER
HARVESTING
Berdasarkan Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006),
terdapat 4 langkah sistematis dalam merancang sebuah sistem
rainwater harvesting.
Tahap 1. Merancang area penangkap air hujan.
Tahap 2. Merancang sistem pengiriman air hujan.
Tahap 3. Menentukan ukuran penyimpanan air yang
diperlukan.
Tahap 4. Memilih desain penyimpanan air yang cocok untuk
proyek yang bersangkutan.

13
contoh desain sistem memanen air hujan yang sederhana yang


dapat diterapkan masyarakat pada aras rumah tangga

14
KESIMPULAN
“ Untuk memenuhi permintaan air yang persediaannya
semakin terbatas, diperlukan upaya konservasi air.
Memanen air hujan merupakan salah satu metode
konservasi air yang dapat dilakukan oleh masyarakat
dalam rumah tangga. Upaya konservasi air memerlukan
komitmen dari semua pihak terhadap isu keberlanjutan
air. Apabila memanen air hujan dipraktekkan secara
berkesinambungan akan dapat membantu memelihara
keberlanjutan air dan keberlanjutan lingkungan sebagai
pendukung perikehidupan generasi sekarang dan yang
akan datang.
15

Anda mungkin juga menyukai