Abstrak
Air hujan dari area kedap air dapat menghasilkan limpasan yang jika tidak diatur secara baik dan langsung di-
alirkan ke drainase konvensional, maka akan mendatangkan banjir/ genangan serta kekeringan pada musim
kemarau. Untuk itu konsep yang diterapkan adalah Low Impact Development (LID) dengan salah satu prak-
teknya yaitu Rainwater Harvesting (RWH) sebagai upaya untuk mempertahankan konservasi air pada kawasan
budidaya dan dapat menciptakan keberlanjutan terhadap pengelolaan air pada suatu kawasan umumnya di
perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui volume limpasan air hujan dan menyediakan sarana dan
prasarana untuk menampung/memanen air hujan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber. Analisis yang
digunakan yaitu analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Besar volume pemanenan air hujan yaitu
18.198,63 m3/tahun (dapat mengurangi pekaian air dari sumber air tanah sebesar 10,55 %). Media yang
digunakan untuk menampung air hujan yaitu reservoir atau tangki dan danau buatan dengan kapasitas 2272 m 3
dan 3750 m3.
Kata-kunci : konservasi air, low impact development, rainwater harvesting, sumber air
Dalam hal ini, Kawasan Pendidikan Fakultas nah memalui pemanfaatan air hujan dengan
Teknik Universitas Hasanuddin Gowa, menjadi cara membuat kolam pengumpulan air hujan
lokasi studi kasus yang memiliki area terbangun (tertutup maupun terbuka), sumur resapan
dan non terbangun yang menghasilkan limpasan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang bio-
air hujan pula baik pada area terbangun dan pori. Dalam hal ini, karena air hujan yang jatuh
non terbangun. Kawasan Pendidikan FT-UH ini, digunakan untuk keperluan penggunaan air pa-
diharapkan dapat mewakili kawasan lainnya da lokasi penelitian, sehingga praktek yang di-
atau wilayah yang lebih luas untuk mengi- gunakan adalah kolam pengumpulan air hujan.
dentifikasi volume limpasan air hujan yang “ter-
buang sia-sia”, di mana air hujan ini sebenarnya Low Impact Development (LID)
dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber air
LID adalah strategi desain suatu wilayah dengan
dan menyediakan sarana dan prasarana untuk
tujuan utama mempertahankan atau menirukan
menampung/memanen air hujan (RWH) sehing-
regime hidrologi sebelum pembangunan dengan
ga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air di
menggunakan teknik desain dengan mencip-
Kawasan Pendidikan FT-UH Gowa. takan fungsi yang sama dengan lansekap hidro-
logi. Prinsip LID di dasarkan kepada pengon-
Sehingga dengan adanya penelitian ini, diha-
trolan air hujan yang sumbernya dengan meng-
rapkan mampu mengurangi kesalahan-kesa-
gunakan kontrol skala mikro yang tersebar di
lahan pembangunan dan sadar akan pentingnya
air untuk kehidupan serta melakukan upaya- seluruh daerah (LID, EPA 2000 dalam Dhalla
upaya konservasi air khususnya air hujan. dan Christine Zimmer, 2010).
Metode R=
(A1R1 + A2R2+ A3R3 +⋯..+AnRn)
…………………..(1)
𝐴
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif de-
ngan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini ha- Keterangan, R: Curah hujan rata-rata daerah
nya menfokuskan pada kuantitas air. (mm), A: Luas Areal (km2), n: jumlah titik-titik
(pos stasiun) pengamatan, R1….: besarnya
Metode Pengumpulan Data curah hujan pada masing-masing pos stasiun
curah hujan (mm).
Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan sekunder. Pengumpulan data primer di- Analisis Curah Hujan Andalan
peroleh dengan observasi dan wawancara. Se-
dangkan data sekunder, diperoleh dari dinas Perhitungan debit andalan ini diperlukan untuk
pemerintah daerah terkait yang mempunyai da- menghitung debit dari sumber air yang dapat
ta curah hujan tiap pos pengamatan, jenis tanah, diandalkan untuk suatu keperluan tertentu (pe-
dan nilai evaporasi pada daerah tersebut. Selain luang kejadian hujan). Penelitian ini meng-
itu data sekunder juga diperoleh dari pihak gunakan peluang 80% rumus (Sosro-darsono,
pengelola kawasan pendidikan seperti, data 1980 dalam Zulkipli, Widandi Soetopo, Hari
kontur, pembagian zona kawasan pendidikan, Prasetijo, 2012):
dan peruntukan lahan Uraian data primer seperti
𝑚
yang disajikan di bawah ini. P(%)= 𝑥 100%…………………………………….(2)
𝑛+1
Analisis potensi rainwater harversting (RWH) per Keterangan: V: Volume bak penampung pada
bangunan digunakan untuk mengetahui kuan- akhir bulan (m³) S: Kemampuan volume bak
titas air hujan yang dihasilkan berdasarkan ba- menampung air hujan dalam satu bulan (m³) B:
nyaknya hujan turun dan tertangkap oleh atap Kebutuhan air minum dalam satu bulan (m³).
bangunan per bulannya. Adapun rumusnya se-
bagai berikut (Lizarrage-Mendiona, Liliana, dkk. Analisis Total RWH
2015):
Analisis RWH ruang terbuka (RT) dan area ter-
VR = R x Hra x Rc/ 1000……………………………(4) bangun digunakan untuk mengetahui limpasan
total (nilai bersih) potensi RWH setelah diku-
Keterangan: R = curah hujan bulanan (mm), rangi dengan nilai evaporasi dan porositas
Hra = luas atap (m2), Rc = koefisien Runoff . dengan rumus:
Bulan Desember merupakan bulan dengan cu- Potensi RWH bangunan dan ruang terbuka pa-
rah hujan paling tinggi. Sedangkan untuk Bulan ling tinggi berada pada Bulan Maret dengan nilai
Juli hingga Oktober, curah hujan bernilai 0 mm, 3912,26 m3 dan 814,12 m3.
diasumsikan pada bulan tersebut merupakan
bulan kering.
29.25
21.37 23.36
7.67 16.06
11.89 5.20 0.00 0.00 0.00 0.00 12.64
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Jika dilihat pada gambar di bawah ini, kebu- Kapasitas Penampungan Pemanenan Air Hujan
tuhan air kampus cenderung stabil tiap bulannya. (RWH)
Kebutuhan Air Kawasan Pendidikan yang paling
tinggi berada pada Bulan Januari, Desember, Penampungan hasil dari pemanenan air hujan
Mei, Juli, Agustus, dan November. Hal ini dikare- dibagi menjadi 2 (dua) yaitu menggunakan
nakan mempunyai jumlah hari dalam satu bulan tangki dan kolam. Pemilihan wadah penam-
yaitu 31 hari. pungan ini didasarkan pada maksud dari pema-
nenan air hujan yaitu untuk digunakan kembali
14649.36
14649.36 14649.36
14176.8
14649.36
14649.36
14176.8
14176.8 14649.36
14649.36
14176.8
sebagai sumber air. Luas danau buatan yang
13231.68
akan direncanakan berdasarkan masterplan ka-
wasan pendidikan FT-UH yaitu 0,23 Ha. Selain
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
itu, eksisting sumber air yang digunakan adalah
Kebutuhan Air Kampus FT-UH Gowa (m3/bulan)
berupa sumur kemudian dengan adanya rumah
pompa, air dari sumur dipompa menuju reser-
Gambar 3. Kebutuhan Air Kampus FT-UH Gowa
voir utama dengan kapasitas 1.200 m3. Dari
reservoir utama, air disalurkan ke reservoir ba-
Perbandingan RWH Bangunan dan Ruang Ter- wah tanah dan dipompa lagi untuk ditampung di
buka dengan Kebutuhan Air Kampus reservoir atap, sehingga dengan menafaatkan
gaya grafitasi, air dapat digunakan untuk segala
Perbandingan hasil pemanenan air hujan de- aktivitas kampus. Total kapasitas reservoir ba-
ngan kebutuhan air kampus disajikan dalam wah tanah, atap dan utama yaitu 2.272 m3.
persentase. Maksud dengan persentase ini yaitu Berdasarkan gambar 1, potensi RWH yang ter-
berapa besar air hujan yang dapat mengurangi besar berada pada Bulan Maret dengan 814,12
pemakaian air pada kawasan pendidikan yang m3. Jika dibandingkan dengan kapasitas reser-
sumber air berasal dari air tanah (sumur). voir (tangki) keseluruh dengan potensi RWH
Kebutuhan air kawasan pendidikan mampu diku- terbesar, kapasitas tangki masih tersisa kurang
rangi dengan adanya pemanenan air hujan. Bu- lebih 1500 m3. Sehingga dapat ditarik kesim-
lan Januari, persentase RWH yang dapat digu- pulan bahwa kapasitas tangki yang ada mampu
nakan untuk kebutuhan air yaitu, 21,37% dari menampung air hujan yang berasal dari atap
penggunaan air pada bulan ini (selengkapnya bangunan. Sedangkan untuk penampungan air
berada pada gambar 3). Sehingga rata-rata hujan yang berasal dari ruang terbuka dengan
RWH yang dapat digunakan untuk mengurangi media danau buatan dengan kapasitas 3750 m3.
penggunaan air kampus dari sumber air tanah Jika diban-dingkan dengan hasil pemanenan air
E 094 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Resti Kharisma
hujan pada gambar 1, maka diperoleh kesim menutupi kekurangan kebutuhan air. Selan-
pulan bahwa rata-rata air hujan tersebut dapat jutnya air dipompa naik ke reservoir atas, de-
ditampung pada danau buatan tersebut. ngan memanfaatkan gaya gravitasi air dapat
tersalurkan. Selain itu, pada alur distribusi air,
Arah Aliran Air Hujan terdapat penyaringan air sebelum air tersebut
disalurkan pada tangki bawah tanah atau air
Awal untuk menentukan lokasi kolam yaitu pe- yang berasal dari danau. Dalam hal ini, digu-
nulis mengidentifikasi arah air dengan peta nakan saring pasir sederhana dan saringan pasir
kontur kawasan pendidikan, arah aliran dari up flow.
drainase dan tinjauan terhadap masterplan ka-
wasan pendidikan. Kemudian, hasil dari arah Saring pasir lambat ini mempunyai keunggulan
aliran air tersebut menjurus pada danau buatan dalam hal pencucian media saringan (pasir)
yang berada di bagian belakang kawasan pen- yang mudah, selain itu tidak memerlukan bahan
didikan. Sehingga air hujan dari ruang terbuka kimia, biaya operasional yang murah, dapat
baik melalui media drainase atau langsung di- menghilangkan zat besi, mangan dan warna
salurkan ke danau buatan, sehingga dapat serta kekeruhan yang berada pada air hujan,
mengurangi beban sungai atau kanal dalam dapat menghilangkan senyawa kimia (ammonia)
menerima limpasan air hujan. dan polutan organik, dan proses operasi dan
perawatannya murah dan mudah (Kelompok
Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah
Cair, 1999).
Lokasi Danau
Buatan