BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
DENPASAR
2018
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Seiringan dengan itu, dunia konstruksi mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Semakin tingginya kebutuhan akan pembangunan infrastruktur, penyerapan energi
untuk mendukung aktivitas tersebut tentunya akan sangat besar. Untuk sebuah negara
seperti Indonesia, pembangunan infrastruktur akan sangat tinggi karena mahalnya
biaya produksi bahan atau material yang akan digunakan. Untuk meminimalisir
kebutuhan tersebut, perlu adanya inovasi yang mampu menekan angka produksi
material, misalnya semen. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif untuk
memanfaatkan limbah seperti cangkang telur untuk digunakan sebagai pengganti
sebagian semen khususnya sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton.
Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan dalam struktur
bangunan. Namun, semakin meningkatnya kebutuhan akan beton maka akan semakin
meningkat juga kebutuhan akan semen. Produksi semen sendiri menghasilkan emisi
CO2 yang berasal dari proses produksi klinker. Cangkang telur sebagai pengganti
sebagian semen merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan tersebut.
Cangkang telur yang terbuang sebagai limbah diolah dan dihancurkan sehingga
menghasilkan serbuk. Dalam dunia teknik sipil, penelitian yang berkaitan dengan
pemanfaatan cangkang telur sebagai pengganti sebagian semen masih sangat sedikit.
Dimana karya tulis ini memberikan kontribusi positif dalam bidang konstruksi
untuk memanfaatkan limbah cangkang telur menjadi bahan nilai guna tinggi yang
ramah lingkungan dan juga dapat dijadikan acuhan atau referensi bagi peneliti
selanjutnya.
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan wawasan
mengenai limbah cangkang telur agar dapat dikembangkan menjadi suatu solusi yang
lebih baik agar cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sebagian
semen dalam pembuatan beton.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
Beton merupakan campuran antara semen portland, agregat, air, dan terrkadang
ditambahi dengan variasi bahan tambah mulai dari bahan tambah kimia sampai
dengan bahan tambah non-kimia pada perbandingan tertentu (Tjokrodimuljo, 2007).
Sementara menurut Wuryati dan Candra (2001), beton merupakan satu kesatuan yang
homogen. Terdiri dari campuran agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu
pecah, atau jenis agregat lain) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam
perbandingan tertentu.
Beton mempunyai nilai kuat tekan yang besar namun beton tidak kuat terhadap
kuat tarik. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat
diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi
pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton
keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan
kembang susutnya kecil (Tjokrodimuljo, 2007).
Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan rencana maka dibutuhkan
adukan rencana atau yang sering disebut dengan mix design agar mendapatkan jumlah
kebutuhan material penyusun beton seperti semen, pasir, agregat kasar, agregat kasar
dan air. Material penyusun sendiri memiliki fungsi serta peranan untuk menentukan
kualitas beton yang dihasilkan.
2.1.1. Semen
Secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. Semen
tidak dapat bereaksi tanpa adanya air sebagai pereaksinya. Semen dapat dibedakan
menjadi semen hidrolik dan semen non-hidrolik.
klinker yang kemudian dihancurkan, digerus dan ditambah dengan gips dalam jumlah
yang sesuai (SNI 15-2049-2004).
Sedangkan Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras didalam air,
akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non hidrolik adalah
kapur (Mulyono, 2003).
2.1.2. Agregat
Agregat halus merupakan batuan yang mempunyai ukuran butir antara 0,15 mm
sampai 5 mm. Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau pun
tepi laut (Tjokrodimuljo, 2007). Sedangkan agregat kasar Menurut SNI 1970-2008,
adalah kerikil sebagi hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm
sampai 40 mm.
2.1.3. Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang memiliki peranan cukup penting
yakni bereaksi dengan semen dan menjadi pelumas antara butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan (Tjokrodimuljo, 2007). Pemakaian air untuk beton sebaiknya air
memenuhi syarat sebagai berikut:
Eggshell Powder merupakan butiran dari cangkang telur yang telah dihancurkan
hingga halus. Cangkang telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat
(CaCO3) dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Hunton (2005)
melaporkan bahwa cangkang telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Sementara itu,
rerata dari cangkang telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium,
kalium, natrium, seng, mangan, besi dan tembaga (Butcher dan Miles, 1990). Serbuk
5
cangkang telur/ eggshell powder merupakan limbah unggas dengan komposisi kimia
hampir sama dengan batu kapur.
Kekuatan Tekan adalah kemampuan salah satu kinerja utama beton. Kuat tekan
beton merupakan kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat
tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan
struktur dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono,
2003).
Dimana:
ƒ’c = Kuat Tekan, (MPa)
P = Beban tekan (N)
A = Luas bidang tekan (mm2)
Benda uji yang digunakan untuk pengujian nilai kuat tekan beton adalah beton
berbentuk silinder. Dimensi silinder yang dipakai diameter 150 mm dan tinggi 300
mm (MPa). Pengujian benda uji dilakukan terhadap kuat tekan dengan parameter
beban maksimum atau hingga beton mengalami keruntuhan.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Bahan
1. Serbuk cangkang telur
2. Agregat halus
3. Agregat kasar
4. Semen portland
5. Air
3.2.2. Alat
1. Cetakan beton berbentuk silinder dengan diameter 150 mm,
dan tinggi 300 mm.
2. Alat uji kuat tekan
3. Alat uji slump test
4. Ayakan agregat
5. Mesin Pengaduk Beton (Molen)
6. Timbangan
7. Gelas ukur
8. Bak perendam
9. Stopwatch
10. Vibrator
11. Cetok
12. Sekop
Persiapan material meliputi agregat kasar, agregat halus, semen dan bahan
penambah (Cangkang telur). Masing-masing bahan diuji di dalam laboratorium untuk
mengetahui karakteristik bahan seperti pemeriksaan kadar air, kadar lumpur, kadar
organic, berat volume, uji abrasi, analisa saringan, dan berat jenis. Untuk cangkang
telur, sebelum diuji dihancurkan dulu hingga ukurannya lolos saringan no 200.
7
Rencana campuran pada penelitian ini dilakukan melalui komposisi beton dengan
perbandingan 1:2:3 berdasarkan volume yang digunakan untuk menentukan jumlah
semen, agregat halus, dan agregat kasar. Direncanakan campuran beton menggunakan
faktor air semen (FAS) minimal 0,5 dan maksimum 0,6. Pada penelitian ini akan
digunakan 12 buah benda uji dengan kadar serbuk cangkang telur divariasikan pada
nilai 0%, 5%, 10%, 12,5%, 15%, dan 20%, masing-masing 2 benda uji.
Uji kuat tekan dilakukan pada saat beton berumur 28 hari. Benda uji dikeluarkan
dari bak perendam 24 jam sebelum dilakukan pengujian kuat tekan. Beton yang akan
diuji tekan terlebih dahulu diukur berat dan dimensi dari silinder beton. Pengujian
kuat tekan dilakukan secara otomatis menggunakan mesin untuk mengetahui beban
terberat yang dapat ditahan oleh silinder beton hingga hancur. Setelah dilakukan
pengujian dilakukan analisis untuk nilai kuat tekan dari beton.
3.7. Luaran
Dari pengujian kuat tekan beton untuk mendapatkan nilai compressive strength,
sehingga nantinya akan diketahui besarnya tekanan yang didapatkan dengan
menggunakan abu cangkang telur sebagai pengganti sebagian semen.
Setelah semua urutan penelitian terlaksana, maka akan didapatkan beberapa data
yang digunakan untuk membuat pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini.
Adapun data yang didapatkan adalah nilai kuat tekan beton yang nantinya akan
dianalisis.
1. Lakukan uji normalitas data yaitu sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya bisa dilakukan uji
statistic lebih lanjut.
2. Lakukan uji beda dengan fasilitas yang ada di statistik seperti uji beda T. test
untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai
rata-rata yang berbeda. Uji beda T, test dilakukan dengan cara membandingkan
perbedaan dengan dua nilai rata-rata dengan standar eror sesuai dengan taraf
kemaknaan dari analisis data yang dilakukan.
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
Gideon H., Kesuma, et al., Pedoman Pengerjaan Beton. Cetakan Ketiga, Jakarta: PT.
Erlangga. 1994.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Gregorius Benediktus Kia
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Sipil
4 NIM 1705222010104
5 Tempat dan Tanggal Lahir Puor, 08 Juli 1999
6 Alamat E-mail reganwadan19@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082237332987
BIODATA ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dichtermon Ina Dangga Loma
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Sipil
4 NIM 1705222010101
5 Tempat dan Tanggal Lahir Waingapu, 03 April 1999
6 Alamat E-mail Inadanggaloma55@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082359166518
BIODATA ANGGOTA 1I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Gisela Meisin Rut
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Sipi
4 NIM 1505222010007
5 Tempat dan Tanggal Lahir Reo, 07 Mei 1996
6 Alamat E-mail gisela.meisin@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085238997322
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ir. Ni Ketut Sri Astati Sukawati, MT
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Fakultas Teknik Sipil
4 NIDN 0006016505
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 06 Januari 1965
6 E-mail sriastatisukawati@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081338323882
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas
-
Udayana Denpasar Indonesia Jakarta
Jurusan/Prodi Teknik Sipil Teknik Sipil
-
Transportasi Transportasi
Tahun Masuk-
1985-1992 1996-1998 -
Lulus
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Analisis Kebutuhan Areal dan
Karakteristik Parkir Di Pasar Mandiri 2013
Kreneng
2 Analisis Tingkat Kebisingan Lalu
Mandiri 2017
Lintas Di Kawasan Rumah Sakit
3 Analisis Dampak Relokasi Pasar
Badung Terhadap Kinerja Lalu
Mandiri 2017
Lintas Di Jalan Cokrominoto
Denpasar
18
19
Alokasi
Program Bidang
No Nama / NIM waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
Sebagai ketua
kelompok,
mengkoordinasikan
Gregorius
Teknik 10 jam / tugas masing-
1 Benediktus Kia / Teknik
Sipil minggu masing anggota
1705222010104
kelompok dan
mengevaluasi hasil
kerja kelompok
Menyusun jadwal
kegiatan dan
berhubungan
dengan pihak-pihak
Dichtermon Ina
Teknik 8 jam / yang bersangkutan
2 Dangga Loma / Teknik
Sipil minggu dengan kegiatan
1705222010101
penelitian, seperti
ijin melakukan
penelitian dan
surat-surat tugas
Mengurus
administrasi
Gisela Meisin
Teknik 8 jam / kelompok dan
3 Rut / Teknik
Sipil minggu dokumentasi
1505222010007
pelaksanaan
kegiatan penelitian
21