Anda di halaman 1dari 6

HIDROLOGI

TUGAS 4

DISUSUN OLEH:

SYAIFUL IDRIS

201049

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III


TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN AIR
POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
SOAL LATIHAN 4

1. Diketahui Curah Hujan Rencana pada 3 periode ulang:


R5 = 58 mm
R10 = 62 mm
R50 = 80 mm
Hitung Intensitas Hujan dengan lama waktu hujan:
t = 5 jam
t = 10 jam
t = 20 jam
Buatlah Grafik IDF dengan rumus mononobe sebagai berikut:

Jawaban:
Tabel 1. Perhitungan Intensitas Hujan
Curah Hujan Rencana
Waktu
No. R5 R10 R50
Hujan (t)
58 62 80
20.11 21.49 27.73
1. 1
0 6 7
12.66 13.54 17.47
2. 2
8 2 3
10.33 13.33
3. 9.667 3
4 4
11.00
4. 7.980 8.530 4
7
5. 6.877 7.351 9.486 5
6. 6.090 6.510 8.400 6
7. 5.495 5.874 7.579 7
8. 5.027 5.374 6.934 8
9. 4.647 4.968 6.410 9
10. 4.332 4.631 5.975 10
11. 4.065 4.346 5.607 11
12. 3.836 4.101 5.291 12
13. 3.637 3.888 5.016 13
14. 3.462 3.700 4.775 14
15. 3.306 3.534 4.560 15
16. 3.167 3.385 4.368 16
17. 3.041 3.251 4.195 17
18. 2.928 3.130 4.038 18
19. 2.824 3.019 3.895 19
20. 2.729 2.917 3.764 20
21. 2.642 2.824 3.644 21
22. 2.561 2.738 3.532 22
23. 2.486 2.658 3.429 23
24. 2.417 2.583 3.333 24
GRAFIK IDF
10.000
9.486
9.000

Curah Hujan Rencana (R)


8.000
7.351
7.000
6.877
6.000 5.975
5.000 4.631
4.000 4.332
3.764
3.000 2.917
2.729
2.000
1.000
0.000
5 10 20
Waktu Hujan (t)

R5 R10 R50

Grafik 1. IDF Intensitas Hujan


Dari perhitungan dan grafik intensitas hujan di atas, maka di dapatkan nilai curah hujan
rencana pada waktu 5 jam, 10 jam dan 20 jam sebagai berikut:
a. t = 5 jam
R5 = 6,877 mm
R10 = 7,351 mm
R50 = 9,486 mm
b. t = 10 jam
R5 = 4,332 mm
R10 = 4,631 mm
R50 = 5,975 mm
c. t = 20 jam
R5 = 2,729 mm
R10 = 2,917 mm
R50 = 3,764 mm
2. Untuk mendapatkan kedalaman hujan jam-jaman dari data hujan harian ada 4 metode yang
bisa digunakan yaitu:
a. Distribusi Hujan Seragam
b. Distribusi Hujan Segitiga
c. Alternating Block Method (ATM)
d. Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto
Uraikan dan jelaskan masing-masing metode diatas!
Jawaban:
a. Distribusi Hujan Seragam
Metode distribusi hujan seragam merupakan cara sederhana untuk mendapatkan
distribusi hujan jam-jaman. Dengan mengasumsikan hujan rancangan sebesar p mm
terdistribusi secara merata selama durasi hujan rancangan sebesar T d yang telah
ditetapkan.
b. Distribusi Hujan Segitiga
Metode distribusi hujan segitiga mengasumsikan bahwa kedalaman hujan jam-jaman
terdistribusi mengikuti bentuk segitiga. Hyetograph segitiga bisa dibentuk setelah
kedalaman hujan rancangan p dan durasi hujan Td diketahui. Dalam metode ini, luas
segitiga merupakan nilai kedalaman hujan dan kordinat puncak hyetograph yang
dihitung dengan rumus:

Faktor koefisien r yang didefinisikan sebagai rasio waktu terjadi intensitas hujan puncak
TP dengan nilai total berdurasi Td untuk menetapkan waktu terjadinya intensitas hujan
puncak. Penentuannya menggunakan rumus:

Nilai r rumusnya ditetapkan sebesar 0,3 sampai 0,5. Jika r ditetapkan sebesar 0,5 maka
puncak hyetograph akan terletak pada pertengahan lama hujan.
c. Alternating Block Method (ATM)
Metode ATM merupakan cara sederhana untuk membuat hyetopraph rencana dari kurva
IDF. Hyetograph rencana yang dihasilkan adalah hujan yang terjadi dalam n rangkaian
interval waktu yang berurutan dengan durasi ∆t selama waktu Td = n ∆t. Untuk periode
ulang tertentu, intensitas hujan diperoleh dari kurva IDF pada setiap durasi waktu ∆t,
2∆t, 3∆t dan seterusnya. Kedalaman hujan diperoleh dari perkalian antara intensitas
hujan dan durasi waktu tersebut. Perbedaan antara nilai kedalaman hujan yang berurutan
merupakan pertambahan hujan dalam interval waktu ∆t. Pertambahan hujan tersebut
diurutkan kembali ke dalam rangkaian waktu dengan intensitas hujan maksimum berada
pada tengah-tengah durasi hujan Td dan sisanya disusun dalam urutan menurun secara
bolak- balik. Dengan demikian maka terbentuklah hyetograph rencana.
d. Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto
Metode distribusi hujan tadashi tanimoto merupakan metode distribusi hujan terhadap
besaran hujan hasil analisis frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian tadashi tanimoto
bahwa untuk keperluan penetapan tinggi hujan jam-jaman ditetapkan selama 8 jam.

Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto 8 jam-jaman ialah perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui apakah banjir tahunan dari hujan 2 harian berpotensi menimbulkan banjir di
periode ulang berapa tahunan dari debit banjir tahunan. Perhitungan debit banjir periode
ulang berdasarkan hujan daerah 2 harian maksimum tahunan menggunakan distribusi
hujan Tadashi Tanimoto. Proses perhitungan hujan daerah dari 2 harian maksimum
tahunan sama seperti dalam perhitungan hujan harian maksimum tahunan. Di pilih hujan
daerah maksimum dari kedua stasiun hujan.

Anda mungkin juga menyukai