Anda di halaman 1dari 3

Praktikum 7 Neraca Air dan Alokasi Air

OPERASI WADUK

Oleh

KELOMPOK 5
 Beti Maharani 201017
 Muhammad Rizqi Maulana Ridwan 201018
 Rifqah Nuurul Aziizah 201019
 Rizal Septiarta 201028
 Rahman Abdul Aziz 201051

PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN AIR
POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM SEMARANG
2020/2021
OPERASI WADUK
Dr. Ir Agung Bagiawan Ibrahim, M.Eng
 Pengertian operasi waduk:
Operasi waduk adalah pengendalian air dari waduk untuk kebutuhan air dan pengendalian
banjir.
Tujuan: menyimpan air pada musim hujan untuk mengurangi banjir dan mengeluarkan
cadangan air untk pemenuhan musim kemarau.
1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi
2. Penyusunan POW dan ROTW
3. Pelaksanaan operasi waduk
4. Monitoring, pengendalian operasional dan evaluasi
5. Penyusunan laporan dan dokumentasi
 Ketentuan POW:
1. Tata sara pemeliharaan air
2. Kebutuhan air.
3. Kapasitass sumber di hilir
4. Dibuat berdasrkan elevasi, karakteristik dan fungsi waduk.(Waduk tunggal/ganda)
5. Diwujudkan dalam rule curve (pedoman pengoperasian waduk). Untuk kondisi muka air
tinggi, sedang atau rendah, serta besarnya inflow.

 Waduk yang terendap oleh sedimentasi:


Dibagi menjadi 3 :
1. Tampungan Mati (Dead Storage) adalah suatu wadah atau tempat yang terletak di
bawah tinggi muka air minimum.
2. Tampungan Hidup (Live Storage) adalah tampungan yang berada diantara genangan
minimum dan genangan normal.
3. Tampungan Banjir (Flood Storage) adalah tampungan yang berada diatas genangan
maximum muka air.

 Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pola operasi waduk:


1. Jadwal pengisian dan pengeluaran air.
2. Perkiraan debit aliran air masuk.
3. Kebuuhan air yang harus dipenuhi.
4. Pengeluaran air dari waduk lain.
5. Pengeluaran air ke hilir.
6. Jdwal pemeliharaan bangunan.
7. Penurunan muka air waduk.
8. CWL.
 Sektor analisis kebutuhan air
1. Irigasi
2. PLTA
3. Air baku
4. Pengendalian banjir
5. Lingkungan
 ROTW:
ROTW berfungsi sebagai panduan pengaturan air harian rutin waduk untuk memenuhi
kebutuhan air di hilir selama satu tahun.
 Dasar Penyusunan ROTW
a. Ketinggian muka air pada awal tahun
b. Informasi perkiraan musim dari BMKG
c. Perkiraan debit andalan inflow
d. Kondisi unit pembangkit listrik
e. Rencana tahunan kebutuhan air
f. Sasaran khusus produksi listrik/padi
 Pelaporan:
Pelaporan yaitu menyusun pelaporan dengan cara pencatatan data hidrologi, elevasi waduk
dan pengoperasiannya kepada instansi-instansi terkait atau data hasil monitoring.
 Pencatatan data:
a. Hidrologi dan klimatologi.
b. Operasional waduk.
c. Waktu pencatatan.
 Evaluasi:
Membandingkan hasil pencatatan data hidrologi dan operasional dengan ROTW.
 Penyusunan pola pintu waduk kaskade
Batasan-batasan yang dipertimbangkan dalam penetapan pola operasi waduk kaskade
adalah tinggi muka air lebih besar atau sama dengan tinggi muka air awal, tinggi muka air
masing-masing waduk harus lebih kecil atau sama dengan tinggi maksimum operasi waduk
(tampungan air berkurang), tinggi muka air masing-masing waduk lebih tinggi dari
minimum operasi waduk, jika tidak PLTA tiap waduk tidak bisa beroperasi apabila sistem
listrik interkoneksi dalam keadaan darurat, debit air keluar dari waduk multiguna atau
kebutuhan air, jika tidak sawah akan kekeringan dan volume efektif waduk harus
proporsional terhadap volume efektif totalnya, agar keseimbangan waduk dapat tercapai dan
operasional waduk tidak terganggu. Contoh pengoperasian waduk kaskade yaitu seperti di
Saguling, Cirata, Jatiluhur.
 Tahapan penyusunan ROTW kaskade
a. Perhitungan besarnya inflow masing-masing waduk
b. Menetapkan tinggi muka air awal
c. Membuat batasan atau koridor dari masing-masing pola operasi waduk

Anda mungkin juga menyukai