Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS POTENSI PENERAPAN SISTEM RAINWATER

HARVESTING PADA KAMPUS II UNIVERSITAS TARUMANAGARA.

Vicky Muroby 1, Wati A. Pranoto2


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara
vicky.muroby@gmail.com | watip@ft.untar.ac.id

Abstrak

Indonesia merupakan wilayah dengan curah hujan yang tinggi mencapai 2263 mm per tahun dan cenderung
terdistribusi secara merata sepanjang tahun tanpa ada perbedaan yang mencolok antara musim hujan dan
kemarau. Potensi sumber air bersih alami ini, apabila di manfaatkan dalam bentuk sistem Rainwater Harvesting
di lokasi Kampus II Universitas Tarumanagara dapat menghemat air bersih per harinya sekitar 20,3075% pada
hari hujan dari kebutuhan air harian menurut perhitungan SNI 03-7065-2005. Sedangkan menurut data tagihan
bulanan air, sistem Rainwater Harvesting apabila diterapkan dapat menghemat air sebesar 61,3752% pada hari
hujan. Biaya air PAM yang dapat dihemat per tahun sebesar Rp 98.789.619,-. Kemudian bak penampung yang
dibutuhkan untuk menampung air hujan total sebesar 75 m3.

Kata Kunci : rainwater harvesting, penghematan air

Abstract

Indonesia is one of the region which receives up to 2263 mm of rainfall each year and tend to distributed equally
throughout the year without any significant differences between wet and dry season. This potential natural water
source if utilized in the form of Rainwater Harvesting at Campus II Tarumanagara University could save around
20,3075% of daily tap water usage on rainy days, based on daily water demand using SNI 03-7065-2005
calculation standard. Meanwhile based on average water usage from monthly tap water bill, this system could
save around 61,3752% of daily tap water usage on rainy days. Each year this system could save around
Rp 98.789.619,- from tap water bill. Around the volume of 75 m3 water storage are needed to store the rainwater.

Keywords: rainwater harvesting, water saving.


yang tidak terkendali disebabkan oleh
PENDAHULUAN cakupan pelayanan penyedia air bersih
Pemda DKI yang terbatas dan kualitas
Latar Belakang
buruk. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif
Permasalahan lingkungan yang paling lain untuk memenuhi kebutuhan air.
penting di wilayah DKI Jakarta adalah Curah hujan tahunan di Indonesia mencapai
permasalahan yang terkait dengan aspek 2263 mm yang cenderung terdistribusi
sumberdaya air, seperti permasalahan secara merata sepanjang tahun tanpa ada
banjir, krisis ketersediaan air baku, perbedaan yang mencolok antara musim
pencemaran air dan penurunan muka air hujan dan musim kemarau. Air hujan
tanah (Harsoyo, 2010). Eksploitasi air tanah merupakan sumber air yang berkualitas

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara, NPM : 325140001
2
Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara

1|JURNAL
tinggi dimana tersedia setiap musim hujan Rumusan Masalah
dan berpotensi untuk mengurangi tekanan
terhadap pemakaian sumber air bersih Rumusan masalah yang dikemukakan
pada penelitian ini adalah bagaimana curah
(fresh water sources) (Yulistyorini, 2011).
hujan, volume air hujan yang dapat
Rainwater Harvesting (RWH) merupakan ditampung, potensi penghematan air bersih,
aktivitas pengumpulan langsung air hujan dan desain rencana bak penampungan
yang dapat disimpan untuk digunakan apabila sistem ini diterapkan.
langsung atau dapat disalurkan ke air tanah
(Julius dkk., 2013). Tujuan Penelitian
Studi perancangan sistem
Tujuan dari penelitan ini adalah
Rainwater Harvesting pada Hotel Novotel
mengetahui potensi penghematan air
Yogyakarta menunjukkan bahwa pada
apabila sistem ini diterapkan pada Kampus
musim hujan, air hujan dapat memasok
II Universitas Tarumanagara.
hingga 21% dari total kebutuhan air bersih
dalam satu bulan (Fathi dkk., 2014).
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Martin
(2009) pada desa Falelima, Samoa Siklus Hidrologi
menyatakan bahwa RWH dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan air penduduk di Siklus ini dimulai dengan penguapan
desa yang tidak terdapat akses air bersih air dari lautan. Uap yang dihasilkan dibawa
dari pemerintah. Kemudian potensi oleh udara bergerak ke atas daratan dan
penghematan air tanah akibat RWH pada sebagian lautan turun sebagai air hujan
karena terjadi kondensasi. Sebagian besar
gedung Fakultas Teknik, Universitas air hujan yang jatuh di daratan melalui
Lampung sebesar 45.3% (Nurafifa, 2017). permukaan dan bagian atas tanah menuju
Pemanenan air hujan untuk rumah tangga di aliran sungai, dan sebagian masuk ke dalam
Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara tanah menjadi bagian dari air tanah
dapat menampung 2298 L/hari selama (groundwater). Di bawah pengaruh gaya
musim hujan, cukup untuk memenuhi gravitasi, maka aliran air permukaan
(surface stream flow) dan air dalam tanah
kebutuhan air 300 L/hari (Daulay dan
sama-sama menuju tempat yang lebih
Terunajaya, 2016). rendah dan mengalir ke laut, kemudian
menguap lagi. Namun, sejumlah air
Batasan Masalah permukaan dan air dalam tanah
dikembalikan ke atmosfir oleh penguapan
Batasan masalah pembahasan yang di (evaporation) dan transpirasi
analisis dalam penelitian ini yaitu
perhitungan curah hujan menggunakan Teknologi Rainwater Harvesting
perhitungan curah hujan harian rata-rata
dan curah hujan rencana periode 2, 5, dan Rainwater Harvesting System
10 tahun. Lokasi penelitian adalah Kampus
II Universitas Tarumanagara. merupakan metode atau teknologi yang
digunakan untuk mengumpulkan air hujan
yang berasal dari atap bangunan,

2|JURNAL
permukaan tanah, jalan atau perbukitan batu penyimpanan atau tadah, yang juga harus
dan dimanfaatkan sebagai salah satu terbuat dari bahan inert, beton bertulang,
sumber suplai air bersih. Air hujan fiberglass, atau stainless steel adalah bahan
merupakan sumber air yang sangat penting yang cocok. Tangki penyimpanan dapat
terutama di daerah yang tidak terdapat dibangun sebagai bagian dari bangunan,
sistem penyediaan air bersih, kualitas air atau mungkin dibangun sebagai unit
permukaan yang rendah serta tidak tersedia terpisah letaknya agak jauh dari gedung.
air tanah. Ada berbagai teknik penerapan pemanen air
Menurut peraturan Menteri Negara hujan dapat dipilih disesuaikan dengan
Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 pasal kondisi setempat.
1 ayat 1: Pemanfaatan air hujan adalah Di beberapa tempat di Indonesia dimana
serangkaian kegiatan mengumpulkan, sumber daya air tawarnya terbatas misalnya
menggunakan, dan atau meresapkan air untuk wilayah pesisir serta pulau-pulau
hujan ke dalam tanah. Sedangkan pada kecil, daerah Kalimantan serta wilayah
pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul air pesisir serta wilayah lain, rainwater
hujan adalah kolam yang dipergunakan harvesting merupakan hal yang sudah biasa
untuk menampung air hujan yang jatuh di dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air
atap bangunan (rumah, gedung perkantoran minum. Penampungan dilakukan dari mulai
atau industri) yang disalurkan melalui skala yang kecil (rumah tangga) sampai
talang. dengan volume yang besar. Jenis ini dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah.
Berikut adalah beberapa jenis
Rainwater Harvesting:
1. Rainwater Harvesting Melalui Atap
Sebuah sistem pemanen air hujan terdiri
dari tiga elemen dasar: area koleksi, sistem
alat angkut, dan fasilitas penyimpanan.
Tempat penampungan dalam banyak kasus
adalah atap rumah atau bangunan. Luas Gambar 1. Rainwater Harvesting Melalui
efektif atap dan material yang digunakan Atap
dalam membangun atap mempengaruhi (Sumber: Hasna Nurafifa, 2017)
efisiensi pengumpulan dan kualitas air.
Sebuah sistem pengangkut biasanya terdiri 2. Sistem Penampungan Air Hujan dan
dari talang atau pipa yang memberikan air Sumur Resapan
hujan yang jatuh di atap untuk tangki air Air hujan yang jatuh pada atap rumah dapat
atau kapal penyimpanan lain. Baik dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari
drainpipes dan permukaan atap harus dengan terlebih dahulu ditampung dan
terbuat dari material lembam sepert kayu, dilakukan proses pengolahan secara
plastic, aluminium, atau fiberglass, untuk sederhana, jika penampungan sudah penuh
menghindari efek buruk dari kualitas air. air dialirkan kedalam sumur resapan.
Air akhirnya disimpan dalam tangki

3|JURNAL
Air yang tidak tertampung akan diresapkan Pembuatan embung merupakan solusi
pada sumur resapan biasa, dengan volume terbaik yang murah dan efisien. Air yang
yang disesuaikan dengan kondisi tertampung di dalam embung digunakan
dilapangan. Air yang sudah tertampung sebagai air baku air minum ataupun untuk
kedalam tangki dapat dimanfaatkan sebagai keperluan pertanian di musim kemarau.
air bersih yang dapat digunakan untuk Teknik rainwater harvesting seperti ini
keperluan mandi, cuci, kakus (MCK). Jenis cocok bagi ekosistem tadah hujan dengan
ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah. intensitas dan distribusi hujan yang tidak
pasti. Embung adalah cekungan alamiah
maupun buatan yang berfungsi untuk
menampung air, bak air hujan maupun air
yang berasal dari mata air dan sungai.
Embung tidaklah seluas danau atau telaga
maupun situ tetapi mempunyai manfaat
yang sama yaitu sebagai sarana untuk
ketimpangan air pada musim hujan dan
musim kemarau. Hal ini terjadi karena
embung dapat memperlambat mengalirnya
air dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah sehingga akan
menambah banyaknya cadangan air tanah
yang meresap di dalam tanah. Jika hal ini
Gambar 2. Sistem Penampungan Air Hujan terjadi maka kondisi air tanah di wilayah
dan Sumur Resapan tersebut akan bertambah, dan jika embung
(Sumber: Hasna Nurafifa, 2017) terletak di wilayah pegunungan seiring akan
muncul ke permukaan di daerah yang lebih
3. Pemanen Air Hujan Dengan Embung rendah berupa mata air. Embung juga dapat
Perubahan tata guna lahan yang tidak dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan
terkendali telah menyebabkan untuk usaha sampingan sebelum air itu
meningkatnya koefisien limpasan (runoff), digunakan sebagai pengairan. Jenis ini
sehingga menyebabkan air hujan yang dapat dilihat pada gambar 3 di bawah.
melimpah di musim penghujan tidak dapat
meresap kedalam tanah dan langsung
mengalir ke sungai dan terbuang ke laut.
Pengolahan air yang baik adalah
menampung kelebihan air di musim hujan,
agar bisa digunakan di musim kemarau.
Salah satu cara yang sederhana adalah
dengan pembuatan embung sebagai langkah
konservasi air sekaligus menahan laju erosi.

4|JURNAL
Rainwater harvesting dapat mengurangi
kebergantungan pada sistem penyediaan air
bersih;
4. Sebagai salah satu upaya konservasi
Rainwater harvesting merupakan teknologi
yang mudah dan fleksibel dan dapat
dibangun sesuai dengan kebutuhan.
Pembangunan, operasional dan perawatan
Gambar 3. Rainwater Harvesting dengan
Embung tidak membutuhkan tenaga kerja dengan
(Sumber: Hasna Nurafifa, 2017) keahlian tertentu.

Keuntungan Menggunakan Rainwater Perhitungan Curah Hujan Rencana


Harvesting
1. Metode Sebaran Gumbel
1. Lebih bersih
Air hujan yang dikumpulkan relatif lebih XT = Xr + S.K
bersih dan kualitasnya memenuhi
Keterangan:
persyaratan sebagai air baku air bersih
XT = Curah hujan dengan periode ulang
dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut.
T tahun
Contohnya pada daerah Samoa, Pulau
Xr = Curah hujan harian makimum rata-
Savai’i, keterbatasan sumber air bersih
rata selama n tahun pengamatan
mengakibatkan air hujan digunakan sebagai
S = Standar deviasi
sumber air bersih utama. Selain itu, Arena
{∑(𝑋−𝑋𝑟)2 }
Sumo Ryogoku Kokugikan di kota Sumida, =√ 𝑛−1
Jepang menggunakan sistem Rainwater (2.2)
Harvesting guna memenuhi kebutuhan air n = Jumlah tahun data digunakan
untuk mengguyur toilet dan pendingin k = frequency factor
udara. −√6 𝑇
= × {0.5772 + ln⁡(ln (𝑇−1))}
2. Kondisi darurat 𝜋
1 𝑛
Cs = ∑|𝑋𝑖 − 𝑋𝑟|3
Air hujan sebagai cadangan air bersih 𝑆3 (𝑛−1)(𝑛−2)
1
sangat penting penggunaannya pada saat ∑|𝑋𝑖−𝑋𝑟|4
𝑛
Ck = 𝑆4
darurat atau terdapat gangguan sistem
penyediaan air bersih, terutama pada saat
terjadi bencana alam. Selain itu air hujan Syarat: Cs < 1,1396 dan Ck < 5,4002
bisa diperoleh di lokasi tanpa membutuhkan
sistem penyaluran air;
3. Sebagai cadangan air bersih

5|JURNAL
2. Metode Log Pearson III METODOLOGI PENELITIAN

Log XT = Log Xr + S.K

Keterangan:
XT = Curah hujan dengan periode ulang
T tahun
X = Curah hujan harian makimum rata-
rata selama n tahun pengamatan
S = Standar deviasi
{∑(𝐿𝑜𝑔𝑋𝑖−𝐿𝑜𝑔𝑋𝑟)2 }
=√ 𝑛−1
n = Jumlah tahun data digunakan
𝑛 ∑(𝐿𝑜𝑔𝑋𝑖−𝐿𝑜𝑔𝑋𝑟)3
Cs = (𝑛−1)(𝑛−2)𝑆3
K = Koefisien Log Pearson III

Syarat: Cs < 0

Perhitungan Curah Hujan Harian Rata-


Rata

Metode ini menggunakan perhitungan Gambar 4. Alur Penelitian


curah hujan dengan merata-ratakan data curah
hujan harian pada hari hujan di setiap pos hujan.

Perhitungan Kebutuhan Air Gedung ANALISIS DAN PEMBAHASAN


menurut SNI 03-7065-2005
Perhitungan Luas Atap Kampus II
Menurut SNI 03-7065-2005,
Daerah tangkapan air hujan terdiri
kebutuhan air untuk gedung SMU/SMK
dari atap hall A, Hall B dan C, skylight hall
dan lebih tinggi adalah 80 Liter/siswa/hari. B dan C, hall D, dan kantin.
Maka Kebutuhan Air = Jumlah Orang x 80
Berikut luas daerah tangkapan air
hujan
 Hall A : 1024 m2
 Hall B dan C : 1091,2 m2
 Skylight Hall B dan C : 480 m2
 Hall D : 1155 m2
 Kantin : 900 m2
Maka luas atap total adalah 4650,2 m2

6|JURNAL
Perhitungan Kebutuhan Air Gedung 1272 m3. Pada tahun 2017, pemakaian air
menurut SNI 03-7065-2005 maksimum ada pada bulan Oktober sebesar
3158 m3, sedangkan pemakaian air
Jumlah pengguna gedung Kampus II minimum ada pada bulan Januari sebesar
Universitas Tarumanagara adalah 4366 1294 m3. Kemudian rata-rata pemakaian air
orang. Maka kebutuhan air hariannya bulanan tahun 2016 dan 2017 adalah
adalah 349.280 liter dan kebutuhan air 2313,307 m3.
bulanannya adalah 6.985.600 liter.

Kebutuhan Air Gedung berdasarkan Volume Air Hujan yang dapat


Data Tagihan Air PAM Ditampung

Data grafik pemakaian air tahun 2016 Luas daerah tangkapan air (atap)
dan 2017 terdapat pada gambar 5 dan 6. adalah 4650,2 m2.
Berdasarkan hasil perhitungan curah
hujan harian rata-rata, maka data yang
digunakan adalah rata-rata curah hujan
Kebutuhan Air Tahun 2016
harian Stasiun Meteorologi Kemayoran
3500 2931
2787 2710 karena letaknya berada paling dekat dengan
2580 24752633 2479
Pemakaian Air (m3)

3000 2271
2500 18961920
Kampus II Universitas Tarumanagara, yaitu
2000 1541 sebesar 15,266 mm.
1272
1500
1000
Berdasarkan hasil perhitungan curah
500 hujan rencana pada Stasiun Meteorologi
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kemayoran, Stasiun Meteorologi Maritim
Bulan Tanjung Priok, Stasiun Klimatologi
Tangerang Selatan, dan Stasiun
Meteorologi Soekarno Hatta, maka yang
Gambar 5 Grafik Pemakaian Air PAM
dianggap memenuhi syarat adalah data dari
Tahun 2016
Stasiun Meteorologi Kemayoran dengan
metode Gumbel, Stasiun Meteorologi
Maritim Tanjung Priok dengan metode Log
Kebutuhan Air Tahun 2017 Pearson III, dan Stasiun Klimatologi
3158
3500 3090
2894 Tangerang Selatan dengan metode Log
25502509
Kebutuhan Air (m3)

3000
2500
2315
2056 2112 1956
Pearson III. Hasil perhitungan volume air
1755
2000 1294
hujan yang dapat ditampung terdapat pada
1500 tabel 2 di bawah
1000
500
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Gambar 6 Grafik Pemakaian Air PAM


Tahun 2017

Maka pada tahun 2016, pemakaian air


maksimum ada pada bulan Mei sebesar
2931 m3, sedangkan pemakaian air
minimum ada pada bulan Februari sebesar

7|JURNAL
Tabel 2. Volume Air Hujan yang dapat penghematan air bersih per hari adalah
Ditampung 20,3249 %.
Volume
Data Data Hujan Periode (liter) 2. Perbandingan dengan Kebutuhan Air
2 712377,5093 menurut Data Tagihan Air
Stasiun
Meteorologi 5 951577,4461
Kemayoran Berdasarkan perhitungan kebutuhan air
10 1109948,618
menurut data tagihan air, rata-rata
Stasiun 2 640567,7863
pemakaian air per bulan tahun 2016 dan
Curah Meteorologi 5 915212,0092 2017 adalah 2313,307 m3 dan rata-rata
Hujan Maritim
pemakaian air per hari adalah 115,6654 m3.
Rencana Tanjung 10 1067890,318
Maka penghematan air bersih per hari
Priok
adalah 61,3752 %.
Stasiun 2 572130,7853
Klimatologi 5 865805,0856
Tangerang
Selatan 10 1036660,568 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik


Penghematan Tagihan Air PAM
beberapa kesimpulan berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitugan, maka
Harga air PAM adalah Rp 9.800,- /
didapat curah hujan harian rata-rata
m3. sebesar 15,266 pada hari hujan.
2. Berdasarkan perhitungan curah hujan
Volume air hujan yang dapat
harian rata-rata dan luas area
ditampung dari perhitungan curah hujan
tangkapan sebesar 4650,2 m2, maka
harian rata-rata adalah 70,9899 m3 per hari.
volume air hujan yang dapat
Maka penghematan dalam 1 tahun (142
ditampung pada 1 hari hujan sebesar
hari hujan) sebesar Rp 98.789.619,-.
70,9299 m3.
3. Berdasarkan kebutuhan air menurut
Analisis Ketersediaan Air Hujan
SNI 03-7065-2005, maka didapat
terhadap Kebutuhan Air
kebutuhan air bersih per hari nya
sebesar 349,280 m3. Sementara yang
Ketersediaan hujan menggunakan
tersedia dari hujan rata-rata adalah
data curah hujan harian rata-rata, yaitu
70,9299 m3 air hujan dalam 1 hari.
dengan curah hujan per hari dalam 142 hari
Maka penerapan Rainwater
hujan sebesar 15,266 mm, dapat
Harvesting dapat menghemat air
menampung 70,9899 m3 air per hari atau
sebesar 20,3075% pada hari hujan.
840.0478 m3 air hujan per bulan.
4. Berdasarkan pemakaian air dari data
tagihan air tahun 2016 dan 2017, rata-
1. Perbandingan dengan Kebutuhan Air
rata pemakaian air per hari adalah
menurut SNI 03-7065-2005
115,6654 m3. Sementara yang
tersedia dari dari data curah hujan
Berdasarkan perhitungan menurut SNI
harian rata-rata adalah 70,9299 m3 air
03-7065-2005, kebutuhan air pada kampus
hujan dalam 1 hari. Maka penerapan
II adalah 349,28 m3 per hari dan kebutuhan
Rainwater Harvesting dapat
bulanannya adalah 6.985,6 m3. Maka
menghemat air sebanyak 61,3752 %
pada hari hujan.

8|JURNAL
5. Berdasarkan hasil analisis, maka Austin: Texas Water Development
penghematan air bersih apabila sistem Board
Rainwater Harvesting diterapkan
sebesar 20,3075 – 70,9299 %. Badan Standardisasi Nasional. 2005. SNI
6. Berdasarkan data curah hujan harian 03-7065-2005: Tata Cara
rata-rata, dengan volume air hujan Perencanaan Sistem Plambing
yang dapat ditampung per hari
sebesar 70,9899 m3 dan dengan harga Data Online Pusat Database – BMKG,
air PAM adalah Rp 9.800,- per m3, (http://dataonline.bmkg.go.id/data_i
maka biaya air yang dapat dihemat klim)
per tahun adalah Rp 98.789.619,-
dengan perhitungan 142 hari hujan Daulay dan Terunajaya. 2016. Pemanenan
dalam 1 tahun. Air Hujan (Rain Water Harvesting)
7. Untuk menampung air hujan, sebagai Alternatif Pengelolaan
dibutuhkan 6 buah bak beton, antara Sumber Daya Air di Rumah Tangga.
lain bak berdimensi 2x2x2 m Medan: Universitas Sumatera Utara
sebanyak 2 buah, 5x2x1,3 m
sebanyak 2 buah, 4,5x2x2 m Fathi, Ahmad Saiful, et al. 2014.
sebanyak 1 buah, dan 5x1,5x2 m Perancangan Sistem Rain Water
sebanyak 1 buah dengan total volume Harvesting, Studi Kasus: Hotel
penampung air hujan adalah 75 m3. Novotel Yogyakarta. Yogyakarta:
Teknofisika, Vol.3 No. 2 Edisi Mei
SARAN 2014, Issn 2089-7154

Berdasarkan hasil analisis, maka Google Earth,


disarankan agar dibuat desain lebih rinci (https://earth.google.com/web)
beserta perhitungan rencana anggaran biaya
(RAB) untuk penerapan Rainwater Harsoyo, Budi. 2010. Teknik Pemanenan
Harvesting ini di Kampus II Universitas Air Hujan (Rain Water Harvesting)
Tarumanagara. sebagai Alternatif Upaya
Agar hasil lebih akurat, dibutuhkan Penyelamatan Sumberdaya Air di
data curah hujan yang lebih banyak dari Wilayah DKI Jakarta. Jakarta:
pos-pos hujan yang tersebar di sekitar Jurnal Sains & Teknologi
Jabodetabek. Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2,
2010: 29-39
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, Yosef. 2016. Buku Kuliah:
Andri. 2014. Metode Rainwater Harvesting Drainase. Universitas Tarumanagara.
sebagai Salah Satu Upaya dalam
Mengurangi Limpasan di Area Julius, et al. 2013. Rainwater Harvesting
Kampus 1 Universitas (RWH) – A Review. International
Tarumanagara. Skripsi. Universitas Journal of Innovative Research &
Tarumanagara Development Page 925

Bachardy, Matthew, et al. 1997. Texas Martin, Timothy M. 2009. “An Analysis of
Guide to Rainwater Harvesting. Household Rainwater Harvesting

9|JURNAL
Systems in Falelima, Samoa”. (Rainwater Harvesting System) di
Thesis. Michigan Technological Perumahan Bone Biru Indah Permai
University Kota Watampone dalam Rangka
Penerapan Sistem Drainase
Meliala, Febrina Rachmadin. 2015. Berkelanjutan. Malang: Jurnal
Pemanfaatan Air Hujan melalui Teknik Pengairan, Volume 8,
PAH dan Biopori dalam Mereduksi Nomor 1, Mei 2017, hlm 26-38.
Beban Drainase pada Kawasan
Pemukiman (Studi Kasus: Kawasan Triatmojo, Bambang. 1995. Hidrolika II.
Banjir Pemukiman di Kelurahan Yogyakarta: Beta Offset.
Kedung Lumbu, Surakarta). Skripsi.
Universitas Sebelas Maret. UNEP International Technology Centre.
2001. Rainwater Harvesting.
Nurafifa, Hasna. 2017. Evaluasi Kinerja Murdoch University of Western
Rainwater Harvesting di Australia.
Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Lampung. Skripsi. Yulistyorini, Anie. 2011. Pemanenan Air
Universitas Lampung Hujan sebagai Alternatif
Pengelolaan Sumber Daya Air di
Pangkalan Data Perguruan Tinggi Perkotaan. Malang: Jurnal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Teknologi dan Kejuruan, Vol. 34,
Pendidikan Tinggi, No. 1, Februari 2011:105-114
(https://forlap.ristekdikti.go.id/perg
uruantinggi)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 Tahun 2009
Tentang Pemanfaatan Air Hujan.

Qomariyah, Siti, et al. 2016. Analisis


Pemanfaatan Air Hujan dengan
Metode Penampungan Air Hujan
untuk Kebutuhan Pertamanan dan
Toilet Gedung IV Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta (Studi Kasus: Gedung IV
Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta). Surakarta:
Matriks Teknik Sipil, Juni 2016:
436

Song, et al. 2009. Rainwater Harvesting as


a Sustainable Water Supply Option
in Banda Aceh. Desalination 248:
233-240.

Suhardjono, et al. 2017. Pemanfaatan


Sistem Pemanenan Air Hujan

10 | J U R N A L

Anda mungkin juga menyukai