Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2.

November 2016 ISSN 2477-3891


Seri Sains dan Teknologi

ANALISIS CURAH HUJAN EFEKTIF DAN CURAH HUJAN DENGAN BERBAGAI PERIODE
ULANG UNTUK WILAYAH KOTA TASIKMALAYA DAN KABUPATEN GARUT

Asep Kurnia Hidayat1), Empung2)


1,2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya
e-mail : asepkurnia@unsil.ac.id1, empung@unsil.ac.id2

Abstrak
Curah hujan efektif merupakan besaran curah hujan yang langsung dapat dimanfaatkan tanaman pada
masa pertumbuhannya. Besaran curah hujan efektif digunakan rumus Hazra, dimana hujan efektif dihitung
berdasarkan urutan dari yang terkecil. Rerata curah hujan sepuluh tahun terakhir Kota Tasikmalaya lebih
tinggi dibandingkan Kabupaten Garut. Rerata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan
terendah pada bulan Agustus. Curah hujan efektif maksimum r 80 Kota Tasikmalaya (83,46 mm/bulan ) 89,7
% lebih besar dari curah hujan efektif maksimum r 80 Kabupaten Garut (44,00 mm/bulan). Curah hujan
efektif maksimum r 50 Kota Tasikmalaya (152,75 mm/bulan) 98,25 % lebih besar dari curah hujan efektif
maksimum r 50 Kabupaten Garut (77,05 mm/bulan).R ef padi Kota Tasikmalaya (58,42 mm/bulan) 89,67 %
lebih besar daripada r ef padi Kabupaten Garut (30,80 mm/bulan). R ef palawija Kota Tasikmalaya (106,93
mm/bulan) 98,23 % lebih besar daripada r ef padi Kabupaten Garut (53,94 mm/bulan).Periode ulang curah
hujan Kota Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan periode ulang curah hujan Kabupaten Garut. Hasil
penelitian curah hujan efektif padi dan palawija dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pola tanam
untuk hasil maksimal.Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data dari berbagai STA di Kabupaten
Garut dan Kota Tasikmalaya untuk melihat pengaruh tofografi kedua wilayah terhadap curah hujan.

Kata Kunci : Curah hujan efektif, r 80, r 50, periode ulang.

Abstract

Effective precipitation is the amount of rainfall that can be used directly on the plants during growth. The
quantity of rainfall effectively used formula Hazra, where effective rainfall calculated based on the sequence
of the smallest. Average rainfall last ten years Tasikmalaya higher than Garut. The highest mean monthly
rainfall occurs in December and the lowest in August. The maximum effective rainfall r 80 Tasikmalaya
(83.46 mm / month) 89.7% greater than the maximum effective rainfall r 80 Garut (44.00 mm / month). The
maximum effective rainfall r 50 Tasikmalaya (152.75 mm / month) 98.25% greater than the maximum
effective rainfall r 50 Garut (77.05 mm / month). R ef rice Tasikmalaya (58.42 mm / month) 89.67% greater
than r ef rice Garut regency (30.80 mm / month). R ef crops Tasikmalaya (106.93 mm / month) 98.23%
greater than r ef rice Garut regency (53.94 mm / month). Return period rainfall Tasikmalaya higher than the
return period rainfall Garut. The results of the research of effective precipitation rice and pulses can be used
as a material consideration cropping pattern for maximum results. Future studies should use data from a
variety of STA in Garut and Tasikmalaya City to see the influence of both regions tofografi to precipitation.

Keywords: Effective precipitation, r 80, r 50, return period

I. PENDAHULUAN
yang terjadi hanya dua, yaitu musim hujan (basah)
Indonesia adalah negara yang dilalui oleh garis
dan kemarau (kering)[1].
khatulistiwa oleh karena itu suatu negara yang
dilalui garis ini memiliki pola iklim yang sama Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke
sepanjang tahun. Pola yang dominan adalah permukaan bumi yang berupa hujan, salju, embun,
hangat dan basah atau hangat dan kering dan yang sejenis. Indonesia termasuk daerah
sepanjang tahun. Sebagian besar daerah tropis sehingga yang paling dominan jenis
khatulistiwa juga ditandai sebagai yang lembab. presipitasi yang terjadi adalah hujan. Menurut
Karena Indonesia dilalui garis ini, maka iklim Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hujan

121
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Seri Sains dan Teknologi

adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara tanaman terutama padi, hujan yang
karena proses pendinginan. diperhitungkan adalah curah hujan efektif, yaitu
hujan yang langsung dimanfaatkan oleh tanaman
Pola umum curah hujan di Indonesia
untuk memenuhi kebutuhannya selama masa
dipengaruhi oleh letak geografis, Indonesia yang
pertumbuhan. Proposal penelitian ini akan
dilalui garis khatulistiwa menyebabkan sepanjang
membandingkan curah hujan efektif dan curah
tahun disinari matahari. Pada umumnya besaran
hujan berbagai periode ulang untuk kepentingan
curah hujan di Indonesia tidak sama. Curah hujan
kebutuhan air untuk tanaman padi dan penentuan
rata-rata di Indonesia setiap tahun tidak sama,
elevasi mercu bendung yang ada di wilayah Kota
tetapi secara umum besar curah hujan adalah
Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.
sebesar 2000 – 3000 mm per tahun. Provinsi Jawa
Barat memiliki curah hujan rata-rata per tahun Kondisi pos penakar hujan di kedua wilayah
adalah 2000 – 4000 mm dan merupakan curah Tasikmalaya dan Garut tersebar, maka penentuan
hujan tahunan rata-rata tertinggi di Indonesia[2]. curah hujan harus berdasarkan curah hujan rata-
rata karena kemungkinan besar curah hujan pada
Sampai saat ini sebagian besar masyarakat di
masing-masing pos tidak sama. Curah hujan rata-
Indonesia masih mengandalkan pertanian sebagai
rata bisa dipakai untuk perhitungan besar curah
sumber kehidupan, meskipun dengan adanya
hujan dengan periode ulang tertentu, serta bisa
perkembangan kota tetapi pemerintah tetap
juga untuk menghitung curah hujan efektif yang
berusaha untuk mengoptimalkan dan
sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan air
mengembangkan kembali areal pertanian. Salah
untuk tanaman padi. Menurut Yunus dkkdi Kab
satu bentuk komitmen pemerintah adalah dengan
Aceh Barat, bahwa penyusunan model imbangan
membangun beberapa infrastruktur keairan
air di sawah adalah hujan efektif dasar,
terutama pembangunan bendung dan bendungan.
evapotranspirasi, perkolasi, perubahan tampungan
Infrastruktur keairan yang baru selesai dibangun
di lahan dan perubahan lengas tanah di zona
di Jawa Barat adalah Bendung Copong di
perakaran[4]. Dari analisis dengan menggunakan
Kabupaten Garut dan Waduk Jatigede di
data sekunder di daerah studi, hasil simulasi
Kabupaten Sumedang.
menunjukkan bahwa perbandingan hujan efektif
Dalam bidang pertanian khususnya tanaman hasil simulasi lebih besar dari pada hujan efektif
padi, air mempunyai peranan yang penting bagi hasil rumus empiris menurut Standar Perencanaan
pertumbuhan tanaman. Keberadaan air bagi Irigasi KP-01. Menurut Dirwan dkk
tanaman juga harus dikelola dan dikendalikan di Kab Aceh Besar, pernah meneliti bahwa tinggi
dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. pematang sawah berpengaruh terhadap besar
Kelebihan air pada tanaman akan terjadi curah hujan efektif[5]
pembusukan, sedangkan kekurangan air tanaman
Hujan merupakan gejala meteorologi dan juga
akan mengalami kekeringan sehingga akan terjadi
unsur klimatologi. Hujan adalah hydrometeor
kegagalan pertumbuhan.
yang jatuh berupa partikel-partikel air yang
Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut mempunyai diameter 0.5 mm atau lebih.
merupakan bagian dari Propinsi Jawa Barat. Kota Hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan
Tasikmalaya memiliki curah hujan rata-rata sedangkan yang tidak sampai tanah disebut
tahunan sebesar 3000 - 4000 mm. Dengan rata- Virga[6]. Selain itu hujan juga bisa diartikan
rata bulanan berkisar antara 300 – 400 mm. adanya perubahan wujud dari benda cair menjadi
Sedangkan Kabupaten Garut memiliki curah benda padat yang membentuk awan yang
hujan rata-rata tahunan sebesar 2589 mm[2]. memiliki massa yang berat sehingga jatuh ke
Besaran curah hujan sangat berpengaruh permukaan bumi. Berikut ini adalah jenis-jenis
terhadap areal pertanian, kapasitas drainase, dan hujan yang lazim terjadi:
bangunan air di kedua daerah tersebut. Besaran 1. Hujan Siklonal
curah hujan efektif yang terukur dan terhitung Hujan ini terjadi karena adanya udara yang
dengan baik akan berdampak pada pengoptimalan panas, suhu tinggi yang disertai dengan angin
hasil panen terutama pada saat pembagian air berputar. Hal ini karena adanya pertemuan antara
pada areal irigasi. Sedangkan untuk drainase dan angin pasat timur laut dan angina pasat tenggara,
bangunan air besaran curah hujan akan sangat kemudian angina itu naik terjadi penggumpalan di
membantu dalam menentukan dimensi saluran atas awan yang berada di garis khatulistiwa.
dan elevasi mercu bangunan air[3]. Khusus untuk Hujan ini biasanya terjadi di wilayah yang dilalui
122
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Seri Sains dan Teknologi

garis khatulistiwa. Sumber curah hujan sangat datangnya angin tersebut yang biasanya bergerak
deras, terdiri dari massa udara besar beberapa secara horizontal, dan angin akan bertiup terus
ratus mil dengan tekanan rendah di pusatnya dan mendaki pengunungan dan menuruni lereng tetap
angin bertiup ke pusat searah jarum jam (belahan angin tidak membawa uap air lagi sehingga di
Bumi selatan) atau berlawanan arah jarum jam lereng yang membelakangi arah datangnya angin
(belahan Bumi utara)[7]. Meski siklon dapat tidak akan turun hujan. Kemudian karena berat
mengakibatkan kematian dan kerusakan properti massa air yang semakin besar, di mana tidak
yang besar, inilah faktor penting dalam mampu di bawa oleh angin, maka turunlah hujan
penguasaan hujan atas suatu daerah, karena siklon di atas pegunungan.
dapat membawa hujan yang sangat dibutuhkan di
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air dari laut ke
wilayah kering[8].
atmosfer kemudian ke bumi dan kembali lagi ke
2. Hujan Frontal laut dan seterusnya. Air dari permukaan laut
Hujan ini terjadi karena adanya pertemuan menguap ke udara, bergerak dan naik ke atmosfer.
antara massa udara yang dingin suhu yang rendah Kemudian mengalami kondensasi dan berubah
dan massa udara panas suhu tinggi. Biasanya menjadi titik air berbentuk awan dan selanjutnya
perbedaan kedua masa tersebut bertemu di front jatuh ke bumi dan lautan sebagai hujan. Hujan
yaitu salah satu tempat yang paling mudah terjadi yang jatuh ke bumi sebagian tertahan oleh
kondensasi dan pembentukan awan. Berbagai tumbuh-tumbuhan sebagian lagi meresap ke
jenis cuaca dapat ditemukan di sepanjang front dalam tanah, jika tanah sudah jenuh maka air akan
tutupan dengan kemungkinan terjadinya badai mengalir di atas permukaan tanah yang mengisi
petir, namun biasanya jalur mereka dikaitkan cekungan, danau, sungai dan kembali lagi ke laut.
dengan penguapan massa air. Front tutupan
II. BAHAN DAN METODE
biasanya terbentuk di sekitar daerah bertekanan
rendah[9]. Penelitian curah hujan dilakukan untuk
mengetahui besar curah hujan efektif dan curah
3. Hujan Muson
hujan dengan periode ualng tertentu di wilayah
Hujan ini terjadi karena ada pergerakan semu
Kota Tasikmalaya yang diwakili satu pos hujan di
matahari dengan garis balik utara dan selatan,
perkotaan dan Kabupaten Garut yang diwakili
hujan ini turun dalam kurun waktu tertentu. Dan
satu posn hujan di perkotaan. Untuk menghasilkan
biasanya musim kemarau dan hujan, seperti yang
yang lebih baik, sebaiknya pengambilan pos hujan
terjadi di Indonesia.
diambil lebih dari satu.
4. Hujan Zenithal (Hujan konveksi)
Tahapan penelitian dimulai dari mempelajari
Hujan ini tejadi karena adanya pertemuan
studi pustaka yanga akan dipakai sebagai acuan
angina pasat timur laut dan angin pasat tenggara.
dan yang berkaitan dengan curah hujan. Langkah
Hal ini menyebabkan awan yang memiliki massa
selanjutnya adalah pengumpulan data curah hujan
berat mengalami penurunan suhu yang berakibat
masing-masing dari dua stasiun hujan. Tahapan
terjadinya kondensasi, dan terjadi turun hujan.
berikutnya adalah pengolahan data dan serta
Biasanya hujan ini berada di daerah tropis[10].
perhitungan curah hujan, mengkaji dan
5. Hujan Orografis membandingkan serta ditutup dengan kesimpulan.
Merupakan hujan yang terjadi karena adanya Lokasi penelitian dilakukan terhadap satu pos
angin yang mengandung uap air, kemudian arah hujan yang ada di kedua wilayah tersebut.
pergerakannya secara horizontal. Perjalanan angin
Cara pengumpulan data yang dipakai adalah
tersebut harus melewati pegunungan yang
mengumpulkan data primer dan sekunder dengan
menyebabkan suhu angin menjadi dingin akibat
cara survey lapangan, mendatangi langsung di
adanya proses kondensasi (saat melewati
instansi setempat, dan wawancara.
pegunungan tadi)[11].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lalu pembentukan titik-titik air yang mulai
mengendap yang akan menyebabkan terjadinya Curah Hujan
hujan pada lereng gunung yang menghadap angin

123
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Seri Sains dan Teknologi

RERATA CURAH HUJAN TAHUNAN


Garut Tasikmalaya

663,50

445,75 399,42
343,00 385,92 307,17
363,83 368,92
267,00
268,57
215,93 179,30 178,25
122,28 111,15 111,15 130,25 152,43 161,18 111,15

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 1. Grafik Rerata Curah Hujan Tahunan


Garut 2010 sebesar 268,57 mm/bulan. Rerata
Perbandingan rerata curah hujan di Kota
curah hujan terendah selama 10 tahun terakhir di
Tasikmalaya dan Kabupaten Garut beradsarkan
Kota Tasikmalaya terjadi pada tahun 2015 sebesar
data curah hujan dari STA Cimulu dan Ciroyom.
178,25 mm/bulan dan di Kabupaten Garut 2007,
Rerata curah hujan tertinggi selama 10 tahun
2008 dan 2015 sebesar 111,15 mm/bulan.
terakhir di Kota Tasikmalaya terjadi pada tahun
2013 sebesar 663,50 mm/bulan dan di Kabupaten

RERATA CURAH HUJAN BULANAN


Garut Tasikmalaya

725,40
551,80 503,80 525,00 528,40
463,80
314,50 265,10
252,20249,30 314,65
252,9 232,58 288,29 253,31 215,05
147,23 36,20 51,80
63,79 46,38 15,49 43,4 53,77

Gambar 2. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan


Rerata curah hujan bulanan tertinggi selama 10 terakhir terjadi pada bulan Agustus sebesar 36,20
tahun terakhir terjadi pada bulan Desember di mm/bulan di Kota Tasikmalaya dan di Kabupaten
Kota Tasikmalaya sebesar 725,40 mm/bulan dan Garut sebesar 15,49 mm/bulan. Pada tahun 2010
di Kabupaten Garut 314,65 mm/bulan. Rerata Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut hujan
curah hujan bulanan terendah selama 10 tahun turun sepanjang tahun.

124
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Seri Sains dan Teknologi

Curah Hujan Efektif 2. Curah Hujan Efektif Padi dan Palawija


1. Curah Hujan Efektif Maksimum
R efektif Padi dan Palawija
Curah Hujan Efektif Maksimum 500

500 0

0
Ref Padi Garut Ref Palawija Garut
Ref Padi Tsm Ref Palawija Tsm
R80 Garut R50 Garut
R80 Tasikmalaya R50 Tasikmalaya Gambar 5.Grafik Curah Hujan Efektif Padi dan
Palawija di Garut dan Tasikmalaya
Gambar 3. Grafik Curah Hujan Efektif Grafik pada Gambar 5 menunjukkan bahwa
Maksimum Garut dan Tasikmalaya. pada setengah bulan pertama Agustus sampai
Grafik pada Gambar 3 menunjukkan bahwa setengah bulan terakhir September R ef padi dan
untuk curah hujan efektif maksimum r50 Kota palawija di Kabupaten Garut maupun Kota
Tasikmalaya setiap bulannya selalu tertinggi dan Tasikmalaya sebesar 0 mm/bulan. R ef padi di
r80 Kabupaten Garut terendah. Curah hujan KabupatenGarut sebesar 0 mm/bulan mulai
efektif maksimum sebesar 0 mm/bulan yang setengah bulan pertama Juni sampai setengah
paling lama adalah r80 Garut mulai Juni setengah bulan terakhir Oktober dan R ef palawija di
bulan pertama sampai Oktober setengah bulan Kabupaten Garut sebesar 0 mm/bulan mulai
terakhir dan yang terpendek adalah curah hujan setengah bulan terakhir Juni sampai setengah
efektif maksimum r50 Kota Tasikmalaya terjadi bulan terakhir Oktober. R ef padi di Kota
pada setengah bulan pertama Agustus sampai Tasikmalaya sebesar 0 mm/bulan mulai setengah
setengah bulan terakhir September. bulan pertama Agustus sampai setengah bulan
terakhir September dan R ef palawija di Kota
RERATA CURAH HUJAN EFEKTF Tasikmalaya sebesar 0 mm/bulan mulai setengah
MAKSIMUM bulan pertama Juli sampai setengah bulan pertama
Oktober. Berdaarkan grafik di atas, perlu
152,75 diperhatikan pola tanam baik di Kota Tasikmalaya
83,46
maupun Kota Garut. Seperti untuk bulan Juli –
77,05
44,00 September sebaiknya menanam palawija lebih
diutamakan daripada menanam padi.

RERATA REF PADI DAN PALAWIJA

106,93
Gambar 4. Grafik Rerata Curah Hujan Efektif 58,42
53,94
Maksimum Garut dan Tasikmalaya 30,80
Grafik pada Gambar 4 menunjukkan curah
hujan efektif maksimum Kota Tasikmalaya
berdasarkan curah hujan dari STA Cimula sebesar
83,46 mm/bulan untuk r80 dan untuk r50 sebesar
152,75 mm/bulan sedangkan di Kabupaten Garut
44,00 mm/bulan untuk r80 dan untuk r50 sebesar
Gambar 6. Grafik Rerata Curah Hujan Efektif
77,05 mm/bulan. Curah hujan efektif maksimum
Padi dan Palawija
r80 Kota Tasikmalaya (83,46 mm/bulan ) 89,7 %
lebih besar dari curah hujan efektif maksimum r80 Grafik pada Gambar 6 menunjukkan rerata
Kabupaten Garut (44,00 mm/bulan). Curah hujan curah efektif Palawija di Kota Tasikmalaya
efektif maksimum r 50 Kota Tasikmalaya (152,75 memiliki rerata tertinggi sebesar 106,93 mm/bulan
mm/bulan) 98,25 % lebih besar dari curah hujan dan yang terendah adalah r ef padi di Kabupaten
efektif maksimum r50 Kabupaten Garut (77,05 Garut sebesar 30,80 mm/bulan. R ef padi Kota
mm/bulan). Tasikmalaya (58,42 mm/bulan) 89,67 % lebih
125
Jurnal Siliwangi Vol.2. No.2. November 2016 ISSN 2477-3891
Seri Sains dan Teknologi

besar daripada r ef padi Kabupaten Garut (30,80 pertimbangan pola tanam terutama dalam
mm/bulan). R ef palawija Kota Tasikmalaya penentuan waktu tanam untuk hasil maksimal dan
(106,93 mm/bulan) 98,23 % lebih besar daripada r penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
ef padi Kabupaten Garut (53,94 mm/bulan). data dari berbagai STA di Kabupaten Garut dan
Berdasarkan hal tersebut Kota Tasikmalaya waktu Kota Tasikmalaya untuk melihat pengaruh
tanam untuk padi dan palawija lebih panjang tofografi kedua wilayah terhadap curah hujan.
daripada Kabupaten Garut.
DAFTAR PUSTAKA
Periode Ulang Curah Hujan [1] Hanifah, A. dan. Endarwin. Analisis
Intensitas Curah Hujan Wilayah Bandung
Pada Awal 2010. Jurnal Meteorologi dan
262,42 295,96 339,39
174,62 227,44 Geofisika. 2011;12 (2): 145-148.
68,89 84,09 94,15 103,80 116,30
[2] BMKG. (2013). Prakiraan Hujan Bulanan,
X2 X5 X10 X20 X50 Retrieved Oktober, 2013, www.bmkg.co.id.
[3] Priyonugroho, A. Analisis Kebutuhan Air
Curah Hujan (mm) Garut
Irigasi (Studi Kasus pada Daerah Irigasi
Curah Hujan (mm) Tsm Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat
Lawang. Jurnal Teknik Sipil dan
Gambar 7. Grafik Periode Ulang Curah Hujan Lingkungan.2014.2 (3): 457-469.
Garut dan Tasikmalaya. [4] Yunus. dan. Amran, 2004. Analisa Curah
Grafik pada Gambar 7 menunjukan perioda Hujan Efektif Pada Sawah Tadah Hujan di
ulang curah hujan untuk X2, X5, X10, X20 dan X50 Kabupaten Aceh Barat. Yogyakarta :
Kota Tasikmalaya lebih tinggi dari Kabupaten Universitas Gadjah Mada.
Garut. [5] Dirwan. dan. Hasanah. Hujan Efektif Untuk
Padi Sawah Daerah Irigasi KruengAceh.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala.
1. Rerata curah hujan sepuluh tahun terakhir Kota 2012.
Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan [6] Tjasyono. 2006. Ilmu Kebumian dan
Kabupaten Garut. Rerata curah hujan bulanan Antariksa. Bandung : PT Rosdakarya
tertinggi terjadi pada bulan Desember dan [7] Landsea, Chris 2007. "Subject: D3) Why do
terendah pada bulan Agustus. tropical cyclones' winds rotate counter-
2. Curah hujan efektif maksimum r 80 Kota clockwise (clockwise) in the Northern
Tasikmalaya (83,46 mm/bulan ) 89,7 % lebih (Southern) Hemisphere?". National
besar dari curah hujan efektif maksimum r 80 Hurricane Center. Diakses tanggal 05-04-
Kabupaten Garut (44,00 mm/bulan). Curah 2016.
hujan efektif maksimum r 50 Kota [8] Climate Prediction Center 2005. "2005
Tasikmalaya (152,75 mm/bulan) 98,25 % lebih Tropical Eastern North Pacific Hurricane
besar dari curah hujan efektif maksimum r 50 Outlook". National Oceanic and Atmospheric
Kabupaten Garut (77,05 mm/bulan). Administration. Diakses tanggal 05-04-2016.
3. R ef padi Kota Tasikmalaya (58,42 mm/bulan) [9] Roth, David. 2007. Unified Surface Analysis
89,67 % lebih besar daripada r ef padi Manual. Hydrometeorological Prediction
Kabupaten Garut (30,80 mm/bulan). R ef Center. Diakses tanggal 05-05-2016
palawija Kota Tasikmalaya (106,93 mm/bulan) [10] Geerts, B. 2002. "Convective and stratiform
98,23 % lebih besar daripada r ef padi rainfall in the tropics". University of
Kabupaten Garut (53,94 mm/bulan). Wyoming.
4. Periode ulang curah hujan Kota Tasikmalaya [11] Pidwirny, M. 2008. "CHAPTER 8:
lebih tinggi dibandingkan dengan periode Introduction to the Hydrosphere (e). Cloud
ulang curah hujan Kabupaten Garut. Formation Processes". Physical Geography.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
hasil penelitian curah hujan efektif padi dan
palawija dapat dijadikan sebagai bahan

126

Anda mungkin juga menyukai